2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
Abstract—This study presents the findings of an explanatory research which examines the effect of
Memorable Tourism Experience (MTE) on Behavioral Intention of marine tourism travelers in West
Sumatera, Indonesia. 115 qualified questionnaires were used for the analysis. The findings of this
study reveals that only four factors of Memorable Tourism Experience – local culture, refreshment,
meaningfullness and novelty – that affected traveller’s behavioral intentions to revisit the same
destination, repractice the same tourist activities, and generate positive word-of-mouth. The research
findings contribute to a better understanding of Memorable Tourism Experience factors that enhance
positive behavioral intentions. The theoretical and managerial implication of the study results are
discussed in detail.
93
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
Selain itu di Pulau Pasumpahan dilengkapi penelitian pariwisata modern dan manajemen.
dengan sarana berupa kamar ganti, toilet, MTE telah diamati berpengaruh positif dan
mushalla, warung makanan, dan tempat berkorelasi dengan daya saing tujuan wisata
penginapan. yang berkelanjutan. Banyak penelitian yang
Jumlah wisatawan nusantara atau domestik mendukung gagasan bahwa memori memediasi
yang mendatangi Sumatera Barat pada tahun perilaku konsumen. Orang cenderung mengingat
2017 mengalami peningkatan sebesar 7% atau pengalaman masa lalu ketika mereka
mencapai lebih dari 7,8 juta orang dibandingkan memutuskan untuk melakukan perjalanan dan
tahun sebelumnya, sedangkan untuk wisatawan kemudian mencari informasi yang diperlukan
mancanegara mengalami peningkatan sebesar untuk memilih daerah tujuan (Kim & Ritchie,
5%. Namun kenaikan jumlah wisatawan ini 2014).
harus diantisipasi oleh para pengelola pariwisata. Menurut Kim, Ritchie dan Tung (2010) arti
Pengelola pariwisata harus menyadari bahwa penting dari Memorable Tourism Experience
ekonomi dunia saat ini telah berubah drastis dari adalah dapat mempengaruhi Behavioral
berbasis layananan menjadi berbasis Intention Konsumen. Konsumen cenderung
pengalaman, dan akan terus berubah sejalan bergantung pada pengalaman pariwisata yang
dengan perubahan masyarakat. Dalam mampu diingat dan dikenang dalam
pertumbuhan ekonomi yang pesat, konsumen pengambilan niat berperilaku mereka di masa
saat ini mencari pengalaman yang mempesona mendatang. Memorable Tourism Experience
panca indra, melibatkan diri mereka secara dianggap sebagai prediktor yang sangat kuat
personal serta menyentuh jiwa dan fikiran untuk mempengaruhi konsumen melakukan
mereka. Hanya berfokus kepada kualitas layanan kunjungan berulang, menyebarkan positif WOM
saat ini dianggap sudah tidak memadai dan tidak dan mengulangi aktivitas wisata yang sama.
efektif (George, 2012). Studi tentang kunjungan berulang sangatlah
Dengan disadarinya bahwa saat ini tujuan penting bagi bisnis pariwisata dari perspektif
pariwisata merupakan produk pariwisata yang ekonomi. Menarik pelanggan yang telah
menawarkan pengalaman terintegrasi kepada berkunjung sebelumnya lebih hemat biaya
konsumen, titik berat saat ini adalah bagaimana dibandingkan mendapatkan pelanggan yang
pengelola pariwisata dapat memberikan baru. Dalam pariwisata, biaya promosi untuk
pengalaman wisata yang unik, luar biasa dan menarik pengunjung berulang lebih sedikit jika
mengesankan (Memorable Tourism Experience) dibandingkan dengan menarik pengunjung
untuk wisatawan agar bisa tetap kompetitif dan pertama kali. Selain itu mempertahankan
mempertahankan keunggulan bersaing yang pelanggan setia adalah kontributor penting untuk
berkelanjutan didalam pasar yang sengit (Tsang, profitabilitas bisnis, pengunjung berulang
2016). signifikan dalam meningkatkan pendapatan
Kim, Ritchie, dan McCormick (2012) industri pariwisata (Kim & Ritchie, 2014).
mendifiniskan Memorable Tourism Experiences Selain meningkatkan kemungkinan untuk
(MTE) sebagai pengalaman pariwisata yang melakukan kunjungan berulang, MTE juga dapat
mampu diingat dan dikenang setelah memicu positif Word of Mouth (WOM),
pengalaman itu terjadi. Dalam hal ini, Kim, publisitas yang telah terbukti sebagai salah satu
Ritchie, dan McCormick (2012) bentuk promosi yang paling efektif. Oleh karena
mengembangkan skala Memorable Tourism itu MTE sangatlah penting bagi pariwisata saat
Experience (MTES), berdasarkan program ini agar dapat mencapai daya saing
penelitian yang pertama kali mengidentifikiasi berkelanjutan yang optimal (George, 2012).
komponen komponen dari pengalaman PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pariwisata. Dibantu oleh sebuah panel ahli
pariwisata terkemuka, melakukan analisa faktor Pengaruh Memorable Tourism Experience
eksploratori dan konfirmatori analisis akhirnya (MTE) : Hedonism terhadap Behavioral
diidentifikasi tujuh dimensi penting yang Intention
menjadi dasar MTES yaitu hedonisme, Menurut Kim & Ritchie (2013) kegiatan
refreshment, local culture, meaningfulness, wisata dan rekreasi didominasi oleh komponen
involvement, knowledge dan novelty hedonism. Tidak seperti kegiatan dan produk
(Chandralal & Roberto, 2013) lainnya, orang – orang cenderung mencari
Konsep Memorable Tourism Experience kesenangan atau kenikmatan (hedonism) sambil
(MTE) saat ini telah menjadi titik fokus untuk
94
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
"mengkonsumsi" produk wisata. Hal ini sejalan ditawarkan. Wisatawan yang berinterkasi dengan
dengan anggapan bahwa tujuan utama dari budaya lokal mampu membangun pengalaman
mengkonsusmsi produk yang berhubungan liburan yang unik dan mudah diingat, sehingga
dengan rekreasi atau wisata adalah untuk akan menimbulkan pengalaman yang tidak
mengejar hedonis/pengalaman. terlupakan oleh wisatawan (Kim, 2009).
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Kim, Penelitian terkait yang dilakukan Som,
Ritchie, dan Tung (2010) menemukan bahwa Marzuki, et al (2012) danpenelitian oleh
hedonism secara positif mempengaruhi Mahdzar, Shuib, et al (2015) menemukan bahwa
behavioral intention konsumen untuk melakukan Local Culture diidentifikasi sebagai faktor
kunjungan berulang, mengulang aktivitas wisata penting bagi wisatawan untuk melakukan
yang sama, dan menyebarkan positif word of kunjungan berulang. Hal ini sejalan dengan hasil
mouth. Som, Marzuki, et al (2012) juga penelitian yang dilakukan oleh Kim, Ritchie, dan
mengungkapkan bahwa hedonism Tung (2010) dan Kim & Ritchie (2013) yang
mempengaruhi wisatawan untuk melakukan menemukan bahwa Local Culture secara positif
revisit intention. mempengaruhi behavioral intention konsumen
H1: Hedonism berpengaruh positif terhadap untuk melakukan kunjungan berulang,
Behavioral intention mengulang aktivitas wisata yang sama, dan
Pengaruh Memorable Tourism Experience mennyebarkan positif word of mouth
(MTE) : Involvement terhadap Behavioral H3: Local Culture berpengaruh positif
Intention terhadap Behavioral intention
Kim (2010) menyatakan keterlibatan Pengaruh Memorable Tourism Experience
(involvement) seseorang dengan pengalaman (MTE) : Meaningfulness terhadap Behavioral
perjalanan ditemukan secara signifikan Intention
meningkatkan kenangan dengan pengalaman Menurut Kim & Ritchie (2013) pada saat ini
masa lalu. Keterlibatan para wisatawan dengan orang – orang berusaha untuk menemukan
pengalaman perjalanan merupakan faktor yang makna dalam kehidupan mereka, Oleh karena
berpengaruh untuk ingatan seseorang. Semakin itu, orang mencari pengalaman yang berarti
banyak orang terlibat atau berpartisipasi dalam (meaningfulness) dalam aktivitas perjalanan dan
suatu perjalanan wisata, maka semakin baik pula pariwisata mereka, seperti mencari pemenuhan
meraka mengingat dan menginginkan kunjungan fisik, emosional, atau spiritual melalui
kembali ke tempat wisata tersebut. pariwisata.
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Jong- Penelitian terkait yang dilakukan Mahdzar,
Hyeong Kim and J.R Brent Ritchie (2013) Shuib, et al (2015) menemukan bahwa
menemukan bahwa involvement terkait secara meaningfulness diidentifikasi sebagai faktor
positif dan signifikan dengan behavioral penting bagi wisatawan untuk melakukan
intention : melakukan kunjungan berulang, kunjungan berulang. Kim & Ritchie (2013) juga
mengulang aktivitas wisata yang sama, dan menemukan bahwa meaningfulness secara
menyebarkan positif word of mouth. Hal ini positif mempengaruhi behavioral intention
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh konsumen untuk melakukan kunjungan
Mahdzar, Shuib, et al (2015) yang menyatakan berulang, mengulang aktivitas wisata yang sama,
bahwa factor Involvement mempengaruhi dan mennyebarkan positif word of mouth
wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali. H4: Meaningfulness berpengaruh positif
H2: Involvement berpengaruh positif terhadap terhadap Behavioral intention
Behavioral intention Pengaruh Memorable Tourism Experience
Pengaruh Memorable Tourism Experience (MTE) : Refreshment terhadap Behavioral
(MTE) : Local Culture terhadap Behavioral Intention
Intention Refreshment, atau relaksasi dan
pembaharuan, merupakan komponen dasar
Murray (2010) menyatakan inti dari suatu
kegiatan pariwisata yang paling menentukan.
pengalaman wisata terletak pada interaksi
Kim & Ritchie (2013) menyatakan bahwa
pengunjung dengan masyarakat setempat,
refreshment, perasaan segar, akan mampu
mampu menyoroti bahwa industri pariwisata
mempengaruhi ingatan seseorang dalam suatu
mampu menggabungkan sikap, kompetensi,
perjalanan wisata. Seorang individu sangat
perusahaan, inovasi, keramahan orang- orang
menghargai suatu refreshment (dalam konteks
yang mampu menjadi produk wisatawan yang
95
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
ini memberikan rasa kebebasan, meyegarkan) pariwisata dan juga salah satu motivasi yang
sebagai manfaat psikologis dari pengalaman populer untuk sebuah perjalanan wisata
perjalanan mereka. (Dunman dan Matilla, 2005).
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Tsai Penelitian terkait yang dilakukan Mahdzar,
(2016) menemukan bahwa refreshment Shuib, et al (2015) menemukan bahwa novelty
merupakan faktor penting yang mempengaruhi diidentifikasi sebagai faktor penting bagi
kemauan wisatawan untuk melakukan wisatawan untuk melakukan kunjungan
kunjungan kembali atau merekomendasikan berulang. Chandralal & Valenzuala (2013) juga
tempat wisata untuk keluarga dan teman mereka menemukan bahwa novelty secara positif
di masa depan. mempengaruhi konsumen untuk mennyebarkan
H5: Refreshment berpengaruh positif terhadap positif word of mouth.
Behavioral intention H7: Novelty berpengaruh positif terhadap
Pengaruh Memorable Tourism Experience Behavioral intention
(MTE) : Knowledge terhadap Behavioral
METODE PENELITIAN
Intention
Penelitian ini dirancang untuk menguji
Pengetahuan berkaitan dengan pengalaman
variable pengaruh memorable tourism
informatif, didefenisikan sebagai mendapatkan
experience terhadap behavioral intention
informasi, yaitu kesan intelektual baru yang
wisatawan di Kawasan Wisata Bahari Sumatera
ditawarkan kepada subjek dengan pengalaman
Barat. Penelitian ini merupakan suatu penelitian
yang menghasilkan pengetahuan baru bagi
kuantitatif, dengan jenis penelitian Explanatory.
wisatawan. Tung dan Ritchie (2011)
Sebanyak 115 kuesioner disebarkan untuk
menemukan bahwa perkembangan intelektual
pengumpulan data. Metode pengambilan sampel
adalah salah satu komponen yang paling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
signifikan dari MTEs. Banyak responden
metode pengambilan sample non-probabilitas
menunjukkan bahwa pengalaman wisata yang
(non-probabilty sampling) dengan menggunakan
mereka lakukan mampu memperoleh
teknik Purposive Sampling. Adapun kriteria
pengetahuan baru tentang tujuan yang
responden dalam penelitian ini adalah wisatawan
dikunjungi dan merupakan salah satu
yang pernah berkunjung ke Kawasan Wisata
pengalaman yang tidak mudah dilupakan.
Bahari Sumatera Barat yang berasal dari daerah
Penelitian terkait yang dilakukan oleh Tsai
diluar Sumatera Barat.
(2016) menemukan bahwa knowledge
Pengambilan sampel dilakukan dengan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi
melakukan penyebaran kuesioner secara on the
kemauan wisatawan untuk melakukan
spot yang dilakukan pada 5 kawasan wisata
kunjungan kembali atau merekomendasikan
bahari di Sumatera Barat yaitu : Pulau Sirandah,
tempat wisata untuk keluarga dan teman mereka
Pulau Pagang, Pulau Pasumpahan, Pantai
di masa depan.
Carocok dan Pulau Cingkuak, serta Kawasan
H6: Knowledge berpengaruh positif terhadap
Wisata Mandeh. Penyebaran Kuesioner
Behavioral intention
penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018
Pengaruh Memorable Tourism Experience yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu dengan
(MTE) : Novelty terhadap Behavioral empat orang asisten yang telah dilatih
Intention sebelumnya.Data-data yang diperoleh melalui
Novelty dapat didefenisikan sebagai penyebaran kuesioner diolah dan dianalisis
perbedaan dalam tingkat pengalaman wisata dengan bantuan SmartPLS Version 3.0 for
yang dicari oleh pengunjung untuk tujuan Windows.
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya
yang melibatkan resiko fisik, psikologis, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
sosial demi memperoleh pengalaman yang Profil Responden
berbeda (Hirschman, 2005). Ada empat indikator 115 kuesioner digunakan dalam analisis data.
yang menjadi daya tarik wisata demi Analisis deskriptif menunjukkan bahwa
memperoleh pengalaman baru yaitu, pengalaman responden laki-laki (59,1%) lebih banyak
sekali dalam seumur hidup, memberikan daripada perempuan (40,9%). Pemeriksaan usia
keunikan, berbeda dari pengalaman sebelumnya, responden menunjukkan bahwa 75,6% berada di
dan mengalami sesuatu yang baru. Pengalaman bawah 33 tahun, sedangkan 24,4% di atas 33
baru juga menjadi konteks penting dalam tahun. Banyak wisatawan yang berwisata ke
96
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
kawasan wisata bahari di Sumatera Barat dengan model struktural dan hipotesis. Prosedur
Teman (46,1%), keluarga (30,4%) ), Mitra bisnis bootstrapping dengan 1000 iterasi dilakukan
(19,1%), dan sisanya dengan pasangan atau untuk menguji signifikansi statistik bobot sub-
bepergian sendiri. Terkait jumlah orang dalam konstruksi dan koefisien jalur (Chin, Peterson &
kelompok, banyak wisatawan yang bepergian Brown, 2008).. Empat dari tujuh hipotesis (H3,
dalam kelompok lebih dari 10 orang (34,8%), 7 - H4, H5 dan H7) menunjukkan bahwa local
10 orang (33,9%), 4-6 orang (20,9%) dan kurang culture, meaningfulness, refreshment,
dari 3 orang (10 , 4%). Terakhir, wisatawan knowledge, and novelty mempengaruhi
sudah mengunjungi wisata bahari di Sumatera behavioral intention wisatawan. Di sisi lain, 3
Barat sebanyak 1-2 kali (44,3%), 3-4 kali dari 7 hipotesis (H1, H2 dan H6) menunjukkan
(25,2%), lebih dari 6 kali (16,5%), dan 5-6 kali hedonism, involvement, and knowledge tidak
(13,9%). mempengaruhi niat perilaku wisatawan.
97
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
98
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 22, NO. 2, Agt 2020
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
associated with memorable experiences. Poria, Yaniv, Arie Reichel, and Avital Brian.
Tourism Management, 44: 34-45.
(2006). Heritage Site Management:
Kim, J-H & Ritchie,J.R.B. (2014). Cross- Motivations and Expectations. Annals of
Cultural Validation of a Memorable Tourism Tourism Research
Experience Scale (MTES) . Journal of Travel Song, H. J., Lee, C. K., Kang, S. K., & Boo, S. J.
Research 2014 53: 323 (2012). The effect of environmentally friendly
Kim, J-H., Ritchie,J.R.B. & McCormick, B. perceptions on festival visitors’ decision-
(2012). Development of a Scale To Measure making process using an extended model of
Memorable Tourism Experiences. Journal of goal-directed behavior. Tourism Management
Travel Research 2012 51(12), pp 12-25. Song, H., Lee, C., Norman, W., & Han, H.
Kim, J-H., Ritchie,J.R.B. & Vincent,Wing Sun (2012). The role of responsible gambling
Tung. (2010). The Effect of Memorable strategy in forming behavioral intention: an
Experience on Behavioral Intentions in application of a model of goal- directed
Tourism: A Structural Equation Modeling behavior. Journal of Travel Research
Approach.Tourism Analysis 15 (6), pp. 637- Sthapit, Erose. (2013). Tourists` Perceptions of
648. Memorable Experience. Testing the
Kim K, Hallab Z, Kim JN. (2012). The Memorable Tourism Scale(M.T.Es) Among
Moderating Effect of Travel Experience in a Tourists to Rovaniemi, Lapland. Pro gradu
Destination on the Relationship Between the thesis Tourism Research, EMACIM studies.
Destination Image and the Intention to Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian untuk
Revisit. Journal of Hospitality Marketing and Bisnis. Edisi 4, buku 1. Bandung.
Management 21(5): 486–505. Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran : Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung :
Analisis, Perencanaan dan Pengedalian. Jilid ALFABETTA.
1 dan 2. Edisi Millenium. Ahli Bahasa Hendra Sekaran, Uma. (2009).Research Methods For
Teguh ,SE, Ak dan Ronny A Rusli SE, Ak. Business Edisi 4, jilid 1& 2. Jakarta: Salemba
Prehalindo. Jakarta. Empat.
Lubbe, Berendien, et al,. (2017). Does one size t Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research
all? Using the same Memorable Tourist Method for Business, A Skill Building
Experience (MTE) Scale to measure MTEs Approach. John Wiley & Sons Inc.
across divergent major tourist attractions. Tung, V.W.S. & Ritchie, J.R.B. (2011) Exploring
Tourism Travel and Research Association: the essence of memorable tourism experience.
Advancing Tourism Research Globally Annals of Tourism Research 38(4), pp. 1367–
Mahdzar, Mazlina, et al,. (2015). The Role of 1386.
Destination Attributes and Memorable Zhang, Hongmei, Wu, Yan, & Buhalis,
Tourism Experience in Understanding Tourist Dimitrios. (2017). A model of perceived
Revisit Intentions. American-Eurasian J. image, memorable tourism experiences and
Agric. & Environ. Sci., 15(Tourism & revisit intention. Journal of Destination
Environment, Social and Management Marketing & Management
Sciences): 32-39.
Mat, Puad Ahmad, Som, et al,. (2012). Factors
Influencing Visitors’ Revisit Behavioral
Intentions: A Case Study of Sabah, Malaysia.
International Journal of Marketing Studies;
Vol. 4, No. 4.
Morgan, M., and F. Xu. (2009). Student Travel
Experiences: Memories and Dreams. Journal
of Hospitality Marketing & Management
Nugroho, (2005). Strategi Jitu memilih Metode
statistic Penelitian dengan SPSS, Andi
Jogyakarta.
Oppermann, Martin. (2000). Triangulation – A
Methodological Discussion. International
Journal of Tourism Research.
99