Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang
Pariwisata menjadi sektor utama di Kota Bengkulu karena dinilai sebagai sektor
strategis dan dianggap mampu untuk membangun kemandirian daerah sebagai pendorong
pertumbuhan sektor-sektor lain (Permana et al dalam Himavan Prathista Nugraha et.al.,
2013).
Menurut Undang-Undang nomor 9 tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata diartikan
sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik serta usaha-usaha yang terkait dalam bidang tersebut.
Wisata Pantai adalah salah satu bentuk pemanfaatan wilayah pesisir yang kegiatannya
menitikberatkan pada daerah pantai dengan memanfaatkan sumberdaya alam pantai, baik
yang berada di wilayah daratannya maupun wilayah perairannya (Fandeli dalam Himavan
Prathista Nugraha et.al., 2013).
Pantai Panjang Kota Bengkulu yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera dan
berbatasan langsung dengan Samudra Hindia tergolong ke dalam kategori jenis pantai lurus
di daratan pantai yang landai. Jenis pantai seperti ini memiliki
karakterisitik gelombang yang tinggi. Kondisi ini mengakibatkan minimnya keberadaan
ekosistem yang ada di perairannya seperti, terumbu karang, ikan karang, dan lamun (Dahuri
dalam Himavan Prathista Nugraha et.al., 2013).
Keindahan alam pantai panjang cenderung terlihat pada wilayah daratannya bukan pada
perairan serta apa yang ada di dalamnya. Berdasarkan kondisi ini maka pengembangan
wilayah Pantai Panjang akan lebih baik jika difokuskan ke arah wisata pantai dalam hal ini
rekreasi pantai.
Hal yang senada pun dikatakan oleh Yulian Fauzi dalam jurnalnya “ Kesesuaian
lahan untuk pariwisata pesisir (renang dan rekreasi pantai) terdapat di Kecamatan Teluk
Segara dan Kecamatan Ratu Samban yaitu di kawasan wisata pantai Zakat, dan kawasan
wisata alam Pantai Panjang. Kesesuaian lahan untuk kawasan konservasi terdapat di
Kecamatan Kampung Melayu yaitu di Kelurahan Kandang (Sempadan Sungai Air Jenggalu)
dan Alur Pulau Bai”. (Yulian Fauzi, et al., 2009)
Mengubah image sebuah daerah merupakan bagian dari destination branding.
Perubahan images sebuah daerah dapat dilakukan melalui banyak cara misalnya melalui
media relations seperti Advertising, direct marketing, personal selling, websites, brochures,
atau Event organizers, filmmakers, destination marketing organizations (DMOs) Serta
journalists. Dari kerja sama diatas diharapkan akan mengkomunikasikan daerah tersebut
secara selektif kepada target audiens. Contohnya jepang, 30 tahun lalu kita akan sepele
melihat produk buatan jepang (made in japan), sekarang kita melihatproduk jepang
merupakan jaminan mutu.
Destination branding akan merubah persepsi turis dan negative menjadi positif. Untuk
itu para marketer daerah perlu melakukan strategy mapping mengenai potensi daerah yang
siap dikembangkan dan strategi apa yang bisa dikembangkan dalam menjaga dan
melestarikan warisan budaya tersebut (Syafrizal Helmi Situmorang, 2008).
Kampung nelayan Malabero belum dapat dikatakan sebagai kampung nelayan yang
mendukung wisata pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu, Hal ini disebabkan masih belum
optimalnya infrastruktur permukiman yang ada, maka dapat dirumuskan mengenai kondisi
ideal yang diharapkan dalam pengembangan potensi kawasan permukiman nelayan yang
mendukung keberadaan wisata pantai Tapak Paderi yaitu:
1. Tersedianya infrastruktur yang memadai dan memenuhi unsur estetika sesuai dengan
kebutuhan pengembangan sebagai kawasan yang mendukung keberadaan wisata
pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu
2. Teciptanya lingkungan hunian masyarakat yang terpadu dengan kegiatan wisata dan
ekonomi masyarakat nelayan.
3. Terciptanya masyarakat nelayan yang mandiri dan berkualitas
4. Terciptanya lingkungan alamiah dan binaan yang ekologis dan berkelanjutan.
5. Infrastruktur permukiman yang tanggap terhadap bencana. (Maas Syabirin Thaher,
2010)
Berdasarkan segala potensi yang mendukung kota bengkulu masih memiliki hambatan
–hambatan dalam mengembangkan potensi-potensi alam yang dimilikinya.Hal serupa juga di
katakan oleh pengurus Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia. Gusnan mengatakan dalam
pers (Redaksi 17 feb 2014) dalam proses perjalanan pengoptimalan potensi alam yang ada di
kota ini mengalami banyak masalah yang diantaranya :
1. Permasalahan aspek regulasi dan kebijakan
2. Permasalahan infrastruktur
3. Permasalahan aspek sumber daya
4. Permasalahan publikasi
Permasalahan pada aspek regulasi dan kebijakan antara lain : komitmen dan
kepemimpinan serta kemauan politik yang diwujudkan dalam RPJMD untuk menjadikan
sektor pariwisata sebagai sektor prioritas relatif masih rendah, tata ruang dan
penggunaan/pemanfaatan lahan yang sering menghambat investasi di sektor pariwisata dan
berpotensi memunculkan konflik, regulasi perijinan usaha di sektor pariwisata yang sering
menjadi keluhan pelaku usaha di sektor pariwisata karena proses yang memerlukan waktu
lama dan biaya tinggi. Selain itu, dukungan pendanaan pemerintah yang relatif masih rendah
untuk program pengembangan pariwisata merupakan permasalahan lain disektor pariwisata.
Sementara itu, permasalahan keterbatasan penyediaan infrastruktur meliputi infrastruktur
transportasi, infrastruktur pariwisata, dan infrastruktur teknologi dan informasi.
Permasalahan infrastruktur transportasi seperti terbatasnya sarana infrastruktur
perhubungan bandara, pelabuhan, kereta api, dan infrastruktur jalan. Dari sisi infrastruktur
pariwisata dan teknologi informasi, permasalahan yang masih dihadapi antara lain
ketersediaan akomodasi hotel yang memadai, keterbatasan fasilitas layanan transportasi, biro
perjalanan, sarana pendukung di tujuan wisata (ketersediaan air bersih, toilet, dan lainnya),
keterbatasan ketersediaan fasilitas keuangan seperti ATM, perbankan, tempat penukaran
valuta asing, dan keterbatasan akses sarana komunikasi khususnya di wilayah destinasi
wisata.
Permasalahan aspek sumber daya manusia, seperti keterbatasan kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia di sektor pariwisata, kreativitas pengelolaan obyek wisata terutama
obyek yang dikelola instansi pemerintah, attitude masyarakat di sekitar obyek wisata baik
terhadap pendatang maupun dalam layanan fasilitas umum seperti toilet umum, layanan air
minum, dan fasilitas kebersihan.
Permasalahan kurangnya publikasi sehingga belum banyak menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara promosi pariwisata Bengkulu ke banyak pihak memang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi ini menjadi investasi bagi daerah melalui media
promosi dapat juga dilakukan dengan menggelar kegiatan nsional bahkan berskala
internasional di kota Bengkulu.
Berdasarkan kajian di atas, kami mendapati permasalahan potensi alam yang ada di
kota Bengkulu khususnya wilayah Pantai Panjang antara lain :
1. Kurangnya infrastruktur
2. Sumber daya manusia yang masih lemah
3. Kurangnya promosi

Anda mungkin juga menyukai