Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN EKOSISTEM LAUT BERBASIS MASYARAKAT DI

DAYA TARIK WISATA KAWASAN PESISIR PANTAI PULAU RUBIAH,


IBOIH, KOTA SABANG

TERM OF REFFERENCE (TOR)

Oleh:

NAMA : FACHRUL AZHAR


NIM : 16501600

JURUSAN MANAJEMEN KEPARIWISATAAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERENCANAAN
DAN PEMASARAN PARIWISATA

POLITEKNIK PARIWISATA MEDAN


DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN INDUSTRI
DAN KELEMBAGAAAN
KEMENTERIAN PARIWISATA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi negara Indonesia mengalami peningkatan pesat di

sektor kepariwisataan sehingga menciptakan banyak peluang baru dan harapan

baru bagi kemajuan bangsa Indonesia. Melihat trend pariwisata tahun 2020,

perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Indonesia memiliki

beragam potensi pariwisata yang layak untuk dikunnjungi baik dari wisata

sejarah, wisata kebudayaan dengan keragaman suku, hingga wisata alam daratan

dan alam perairan.

Melihat dari sisi letak geografis, Negara Indonesia merupakan negara

kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia dan memiliki

18% dari luas keseluruhan terumbu karang di dunia dan 65% dari luas

keseluruhan Coral Triangle dengan luas mencapai 50.875 km2. Sebagian besar

terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia. Terumbu karang

Indonesia memiki berbagai macam keanekaragaman hayati, tercatat ada sekitar

590 spesies karang keras, dan ada 76 spesies karang lunak yang mewakili lebih

dari 95% jumlah spesies yang tercatat di Pusat Segitiga Terumbu Karang (Coral

Triangle Initiative/CTI). Berdasarkan data tersebut, Indonesia dapat dikatakan

sebagai negara yang memiliki wilayah terluas untuk mempengaruhi biodiversity

ekosistem laut di dunia. Oleh karena itu, indonesia harus berperan dalam menjaga

keanekaragaman biota laut dunia.

1
Pengelolaan suatu daya tarik ekowisata bahari bukanlah suatu hal yang baru

dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Para ahli kelautan dan pariwisata

juga menyadari kepentingan pelestarian alam dalam mengembangkan pariwisata

di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki daerah perairan

sebagai daerah yang terluas. Namun kesadaran masyarakat menjadi poin utama

dalam menjaga stabilitas alam laut dengan kegiatan pariwisata.

Di ujung terluar Pulau Sumatera bagian barat, terdapat Kota Sabang yang

berada di Pulau Weh, Provinsi Aceh. Di sekitar Pulau Weh terdapat 4 (empat)

pulau kecil, yaitu: 1) Pulau Klah; 2) Pulau Seulako; 3) Pulau Rondo, dan; 4) Pulau

Rubiah. Berdasarkan data BPS Kota Sabang tahun 2014, salah satu daya tarik

wisata yang menarik minat kunjungan wisatawan ke Kota Sabang adalah Daya

Tarik Wisata Bahari Kawasan Pantai Pulau Rubiah. Hal ini dibuktikan

berdasarkan indeks kunjungan wisatawan ke Kota Sabang. Sejak tahun 2012

hingga 2017, tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Sabang meningkat pesat dan

mulai stagnan di tahun 2018 hingga sekarang. Dalam pelaksanaan aktifitas

wisatawan atau pariwisata di Daya Tarik Wisata tersebut adalah Scuba Diving,

Fun Diving, dan Fun Snorkeling.

Berdasarkan kajian penulis terhadap wisatawan domestik yang bewisata ke

Kota Sabang dapat disimpulkan bahwa salah satu daya tarik wisata utama Kota

Sabang yaitu Daya Tarik Wisata Bahari, banyak lokasi atau spot wisata bahari

yang baru namun belum memiliki fasilitas wisata yang baik dan dapat memuaskan

wisatawan. Sedangkan salah satu daya tarik utama yang menjadikan Kota Sabang

sebagai Destinasi Wisata yang memiliki sistem pengelolaan daya tarik wisata

2
berbasis masyarakat, Daya Tarik Wisata Kawasan Pesisir Pantai Pulau Rubiah

mengalami penurunan kualitas dalam sektor daya tarik utama (main attract) yaitu

ekosistem laut, seperti kerusakan terumbu karang yang mengurangi keindahan

alam bawah laut Kawasan Pesisir Pantai Pulau Rubiah. Kerusakan lingkungan

alam bawah laut ini disebabkan oleh faktor eksternal (wisatawan, pemanasan

global, dll) dan faktor internal (pengelola/masyarakat, kebijakan pemerintah, dll)

yang tidak mengetahui dan mengikuti aturan dalam berwisata di Taman Wisata

Perairan sebagai kawasan Daya Tarik Ekowisata Bahari berdasarkan Peraturan

Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor Per.02/MEN Tahun 2009

yaitu melindungi dan melestarikan sumber daya ikan serta tipe-tipe ekosistem

penting di perairan untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologisnya. Apabila

mengikuti landasan Peraturan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan

Nomor Per.02/MEN Tahun 2009 tersebut diharapkan keseimbangan ekosistem

laut terus terjaga.

Berdasarkan hal tersebut, langkah kecil penulis melalui penulisan Laporan

Tugas Akhir sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III Jurusan

Manajemen Kepariwisataan Program Studi Manajemen Perencanaan dan

Pemasaran Pariwisata di Kampus Politeknik Pariwisata Negeri Medan ingin

mengangkat judul “Pengelolaan Ekosistem Laut Berbasis Masyarakat di Daya

Tarik Wisata Kawasan Pesisir Pantai Pulau Rubiah, Iboih, Kota Sabang”

3
B. Identifikasi Masalah

Adapun beberapa masalah yang dapat penulis simpulkan dalam penelitian

ini adalah:

1. Apa pengaruh ekosistem laut terhadap pariwisata di Daya Tarik

Wisata Pulau Rubiah?

2. Apa dampak yang ditimbulkan bagi pariwisata Kota Sabang jika

kerusakan ekosistem laut di Daya Tarik Wisata Pulau Rubiah terus

terjadi?

3. Bagaimana peran masyarakat dalam mengelola pariwisata tanpa

merusak ekosistem laut?

4
C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Hanya membahas sitem pengelolaan Ekosistem Laut dengan

peralatan sederhana dan membangun kesadaran masyarakat dalam

menertibkan sampah dan limbah di kawasan pariwisata Pulau

Rubiah

2. Langkah-langkah yang dibutuhkan masyarakat dalam menjaga

kelestarian terumbu karang beserta biota laut lainnya di kawasan

pariwisata Pulau Rubiah

3. Hanya membahas perilaku-perilaku internal (masyarakat,

wisatawan, pelaku usaha, dan pemerintah) yang memberikan

dampak negatif terhadap ekosistem laut di kawasan pariwisata Pulau

Rubiah

4. Tidak membahas secara khusus perilaku-perilaku eksternal (Global

Warming, efek gas rumah kaca, dll)

D. Rumusan Masalah

Sebagaimana yang telah penulis terangkan sebelumnya dapat disimpulkan

rumusan masalah dari laporan ini adalah kelemahan pengelola daya tarik wisata

dan masyarakat dalam memahami pengelolaan ekosistem laut di Daya Tarik

Wisata yang mengakibatkan kerusakan alam laut dan dapat mengurangi minat

kunjungan wisatawan.

5
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai syarat dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahan Program

Diploma III (tiga) Program Studi Manajemen Perencanaan dan

Pemasaran Pariwisata Jurusan Manajemen Kepariwisataan di

Politeknik Pariwisata Negeri Medan.

2. Sebagai sarana untuk menguji kemampuan mahasiswa untuk

berpikir kritis dalam menghadapi dan mencari solusi yang tepat

terhadap permasalahan yang ada.

3. Sebagai bahan perbandingan teori yang didaptkan penulis dalam

masa pendidikan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

4. Melatih kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu

pengetahuan kepariwisataan yang telah didapatkan selama

perkuliahan.

5. Memberikan sumbangan saran kepada masyarakat di Desa Iboih

dan Pemerintah Kota Sabang khususnya Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Sabang untuk dapat dipertimbangkan sebagai

masukan yang bermanfaat sehubungan dengan bahasan yang

diteliti penulis.

6. Sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti lain yang

melakukan penelitian yang sejenis.

F. Manfaat Penelitian

Dengan penulisan laporan ini penulis berharap:

6
1. Dapat memberikan kontribusi terhadap lingkungan dan pariwisata

daerah asal penulis sendiri.

2. Memberikan inspirasi dan motivasi kepada mahasiswa tentang

teknik menyelesaikan penulisan laporan.

3. Sebagai pedoman penulis dalam mewujudkan lingkungan

pariwisata di Daya Tarik Wisata Pulau Rubiah.

7
BAB II

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kajian Teori

Dalam menyusun penelitian ini, penulis mengukur kualitas Daya Tarik

Wisata Kawasan Pesisir Pantai Pulau Rubiah sebagai daya tarik ekowisata bahari

dengan pengelolaan berbasis masyarakat menggunakan teori para ahli yang telah

diakui dalam bidangnya, berikut kerangka konsep penulis dalam menyusun

Laporan Penelitian Tugas Akhir:

1. Konsep Kepariwisataan

Di dalam Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia No. 10

tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Kepariwisataan adalah keseluruhan

kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta

multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara

serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

Pengusaha. Sedangkan Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan

wisata.

Menurut WTO atau World Tourism Organization, Pariwisata adalah

kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah

tujuan di luar lingkungan kesehariannya.

Sedangkan menurut Koen Meyers (2009) Pariwisata adalah kegiatan

melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari

kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga

atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain.

8
2. Konsep Konservasi

Konsep konservasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt

pada tahun 1902. Konservasi berasal dari kata “conservation”, bersumber

dari kata con (together) dan servare (to keep, to save) yang dapat diartikan

sebagai upaya memelihara milik kita (to keep, to save what we have), dan

menggunakan milik tersebut secara bijak (wise use). Secara leksikal,

konservasi dimaknai sebagai tindakan untuk melakukan perlindungan atau

pengawetan; sebuah kegiatan untuk melestarikan sesuatu dari kerusakan,

kehancuran, kehilangan, dan sebagainya (Margareta, et al. 2010). Lazimnya,

konservasi dimaknai sebagai tindakan perlindungan dan pengawetan alam.

Persoalan yang dikaji umumnya adalah biologi dan lingkungan. Salah satu

fokus kegiatan konservasi adalah melestarikan bumi atau alam semesta dari

kerusakan atau kehancuran akibat ulah manusia. Namun dalam

perkembangannya, makna konservasi juga dimaknai sebagai pelestarian

warisan kebudayaan (cultural heritage).

Dalam American Dictionary, konservasi dipahami sebagai

menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam

jumlah yang besar dalam waktu yang lama.

Konservasi (biologi) fokus pada kelangsungan hidup jangka panjang

dari spesies yang terancam bahaya (Hedrick 2003). Spesies dimaksud

mencakupi binatang dan tumbuh-tumbuhan.

9
Norton (2004) mengartikan konservasi (biologi) sebagai suatu

penyesuaian mekanisme alam untuk kepentingan dan tujuan sosial. Tidak

berbeda dengan apa yang dikemukakan Norton, Zavaleta, et al (2008)

mengartikan konservasi (biologi) sebagai “the body of knowledge necessary

to concerve biological diversity at all level, from genes to ecosystems”.

Konservasi merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk menjaga dan

memelihara diversitas biologi dari gen hingga ekosistem.

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources

atau disingkat menjadi IUCN (2007) mengartikan konservasi sebagai

manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia

sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat

termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survei, penelitian, administrasi,

preservasi, pendidikan, pemanfaatan, dan latihan.

3. Konsep Ekowisata

Menurut Hakim (2004), Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke

suatu tempat lingkungan baik alam yang alami maupun yang buatan serta

budaya yang ada bersifat informastif dan partisipatif yang bertujuan untuk

menjamin kelestarian alam dan sosial budaya. Ekowisata menitik beratkan

pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan

manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan

sosial masyarakat. Jadi kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses

10
kepada semua orang untuk melihat, mengetahui dan menikmati pengalaman

alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal.

4. Konsep Pengelolaan

Secara umum pengelolaan merupakan kegiatan sekelompok orang

dalam merubah sesuatu hingga menjadi baik, memiliki nilai-nilai yang

tinggi dari semula, atau lebih cocok dengan kebutuhan sehingga lebih

bermanfaat. Menurut Terry (2009:9) mengemukakan bahwa―Pengelolaan

sama dengan manajemen sehingga pengelolaan dipahami sebagai suatu

proses membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun

seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya sering

dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Istilah

manajemen berasal dari kata kerja ―to manage yang berarti menangani,

memimpin, membimbing, atau mengatur. Sejumlah ahli memberikan

batasan bahwa manajemen merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai

usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini

merupakan serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

11
B. Hasil Penelitian yang Relevan

Laporan ini membahas tentang penelitian penulis yang mencakup pengaruh

ekosistem laut terhadap daya tarik wisata alam bahari, dampak pengelolaan

ekosistem laut di daya tarik wisata alam bahari terhadap tingkat kunjungan

wisatawan, dan aktivitas masyarakat serta para pengelola dalam menjaga kualitas

daya tarik wisata alam bahari. Berdasarkan eksplorasi penulis, ditemukan

beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Yang pertama adalah penelitian dari Hadiwijaya Lesmana Salim dan Dini

Purbani pada tahun 2015 yang berjudul “Pengembangan Pariwisata Bahari

Berbasis Masyarakat di Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi

Tenggara”. Dilaksanakannya penelitian ini bertujan untuk mengetahui

pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat di Pulau Kaledupa dan

sekitarnya, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara yang menghasilkan

analisa bahwa terdapat tiga variabel utama yang harus dititikberatkan dalam

pengembangan wisata bahari di Pulau Kaledupa dan sekitarnya, yaitu informatif,

koordinasi antar instansi, dan sumberdaya alam.

Yang kedua adalah penelitian dari Alimudin Laapo, Achmad Fahrudin,

Dietriech G. Bengen, dan Ario Damar pada tahun 2009 yang berjudul “Pengaruh

Aktivitas Wisata Bahari terhadap Kualitas Perairan Laut di Kawasan Wisata

Gugus Pulau Togean”. Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

keterkaitan antara musim kunjungan turis dalam setahun dengan perubahan yang

terjadi pada beberapa parameter kualitas perairan laut di sekitar kawasan obyek

12
wisata. Hasil penelitian menunjukan indeks pencemaran lingkungan perairan

meningkat 21,05% selama musim puncak kunjungan turis, namun secara umum

Perairan Gugus Pulau Togean masih dalam kategori belum tercemar.

Yang ketiga adalah penelitian dari Fajar Rusman, Liza Utami, Yeni

Wahyuni, dan Najmul Falah pada tahun 2017 yang berjudul “Jenis-Jenis Terumbu

Karang di Pulau Rubiah Kota Sabang”. Dilaksanakannya penelitian tersebut

bertujuan untuk mengklasifikasi biodiversity biota laut di Pulau Rubiah. Hasil

penelitian menunjukan terdapat bergam jenis terumbu karang yang dapat

digolongkan dalam 4 famili, 6 genus, dan 11 spesies terumbu karan di Kawasan

Perairan Pantai Pulau Rubiah.

Yang keempat adalah penelitian dari Rahmawati pada tahun 2018 yang

berjudul “Upaya Pelestarian Biota Laut terhadap Daya Tarik Wisata di Gampong

Iboih Kecamatan Suka Karya Kota Sabang”. Dilaksanakannya penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi dan upaya pelestarian biota laut di Gampong

Iboih saat ini. Hasil penelitian menunjukan kondisi terumbu karang saat ini masih

sangat baik namun belum adanya upaya signifikan dari masyarakat dalam

menjaga biota laut di Kawasan Pesisir Pantai Pulau Rubiah.

13
BAB III

KONSEP RANCANGAN

A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah proses menentukan prioritas kebutuhan

pendidikan (John McNeil). Dimana kebutuhan adalah kesenjangan antara apa

yang telah tersedia dengan apa yang diharapkan dan analisa kebutuhan adalah

proses menentukan prioritas dari kesenjangan untuk dipecahkan.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis berbagai kebutuhan yang

menjadi prioritas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Daya Tarik Wisata Kawasan Pesisir

Pantai Pulau Rubiah, Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota

Sabang, Provinsi Aceh.

2. Subyek Penelitian

Berdasarkan focus penulis dalam penelitian ini, yang menjadi subyek

penelitian ini adalah sistem maupun upaya masyarakat dan pengelola

daya tarik wisata dalam menjaga dan melestarikan ekosistem laut demi

menjaga potensi wisata di objek daya tarik wisata tersebut. Serta

kebijakan-kebijakan pemerintah hingga aturan adat yang mengatur

tentang pelestarian alam laut di sekitar daya tarik wisata berikut dengan

pelaksanaannya di lapangan (daya tarik wisata yang dimaksud)

B. Implementasi

14
Implementasi adalah bentuk penerapan dari sebuah penelitian. Implementasi

dari penelitian ini adalah terbentuknya sistem pengelolaan ekowisata bahari di

kawasan pesisir pantai pulau rubiah yang menguntungkan kesinambungan

pariwisata di Daya Tarik Wisata Bahari tersebut.

Agar implementasi tersebut dapat diwujudkan, dalam penelitian ini penulis

menggunakan data yang berasal dari beberapa sumber penelitian yang dapat

digolongkan menjadi sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama) yang biasanya diperoleh peneliti dari instrumen

penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada, seperti penelitian yang relevan, KUHP, Literatur terkait, dan

lain-lain.

C. Cara dan Alat yang digunakan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu makna kata cara adalah

sistem sehingga cara yang digunakan dapat diartikan sebagai sistem (pendekatan)

yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan alat adalah suatu hal yang

dipakai untuk mencapai maksud sehingga alat yang digunakan dapat diartikan

sebagai perangkat (instrumen) yang dipakai untuk mencapai tujuan dari

penelitian.

15
1. Cara yang digunakan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yang menggambarkan perilaku, pemikiran, atau perasaan

suatu kelompok atau individu (pengelola, masyarakat, maupun

pemerintah) terhadap ekosistem laut kawasan pesisir pantai pulau

Rubiah.

2. Alat yang digunakan (instrumen penelitian)

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa alat

sebagai sumber data primer dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104)

b. Kuesioner/Angket

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan penelliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,

dan karakteristik beberapa orang utama di dalam suatu organisasi yang

bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah

ada

c. Wawancara

16
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama.

d. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis,

disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain.

17
D. Kepustakaan

1. http://dominique122.blogspot.com/2015/05/konsep-ekowisata-menurut-

para-ahli.html

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sabang

3. http://www.sabangkota.go.id/

4. http://febasfi.blogspot.com/2013/05/definisi-konsep-konservasi-menurut-

para.html

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Internasional_untuk_Konservasi_Alam

6. https://sabangkota.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html

7. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/05/10/indonesia-surga-

terumbu-karang-dunia

8. Permen KP tentang TWP

18

Anda mungkin juga menyukai