Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
Pantai sadar sampah untuk peningkatan potensi pariwiisata daerah Pesisir Selatan
BIDANG KEGIATAN :
PKM-M

Disusun Oleh:
THARIQ ILHAM : 17087095

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan ladang sumber daya baik manusia juga alam. Berjuta julukan yang
diberikan untuk berpikir luar biasa kayanya negeriku, indonesia, seperti : Padang seperti :
Nusantara. Negara agraris yang membahas lahan petanian yang sangat luas dan sebagian besar
mata pencarian indonesia adalah petani, dan negara maritim karena indonesia adalah negara yang
terbentuk dari berpuluh-puluh ribu gugusan pulau kecil dan besar. Kenyataan inilah yang
membuat indonesia sangat diminatin oleh bangsa asing yang datang sebagai wisatawan atau
sebagai investor itulah indonesia yang terletak ditempat yang strategis, sumber daya melimpah,
juga berpendudukan ramah.

Indonesia adalah surga dunia dengan semua kekayaan alam yang menjadikan kaya
dengan objek wisata. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai
fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah ( UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan) “pariwisata” konon untuk pertama
kalinya digunakan oleh presiden Soekarno dalam suatu percakap sebagai perdana dari istila asing
tourism “Artinya pariwisata ialah bahwa kalau semua kegiatan itu dianggap gagal”. Tanda
adanya wisata semua kegiatan pembangunan hotel. Persediaan angkutan dan sebagainya itu tidak
memiliki makna kepariwisataan. (Soekarno, 2000:1).

Pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut rata-rata terendah sampai muka
air laut rata-rata tertinggi. Indonesia secara geografis merupakan negara maritim dan negara
kepulauan dengan luas laut sebanyak dua pertiga dari luas wilayahnya. Luas wilayah perairan
indonesia mencapai 6.315.222 km2, sedangkan wilayah daratan indonesia seluas 99,123 km
mebentang dari sabang sampai marauke membuat indonesia menjadi negara dengan garis pantai
terpanjang kedua didunia setelah kanada (Bakosurtanal, 2008).

Kabupaten pesisir selatan terletak di tepi pantai , dengan garis pantai panjang 218
kilometer topografit terdiri dari daratan gunung dan perbukitan yang merupakan perpanjangan
gugus bukit barisan . berdasarkan penggunaan lahan , 45,29 persen wilayah terdiri dari rimbo,
termasuk kawasan Tanaman Nasional Kerinci Seblat, Cagar Alam Koto XI Tarusan, dan tanah

2
gambut. Kabupaten ini terletak di SUMBAR (Sumatra Barat). Kabupaten ini banyak memiliki
wisata , salah satunya wisata pantai cerocok.Alamat lokasi pantai cerocok berada di kecamatan
IV Jural, kabupaten pesisir selatan- Kota Padang. Terletak di sebelah barat kota painan dengan
jarak kurang lebih 2 km. Titik poinnya adalah kota padang. Tetapi dukungan dari pemerintah
untuk memajukan kepariwisataannya dirasa masih kurang. Masih ada beberapa masalah yang
ditimbulkan dari berdatangannya para wisatawan asing dan domestik tersebut. Khususnya pada
Sampah. Masalah pengelolaan, tempat pembuangan akhir, dan dampak limbah sampah menjadi
suatu masalah yang krusial dan berdampak besar yang membutuhkan penangan pihak
pemerintah dan kesadaran masyarakat penduduk setempat untuk mengkondisikan pantai yang
sadar sampah.

Tidak hanya dari kebiasaan masyarakat sekitar dan wisatawan yang masih sering
membuang sampah tidak pada tempatnya. Namun pantai cerocok juga mendapat kiriman
sampah-sampah yang akhirnya terbawa ombak sampai pantai ini. Hingga akhirnya di sepanjang
pinggiran pantai cerocok sangat sering dijumpai sampah-sampah yang dibiarkan begitu saja dan
dapat mempengaruhi potensi wisata pantai cerocok.

Oleh sebab itu, kami mempunyai gagasan yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan
menjadikan pantai cerocok sebagai pantai sadar sampah. Kami ingin menggerakan masyarakat
untuk lebih mengetahu tentang sampah, bagaimana cara mengelolahnya dan yang terpenting
bagaimana memamfaatkan sampah tersebut untuk dijadikan souvenir cantik yang dapat
menambah penghasilan masyarakat sekitar. Dengan ini, maka diharapkan masyarakat dan
parawisatawan dapat lebih menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam program pantai sampah ini adalah :
1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah sampah di Pantai
Carocok.
2. Bagaimana cara menangani masalah sampah yang ada di Pantai Carocok,
khususnya sampah-sampah yang dihasilkan oleh pengunjung kepariwisataan.
3. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menggerakan masyarakat
menjadi sadar sampah.
C. Tujuan dan Manfaat yang Ingin dicapai Melalui Tulisan

3
a. Tujuan
1) Mengetahu gambaran tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah
sampah di pantai cerocok.
2) Memberikan solusi untuk mengenai masalah sampah yang ada di pantai
carocok, khususnya sampah-sampah yang dihasilkan oleh pengunjung
pariwisata.
3) Memberikan upaya-upaya konkrit yang harus dilakukan untuk
menggerakan masyarakat menjadi sadar sampah.
b. Manfaat
1) Menumbuhkan dan meningkatkan kreatifitas mahasiswa serta jiwa
motivator sebagai wujud keperdulian terhadap bangsa.
2) Meningkatkan citra positif perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak
generasi perubahan yang positif bagi bangsa.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilihan sampah.
4) Melatih sikap masyarakat dan pariwisata untuk perduli terhadap sampah
yang berserakan.
5) Mendorong masyarakat untuk saling bergotong royong menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian dan Landasan Teori

1. Pariwisata

Salah satu kebutuhan hidup manusia untuk menghilangkan rasa lelah, jenuh bahkan stres
yang diakibatkan oleh kesibukan dan padatnya waktu kerja adalah refresing. Tujuan refresing
adalah untuk mengalihkan perhatian dari suasana rutin sehingga terjadi penyegaran suasana yang
akan berpengaruh terhadap kelangsungan kerja secara optimal. Adapun salah satu usaha manusia
dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan berpariwisata. Dalam UU No. 10 Tahun 1990
dinyatakan bahwa “pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusaha objek dan daya tarik wisata, serta usaha yang terkait dibidang tersebut”.
Maryani (1997 : 2) mengemukakan bahwa :

...secara epistimologi pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata pari
yang artinya banyak. Penuh atau berpura-pura. Dan wisata artinya perjalanan. Yang
dalam bahasa inggris travel. Jadi secara sederhana , pariwisata adalah perjalanan sari
suatu tempat ke tempat lain.
2. Pantai Carocok
Pantai cerocok berada tepat dibawah Bukit Langkisau. Pantai ini mempunyai pasir agak
kasar dan putih serta memiliki warna air yang jernih. Keindaha pantai dan keindahan pasir
dipinggir pantai menjadi dambaan bagi para wisatawan yang sudah penat dengan hiruk pikuk
kehidupan di kota. Selain jaraknya yang tidak terlampau jauh dari Kota Padang. Banyak aktivitas
penduduk lokal dan parawisatawan tidak akan lepas dari timbulnya penumpukan sampah.
Sampah di pantai Carocok makin lama makin bertambah. Ditambah sistem pengelolaan sampah
yang belum terpadu (incenerator yang ada juga sudsh tidak berfungsi). Sampah yang dihasilkan
antara lain sampah rumah tangga, sampah wisatawan , dan juga sampah kiriman yang kadang

5
masih terlihat menumpuk dipinggir pantai. Sampah yang tidak segera diatasi ini bisa beserakan
dimana-mana dan mengurangi keindahan pariwisata Pantai Carocok.

B. Pemecahan Masalah Yang Akan dilakukan


1. Tempat sampah Unik
Berbagai tempat sampah akan diletakan di beberapa spot pantai Cerocok dengan bentuk
unik dengan pembagian jenis masing-masing dan dapat menarik perhatian masyarakat atau
wisatawan sekitar.
2. Papan Reklame Sampah
Berisi pesan-pesan dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris tentang semua agar
membuang sampah pada tempatnya yang dikemas secara menarik.
3. Souvernir Sampah Cantik Khas Pesisir
Souvernir berupa gantungan kunci dan bunga yang berasal dari hasil daur ulang sampah
Pantai Cerocok yang dibuat oleh warga Pantai Cerocok dan dapat dijual oleh wisatawan.

6
BAB III

METODE PENULISAN

A. Metode Penulisan
Metode yang diguanakan di dalam ini adalah penelitian deskritif menggunakan survey.
Metode ini dipilih menginat penelitian untuk membuat deskritif pengelolahan sampah, diwisata
Pantai Cerocok. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi penduduk dan
pariwisata yang mengunjungi Pantai Cerocok dan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data.
Penelitian ini difokuskan dilapangan yang dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan
serta mendapatkan informasi data yang ada dilokasi Penelitian. Kuisioner yang dibagikan berisi
segala hal yang berkaitan dengan sistem pengelolahan sampah serta penilaian responden
terhadap sistem pengelolahan sampah (Peran dan kinerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
sarana dan prasarana, pembiyayaan, produk hukum, peran serta masyarakat , dan
wisatawan/pengunjung) yang telah dilakukan selama ini.
Pada sistem penelitian ini sampel dikelompokan atas responden yang berada di kawasan
wisata Pantai Carocok. Kemudian pada masing-masing kawasan tersebut responden dipilih
secara acak. Sampel yang dipilih adalahyang berada di kawasan wisata dan rumah warga yang
dekat dengan kawasan wisata tersebut. Hal ini dimaksud agar data atau informasi yang didapat
sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu melalui
pengamatan langsung, kuisioner dan wawancara. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya di
invetarisasikan dan diolah sehingga dapat dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian.
1. Pengumpulan Data

7
Proses awal evaluasi. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan pengelolahan sampah
di Pantai Cerocok , lokasi kegiatan, jumlah yang terlibat, dan hasil kegiatan.
2. Analisis Data
Analisis data dan pelaporan bertujuan untuk menggambarkan kondisi pelaksanaan
Pantai Sampah , kebersihan dampak serta permasalahan yang timbul sehingga dapat
dicarikan solusi terbaik.
3. Kerangka Tulisan
Pada dasarnya masalah yang diangkat di dalam penelitian ini adalah Pantai Sampah,
pengelolaan sampah, dimana permasalahan ini sudah merupakan polemik dalam
mengembanngkan potensi wisata indonesia.
Kondisi persampahan yang ada di Kawasan Pantai Cerocok untuk saat ini masih
jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan yang ada disebabkan oleh
banyaknya faktor, baik itu dari faktor sistem pengelolahan yang digunakan maupun
faktor masyarakat dan wisatawan sebagai penghasil sampah di Pantai Cerocok.
B. Metode Penelitian
1. Tempat observasi
Tempat nya berada di Pantai Cerocok, Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Bahan dan alat yang digunakan
 Kertas pertanyaan
 Papan tulis
 Spidol

3. Beberapa tahap dalam metode pelaksanan program yang telah dijalankan dalam
pembuatan proposal sebagai berikut :
1. Survei secara langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi masyarakat sasaran.
2. Bekerjasama dengan kepala desa Pulau Cerocok.
Beberapa metode pelaksanaan program yang akan kami jalankan sebagai berikut :
1. Pretest
Membuat soal-soal latihan mengenai sampah. Kemudian soal-soal ini dibagikan
kepada peserta wisata, masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

8
gambaran awal pengetahuan peserta tentang sampah. Yang hasilnya nanti akan
digunakan sebagai parameter awal.
2. Meninjau tempat-tempat yang berpotensi menjadi pembuangan sampah
Melakukan peninjauan terhadap beberapa tempat yang menjadi tempat pembuangan
sampah yang biasa dilakukan oleh masyarakat Pantai Cerocok. Peninjauan dilakukan
mengelilingi pantai cerocok bersama salah satu masyarakat pantai cerocok.
3. Pemberian solusi tentang penananganan dan pemisahan sampah berdasarkan
tempatnya
Memeberikan endukasi kepada para peserta program mengenai tata kelolah sampah
dan alur pebuangan. Di dalamnya juga terdapat materi pencerdasan yang dipraktekan
langsung mengenai beberapa pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya.
4. Pembuatan tempat sampah
Setelah dilakukan peninjauan tempat pembuangan sampah dan menganalisis jenis-
jenis sampah yang umum ada di Pantai Cerocok, maka kegiatan berlanjut pada
pembuatan dan pengadaan tempat sampah. Tempat sampah yang dibuat ini berupa
tempat sampah pararel yang terdiri dari beberapa kotak sampah yang telah dibedakan
peruntukannya sesuai dengan jenis sampahnya masing-masing.
5. Mendisribusikan tempat sampah ke tempat yang berpotensi dan srategis
Melakukan peninjauan kembali tempat-tempat yang srategis untuk menempatkan
tempat sampah berdasarkan modelnya. Penentuan tempat-tempat srategis ini dipilih
atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pariwisata dan masyarakat dan memenag
disekitarnya memiliki potensi penimbunan sampah. Kemudian tempat-tempat sampah
disalurkan ke tempat srategis yang telah dipilih sesuai ketentuan.
6. Simulasi langsung kepada tourist dan membimbing tour guide untuk SADAR
SAMPAH
Melakukan aksi sadar smpah bersama tour guide mengenai bagaimana membuang
sampah sesuai dengan tempatnya. Serta mencoba melakukan simulasi secara
langsung dengan target tourist yang berkunjung pada waktu simulasi aksi sadar
sampah ini dilakukan.

9
4. Rincian Biaya pembuatan

No Rincian Biaya

1. Anggaran Pembuatan Proposal Rp 100.000

2. Kegiatan Pengajaran Rp

a. Papan tulis Rp 100.000

b. Spidol 1 box Rp 30.000

c. Konsumsi 30 orang x 10.000 x 6 kali Rp 1.800.000

d. Transpor 2 orang x 6 Rp 90.000 Rp 1.800.000

e. Akodomasi 2 orang x 6 Rp 90.000 Rp 1.800.000

f. Sewa alat (LCD) @200.000X 2 Rp 400.000

3. Penyediaan kotak sampah 3 x 8 x Rp 185.000 Rp 4.440.000

4. Dekumentasi Rp 10. 740.000

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan dan menganalisis data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan dilapangan dan observasi pada kelurahan didekst wisata pantai
cerocok. Saat ini masalah sampah merupakan sebuah permasalahan yang penting yang perlu
penanganan secara tepat. Kurangnya kesadaran bagi pengunjung pantai cerocok dan warga
sekitar yang masih banyak membuang sampah sembarangan.

Faktor yang menyebabkan sampah berserakan dipantai cerocok, budaya masyarakat itu
sendiri dan para wisatwan yang kurang sadar akan pembuangan sampah sembarangan. Sebagai
upaya untuk menanganinsampah tersebut, metode-metode pengelolahan sampah.merubah
paradigma pengelolahan sampah yang bertumpuan pada pendekatan akhir menjadi paradigma
baru pengelolahan sampah yang memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai
nilai ekonomi dan dapat dimamfaatkan, misalnya Souvernir Sampah Cantik.

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolahan sampah, menjelaskan bahwa


kondisi pengelolahan sampah di Indonesia umumnya belum selesai dengan metode pengelolahan
sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan.

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Timbulnya sampah di kawasan pantai cerocok akibat masyarakat sekitar dan para
wisatawan kurang sadar akan pembuangan sampah pada tempatnya.
2. Sistem pengelolahan sampah dikawasan wisata Pantai Cerocok yang selama ini
diterapkan adalah,pengumpulan sampah dan pembuangan akhir. Pelaku-pelaku utama
dalam pengelolahan sampah di kawasan wisata Pantai Cerocok yaitu UPT kebersihan
sebagai instasi yang mewakili pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Dan
masyarakat setempat dengan membentuk kelompok petugas kebersihan yang mengurusi
sampah yang berasal dari rumah tangga atau tempat usaha.
Sistem pengelolahan sampah dikawasan wisata Pantai Cerocok yang telah dilakukan
selama ini dinilai belum cukup efektif dan efesien. Hal tersebut dapat terlihat dari belum
terangkutnya keseluruhan timbulnya sampah dalam satu hari. Sistem yang selam ini
dilakukan adalah bagaimana memindahkan sampah dari tempat pembuangan sementara
ke tempat pembuangan akhir.

12
3. Strategi pengelolahan lingkungan dikawasan Pantai Cerocok yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan masyarakat dirasa masih belum bisa disebut sebagai suatu
pengelolahan sampah yang baik. Beberapa hal yang menjadi strategi pengelolahan
sampah tersebut dinilai kurang baik yaitu dualisme dalam tubuh pemerintah daerah untuk
mengelolah sampah dirasa kurang efektif dan efesien , kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana yang belum memenuhi standar 3R (reuse,reduce,recyle) perilaku oknum
masyarakat dan wisatawan yang tidak perduli dengan lingkungan dan perda, Kab. Pesel
No.10 Tahun 2000 belum menjelaskan sanksi yang tegas bagi oknum masyarakat dan
wisatawan yang membuang sampah disembarangan tempat.

B. Saran
Berdasarkan kendala dihadapi dalam pengelolahan sampah di Kawasan Pantai Cerocok ,
didukung dengan data sekunder dan primer dan informasi yang telah dikumpulkan,
kemudian diindetifikasi dan analisis, maka penulis dapat memberikan saran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengelolahan sampah di Pantai Cerocok :
1) Efesien intasi yang bertanggung jawab dalam pengelolahan sampah.
2) Penyuluhan peningkatan kesadran kebersihan melalui gerak sadar sampah di
kawasan Pantai Cerocok.
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana berupa tong-tong sampah
organik dan non organik, dan papan reklame sampah , souvemir sampah cantik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan konposisi sampah

perkotaan. (SNI 19-3964-1995). Badan Standar Nasional. Jakarta.

Dhamanhuri,I. 1999. Pilot proyek pengoposan Vermi sampah kota. Kerjasama dengan Direktorat

Jendral Cipta Karya – PU dengan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat ITB. Bandung.

Gee. C. Y. 1997. International Tourism : A Global Perspetive. Madrid : World Tourism

Organization.

14

Anda mungkin juga menyukai