Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah

Dasar Kependudukan dan KB

Tugas

Sex Rasio, Defenisi Rasio dan Dependency Rasio

Oleh : Kelompok 6

Winda samsudin (K11116702)


Ribka cherly tandungan (K11116705)
Safira Nurlita (K11116503)
Ayunita Chaerunnisa (K11116352)
Apsela Bunda Gladys (K11116343)
Andi Syahriadi Akbar (K11116322)
Diah Puspitasari (K11116337)
Nurul Rida Ainun (K11116345)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

ii
2017KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, karena
atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Sex
Ratio, Defenisi Rasio dan Dependensi Rasio sebagai tugas dalam mata kuliah Dasar
Kependudukan dan KB.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat beberapa
kesalahan dan masih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, agar kedepannya dapat mencapai kesempurnaan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita semua.
Amin.

Makassar, 23 Februari 2017

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI....ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..4


1.2 Tujuan Penulisan ......4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sex Rasio........................ 5

2.2 Pengertian Dependency Ratio...........7

2.3 Menghitung Sex Ratio dan Dependency Ratio.....8

2.4 Bentuk Piramida Penduduk...................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan... 10

DAFTAR PUSTAKA... 11

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam menyediakan bahwa jumlah laki-laki yang baru lahir sedikit melebihi
jumlah wanita yang baru lahir karena saat mereka tumbuh dewasa, laki-laki berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk meninggal dibandingkan wanita tidak hanya karena
perbedaan seks dalam tingkat kematian alami, tetapi juga karena risiko yang lebih
tinggi dari penyebab eksternal (kecelakaan , luka, kekerasan, korban perang). Dengan
demikian, rasio jenis kelamin dari total penduduk diharapkan untuk menyamakan
kedudukan. Sebaliknya jika rasio jenis kelamin penduduk suatu negara tidak
menyamakan atau lebih tepatnya melebihi * 105-threshold, itu berarti masyarakat
dengan preferensi mendominasi untuk anak laki-laki cenderung untuk campur tangan di
alam dan mengurangi jumlah anak perempuan yang lahir dengan aborsi seks-selektif
dan pembunuhan bayi.
Selama 20 tahun terakhir (1990-2010) rasio jumlah laki-laki untuk setiap 100
perempuan telah menurun di semua negara SEAR kecuali Bhutan, Indonesia, dan
DPRK. Sementara di Bhutan itu meningkat sebesar delapan persen, di Indonesia dan
DPRK kenaikan itu sederhana oleh satu persen. Penurunan paling tajam adalah di Sri
Lanka, Nepal, Maladewa, dan Bangladesh dalam urutan itu. Pada tahun 2010, hanya
dua negara (India dan Bhutan) di Kawasan terus telah miring (di atas 105) rasio jenis
kelamin.
Di sisi lain, dari tiga negara (DPR Korea, Myanmar, dan Thailand) yang memiliki
persentase lebih tinggi dari perempuan dibandingkan laki-laki, dua (Myanmar dan
Thailand) terus melakukannya pada tingkat yang lebih tinggi lagi pada 2010 namun
melambat di DPR Korea mendukung laki-laki.

B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu sex rasio dan dependency Rasio
2. Untuk mengetahui bentuk piramida penduduk di suatu wilayah
3. Sebagai salah satu pemenuhan tugas pada mata kuliah dasar kependudukan dan KB.

BAB II

ii
PEMBAHASAN

A. Pengertian.

Sex rasio adalah rasio jenis kelamin dalam suatu kependudukan sedangkan defenisi
rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu. Dalam
pengerjaannya, rasio adalah perbandinagan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering
dipergunakan.

Komposisi jenis kelamin merupakan karakteristik seseorang yang tidak berubah sejak
lahir hingga mati,
Jumlah penduduk lakilaki
x 100
Sex Rasio jumlah penduduk perempuan

Sex rasio = 100, berarti jumlah penduduk laki-laki seimbang dengan jumlah penduduk
perempuan.
Sex rasio < 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari jumlah penduduk
perempuan.
Sex rasio > 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk
perempuan.

B. Macam- macam pengukuran rasio

Ada beberapa pengukuran rasio yang sering dipergunakan, diantaranya:

o Rasio Jenis Kelamin


Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.
Kalau jumlah laki-laki dinyatakan dengan simbol a, dan jumlah perempuan dengan simbol b,
maka rasio jenis kelamin (sex ratio) dapat ditulis dengan rumus:
SR = a/b x k
k = konstanta besarnya sama dengan 100
atau dapat pula dikatakan bahwa rasio adalah perbandingan dikalikan 100.

Contoh :

ii
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1990 sebesar 179,3 juta terdiri dari 89,4 juta laki-laki
dan 89,9 juta perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 1990, adalah sebagai berikut.
SR = 89,4 juta/89,9 juta x 100 = 99
o Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran
Rasio jenis kelamin kelahiran sering digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran
bayi laki-laki dan kelahiran bayi perempuan apabila hanya diketahui angka kelahiran total
(laki-laki+perempuan).Rasio jenis kelamin kelahiran (Sex Ratio at Birth) ini dapat dituliskan
dengan rumus:
SRB = BM/BF x k
Ket:
SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
BM = Kelahiran bayi laki-laki
BF = Jumlah kelahiran bayi perempuan
k = konstanta (umumnya nilainya 100)
o Rasio Anak Perempuan
adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk usia subur (usia melahirkan atau usia
reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Dalam bentuk rumus, rasio anak
perempuan dinyatakan sebagai berikut:
CWR = P(0-4)/Pf(15-49) x k
CWR = Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio)
P(1-4) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun
Pf(15-49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
k = angka konstanta, dalam rumus ini biasanya bernilai 100

o Rasio Beban Tanggungan


Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.
d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K
(P15-64)
Keterangan :
d.r = dependency ratio
p = jumlah populasi usia tertentu
k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)

ii
JUML
AH
JIWA
MENU Dalam data diatas, yaitu data mengenai Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu
RUT
KELO Lintas Dan Rasio Korban Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Provinsi
MPOK Jawa Tengah Tahun 2006, Rasio yang dipergunakan adalah Rasio korban luka, baik
UMUR
DAN luka berat maupun luka ringan dan korban meninggal terhadap jumlah penduduk
JENIS Propinsi Jawa Tengah. Adapun rasio per 100.000 penduduk adalah 105,20.
KELA
MIN
C. DEPENDENCY RATIO
Rasio ketergantungan ( Dependency Ratio) adalah jumlah penduduk usia non
produktif dibagi jumlah penduduk usia produktif di kali dengan 100.
Keterangan :
Usia non produktif adalah jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas , usia produktif adalah 15- 64 tahun.
Dalam statistik internasional yang diterbitkan, bagian tergantung biasanya
mencakup orang-orang di bawah usia 15 dan di atas usia paruh produktif yaitu 64
tahun, membuat populasi di antara, usia 15-64 tahun. Hal ini biasanya dinyatakan
sebagai persentase, Sebagai rasio meningkatkan mungkin ada beban meningkat pada
Wilaya bagian produktif dari populasi untuk menjaga asuhan dan pensiun dari
Tahun : 2010 ketergantungan ekonomi. hal ini menyebabkan dampak langsung pada pengeluaran
h: keuangan pada hal-hal seperti jaminan sosial.
Distrik
Arso Sebagai tampak rumus di bawah ini :

(Total) dependency ratio =

NO number of old people age 014 ans those age 65


x 100
number of old people age 1564
1
1
2
3 Sebagai contoh : dibawah ini adalah data yang bersumber dari BPS di Distrik
4 Arso Provinsi papua berdasarkan jumlah jiwa menurut kelompok umur dan jenis

5 kelamin tahun 2010.

6
7
8
9
10
ii
11
12
Berapakah angka sex ratio dan depedency rationya?

9461
x 100
Sex Ratio = 8154

= 116,029
Jadi dalam 100 orang perempuan terdapat 116 laki-laki

ii
p ( 014 tahun )+ p ( 65 tahun ) x 100
Dependency Ratio = p ( 1564 )

5678
x 100
= 11924

= 47,62 %

Jadi beban ketergantungan atau angka ketergantungan yaitu sekitar 47,62 %, jika
ketergantungan penduduk produktif masih tinggi maka tingkat kesejahteraan penduduk bisa
semakin menurun karena pendapatannya di bagi ke orang yang di tanggung.

Bentuk Piramida

Gambar 1.1

60+
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
laki-laki perempuan
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

1500 1000 500 0 500 1000 1500

Berdasarkan data kependudukan Distrik Arso Provinsi papua Tahun 2010, bentuk
piramidanya adalah Expansive seperti linmas yang artinya di daerah ini terdapat angka
kelahiran tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk berumur muda
banyak.

ii
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Komposisi jenis kelamin merupakan karakteristik seseorang yang tidak berubah sejak
lahir hingga mati,
Jumlah penduduk lakilaki
x 100
Sex Rasio jumlah penduduk perempuan

Sex rasio = 100, berarti jumlah penduduk laki-laki seimbang dengan jumlah penduduk
perempuan.
Sex rasio < 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari jumlah penduduk
perempuan.
Sex rasio > 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk
perempuan.

Macam-macam pengukuran rasio


Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur
Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran
Rasio Beban Tanggungan
Rasio anak perempuan

Dependency Ratio adalah Rasio ketergantungan ( Dependency Ratio) adalah jumlah penduduk
usia non produktif dibagi jumlah penduduk usia produktif di kali dengan 100.
Keterangan :
Usia non produktif adalah jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan jumlah penduduk 65
tahun ke atas , usia produktif adalah 15- 64 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/data/chi/sex-ratio/en/
http://repository.teori kependudukan BKKBN/123456789/19103/3/Chapter%20II.pdf
http://www.slideshare.net/amelianandya/analisis-kependudukan?next_slideshow=

ii
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/Kependudukan/Tabel40.aspx

ii

Anda mungkin juga menyukai