Anda di halaman 1dari 13

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari di


Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep
Muhammad Iqbal Qauly
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang (UM)
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang 65145
e-mail: iqbalqaulyl@gmail.com
Abstrak

Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang memiliki jumlah pulau


yang banyak sekitar 126 pulau tersebar diperairan kabupaten sumenep,
Kepulauan Kangean merupakan salah satu gugusan kepulauan yang berada di
perairan sebelah timur Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi wisata
bahari yang cukup besar karena terdapat beberapa pulau dengan pesisirnya
yang eksotis dan ekosistem terumbu karangnya yang masih terjaga. Kawasan
pariwisata bahari di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep belum disertai
adanya fasilitas yang memadai dan pengembangan yang belum maksimal,
analisis factor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya kawasan pariwisata
bahari menunjukkan bahwa Kepulauan Kangean memiliki daya tarik tersendiri
untuk dikembangkan, dan prioritas pengembangannya meliputi sarana dan
prasarana, aksebilitas, dan daya tarik wisata. Strategi pengembangan pariwisata
bahari di Kepulauan Kangean yang sangat dibutuhkan untuk mempengaruhi
factor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata bahari.

Kata Kunci : Faktor-faktor, Pariwisata bahari, Pengembangan potensi,


strategi pengembangan pariwisata.

Pendahuluan
Kepulauan Kangean merupakan Gugusan pulau-pulau berjumlah 60 pulau
yang membujur dari arah Barat ke arah Timur pada posisi 6030'- 7013' Lintang
Selatan dan 115010'- 115056' Bujur Timur berjarak + 132 mil laut disebelah
Timur Laut Kota Kalianget (Pulau Madura) dan + 100 mil laut di sebelah utara
Pulau Bali berbatasan dengan wilayah bagian Timur dengan Laut Sulawesi,
bagian Utara dengan Laut Kalimantan, bagian Barat dengan Laut Jawa/ Madura
dan bagian Selatan dengan Laut Bali. Kepulauan Kangean memiliki potensi
pariwisata bahari yang besar dengan berbagai obejek wisata bahari yang ada
seperti terumbu karang, pantai dan taman laut kekayaan ekosistem terumbu
karang di kepulauan kangean menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan
snorkeling dan diving.Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten
Sumenep kepualauan Kangean yang di dalamnya terdapat tiga kecamatan yaitu
kecamatan Arjasa, Kangayan, dan Sapeken termasuk dalam Sub Satuan Wilayah
Pengembangan (SSWP) kabupaten sumenep yang memiliki fungsi dan peranan
sebagai tempat pengembangan kawasan wisata alam dan bahari. Pariwisata bahari
di kepulauan kangean belum dikembangkan dengan optimal kurangnya kesadaran
masyarakat akan potensi wisata di kepualauan kangean yang akan menunjang
perekonomian masyaeakat dan dari pemerintah kabupaten pengelolaan pariwisata
bahari di kepulauan kangean yang kurang diperhatikan ditandai dengan promosi-
promosi wisata yang minimal.Di sisi lain kelemahan yang terdapat pada
kepulauan kangean adalah jaraknya yang cukup jauh dari kabupaten sumenep
100 km yang ditempuh selama 3-4 jam dengan menggunakan kapal cepat, serta
akomodasi penunjang kegiatan wisata di kepulauan kangean yang masih terbatas,
yaitu dengan mengandalkan rumah-rumah penduduk setempat sebagai tempat
penginapan. Dengan adanya branding paraiwisata Kabupaten Sumenep yaitu
Sumenep soul of Madura yang akan menarik wisatawan local maupun interlokal
adanya branding pariwisata ini juga akan berpengaruh terhadap pengembangan
pariwisata di Kepulauan Kangean. Pada tahun 2016 Dinas Kelautan Dan Pertanian
Provinsi Jawa timur telah menggagas Kepulauan Kapajang yanag kependekan dari
nama Pulau Kangean, Paleat, dan Sepanjang yang memiliki potensi terumbu
karang yang terbaik layaknya Wakatobi, potensi terumbu karang terbaik di
perairan Kepulauan Kangean terletak di Pulau Sepanjang karena terumbu karang
pada wilayah tersebut masih sedikit mengalami kerusakan.

Pengembangan pariwisata di Kepulauan Kangean yang masih bersifat


Bottom Up dalam artian pengembangannya berada pada pengelolahan masyarakat
terkait dengan potensi-potensi pariwisata yang ada di Kepulauan Kangean. Dalam
kasus ini model pengembangan Bottom Up yang memiliki beberapa prinsip
diantaranya adalah prinsip People centered managemen dimana masyarakat tidak
hanya diberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pariwisata, namun
masyarakat jugadiarahkan untuk mengelola kegiatan pariwisata agar terjadi kesi
nambungan ketika program pendampingan dari pemerintah berakhir, masyarakat
merupakan pendukung, penasehat atau penyandang dana dalam waktu yang
terbatas yang selanjutnya tergantung pada pengelolaan yang berpusat pada
masyarakat local. Masyarakat kangean pada umumnya kurang memperhatikan
dampat positif atau keuntungan dari hasil pengembangan pariwisata bahari di
Kepulauan kangean, kebanyakan masyarakat kangean hanya ingin instan dalam
mengembil keuntungan dari pariwisata tanpa memikirkan bagaimana
pengembangannya kedepan.

Metode Penelitian

Beberapa data yang diperlukan dalam analisis factor pengembangan


pariwisata bahari Kepulauan Kangean, Sumenep antara lain yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilokasi yang
menjadi obyek perancangan. Data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yang
diamati secara langsung. Dalam perancangan data primer diperoleh secara
langsung dengan mendapatkan data langsung dari lapangan, yaitu data mengenai
Kepulauan Kangean dari potensi wisata bahari dan fasilitas lainnya yang menjadi
factor pengaruh terhadap pengembangan pariwisata bahari Kepuluan Kangean.
Data sekunder berguna agar dapat lebih memahami tentang obyek perancangan.
Dalam perancangan ini, data sekunder memakai data pustaka atau data teoritis
tentang kepariwisataan bahari, serta data-data dari Dinas Perikanan dan Kelautan
mengenai pengembangan potensi wisata bahari Kepulauan Kangean dan keadaan
dan kondisi perkembangan Kepulauan Kangean.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan proses pengumpulan data terdiri dari :

1. Metode observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi) dan
seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Pada penelitian ini digunakan observasi partisipatif dimana dimana orang
yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan
oleh objek yang diamatinya. Observasi dilakukan dengan cara observasi
sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan memakai instrument atau alat-
alat yang mendukung pengamatan. Pada penelitian ini dipakai metode observasi
sistematis agar data yang didapat pada Obyek Wisata Kepulauan Kangean,
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur lebih akurat.
2. Metode dokumentasi data ialah metode pengumpulan data dengan cara mencari
data berupa catatan, buku, film, gambar, foto dan sebagainya dengan cara
mendokumentasikan obyek yang diteliti dalam hal ini mendokumentasikan daya
tarik wisata apa sajakah yang ada di Kepulauan Kangean, Kabupaten
Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui rekaman, hasil memotret, dsb.

3. Metode Internet, melalui website mengenai permasalahan yang dibahas, yang


berguna untuk menganalisa data-data yang telah didapat dan dihubungkan dengan
teori dari kepustakaan yang ada.

Metode yang digunakan untuk analisis data, dengan mengelompokkan


data-data yang telah didapat berdasarkan variabel, jenis responden, dan
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Metode analisis yang
digunakan menggunakan metode kualitatif, SWOT dalam pengolahan datanya
untuk mendapatkan data yang akurat.

1. Metode kualitatif untuk pengolahan data observasi dan kepustakaan. Metode


kualitatif merupakan pendekatan dengan cara menekankan pada makna, penalaran
hasil temuan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang diperoleh tanpa
menggunakan perhitungan statistic atau angka-angka. Metode kualitatif yang
digunakan menggunakan metode analisis SWOT.

2. Metode analisis SWOT merupakan metode yang membandingkan kekuatan,


kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang ada pada obyek wisata Kepulauan
Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dengan obyek wisata pulau
Bawean, sehingga dapat melakukan pengamtan terhadap factor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan pariwisata bahari dan mampu menemukan factor
yang paling berpengaruh dalam pengembangan wisata bahari Kepulauan
Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Pembahasan
A. Gambaran Umum Kepulauan Kangean
Kangean adalah gugusan pulau yang merupakan bagian paling timur dari
Pulau Madura. Kepulauan Kangean terdiri dari 60 pulau, dengan luas wilayah 487
km. Pulau Kangean merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur, dan termasuk ke
dalam wiayah Kabupaten Sumenep. Madura. Kepulauan Kangean terdiri dari 3
kecamatan yaitu Arjasa, Kangean, dan Sapeken. Kecamatan Arjasa meliputi pulau
Kangean bagian barat, kecamatan kangayan meliputi pulau Kangean bagian timur,
sedangkan kecamatan Sapeken meliputi pulau - pulau kecil dan mendominasi
bagian timur kepulauan Kangean. Pulau Kangean adalah pulau yang terbesar dari
Kepulauan Kangean. Luasnya 430 km2, dan titik tertingginya mencapai 390 meter
dpl. Kangean merupakan pulau paling signifikan di kawasan tersebut. Perairan
Pulau Kangean sesuai dengan letak geografisnya yang terdiri dari pulau - pulau
dan laut, memiliki potensi sumber daya bawah laut yang sangat besar dan
melimpah. Beragam terumbu karang di perairan Kepulauan Kangean cukup kaya
selain itu ikan-ikan dengan berbagai macam jenis dan bentuk juga banyak di
perairan kepulauan Kangean.

Tutupan terumbu karang cukup rapat dan keanekaragaman terumbu


karangnya menyajikan pemandangan yang indah. Kepulauan Kangean memiliki
potensi wisata bahari yang besar dengan jumlah 60 pulau yang pada masing-
masing pulau memiliki potensi wisata bahari yang berbeda-beda diantara potensi
wisata yang terdapat di Kepulauan Kangean adalah snorkling (menyelam di
permukaan), diving (menyelam), pantai, dan lain-lain. Pariwisata Bahari di
Kepulauan Kangean masih belum maksimal dalam pengembangannya oleh karena
itu dibutuhkan pengembangan dengan mencari dan menemukan factor-faktor yang
akan mempegaruhi terhadap pengembangan pariwisata bahari. Pada saat ini pola
pengembangan pariwisata bahari di Kepulauan Kangean masih menggunakan
model pengembangan bottom up dimana masyarakat yang berperan aktif dalam
pengembangan wisata bahari Kepulauan Kangean.
Pengembangan berasal dari kata kembang yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1991) yang berarti mekar terbuka atau membentang, menjadi
besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambahsempurna dalam hal kepribadian,
pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Perkembangan merupakan proses untuk
menuju pertumbuhan yang berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,
ukuran, dan arti pentingnya. Sedangkan wisata bahari adalah seluruh kegiatan
yang dilakukan untuk menciptakan kesenangan, tantangan, pengalaman baru,
kesehatan yang hanya dapat dilakukan di wilayah perairan. Kegiatan yang
dilakukan dalam wisata bahari diantaranya berperahu, berenang, snorkeling
(menyelam dipermukaan), diving (menyelam), memancing, dan lain-lain. Wisata
bahari bukan hanya memiliki kesan semata-mata hanya ingin memperoleh hiburan
dari berbagai suguhan fenomena alam dan antraksi yang terdapat di temapat
wisatan tetapi diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung untuk
mengembangkan konservasi di wilayah pesisir dan membentuk kesadaran untuk
melestarikan wilayah pesisir.

Wisata bahari menurut Ardika (2000) adalah wisata dan lingkungannya


yang berdasarkan daya tarik wisata kawasan yang didominasi perairan dan
kelautan. Keraf (2000) wisata bahari adalah kegiatan untuk menikmati keindahan
dan keunikan daya tarik wisata alam di wilayah pesisir dan laut dekat pantai serta
kegiatan rekreasi lain yang menunjang. Sarwono (2000) wisata bahari adalah
kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata
maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan diatas permukaan di wilayah
laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan
keanekaragaman jenis biota laut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa wisata bahari adalah segala aktivitas wisata yang menjadikan
sumber daya alam laut beserta segala potensinya sebagai suatu daya tarik yang
unik untuk dinikmati. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pariwisata
bahari adalah segala bentuk aktivitas wisata yang menjadikan sumber daya alam
laut beserta potensinya sebagai suatu daya tarik.
B. Potensi Wisata Bahari
Berikut beberapa data mengenai pulau-pulau yang potensial
dikembangkan yang memiliki daya tarik menjadi daerah wisata bahari yang ada di
Kepulauan Kangean:

1. Pulau Mamburit
Pulau ini telah menjadi perkampungan di tengah laut yang pantainya mulai
dari batas air surut sampai kedalaman + 15 meter terdapat hamparan terumbu
karang, baik yang masih hidup maupun sudah mati, terumbu karang yang bagus
masih bisa dijumpai di kedalaman 15 meter-30 meter dibawah permukaan laut
atau hanya disa dijumpai dengan diving.

2. Pulau Kangean
Pulau terbesar di kepulauan ini merupakan pulau yang paling banyak
disinggahi perahu, baik perahu nelayan maupun kapal Ferri. Pulau Kangean
merupakan pulau yang menjadi sarana utama untuk dapat menuju ke pulau yang
lain, beberapa obejek wisata bahari yang berada di pulau kangean adalah pantai
pasir putih dan pantai celgung.

3. Pulau Paliat
Pulau ini terletak di sebelah timur Pulau Kangean yang dipisahkan oleh
selat sempit. Di ujung barat pulau ini atau tepatnya barat laut pulau ini membujur
ke arah timur + 1 km sebatas + 15-30 m dari batas air laut surut ke arah tengah
laut terdapat terumbu karang yang masih baik. Sampai kedalaman + 5 meter.
Terumbu karang ini dapat dinikmati dengan tanpa menyelam (dari atas perahu)
karena airnya masih jernih. Demikian pula pantai selatan pulau ini terdapat
terumbu karang yang diwaktu air surut nampak kepermukaan air.

4. Pulau Saobi
Pulau dengan luas 930 ha ini telah berstatus Cagar Alam dan selebihnya
dihuni penduduk dengan berbagai aktifitas kehidupan yang sebagian besar
menjadi nelayan. Dengan kondisi terumbu karangnya yang memiliki nilai
konservasi tinggi dan jenis-jenis ikan lainnya.
5. Pulau Saebus
Pulau dengan keindahan terumbu karang yang dapat dilihat hanya dengan
jarak 1-3 meter dari permukaan laut atau dengan snorkeling saja. Ikan badut yang
disebut Nemo bahkan dapat dijumpai hanya sekitar 1 meter dari permukaan laut.

6. Pulau Sepanjang
Pulau terbesar kedua setelah Pulau Kangean terletak diujung paling timur
dari Kepulauan Kangean. Secara geografis Pulau Sepanjang terletak di bagian
Timur gugusan kepulauan Kangean dengan posisi disisi utara Pulau Bali. Pulau
Sepanjang Di bagian timur disebelah Tanjung Kiao yang merupakan habitat
duyung (Dugong dugon).

Strategi dalam pengembangan pariwisata di Kepulauan Kangean masih


kurang diperhatikan dalam pengembangan pariwisata bahari diantaranya adalah
strategi pengembangan produk wisata, strategi pemasaran dan promosi, strategi
pengembangan aksebilitas, strategi pengembangan prasarana, dan strategi
pengembangan usaha. Kelemahan dalam pengembangan produk wisata bahari di
Kepulauan Kangean tidak adanya event-event pariwisata baik yang dikelola oleh
negeri atau pemerintahan daerah dan swasta, pemasaran dan promosi produk
wisata bahari juga kurang maksimal karena belum tersebar secara luas,
pengembangan aksesibilitas Kepuluan Kangean tidak menunjukkan
perkembangan dengan hanya mengandalkan transportasi laut, pemasaran
pariwisata dipengaruhi oleh adanya akomodasi penginapan dan belum adanya
legalitas dalam pengembangan pariwisata di Kepulauan Kangean, pengembangan
usaha untuk menunjang pariwisata juga belum aksimal dikarenakan masyarakat
masih belum tertarik terhadap usaha pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki dalam mengembangkan
pariwisata bahari, hal tersebut yang menjadi factor yang mempengaruhi
pengembangan wisata bahari Kepuluan Kangean .
Gambar: Peta administrasi Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep
Analisis SWOT
No. Analisis Kepulauan Kangean Kepuluan Bawean
1. Strenght - Kawasan wisata berupa kepulauan - Keanekaragaman hayati bawah
dengan jumlah pulau-pulau kecil lautnya masih terjaga dengan
yang dapat dijadikan obyek wisata alami.
sangat banyak, yang berjumlah 60 - Terdapat potensi wisata seperti
pulau dan masih terdapat pulau-pulau pantai, danau, dan terumbu karang
yang tidak berpenghuni. yang sangat indah.
- Potensi daya tarik wisata yang jauh - Sumber Daya Manusia (SDM)
lebih banyak. Sehingga memiliki yang mudah dibentuk untuk
potensi untuk membentuk Kepulauan melestarikan keadaan alam yang
Kangean menjadi wisata bahari dapat dijadikan potensi wisata
seperti Karimunjawa. yang menarik.
- Keanekaragaman spesies terumbu - Kesadaran masyarakat dalam
karang yang beraneka macam menjaga lingkungan relatif tinggi
menjadikannya ter-masuk dalam lima dengan tidak memakai bahan
kawasan terindah dengan terumbu berbahaya ketika menangkap ikan
karang di Indonesia selain Taman seperti menggunakan bom dan
Laut Bunaken, Kepulauan potassium, dan melestarikan
Karimunjawa, Raja Ampat. peninggalan budaya yang ada.
2. Weakness - Kesadaran Sumber Daya Manusia - Keterbatasan transportasi dan
(SDM) yang ada di Kepulauan infrastruktur yang ada di Pulau
Kangean masih sangat rendah, Bawean. Banyak jalan yang rusak
dengan masih adanya beberapa di Pulau Bawean.
nelayan yang menggunakan bom dan - Belum adanya listrik yang
potassium dalam menangkap ikan. menjangkau Pulau Bawean, warga
- Keanekaragaman hayati bawah laut biasanya meng-gunakan genset di
seperti terumbu karang di beberapa setiap rumahnya untuk
pulau di Kepulauan Kangean banyak penerangan.
yang rusak di kedalaman 1-3 meter, - Hingga saat ini masih belum
sedangkan dikedalaman laut yang adanya sarana akomodasi seperti
hanya bisa dijangkau dengan diving penginapan di Pulau Bawean.
masih bagus. - Luas pulau dan kawasan yang
- Keterbatasan sarana trans-portasi dapat dijadikan wisata bahari
dan infrastruktur di Kepulauan sangat terbatas.
Kangean. - Kurangnya promosi me-ngenai
- Kurangnya promosi sehingga Pulau
keberadaan dan keindahan Kepulauan
Kangean hampir tidak diketahui
seluruh masyarakat Indonesia.

3. Oportunity - Telah dibentuknya tim oleh lembaga - Terdapat lapangan terbang


HAPPI dan Dinas Perikanan dan perintis yang baru selesai pada
Kelautan provinsi Jawa Timur untuk akhir tahun 2012 membuat Pulau
menciptakan kawasan wisata Bawean lebih mudah dicapai
Kapajang yang berasal dari singkatan wisatawan.
Pulau Kangean - Pulau Paliat - Pulau - Wilayah yang masih dekat
Sepanjang. Dan menciptakan Maritim dengan Surabaya yang memiliki
Tradisional Center atau Pusat Tradisi lapangan terbang bertaraf
Maritism. Internasional, Juanda.

4. Threat - Cuaca yang tidak menentu - Cuaca yang tidak menentu


membuat kapal tidak dapat berlayar mengakibatkan Kapal yang
menuju Kepulauan Kangean menyeberangi Laut Jawa tidak
sekalipun sudah terdapat jadwal rutin bisa berlayar .
kapal yang melakukan pelayaran.

Kesimpulan
Kegiatan wisata telah menjadi bagian utama dalam gaya hidup manusia
saat ini yang bukan hanya sekedar pengisi waktu liburan namun telah menjadi
sebuah kebutuhan dalam hidup. Kepulauan Kangean sebagai bagian dari
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memiliki potensi wisata bahari yang
berlimpah. Kepulauan Kangean adalah gugusan pulau yang merupakan bagian
paling timur dari Pulau Madura. Permasalahan dalam mengembangkan Kepulauan
Kangean sebagai Wisata Bahari ialah :
a. Rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini berkaitan terhadap kesadaran
masyarakat dalam melestarikan dan mengelola potensi alam yang ada dalam
Kepulauan Kangean.
b. Pemanfaatan sumber daya alam yang kurang maksimal dan terencana. Potensi-
potensi alam yang ada di kepulauan Kangean belum dikelola dengan maksimal
oleh masyarakat dalam mendukung program pemerintah serta kurangnya pihak
pengelola selaku investor yang belum mengetahui potensi alam kepulauan
Kangean yang dapat menjadi wisata bahari dengan keindahan sumber daya
alamnya.
c. Terbatasnya sarana penunjang wisata antara lain merupakan sarana transportasi,
sarana tempat penginapan bagi wisatawan seperti hotel, resort, dan lain-lain.
Kemudian sarana bermain dan tempat makan.
d. Kurangnya promosi wisata dan kurang adanya data serta informasi yang
diperlukan dalam pengembangan wisata bahari. Kepulauan Kangean sendiri
hingga kini masih sangat jarang diketahui keberadaannya oleh masyarakat
Indonesia, terlebih luar negeri.

Prioritas pengembangan wisata bahari terletak dari pengembangan sumber


daya alam, sumber daya manusia, pengembangan produk wisata, sarana dan
prasarana, promosi wisata, pengendalian lingkungan, pengembangan sistem
informasi dan manajemen. Kurangnya kontribusi dari pemerintah daerah yang
hanya mengembangkan pariwisata bahari yang dekat dengan daratan Kabupaten
Sumenep membuat wisata bahari di Kepulauan Kangean menjadi kurang
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf. 2000. Dimensi Budaya Ekologi Pesisir Dalam Pengembangan Wisata
Bahari. Naskah Seminar, Denpasar Kajian Budaya Universitas Udayana.
Bali: Universitas Udayana.
Ardika, I Gede. 2000. Beberapa Pokok Pikiran Tentang Pengembangan Wisata
Bahari di Bali. Naskah Lengkap Seminar Nasional. Denpasar: Universitas
Udayana.
Sarwono, S.W. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Guntur, Murachman dan Soemarno (2000). Konsep Pengelolaan Kawasan
Konservasi Laut Selat Madura dan Sekitarnya. Jurnal Agritek, 125-134.
Sri Hartini, et al. (2003). Kajian Pulau Madura dan Kepulauan Kangean. Pusat
Survey Sumber Daya Alam Laut.
Syah, Ach. Fachrudhin, Akhmad Farid. (Desember 2006). Konsep Pengembangan
Wisata Bahari Kepulauan Kangean. Embryo 3. 2, 127.
Farid, Akhmad. (2012). Konsep Pengembangan Wisata Bahari, Kepulauan
Bawean, Jawa Timur. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang.
2017, Jatim Miliki 'Wakatobi' di Kepulauan Sumenep. (10 mei 2017). Republika.
Di unduh 10 mei 2017 dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/nusantara-
nasional/12/07/04/m6mp8x-2016-jatim-miliki-wakatobi-di-kepulauan-
sumenep.

Anda mungkin juga menyukai