PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara etis dan sosial bagi masyarakat, disebut sebagai pariwisata berkelanjutan.
kelestarian lingkungan dan membawa manfaat bagi generasi masa kini dan generasi
potensial. Hal ini hanya dapat dicapai melalui sistem tata pemerintahan yang baik
yang mencakup partisipasi yang setara dan aktif dari masyarakat, sektor swasta, dan
berbagai isu, termasuk demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan (Sunarta,
2017).
terkait dengan tempat (tujuan) dan dapat diterapkan pada non-entitas atau individu.
1
Persyaratan penting untuk penerapan standar destinasi pariwisata berkelanjutan
adalah adanya organisasi pengelola yang bertanggung jawab. Empat kriteria utama
َْض الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُوْ ن ْ َظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب
ِ َّت اَ ْي ِدى الن
َ اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع
Terjemahannya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
di darat" sebagai akibat dari berhentinya hujan dan menipisnya vegetasi, serta di laut,
asusila yang dilakukan dengan maksud untuk membuat Allah merasa kasihan kepada
mereka. Jika dibaca sebagai linudziiqahum, itu diterjemahkan sebagai "agar kami
merasa untuk mereka" dan "agar mereka kembali" dan "agar mereka bertobat dari
2
kerusakan, kerugian usaha, dan tenggelam. Untuk membuat orang-orang di dunia
mereka.
panjang garis pantai ± 280 meter dan merupakan pantai dengan daya tarik berupa
keindahan alam sekitar pantai yang masih alami, serta di kawasan ini pula terdapat
kegiatan pembuatan Perahu Pinisi yang ditunjang oleh keadaan alamnya dan
Nomor 6 Tahun 2009 juga membahas dan mengatur hal ini berkaitan dengan Rencana
Marumasa, dan Panrang Luhu serta bertujuan untuk mengembangkan produk wisata
didasarkan pada kondisi alam pantai yang sangat menarik. Wilayah pesisirnya yang
cukup panjang, memberikan suasana alam yang menarik serta beragam keunikan dan
nilai sejarahnya.
dapat mewujudkan potensinya secara maksimal, sehingga kurang dikenal baik oleh
pariwisata yang tertata dengan baik, kurangnya fasilitas umum penunjang yang dapat
3
menunjang kegiatan wisata pengunjung, dan sarana prasarana yang baik untuk
bahwa pengelolaan wisata masih kurang optimal seperti lingkungan yang tercemar
pengunjung tidak sadar dan patuh aturan untuk menjaga kebersihan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan daerah dari adanya pariwisata ini masih belum terlihat
adanya perubahan. Oleh karena itu, strategi pengembangan yang dipikirkan dengan
Penelitian ini dilakukan dengan dua tujuan utama mengingat masalah yang
B. Rumusan Masalah
Bulukumba?
4
Bulukumba?
1. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah di atas, dengan demikian tujuan penelitian ini
yaitu:
Bonto Bahari.
2. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah keuntungan yang diharapkan bisa didapatkan pada penelitian
ini:
Pada lingkup variabel yang nantinya diteliti memiliki beberapa fokus utama
5
seperti mengembangkan destinasi wisata berdasarkan pada kriteria pariwisata
E. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
bahasan serta susunan apa saja yang akan dibahas, semuanya tercakup
berkelanjutan.
Jenis penelitian, tempat dan kapan riset dilaksanakan, jenis juga sumber
informasi, cara mengumpulkan informasi, populasi dan responden,
variabel penelitian, teknik menganalisis data, definisi operasional, serta
kerangka pemikiran semuanya tercakup dalam Bab ini.
BAB IV : PEMBAHASAN
6
Poin ini akan memberikan penggambaran secara menyeluruh kabupaten
Bulukumba, penggambaran menyeluruh terkait kecamatan Bontobahari,
penggambaran secara menyeluruh Kawasan Desa Darubiah destinasi
wisata Pantai Marumasa Lokasi Penelitian, Analisis Distribusi
Frekuensi, dan Analisis SWOT.
BAB V : PENUTUP
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pariwisata Berkelanjutan
PBB, komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan, adalah yang pertama
hal utama yang dipertimbangkan. Pada konteks ini, artinya semua kegiatan wisata
yang berkaitan tidak menimbulkan kerusakan pada ekologi kawasan wisata tersebut.
kembali sistem dan perilaku masyarakat dalam sebuah kawasan wisata, yang
mencakup aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan (Kara, 2014).
melepaskan diri dari tekanan pekerjaan. Sebelum kita berbicara tentang pariwisata
pembangunan berkelanjutan memiliki maksud agar kebutuhan saat ini bisa terpenuhi
8
dengan tidak membahayakan untuk kedepannya. Pembangunan berkelanjutan juga
bisa diartikan dalam istilah lingkungan sebagai kemajuan yang dihasilkan dari
interaksi faktor sosial dan politik. Tanpa melintasi batas-batas lingkungan, setiap
perubahan dapat menjamin kehidupan manusia di masa sekarang dan masa depan,
terhadap tradisi destinasi wisata dan keinginan untuk tidak merusak alam dan budaya.
9
Berdasarkan beberapa pendapat tentang teori pariwisata berkelanjutan, dapat
sosial budaya, dan ekonomi. Hal ini berarti, fasilitas-fasilitas pariwisata ataupun
berbagai elemen yang mestinya diperhatikan, yakni elemen lingkungan, budaya juga
ekonomi. Ketiga aspek ini berperan sangat penting dalam mewujudkan pariwisata
berkelanjutan. Jika sebuah destinasi wisata dapat menerapkan ketiga aspek tersebut,
maka destinasi wisata tersebut baru layak dikatakan sebagai destinasi wisata yang
1. Aspek Lingkungan
10
Pembangunan pariwisata bekelanjutan tentunya bisa memanfaatkan sumber
menggunakan sumber daya yang bisa terus dilakukan pembaharuan, sehingga tidak
konservasi, keanekaragaman hayati, serta sumber daya alam secara jangka panjang
dibawah ini.
11
masih berlimpah sehingga dapat digunakan oleh generasi selanjutnya. Hal ini juga
tidak memiliki nilai, tidak dapat ditukar dengan apapun yang selalu senantiasa
masyarakat sudah matang, hal ini bisa saja terjadi, yang memberikan dukungan
untuk berpartisipasi secara kreatif, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
Sikap dan nilai budaya suatu kelompok masyarakat berkaitan dengan aspek
sosial budaya. Keharmonisan antara pelaku juga warga lokal juga harus dibina.
Hal ini dapat diwujudkan dengan menampung tujuan, aspirasi, dan ide-ide
turut berpartisipasi menyusun visi misi, mencari tahu apa saja sumber daya yang
12
nantinya bisa dilindungi keberlangsungannya juga perlu untuk dilakukan
sosial berkaitan dengan kemampuan masyarakat untuk menerima kritik dan saran
(Sulistyadi, 2019).
pariwisata juga memegang peranan yang penting. Selain menyusun program dan
Adapun rangkuman hasil kajian aspek sosial budaya bisa disaksikan di Tabel
3 dibawah ini.
13
penting untuk dikaji, terutama partisipasi masyarakat dan pewadahan tujuan
dalam proses berkembang, memerlukan pilar internal yang kuat, yaitu kerjasama
tersebut, Kecamatan Bonto Bahari akan menjadi destinasi wisata yang memiliki
pada ciri khas kebudayaan setempat dapat membentuk sebuah destinasi wisata
dengan citra yang tidak dapat ditemui pada kawasan lain. Dapat dilihat jika
3. Aspek Ekonomi
akses yang mudah baik bagi pemilik usaha dan pengusaha lokal maupun
ini juga diuntungkan dari komunikasi antara masyarakat lokal dan pengusaha
14
(Sunarta, 2017).
dalam aspek ekonomi dapat dilihat melalui dua indikator berikut, yaitu tidak
jumlah sumber daya yang digunakan atau yang dapat diganti (Sulistyadi, 2019).
Adapun rangkuman hasil kajian aspek sosial budaya bisa diketahui di Tabel
4 dibawah ini.
dikatakan berhasil dalam aspek ekonomi jika telah memenuhi kepemilikan lokal
agar bisa melakukan peningkatan kualitas hidup warga melalui berbagai cara
misalnya memastikan bahwa kegiatan ekonomi berjalan terus menerus dan tidak
15
melainkan terus menerus bergantian sehingga keberlangsungan kegiatan
ekonomi pun akan terjaga. Dengan adanya kesempatan untuk membuka usaha
tersebut.
pada jenis pariwisata yang berkembang pada tingkat yang sangat cepat dan tidak
konferensi dan pendekatan terpadu untuk memastikan bahwa hasil yang paling
B. Destinasi Wisata
dianggap sebagai tujuan wisata. Sebaliknya, menurut Tuohino & Konu (2014),
destinasi adalah wilayah geografis yang bisa memberikan daya tarik kepada
wisatawan agar berada disini meski dalam waktu singkat dan memiliki beberapa hasil
produksi yang memerlukan banyak prasyarat saat ingin diwujudkan. Disisi lain, Kim
dan Brown (2012) menyatakan bahwa atraksi, fasilitas, dan layanan wisata terdiri dari
16
produk wisata.
Menurut Ritchie (2014), deperti produk jasa lainnya, destinasi adalah paket
(bundel) dari berbagai fasilitas dan layanan pariwisata yang memiliki sejumlah
individu tertentu dalam keadaan pilihan tertentu. Destinasi adalah suatu kesatuan
dalam suatu kawasan tertentu yang meliputi komponen produk dan jasa pariwisata
serta elemen pendukung lainnya seperti pelaku industri pariwisata, masyarakat, dan
2008).
satu hal yang ditawarkan dalam pemasaran pariwisata memiliki 3 elemen utama,
yakni:
terhadapnya.
berkelanjutan. Mereka terkait dengan tempat (tujuan) dan dapat diterapkan pada non-
17
entitas atau individu. Persyaratan penting untuk penerapan standar destinasi
jawab. Perlu ditegaskan bahwa organisasi yang dimaksud bukan hanya sektor publik
atau entitas otoritas lokal; melainkan untuk mencapai tujuan, penerapan standar
dikelompokkan kedalam empat kelompok, masing-masing dengan dua atau tiga sub
18
2. Item diturunkan dari kriteria yang merinci pengelompokan indikator disebut
sebagai subkriteria.
3. Indikator adalah hal yang akan memberikan kejelasan suatu kriteria dengan
1. Pengelolaan Berkelanjutan
19
2) Strategi dan rencana aksi pengelolaan destinasi
destinasi namun tetap harus berfokus juga pada apa saja yang bisa
kepentingan terkait.
20
pengaturan pada berbagai elemen pokok aktivitas pariwisata berkelanjutan
homestay, tour operator, dan lain-lain, memberikan indikator dan bukti yang
cemas juga rasa puas warga sekitar tentang keberlanjutan dalam pengelolaan
berkelanjutan.
Dalam hal keterlibatan pengunjung dan umpan balik, indikator dan bukti
21
4) Promosi dan informasi
jawab, serta dengan menghargai warga asli daerah tersebut dan wisatawan
tergantung keadaan.
lokal untuk melindungi sumber daya alam dan budaya. Komunikasi terbuka
atas kebijakan, aturan, dan pedoman ini dilakukan, dan penegakan hukum
dilakukan.
22
3) Adaptasi perubahan iklim
Bukti tolak ukur juga bukti penunjang pada manajemen risiko dan krisis
perencanaan kegiatan yang dibuat karena ada saran dari pihak swasta,
23
bagaimana dammpak positif hasil perekonomian didistribusikan.
24
2) Pencegahan eksploitasi dan diskriminasi.
signifikansi budaya dan alam, bisa lihat kapanpun dan semuanya bisa
25
persyaratan aksesibilitas tertentu. Akses dimungkinkan bagi orang yang
3. Keberlanjutan Budaya
cagar budaya dan lanskap budaya yang diwariskan, diatur oleh prosedur
dan kebijakan.
2) Artefak Budaya
melalui undang-undang.
3) Warisan tak-benda
lainnya dari identitas dan kekhasan lokal didukung dalam perayaan dan
budaya dan tradisi yang ada disajikan, ditiru, dan ditafsirkan, melibatkan
26
dan membantu masyarakat setempat, dan menawarkan pengalaman
4) Akses tradisional
sistem.
2) Interpretasi Situs
juga alam melalui situs yang mereka datangi, selain itu materi
27
tersebut relevan secara budaya, dibuat bekerja sama dengan komunitas
4. Keberlanjutan Lingkungan
suatu sistem.
28
bergerak bebas adalah non-invasif dan dikelola secara bertanggung
jawab untuk mencegah efek buruk pada hewan serta pada kelangsungan
pertunjukkan dan terakhir dijual spesies hidup yang bebas pada produk
ini harus diatur secara ketat. Perawatan dan penanganan semua hewan
kesejahteraan hewan.
b. Pengelolaan sumberdaya :
1) Konservasi energi
29
destinasi.
2) Penatalayanan air
3) Kualitas air
1) Air limbah
septic tank dan sistem pengolahan air limbah, ada pedoman yang jelas
masyarakat setempat.
30
2) Limbah padat
ditempat pembuangan.
mitigasi. Emisi gas rumah kaca dari semua aspek operasi perusahaan
yang tersisa.
31
sampai dan tinggal di tempat tujuan. Untuk mengurangi dampak
atau bersepeda).
peraturan ini.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
struktur yang jelas dari awal hingga pembuatan desain penelitian. Sugiyono
Penelitian ini terlaksana dalam kurung waktu kurang lebih enam bulan, yang
33
kegiatan meliputi penyusunan proposal, survei lapangan, pengumpulan data,
analisis, dan kesimpulan penelitian. Untuk lebih jelasnya berikut peta deliniasi
34
35
Gambar 1. Peta Deliniasi Destinasi Wisata Pantai Marumasa
36
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
hingga desa.
2. Sumber Data
pariwisata berkelanjutan.
b. Data sekunder adalah data yang dapat mendukung dan menunjang penelitian.
37
lainnya menyediakan data sekunder untuk penelitian ini. Berikut ini adalah
pustaka untuk mengumpulkan data. Tergantung pada persyaratan data yang akan
1. Survei Lapangan
potensinya.
2. Studi Pustaka
kawasan wisata serta data sarana prasarana pendukung lainnya dari instansi
38
ini.
3. Kuisioner
deskriptif.
39
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
analisis yang digunakan dalam penelitian. Ini adalah komponen penting yang
memiliki satu atau lebih karakteristik khusus yang telah dipilih peneliti untuk
pariwisata.
2. Sampel
hal demikian, sampel diambil dengan cara acak. Dalam hal ini, random
sampel.
40
dengan istilah “purposeful sampling”. Tabel berikut mencantumkan sumber
1 Dinas Pariwisata 3
2 Pengelola Destinasi Wisata 2
3 Tokoh Masyarakat Sekitar
5
Destinasi Wisata
4 Pengunjung Destinasi
20
Wisata
30
F. Variabel Penelitian
fokus penelitian dan dapat diukur secara kuantitatif dikenal sebagai variabel.
41
No Variabel Indikator Parameter
rumusan masalah:
42
berkelanjutan Pantai Marumasa.
Merujuk pada atau beberapa hal di atas dengan demikian responden bisa
43
menerapkan hal yang sesuai yaitu:
Marumasa
sangat urgent lalu tersebut bukan hal yang penting dan tidak memiliki
ini bisa diberikan nilai berdasarkan tiap fasenya. Nilai yang diberikan
a. Sangat setuju :4
b. Setuju :3
c. Kurang setuju : 2
d. Tidak setuju :1
responden pada setiap baris), skor bobot akan dihasilkan untuk setiap level
setelah skor dan frekuensi ditentukan. Variabel mana yang berdampak pada
44
berdasarkan hasil perhitungan nilai bobot untuk masing-masing faktor atau
untuk menentukan nilai variabel berdasarkan tabel kriteria dari evaluasi setiap
analisis area strategis, yang biasanya disebut sebagai area internal dan area
utama analisis SWOT yang selalu dimiliki. Analisis ini menggunakan variabel
45
berkelanjutan seperti keberlanjutan sosial dan ekonomi, keberlanjutan budaya,
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal, seperti:
kelemahannya (Weaknesses).
46
ancaman) ancaman)
Sumber: Rangkuti, 2009
dari luar. Ada empat strategi yang berbeda yang dapat dibuat dengan
berikut:
kelemahan tersebut harus diatasi agar menjadi kuat. Di sisi lain, jika sebuah
organisasi.
defensif yang bertujuan untuk mengurangi sisi lemah yang ditemukan juga
47
1. Analisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal (IFAS – EFAS)
eksternal dengan memberikan bobot dan peringkat pada setiap aspek strategis
dikenal sebagai analisis aspek strategi internal dan eksternal. Aspek terpenting
sudah ada dan dapat bermanfaat jika dilakukan tindakan positif. Lakukan analisis
area internal (IFAS) untuk menentukan potensi keuntungan dan kerugian. Karena
isu-isu strategis yang akan dipantau harus ditentukan sebab hal di atas. Periksa
permasalahan ini jadi bisa pengaruhi pariwisata pada waktu yang akan tiba.
a. Isi kolom 1 tabel IFAS dengan faktor kekuatan dan kelemahan. Siapkan
b. Pada skala dari 1,00 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting), urutkan
tersebut.
c. Skor total 1,00 tidak dilampaui oleh angka. Pengaruh posisi strategis
48
wisata yang bersangkutan, beri peringkat setiap aspek pada kolom 3 pada
kategori kekuatan diberi nilai mulai dari satu hingga empat. Sedangkan
bobot. Hasil direpresentasikan dengan bobot skor yang berkisar antara 4,0
e. Total skor bobot untuk sektor pariwisata yang ditanyakan dihitung dengan
dengan atraksi lain dalam kelompok wisata yang sama menggunakan skor
total ini.
49
pada setiap faktor
dari kelemahan
Jumlah Jumlah bobot Jumlah nilai Jumlah bobot X nilai
kelemahan kelemahan kelemahan
Sumber: Rangkuti (2009)
Tabel 13. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (IFAS)
Faktor-faktor Bobot Nilai Bobot x Nilai
Strategis
Peluang
Factor-faktor yang Professional Professional Jumlah perkalian
menjadi peluang Judgement Judgement bobot dengan nilai
pada setiap faktor
dari peluang
Jumlah Jumlah bobot Jumlah nilai Jumlah bobot X nilai
peluang peluang peluang
Ancaman
Faktor-faktor yang Professional Professional Jumlah perkalian
menjadi ancaman Judgement Judgement bobot dengan nilai
pada setiap faktor
dari ancaman
Jumlah Jumlah bobot Jumlah nilai Jumlah bobot X nilai
ancaman ancaman ancaman
Sumber: Rangkuti (2009)
yaitu:
a. Pembobotan (Scoring)
50
lingkungan eksternal.
=1,00
=1,00
b. Penilaian (rating)
diberi nilai antara satu dan empat dengan membandingkan nilainya dengan
rata pesaing sejenis, dan nilai 4 ketika kelemahan atau ancaman kurang dari
rata-rata pesaingnya.
51
1) Kuadran I: Growth (pertumbuhan)
ini.
stabilitas:
52
mempertahankan kekuatan internalnya. Memanfaatkan kekuatan untuk
Strategy).
H. Defenisi Operasional
2. Destinasi wisata merupakan lokasi yang memiliki daya tarik tersendiri untuk
diwujudkan.
53
4. Di Pantai Marumasa, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan
dan lautan.
I. Kerangka Pikir
54
“Studi Pengembangan Pantai Marumasa Sebagai
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Desa Darubiah
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba”.
Analisis Distribusi
Frekuensi dan Analisis
SWOT
55
BAB IV
terletak di Sulawesi Selatan, memiliki jarak tempuh sekitar 153 Km² dari kota
dan 5º 40’ Lintang Selatan, serta 119º 58’ dan 120º 28’ Bujur Timur.
1.154,58 km2 dan berjarak kurang lebih 153 km dari kota Makassar. Terkenal
56
Tabel 14. Luas Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2021
Luas Wilayah Persentase
No Kecamatan
(km²) (%)
1 Gantarang 173,51 15,03
2 Ujung Bulu 14,44 1,25
3 Ujung Loe 144,31 12,50
4 Bonto Bahari 108,60 9,41
5 Bontotiro 78,34 6,79
6 Hero Lange-lange 68,79 5,96
7 Kajang 129,06 11,18
8 Bulukumpa 171,33 14,84
9 Rilau Ale 117,53 10,18
10 Kindang 148,67 12,88
JUMLAH 1.154,58 100
Sumber: Kabupaten Bulukumba dalam Angka Tahun 2022
kota kabupaten, disusul oleh kecamatan lain dan kecamatan terkecil, dengan
bawah ini.
57
Jumlah Kepadatan Persentase
No Kecamatan Penduduk Penduduk Penduduk
(jiwa) (jiwa/km²) (%)
4 Bonto Bahari 28.562 263,00 6,49
5 Bontotiro 27.237 347,68 6,19
6 Hero Lange-lange 28.212 410,12 6,41
7 Kajang 48.571 376,34 11,04
8 Bulukumpa 54.192 316,30 12,31
9 Rilau Ale 42.439 361,09 9,64
10 Kindang 32.759 220,35 7,44
JUMLAH 440.090 381,17 100
Sumber: Kabupaten Bulukumba dalam Angka Tahun 2022
sebanyak 27.237 jiwa atau 6,19% dari penduduk Kabupaten Bulukumba secara
58
59
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Bulukumba
60
B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Bonto Bahari
Ujung Bulu, ibu kota kabupaten. Secara astronomi terletak antara 120° 9’ 00’’
– 20° 29’ 00’’ BT dan 5° 28’ 00’’ - 120° 40’ 00’’ LS. Batas administrasi
Lembanna, Tanah Beru, Sapolohe dan Benjala. Berdasarkan data dari Badan
Kecamatan Bonto Bahari yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
61
No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km²)
8 Benjala 17
JUMLAH 108
Sumber: Kecamatan Bonto Bahari dalam Angka Tahun 2022
19,5 km². Disusul Desa lainnya dan Desa terkecil adalah Desa Tana Beru
dengan jumlah penduduk sebanyak 6.387 jiwa atau 22,61% dari penduduk
62
sedikit adalah Desa Lembanna dengan jumlah penduduk sebanyak 2.145 jiwa
kurang lebih antara 5° 25' 40, 80" LS- 4° 23' 27,24" LS dan 102° 8' 21,4" BT -
102° 10' 7,32" BT. Secara administratif, wilayah Desa Darubiah memiliki
batas yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Ara, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Bira, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone,
Dusun Biralohe, Dusun Dauhe, dan Dusun Kasuo adalah tiga dusun yang
16,85 km2.
a. Topografi
63
dan memiliki kemiringan yang curam hingga datar. Titik tertinggi adalah
b. Jenis Tanah
yang diendapkan dan diperoleh dari bahan alam yang bertahan lama serta
partikel kuat. Jenis tanah yang terdapat di Desa Darubiah adalah 2 jenis
c. Penggunaan Lahan
dan pemukiman. Dilihat dari informasi dan persepsi baik secara langsung
64
Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Bonto Bahari
65
66
Gambar 4. Peta Administrasi Desa Darubiah
67
Gambar 5. Peta Topografi Desa Daubiah
68
69
Gambar 6. Peta Jenis Tanah Desa Darubiah
70
Gambar 7. Peta Pengunaan Lahan Desa Darubiah
71
3. Kondisi Demografi Desa Darubiah
Penduduk Desa Darubiah pada tahun 2021 dicatat ada sebanyak 2.916 jiwa
a. Fasilitas Pemerintahan
b. Fasilitas Pendidikan
c. Fasilitas Kesehatan
yang baik, sebagaimana ditunjukkan oleh prinsip dan siap melayani daerah
72
merupakan tindakan yang menciptakan suatu daerah dapat dikatakan
besar. Kota Darubiah memiliki beberapa kantor kesehatan yang terdiri dari
Saat ini terdapat 69 toko kelontong dan salah satu warung makan di
e. Fasilitas Peribadatan
tersebut selain masjid atau mushola. Saat ini terdapat dua mushola dan
73
Pantai Marumasa. Wisata ini bertempat di Desa Darubiah Kecamatan Bonto
Bahari yang memiliki garis pantai berwarna putih dengan pasir lembut yang
tampak putih dari kejauhan. Jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang
wisata bahari.
dikunjungi wisatawan akan tetap saat itu tidak dilakukan pengelolaan yang
pemuda Kalibata Bira, pantai Marumasa mulai berbenah dan menjadi lebih
pepohonan kelapa yang rindang, air laut yang sebening kristal, dan pecahan
batu dari pecahan batu yang ditinggalkan oleh ombak yang kuat selama
ratusan tahun.
Terletak di tengah tebing tinggi, pengunjung dapat melihat laut biru dari
atas tebing. Pengunjung dapat berfoto selfie di mana pun saat berada di
puncak tebing. Pengunjung Kalibata dapat meminta secara gratis kepada anak-
anak muda di sana untuk berbagi ide-ide inovatif mereka untuk berfoto.
Pengunjung hanya diharuskan membeli air mineral dalam botol. Para pemuda
dan mendaur ulangnya menjadi proyek kreatif baru yang nantinya akan
memberikan keuntungan.
74
yang bisa dijadikan lokasi foto. Jika ingin menghabiskan waktu lebih dari satu
hari di pantai, sewalah tenda dan pergi berkemah di dekat pantai. Saat bulan
tersebut.
wisata bahari dibagi dalam tiga bentuk, yakni objek wisata yang sudah
objek wisata yang tidak dikelola, dan Pantai Marumasa disebutkan termasuk
dalam objek wisata yang belum dikelola secara maksimal. Maka dari itu
sebagai obyek dan daya tarik, seperti; kegiatan nelayan menangkap ikan,
75
Pantai Bira, sehingga pengunjung cenderung memilih kesana karena lebih
populer. Alasan mengapa Pantai Marumasa tidak setenar dan ramai seperti
pantai Bira adalah pertama akses jalan menuju titik lokasi lumayan jauh dan
kondisi jalan masih belum aspal, hampir semua berbatu. Kemudian kondisi
keamanan tempat parkir yang kurang terjaga, walaupun tidak berbayar tetapi
dari segi kemananan sangat rawan untuk menyimpan kendaraan. Selain itu,
lokasi pantai tampak masih sangat alami, meskipun banyak dibangun gubuk-
Namun untuk kelebihan dari Pantai Marumasa ini selain dari tebing
pantainya yang sangat indah di sana juga terlihat proses pembuatan dari kapal
phinisi yang sedang dikerjakan masyarakat, itu dapat menambah daya tarik
pantai ini sebab mengikutsertkakan budaya lokal di dalam lokasi pantai ini.
Maka dari itu masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh pantai marumasa
dibanding Pantai Bira, namun terlepas dari itu potensi dari pantai marumasa
Alasan mengapa Pantai Marumasa tidak setenar dan ramai seperti pantai
Bira adalah pertama akses jalan menuju titik lokasi lumayan jauh dan kondisi
jalan masih belum aspal, hampir semua berbatu. Kemudian kondisi keamanan
tempat parkir yang kurang terjaga, walaupun tidak berbayar tetapi dari segi
76
cukup mengganggu mata.
alam, lingkungan yang asri, air laut yang jernih, dan kawasan pantai yang
alam serta berbagai tingkat keunikan dan nilai sejarah yang dimiliki Kawasan
77
Gambar 8. Letak dan Daya Tarik Pantai Marumasa
Keterangan : Jumat, 5 Agustus 2022 Jam 13.11 Wita
2. Kondisi di Kawasan Wisata Pantai
nilai budaya yang dianutnya, maka tidak akan terjadi perubahan karakter
di Desa Darubiah, seperti pesta panen dan pesta turun ke laut akan tetap
diadakan saat perahu diturunkan. Kebiasaan ini telah diturunkan dari satu
78
Seorang Panrita Lopi memiliki perahu phinisi yang merupakan warisan
Maka dari itu tingginya nilai sejarah dari kapal phinisi dapat dijadikan
sebagai daya tarik ikon wisata pantai marumasa, yang apabila pengunjung
pemangku kepentingan (pihak terkait) baik dari sektor swasta maupun publik,
79
a. Sarana Peribadatan
b. Toilet
Toilet adalah salah satu sarana yang penting yang harus dimiliki dalam
80
Gambar 11. Toilet
Keterangan : Jumat, 5 Agustus 2022 Jam 13.35 Wita
istirahat, sport foto yang memanjakan mata, dan terdapat juga gedung yang
81
Gambar 12. Fasilitas Pendukung Lainnya
Keterangan: Jumat, 5 Agustus 2022 Jam 13.45 Wita
d. Jaringan Jalan
jalanan dengan aspal, keadaannya dalam status yang cukup baik, namun
membawa kendaraannya.
e. Jaringan Persampahan
82
Sarana persampahan pada kawasan wisata Pantai Marumasa sudah
Selain memanfaatkan sumur air tanah dalam untuk suplai air bersih,
PLN yang tepatnya berada di Desa Bira menjadi sumber utama energi
83
listrik di kawasan Pantai Marumasa, akan tetapi di kawasan wisata Pantai
Marumasa ini masih belum maksimal. Sudah ada tiang listrik yang
terdpasang pada jalur menuju kawasan akan tetapi belum berfungsi secara
maksimal.
mana.
84
disediakan titik lokasi bak sampah. Namun pengunjung dan masyarakat itu
ekosistem lingkungan pantai ini. Kemudian konflik ruang yang terjadi juga
85
86
Gambar 18. Peta Kondisi Jalan Pantai Marumasa
87
88
Gambar 19. Peta Sebaran Titik Wisata Pantai Marumasa
89
Gambar 20. Peta Sebaran Sarana Pantai Marumasa
90
Gambar 21. Peta Sebaran Prasarana Pantai Marumasa
91
E. Analisis Potensi Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di
Pantai Marumasa
wisata berkelanjutan pastinya bisa memberikan pengaruh yang besar pada banyak
bidang, akan tetapi banyak kriteria yang perkirakan bisa memberikan pengaruhnya
demikian nantinya bisa dinilai didasarkan pada output kuesioner yang memiliki
banyak responden. Dibawah ini adalah beberapa perhitungan pada kriteria yang
1. Pengelolaan Berkelanjutan
pembagian tanggung jawab yang jelas antara sektor publik dan swasta.
92
Tabel 19. Kondisi Pengelolaan Berkelanjutan Pada Kawasan Wisata Pantai
Marumasa
N Jawaban Informan
Variabel Indikator Parameter
o SS S KS TS
Tanggung jawab
15 10 3 2
pengelola wisata
Struktur dan
Rencana dan strategi
kerangka 12 8 8 2
pengelola wisata
pengelolaan.
Pengelola Monitoring dan
8 8 10 4
an evaluasi
1.
Berkelanj Kerja sama dengan
utan 13 11 5 1
masyarakat setempat
Keterlibatan
Pemangku Pelibatan dan
10 9 10 1
Kepentingan tanggapan wisatawan
Promosi dan Informasi
2 8 18 2
destinasi wisata
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
93
pengembangan wisata Pantai Marumasa.
memanfaatkan dan menjual potensi alam dan budaya yang masih asli (nature),
Tabel 20. Kondisi Aspek Sosial Ekonomi Pada Kawasan Wisata Pantai
Marumasa
Jawaban Informan
No Variabel Indikator Parameter
SS S KS TS
Dampak terhadap
16 8 4 2
ekonomi lokal
Memberikan
Peluang tenaga kerja
manfaat 14 10 5 1
terserap
ekonomi
Mendukung
Keberlanj lokal
kewirausahaan lokal dan 12 9 7 2
utan sosial perdagangan
2.
dan
Program terhadap
ekonomi 9 14 3 4
Kesejahteraa masyarakat
n dan Hak melindungi
dampak 10 9 7 4
masyarakat
social. Keselamatan dan
11 10 4 5
keamanan
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
94
sosial ekonomi di kawasan wisata Pantai Marumasa sangat positif, maka
Yang dimana hal tersebut menyatakan bahwa kriteria sosial ekonomi pada
3. Keberlanjutan Budaya
kondisi sosial dan budaya masyarakat lokal. Baik efek positif atau negatif
95
Pantai Marumasa bisa diketahui di tabel 21.
Tabel 21. Kondisi Aspek Budaya Pada Kawasan Wisata Pantai Marumasa
Jawaban Informan
No Variabel Indikator Parameter
SS S KS TS
Perlindungan aset
Keberlanj Melindungi 4 12 9 5
budaya
3. utan warisan
Melindungi akses
Budaya budaya 6 8 7 9
mayarakat
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 21 dapat kita ketahui bahwa dari
mengenai kondisi aspek budaya pada kawasan wisata Pantai Marumasa, maka
Yang dimana hal tersebut menyatakan bahwa kriteria aspek budaya pada
4. Keberlanjutan Lingkungan
penurunan daya tarik potensi objek wisata, serta merusak dan menurunkan
kualitas potensi daya tarik alam dan budaya lingkungan. Potensi pariwisata
96
pemanfaatan potensi daya tarik alam lingkungan dan budaya di daerah tujuan.
mengenali dan memahami daya dukung lingkungan alam dan potensi daya
tarik objek wisata. Pengelolaan sumber daya serta pengelolaan limbah dan
di tabel 22.
Tabel 22. Kondisi Aspek Lingkungan Pada Kawasan Wisata Pantai Marumasa
Jawaban Informan
No Variabel Indikator Parameter
SS S KS TS
Pengelolaan
Kualitas air 12 9 3 6
Keberlanj Sumberdaya
utan Air limbah 5 6 9 10
4 Pengelolaan
Lingkunga Pengurangan
limbah dan
n emisi 7 12 6 5
emisi
transportasi
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2022
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 22 bisa kita ketahui bahwasanya dari
sebanyak 12 responden.
97
kualitas air dan untuk indikator pengelolaan limbah dan emisi mempunyai
Pantai Marumasa
a. Kekuatan (Strength)
b. Kelemahan (Weakness)
wisatawan.
98
serta akses jalan yang kurang baik.
c. Peluang (Opportunity)
d. Ancaman (Threath)
dengan membagi peringkat pada faktor tersebut dengan bobotnya. Dari 0,0
(tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting), bobot dihitung. Jumlah bobot
untuk kekuatan dan kelemahan sama dengan jumlah bobot untuk peluang dan
ancaman.
tujuan perusahaan yang bersangkutan, peluang dinilai dari 1 (di bawah rata-
rata), 2 (rata-rata), 3 (di atas rata-rata), dan 4 (sangat baik). Nilai peringkat
peluang dan ancaman selalu bertentangan satu sama lain; misalnya, jika
99
dan kelemahannya dihargai.
apakah terdapat peluang (nilai positif) atau ancaman (nilai negatif) dan
oleh seberapa besar dampak kekuatan atau kelemahan terhadap tujuan, misi,
dan visi perusahaan. Semakin besar bobotnya, semakin besar pula kontribusi
atau pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan, misi, atau visi les privat.
yang sama untuk menentukan peringkat. Misalnya, jika faktor kekuatan lebih
100
Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan tabel diatas, faktor kekuatan dijelaskan
bahwa potensi wisata bahari serta keragaman objek wisata yang dimiliki
kawasan wisata Pantai Marumasa cukup tinggi serta nilai sejarah dari
seperti kurangnya akses jalan dan sarana prasarana yang memadai juga akses
jalan yang masih buruk, serta belum tertatanya sistem pengelolaan wisata.
101
bahari unggulan Kabupaten Bulukumba sesuai arahan RTRW. Faktor
102
kebersihan agar sampah yang sekitar tempat wisata dalam
lingkungan pantai. dihasilkan wisatawan mengembangkan akses
2. Lingkungan dapat diolah dan tidak lokasi ,fasilitas tempat
tercemar oleh terjadi pencemaran wisata serta kebersihan
sampah yang lingkungan. (S1,S2,T2) lingkungan.
ditinggalkan 2. Perlu sosialisi tehadap (W1,W2,W3,T1)
pengunjung . masyarakat setempat, 2. Mempromosikan daya tarik
pentingnya menjaga wisata pantai sebagai wisata
kebersihan lingkungan berbasis sustainable tourism
dan dampak yang dengan mengedepankan
ditimbulkan jika terjadi aspek lingkungan, budaya,
kerusakan lingkungan. sosial dan ekonomi.
(S1,S2,T1) (W1,W3,T2)
Dari tabel di atas bisa dilihat beberapa strategi alternatif yang dapat
internal yaitu kekuatan juga kelemahan dan faktor eksternal yaitu kesempatan
juga ancaman.
yaitu:
peluang (opportunity) dari objek yang diteliti dalam hal ini Wisata
103
umkm dan tenaga kerja yang terserap.
104
mempromosikan daya tarik wisata pantai sebagai wisata berbasis
Perhitungan total skor matriks IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut,
tersebut. Parameter yang digunakan berasal dari matriks IFAS dan EFAS,
105
Gambar 22. Kuadran Analisis SWOT
(Opportunity)
Kuadran II Kuadran I
WO SO
(S-W=1,3) (O-T=1,55)
1,55
( Weakness ) (Strenght )
1,3
Kuadran III Kuadran IV
WT ST
(Threats)
S-O dimana:
yang alami serta keunikan nilai sejarah dari kegiatan budaya lokalnya
106
daerah atau kearifan lokal masyarakat setempat. Dengan menambahkan
jumlah wisatawan.
makanan khas daerah serta kerajinan asli daerah sana. Selain itu juga
pengunjung wisata.
Menurut kondisi-kondisi yang ada melihat potensi potensi dari setiap kriteria
kerja dan kegiatan ekonomi mulai tercipta bagi masyarakat setempat, masyarakat
mulai sadar akan potensi pariwisata, dan terakhir, masih membutuhkan bantuan
107
ataupun keunikannya, selain itu juga memiliki pemandangan yang bagus. Kondisi
yang dimiliki kawasan Pantai Marumasa saat ini merupakan keistimewaan yang
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Kementerian Agama RI).
wajib, dan membina hubungan baik dengan sesama. Tidak ada unsur kesyirikan di
dalamnya. Jika dikaitkan daengan bahasan dalam skripsi ini, wisata Pantai
Bulukumba.
wisata alam. Allah SWT dalam Q.S. Al-A'Raf ayat 56, dikatakan bahwa kita perlu
manusia senantiasa menjadi penyebab atas kerusakan yang telah terjadi pada bumi
selama ini.
108
—ۚ —ص— اَل ِح— هَ—ا— َو— ا— ْد— ُع— و—هُ— َخ— ْ—و— فً—ا— َو— طَ— َم— ًع— ا —ْ ض— بَ— ْع— َد— ِإ ِ —َ—و— اَل تُ— ْف— ِ—س— ُد— و—ا— فِ— ي— ا—َأْل ْ—ر
—ب— ِم— َ—ن— ا— ْل— ُم— ْ—ح— ِس— نِ— ي— َ—ن
—ٌ —ت— هَّللا ِ— قَ— ِر— ي
—َ —ِإ َّن— َر— ْ—ح— َم
Terjemahnya:
jangan menyebabkan kerusakan pada dunia yang telah ditebus melalui penyebaran
harapan akan pahala-Nya dan takut akan hukuman-Nya. Setiap orang yang
berbuat baik harus melakukannya karena cinta Allah SWT sangat dekat dengan
mereka.
Aspek paling utama terdapat pada destinasi wisata adalah kebersihan alam,
kebersihan sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, karena mampu sebagai
alat pereda marah ketika lelah kebersihan seorang Islam yang berujung pada
penghormatan kepada sesama manusia, menjadi salah satu sarana Islam sekaligus
ciri muslim yang baik dan merupakan perwujudan taqwa hal ini sesuai dengan
hadis yang berbunyi "kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman” (HR
merupakan salah satu komponen utamanya. Dampak sosial dan ekonomi dari
109
pariwisata dirasakan secara tidak langsung di masyarakat. Berbicara tentang
tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya, ini terkait dengan upaya untuk menjamin
bahwa aset normal, sosial yang digunakan untuk kemajuan industri berkelanjutan
di zaman ini dapat dinikmati untuk waktu yang lama di masa depan nanti.
panjang, layak secara ekonomi, dan adil secara sosial dan etis bagi masyarakat.
Hal ini dapat dicapai dengan sistem pemerintahan yang baik yang melibatkan
partisipasi yang setara dan aktif dari masyarakat, swasta, dan pemerintah (Ihsan,
2019).
Seperti yang terdapat di kawasan Pantai Marumasa ini, dengan potensi yang
dimiliki sebagai pariwisata berkelanjutan, seluruh aspek kriteria yang ada harus
berjalan sebaik baik nya, menurut hasil analisis penelitian kaitannya dengan
kriteria yang sangat baik dan berpotensi untuk di kembangkan seperti pengelola
wisata, bagaimana pengelola dapat mengadakan rasa aman dan nyaman terhadap
pengunjung di lokasi wisata. Hubungan mitra yang terjalin baik oleh pemerintah
ekonomi, yang artinya masyarakat setempat pun dapat merasakan dampak dari
adanya destinasi wisata tersebut, mulai dari tenaga kerja yang terserap.
110
Untuk 2 kriteria lainnya menurut analisis penelitian jika dikaitkan dengan
integrasi keislaman dapat diartikan sebagai hal yang sangat berpotensi baik untuk
Budaya artinya keunikan dan tradisi masyarakat setempat yang masih perlu
dilestarikan, adanya budaya lokal ini dapat menjadikan nilai tambah dari suatu
selalu di jaga, jangan lah membuat suatu kerusakan, karena dampak nya akan
kembali ke manusia itu sendiri, maka dari itu penting nya mengucap rasa syukur
dan rasa terima kasih kepada Allah Swt, karena masih diberikan nikmat untuk
111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk pda hasil analisis data juga pembahasan yang diuraikan di atas,
112
d. Untuk kriteria keberlanjutan lingkungan pada wisata Pantai Marumasa,
keindahan alam yang alami serta keunikan nilai sejarah dari kegiatan
wisata.
113
menjadi penyebab adanya peningkatan ekonomi dimasyarakat, selain
didaerah sana.
B. Saran
kesimpulan:
1. Bagi Peneliti
penelitian yang lebih luas akan digunakan dalam studi masa depan sehingga
hasil penelitian lebih akurat dan mampu merumuskan potensi dan strategi
berkelanjutan.
2. Bagi Pemerintah
Marumasa, maka tentu saja peran dan kolaborasi aktif pengelola, masyarakat
114
serta wisatawan sangat diperlukan. Tanggung jawab masing masing dengan
115