Dosen Pengampu
Disusun Oleh
3. Mariyana (A1B022164)
4. Melianti (A1B022165)
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah, karena atas Rahmat dankehendak- Nya
saya dapat menyelesaikan makalah keuangan tentang tentang ”Pengelolaan Destinasi
Pariwisata atau Visitor Manajemen “.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar dalam kepariwisataan. Sehingga besar harapan kami, makalah yang
kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang gagasan pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Pariwisata adalah yang berhubungan
dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme (KBBI Online) Menurut World
Tourism Organization (WTO), yang dimaksud dengan pariwista adalah kegiatan manusia
yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
Menurut Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa
wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
Kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan
hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah
dan iklim yang nyaman. Perjalanan wisata adalah perjalanan keliling yang memakan waktu
lebih dari tiga hari, yang dilakukan sendiri maupun diatur oleh Biro Perjalanan Umum
dengan cara meninjau beberapa kota atau tempat baik di dalam maupun di luar negeri.
Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan,
seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya yang lainnya, oleh karena itu dalam pengembangan objek wisata
ditengah masyarakat diperlukan manajemen untuk mengatur agar tujuan yang diharapkan
bisa tercapai dengan baik sesuai perencanaan yang telah diatur. Pengelolaan pariwisata yang
ideal dilakukan Bersama-sama antara masyarakat dan pemerintah sehingga terjadi Kerjasama
yang baik dan berkelanjutan pemerintah dalam hal ini tidak menjadikan masyarakat sebagai
obyek, akan tetapi lebih ke patner. Dengan menjalankan sistem ini, diharapkan mampu
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dengan tidak merusak
kearifanlokal. Hal ini yang ditegaskan dalam undang-undang kepariwisataan bahwa
kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap
wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk
kesejahteraan rakyat.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Perservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata.
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal.
4. Pelayanan pada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal.
1. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari
konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha
Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia
dan lingkungan.
2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal.
1. Perencanaan (planning): Fungsi ini bertujuan untuk menentukan tujuan dan strategi
pengelolaan destinasi pariwisata, serta menyiapkan rencana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan juga mencakup identifikasi kebutuhan
dan harapan wisatawan, analisis pesaing, dan evaluasi keberhasilan destinasi dalam
mencapai tujuan.
4. Pengendalian (controlling): Fungsi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan
pengelolaan destinasi pariwisata telah tercapai, serta mengidentifikasi masalah yang
mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaikinya.
Pengendalian juga mencakup pemantauan dan evaluasi terhadap keberlangsungan
kegiatan pengelolaan destinasi.
Fungsi ini bertujuan untuk mengenali kebutuhan dan harapan wisatawan, serta
menyusun strategi pemasaran pariwisata yang sesuai untuk menarik wisatawan ke
destinasi. Fungsi pemasaran juga mencakup penyusunan harga yang tepat, promosi
destinasi pariwisata, dan pengelolaan jaringan distribusi. Berikut adalah peran fungsi
pemasaran dalam manajemen destinasi pariwisata:
Fungsi ini bertujuan untuk memastikan terciptanya produk wisata yang memenuhi
ekspektasi pelanggan dengan tetap memperhatikan keberlanjutan destinasi. Berikut
adalah peran fungsi operasi dalam manajemen destinasi pariwisata:
Fungsi sumber daya manusia dalam pengelolaan destinasi pariwisata bertujuan untuk
memastikan bahwa destinasi memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang
terampil, terlatih, dan kompeten yang dapat mengelola destinasi secara efektif dan
efisien.
Berikut adalah peran fungsi sumber daya manusia dalam manajemen destinasi
pariwisata:
b) Menyusun sistem gaji dan benefit yang adil dan menarik bagi karyawan
c) Menyusun sistem pengelolaan karir yang memotivasi karyawan
9. Fungsi Koordinasi
1. Intangibility
Produk layanan atau jasa bearti produk yang ditawarkan tidak berbentuk barang yang
nyata yang bisa ditemui dipengertian produk yang bisa dilihat disepanjangan pasar.
2. Perishability
Produk jasa atau layanan parawisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat
disimpan untuk dijual dikemudian hari.
3. Intespreability
Produk jasa atau layanan seperti parawisata biasanya merupakan produk yang
dibentuk dari berbagai produk pendukung yang terpisah-pisah. Jasa atau pelayanan
merupakan suatu fenomena yang sangat rumit, dalam pengertian yang sederhana jasa
dapat diartikan sebagai suatu pelayanan seseorang kepada orang lain atau juga dapat
di artikan sebagai mulai dari pelayanan yang di berikan oleh manusia baik itu jasa
yang dapat dilihat atau pun yang tidak dapat dilihat, yang hanya dapat dirasakan
sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa
dan benda lainnya. 19 Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk,
yang merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup
kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Pelayanan pendukung
tersebut dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam pasar persaingan global.
Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan objek wisata harus ada dukungan
penuh dari pemerintah dan pemerintah juga harus berperan dalam mengembangkan dan
meningkatkan minta wisatawan untuk mau berkunjung ke objek wisata tersebut, dengan
dukungan pemerintah lah suatu objek wisata itu dapat berjalan dan berkembang seperti apa
yang diinginkan dan diharapkan. Berkembangnya suatu objek wisata juga tidak terlepas dari
usaha-usaha yang dilakukan melalui kerjasama kepariwisataan dan masyarakat, karena
peningkatan dan pengembangan pariwisata merupakan segala kegiatan dan usaha yang
terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana prasaran, barang, dan
jasa fasilitas yang diperlukan guna untuk melayani kebutuhan wisatawan. Selainitu dalam
meningkatkan dan mengembangkan pariwisata juga harus memperhatikan kualitas
lingkungan, adapun prinsip-prinsip peningkatan dan pengembangan perencanaan
kepariwisataan adalah sebagai berikut:
4. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan wisata harus didasarkan pada penelitian
atas faktor geografisnya, tidak hanya berdasakan pada faktor administrasi saja
8. Teori Kemitraan Destinasi: Teori ini menekankan pentingnya kerja sama antara
berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di suatu destinasi, seperti
pemerintah, industri pariwisata, masyarakat setempat, dan wisatawan. Kerjasama ini
diperlukan untuk menciptakan pengalaman wisata yang menarik bagi wisatawan, serta
meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi.
9. Teori Branding Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi harus
dibangun dan dijual sebagai brand agar dapat menarik wisatawan dan memperoleh
manfaat ekonomi.
10. Teori Keberlangsungan Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi
harus dikelola secara berkelanjutan agar dapat terus dikembangkan dan menjadi
tujuan wisata yang terus difavoritkan oleh wisatawan.
11. Teori Keragaman Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi harus
menjadi tempat yang inklusif bagi wisatawan dan masyarakat setempat, serta
memperhatikan keragaman budaya dan kebutuhan yang berbeda.
13. Teori Pengembangan Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana sebuah destinasi
dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan wisatawan,
masyarakat setempat, dan lingkungan. Tujuan pengembangan destinasi adalah
meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan
lingkungan destinasi, serta menjaga keberlangsungan destinasi di masa yang akan
datang.
14. Teori Produk Pariwisata: adalah teori yang menjelaskan bagaimana produk pariwisata
dikembangkan dan dijual kepada wisatawan. Teori Produk Pariwisata memperhatikan
kebutuhan dan harapan wisatawan, serta mengoptimalkan pengalaman wisatawan
melalui pengembangan dan pemasaran produk yang sesuai.
Sebuah sistem yang digunakan untuk mengatur dan memantau kehadiran pengunjung
di suatu area atau lokasi tertentu, seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, institusi
pendidikan, atau fasilitas publik lainnya. VMS dirancang untuk meningkatkan keamanan,
efisiensi, dan pengalaman pengunjung. Sistem Manajemen Pengunjung adalah sistem yang
digunakan untuk mengelola dan memantau aktivitas kunjungan pada suatu area atau bisnis.
Dalam era modern, teknologi seperti biometrik dapat digunakan untuk meningkatkan sistem
manajemen pengunjung di tempat-tempat umum dan bisnis dengan merekam informasi
pengunjung secara akurat melalui pembaca sidik jari atau pemindaian wajah, untuk
meningkatkan perlindungan dan keamanan bagi pengunjung maupun staf.
c. Pengelola destinasi
3) Efisiensi pemanfaatan
Penyampaian informasi secara detail dan tidak berlebihan pada media dan
calon wisatawan khususnya ke kawasan lindung dimulai dari transportasi, tingkat
keamanan, pelayanan hingga akomodasi dan antisipasi keamanan terhadap situasi ata
kondisi yang sedang atau telah terjadi, menjadi hal utama signifikan untuk
mendapatkan kepercayaan wisatawan dan dapat meminimalisir ekspektasi yang tinggi
yang muncul di benak wisatawan. Jaminan keamanan dan keselamatan wisatawan
merupakan tuntutan yang wajib dipenuhi oleh pemerintah, pengelola, masyrakat
hingga wisatawan di destinasi wisata. Satu sama lain bekerjasama menjaga kondisi
kondusif. Tindak lanjut negara dalam memberikan keamanan dan memperhatikan
keselamatan pengunjung yan berkunjung ke destinasi wisata adalah dengan
mengembangkan kebijakan nasional bida keselamata pariwisata yang selaras dengan
upaya pencegahan resiko.
c. Pengelola Destinasi
d. Penduduk Setempat
Dalam manajemen pastinya ada manfaat yang ingin dicapai dengan tujuan positif
pada semua lapisan baik terhadap sumber daya, pengunjung, pengelola, masyarakat.
Beberapa kegunaan yang bisa dirasakan dari Manajemen Pengunjung, antara lain:
g) Global warming
Solusi lain adalah dapat dilakukannya perencanaan dan manajemen sumber
daya alam dan lingkungan secara terpadu melalui lintas sektoral meliputi
pemanfaatan, penataan; pemeliharaan dan pemulihan; pengendalian dan pengawasan;
pengembangan. Problem solving lainnya dapat melalui pendidikan konservasi sumber
daya alam dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Tindakan lain sebagai solusi
adalah perubahan sikap dan tindakan nyata, misalnya memakai baju berbahan tipis
ketika cuaca panas daripada menyalakan pendingin ruangan, memakai baju hangat
ketika udara dingin, berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan, mematikan
komputer atau televisi ketika tidak digunakan, menjaga ruangan tetap sejuk dengan
menutup tirai, mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan, menanam pohon, daur
ulang.
Pengunjung akan merasa aman dan nyaman ketika menerima kepastian dari
pengelola bahwa produk yang ditawarkan dan destinasi yang dikunjungi aman dari
kemungkinan risiko yang bisa terjadi. Selain itu, dengan penerapan Manajemen
Pengunjung, tamu yang berkunjung dapat menikmati secara penuh produk wisata
yang dibelinya. Tamu dapat merasakan dan menikmati alam, daya tarik wisata dan
pelayanan secara penuh dan memuaskan dari tawaran diberikan oleh pengelola. Pada
sisi lain, manfaat Manajemen Pengunjung untuk wisatawan atau tamu adalah
munculnya rasa kepedulian sosial dan lingkungan melalui pengalaman selama
berwisata. Rasa kepedulian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya
penanggulangan wisata masal yang membawa dampak buruk pada lingkungan.
Tempat wisata yang mampu mengelola dan menerapkan keberlanjutan ekosistem
serta manajemen pengunjung yang baik dan tepat sasaran mempunyai reputasi baik
bagi penggemar travelling dan atau seorang ecotourist. Mereka dapat menikmati
dengan berinteraksi dengan masyarakat dan budaya lokal. Diharapkan melalui
interaksi ini, dapat mendorong masyarakat lokal agar mempertahankan budaya
mereka melalui penyelenggaraan festival, acara tradisi adat kepada wisatawan
sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dari sisi masyarakat lokal,
kebudayaan dan identitas diri kearifan lokal dapat dilindungi dan dipertahankan.
Sementara itu, dari sisi wisatawan, diharapkan dapat mengubah pola konsumtif dan
muncul pemikiran serta perilaku untuk konservasi.
b) Target segmentasi pasar yang dipilih kiranya merupakan tipe pengunjung yang
berasal dari kalangan menengah ke atas, yang mampu mengeluarkan lebih
banyak uang dan waktu di destinasi.
c) Target segmen pasar yang dipilih juga merupakan kalangan yang lebih sadar
terhadap lingkungan dan perlindungan sumber daya
e) Dalam hal ini peran operator wisata juga berperan penting dalam menentukan
pasar destinasi sehingga dapat melihat peluang dan memanfaatkan kesempatan
untuk mengoptimalkan pendapatan ekonomi.
f) Citra destinasi dan positioning yang baik di mata pengunjung akan semakin
menarik pengunjung potensial, operator wisata hingga para influencer untuk
datang berkunjung, menikmati pengalaman wisata di destinasi.
Manfaat lain yang bisa dirasakan oleh masyrakat lokal adalah adanya
peningkatan pengetahuan. Jumlah kunjungan yang bisa dikelola dan dikontrol dapat
mempertahankan sikap positif penduduk terhadap pengunjung sehingga bisa
mempertahankan kesempatan untuk berinteraksi bagi pengunjung dengan penduduk
lokal. Ketika terjadi pertemuan yang positif dengan latar belakang budaya yan
berbeda dapat memperluas wawasan satu sama lain. Apresiasi pengunjung terhadap
tempat tinggal dan budaya juga meningkat sehingga dapat mendorong kesadaran dan
kebanggaan penduduk lokal terhadap nilai tempat tinggal mereka, oleh karena itu
penduduk lokal bisa belajar lebih jauh mengenai identitas dirinya dan
melestarikannya. Peningkatan akan kebutuhan terhadap kepedulian sosial dan
lingkungan untuk penanggulangan wisata yang mengganggu lingkungan cenderung
bertambah dilihat dari adanya sikap inisiatif masyarakat lokal dalam melestarikan,
melindungi dan memulihkan warisn alam dan budaya lokal. Munculnya istilah “Green
tourism” sebagai respon kepedulian baik dari wisatawan, masyarakat, pengelola yang
prihatin terhadap lingkungan. Selain itu manfat dari penerapan Manajemen
Pengunjung yang dapat dirasakan oleh masyrakat adalah rasa puas dari wisatawan
yang pernah berkunjung yang terkadang memberikan sumbangan ke kawasan
destinasi. Sumbangan ini biasanya ditujukan untuk pengembangan fasilitas fisik,
program wisata khusus.
1. Cara keras (hard measure), yaitu memaksa pengunjung untuk bertingkah laku
sesuai dengan keinginan pengelola obyek wiata dengan cara sebagai berikut:
e) Memperketat perpakiran
f) Menciptakan konsep zonasi
2. Cara lunak (Soft Measure), yaitu memotivasi pengunjung untuk bertingkah laku
sesuai dengan keinginan pengelola obyek wisata dan masyarakat. Caranya
sebagai berikut :
a) Aktivitas promosi
c) Interpretasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
https://repository.uin-suska.ac.id/20360/8/8.%20BAB%20III%20%281%29.pdf
https://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/jisicom/article/download/1101/721/
https://stp-mataram.e-journal.id/JIH/article/view/1071