Anda di halaman 1dari 11

Makalah

RUANG LINGKUP EKOWISATA

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ekowisata

Disusun Oleh :

Ririn Pauweni

432419027

Biologi A

Jurusan Biologi

Program Studi Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Gorontalo

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya maka saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “pentingnya ekowisata” dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah
ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap dengan dibuatnya makalah ini, dapat membantu pembaca


untuk memahami materi tentang ekowisata dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan dan terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekowisata.................................................................................. 6

2.2 Perkembangan ekowisata berkelanjutan..................................................... 9

2.3 Contoh penyelenggaraan ekowisata yang berhasil.....................................15

BAB V PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekowisata merupakan sektor pariwisata yang berpotensi sebagai salah
satu penunjang perekonomian nasional, dari ekowisata juga dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya sendiri.
Dengan adanya sektor ini selain mampu menyerap pekerja juga dapat sebagai
sumber penghasil devisa yang baik, dan juga mampu mendorong perkembangan
dalam investasi Yuningsih (2005). Untuk melebarkan lagi sektor ini Pemerintah
berupaya keras menyusun rencana dan berbagai kebijakan yang dapat mendorong
kemajuan sektor ini. Salah satu kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah adalah
menggali, menginventarisir dan memajukan objek-objek wisata yang ada agar
ketertarikan wisatawan semakin tinggi.

Ada beberapa hal yang pokok dari ekowisata diantaranya keberlanjutan


kelestarian alam, memberikan manfaat dalam aspek ekonomi, dan masyarakat
menerima kedalam lingkungannya. Menurut Permendagri (2009) Nomor 33
Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, telah
memotivasi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan ekowisata sudah menjadi
dalam kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Peraturan ini menjelaskan bahwa
ekowisata adalah potensi sumberdaya alam, lingkungan, serta keunikan alam dan
budaya yang menjadi suatu sektor unggulan daerah yang belum dikembangkan
secara optimal.

Pengembangan ekowisata di daerah secara optimal memerlukan strategi


perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, penguatan kelembagaan, serta
pemberdayaan masyarakat dengan memperhitungkan kaidah-kaidah ekonomi,
sosial, ekologi, serta yang melibatkan pemangku kepentingan dalam hal
mengelola potensi ekowisata. Fahriansyah and Yoswaty (2012)memaparkan
bahwa ekowisata ialah salah satu usaha yang mengedepankan berbagai produk
pariwisata berdasarkan sumberdaya alam, pengelolaan ekowisata untuk
meminimalkan dampak terhadap lingkungan hidup, pendidikan yang berdasarkan
lingkungan hidup, sumbangan kepada upaya konservasi dan meningkatkan
kesejahteraan untuk masyarakat lokal. Dengan demikian, ada 3 aspek yang harus
dipenuhi dalam pengembangan ekowisata di suatu daerah wisata, yaitu:
pendidikan, kesejahteraan masyarakat lokal, dan konservasi lingkungan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian dari ekowisata
2. Bagaimana pembangunan ekowisata berkelanjutan
3. Apa saja contoh penyelenggaraan ekowisata yang berhasil (Luar negeri
dan dalam negeri
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari ekowisata
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui pembangunan ekowisata
berkelanjutan
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui contoh penyelenggaraan ekowisata
yang berhasil (luar negeri dan dalam negeri)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ekowisata
Sekitar tahun 1980-an lahir suatu konsep Alternative tourism yang
memberikan suatu kritikan terhadap paradigma lama tentang pariwisata.
Pembangunan pariwisata pada paradigma lama cenderung merupakan
pembangunan besar-besaran dengan dicirikan oleh pertumbuhan yang
cepat, eksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan kelestariannya,
dan marginalisasi kepentingan masyarakat lokal. Paradigma baru
pariwisata kemudian muncul sebagai kritik terhadap segenap
penyimpangan praktik pariwisata massal (mass tourism). Konsep baru
inilah yang kemudian populer dinamakan ekowisata.
Ekowisata (Fennel, 1999:43) merupakan wisata berbasis alam yang
berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam,
dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan memberi dampak negatif
paling rendah terhadap lingkungan, tidak bersifat konsumtif dan
berorientasi pada lokal (dalam hal kontrol, manfaat yang dapat diambil
dari kegiatan usaha).
Jauh sebelumnya, Auliana Poon (1993), telah menyebutkan bahwa
pariwisata masal telah membuka jalan untuk ’pariwisata baru’. Yang
dimaksud dengan wisatawan baru adalah wisatawan yang lebih canggih
dan berpengalaman, yang lebih suka merencanakan perjalanan wisata
mereka sendiri dan bepergian secara mandiri. Menurut Poon, wisatawan
baru ini bersifat lebih spontan dan luwes dalam mengatur susunan
perjalanan wisata mereka. Mereka juga lebih cenderung menyenangi
obyek-obyek wisata dengan minat khusus, seperti wisata budaya, wisata
berbasis alam atau wisata petualangan. Mereka lebih mementingkan
pengalaman yang asli dan perjalanan singkat ke satu daerah wisata saja.
Sedangkan World Conservation Union (WCU, 1996) menyebutkan
bahwa ekowisata adalah perjalanan bertanggung jawab secara ekologis,
mengunjungi daerah yang masih asli (pristine) untuk menikmati dan
menghargai keindahan alam (termasuk kebudayaan lokal) dan
mempromosikan konservasi. Wood (2002) memberikan pengertian
ekowisata sebagai kegiatan wisata bertanggungjawab yang berbasis utama
pada kegiatan wisata alam, dengan mengikutsertakan pula sebagian
kegiatan wisata pedesaan dan wisata budaya. Selain itu, ekowisata juga
merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dalam skala kecil baik
pengunjung maupun pengelola wisata.
2.1 Pembangunan pariwisata berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan oleh The World
Commissions for Environmental and Development (WCED), yaitu komisi
dunia untuk lingkungan dan pembangunan, yang dibentuk oleh Majelis
Umum PBB. WCED mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan generasi
sekarang tanpa mempertaruhkan kemampuan generasi mendatang dalam
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Tujuannya adalah memadukan
pembangunan dengan lingkungan sejak awal proses penyusunan kebijakan
dan pengambilan keputusan yang strategis sampai kepada penerapannya di
lapangan.
Mandat global memberikan sinyal bagi kegiatan pariwisata
berkelanjutan seperti yang terungkap dalam pertemuan-pertemuan tingkat
dunia seperti WTO (World Tourism Organisation) dan Agenda 21. Selain
itu, Piagam pariwisata Berkelanjutan menekankan bahwa pariwisata harus
didasarkan pada kriteria yang berkelanjutan yang intinya adalah
pembangunan harus didukung secara ekologis dalam jangka panjang dan
sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat lokal.
Sedangkan Federation of Nature and National Parks (1993) memberi
batasan bahwa pariwisata berkelanjutan adalah semua bentuk
pembangunan, pengelolaan dan aktivitas pariwisata yang memelihara
integritas lingkungan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan dari daya alam
dan budaya yang ada untuk jangka waktu yang lama.
Beberapa pengertian di atas secara umum memiliki kesamaan yang
merupakan terjemahan lebih lanjut dari pembangunan berkelanjutan. Oleh
karena itu kegiatan wisata dianggap berkelanjutan apabila memenuhi
syarat yaitu :
1. Secara ekologis berkelanjutan, yaitu pembangunan pariwisata tidak
menimbulkan efek negatif bagi ekosistem setempat. Selain itu konservasi
merupakan kebutuhan yang harus diupayakan untuk melindungi
sumberdaya alam dan lingkungan dari efek negatif kegiatan wisata.
2. Secara sosial dapat diterima, yaitu mengacu kepada kemampuan
masyarakat lokal untuk menyerap aktivitas pariwisata tanpa menimbulkan
konflik sosial.
3. Secara kultural dapat diterima, artinya masyarakat lokal mampu
beradaptasi dengan budaya wisatawan yang cukup berbeda (tourist
culture).
4. Secara ekonomis menguntungkan, artinya keuntungan yang diperoleh
dari kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.1 Contoh penyelenggaraan ekowisata yang berhasil
1. Luar negeri
1. Thailand Coastal Marine Expedition
Kunjungan ini dikelola oleh organisasi nirlaba Global Vision
International. Selama menjadi turis, wisatawan diharuskan menjadi
sukarelawan untuk berbagai kegiatan konservasi lingkungan di Thailand.
Para turis akan diajak berkeliling menikmati penangkaran penyu,
hutan mangrove, serta menjelajahi Taman Nasional Khao Sok yang jadi
rumah bagi burung, macan tutul, monyet, dan harimau. Lalu, turis diajak
melakukan bersih-bersih pantai di wilayah Phang Nga.
2. Siyafunda di Afrika Selatan
Kunjungan ke Siyafunda ini diorganisasikan oleh Enkosini.org.
Siyafunda adalah bagian dari area ekowisata Makalali di Hoedspruit.
Selama dua pekan, para turis dibawa menikmati interaksi langsung
dengan alam liar. Mereka tinggal di alam liar guna merasakan interaksi
langsung dengan singa, gajah, banteng, badak, dan cheetah. Di samping
itu, para turis akan diajak berkontribusi langsung terhadap habitat yang
ditinggalinya, seperti melakukan rehabilitasi habitat, pemeliharaan jalan,
hingga memotong tanaman parasit.
2. Dalam negeri
1. Rinjani trek, gunung Rinjani
Tempat ekowisata yang pertama ada Rinjani Trek yang merupakan
bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan yang dapat wisatawan lakukan di sini adalah trekking dan
penjelajahan Budaya Sasak (suku asli di Nusa Tenggara Barat).
Untuk mencapai puncak Gunung Rinjani, terdapat 2 jalur trekking, yaitu
melalui Desa Senaru dan Desa Sembalun Lawang. Di masing-masing jalur
trekking ini terdapat badan yang dibentuk untuk membantu wisatawan. Di
Senaru ada Rinjani Trek Center (RTC), dan di Sembalun ada Rinjani
Information Centre (RIC). Namun selain itu juga ada Rinjani Trek
Management Board (RTMB) yang bertanggung jawab akan Rinjani Trek.
2. Gunung pancar,Bogor
Gunung Pancar yang berada di Kabupaten Bogor ini
memanfaatkan alam pegunungan yang masih asri. Dengan melibatkan
warga lokal, ekowisata di Gunung Pancar diharapkan memiliki bermacam-
macam kegiatan yang menarik untuk wisatawan. Seperti hiking, pegelaran
seni tradisional, berenang di pemandian air panas, perkemahan, dan masih
banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada minat khusus atau
yang dikenal dengan ekowisata. Merupakan peluang besar bagi negara kita
dengan potensi alam yang luar biasa ini. Ekowisata merupakan perjalanan
wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta
budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan
untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya.

Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan sebuah


kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumberdaya yang ada,
masyarakat dan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Arida.S.N.I.2017. EKOWISATA, pengembangan, partisipasi lokal,dan
tantangan ekowisata. Bali. Cakra press

Mira. P. Gunawan. 1999. Pariwisata Indonesia. Bandung. Lembaga


penelitian ITB

Satria. Dias. 2009. Pengembangan ekowisata berbasis Ekonomi lokal


dalam rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah
kabupaten Malang. Joirnal of Indonesian Applied ekonomi. 3(1)

Anda mungkin juga menyukai