OLEH
SUPRIADIN
NIM 2210904008
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini memfokuskan masalah pada prinsip peluang dan
tantangan pengelolaan ekowisata mangrove di kelurahan Kabonga Besar.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik suatu permasalahan, yaitu :
C. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Menganalisis apa saja peluang ekowisata mangrove di Kelurahan
Kabonga Besar.
2. Menganalisis apa saja tantangan ekowisata mangrove di Kelurahan
Kabonga Besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekowisata Mangrove
Namun yang pastinya, pengertian ekowisata adalah wisata yang dipergunakan oleh
masyarakat dengan berbasis pada keindahan yang tersedia pada alam, menikmati
keindahan lingkungan, serta memberikan nilai pendidikan merupakan salah satu
tujuan ekowisata di dirikan
1. Qomariah (2009)
2. Nasikun (1999)
5. Black (1999)
Mangrove adalah ekosistem unik yang mendiami wilayah pasang surut, meski
tidak semua kawasan pesisir dapat ditumbuhi mangrove. Mangrove mampu
beradaptasi dengan tingkat penggenangan terbatas melalui sistem perakarannya
yang khas dan dengan kesesuaian kondisi substrat. Durasi penggenangan inilah
yang menentukan sebaran jenis dan zonasi mangrove.
Mangrove jelas memiliki fungsi penting bagi ekosistem pesisir, namun pada
kenyataannya terur menerus mengalami degradasi dan tekanan yang luar biasa,
baik itu oleh dampak reklamasi untuk pemukiman dan pembangunan infrasturutr,
aktivitas warga, maupun untuk alihfungsi untuk berbagai kepentingan ekonomi.
Banyaknya aturan terkait konservasi dan perlindungan mangrove seakan tak
mampu meredam berbagai aktivitas pengganggu tersebut. Gempa dan tsunami
seakan menjadi pengingat dan seharusnya menjadi momentum bersama untuk
untuk mengembalikan kembali mangrove ke tempat sucinya, sebagai benteng
tangguh pesisir, yang secara ekonomi juga memiliki banyak potensi jika dikelola
dengan baik.
Kesadaran dari diri masyarakat dan tanpa paksaan ataupun dorongan dari orang
lain, untuk ikut serta dalam pengelolaan hutan mangrove, merawat dan menjaga
kelestarian hutan mangrove sehingga dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang
dapat dikunjungi oleh masyarakat daerah maupun dari luar daerah juga dapat
berdampak positif terhadap masyarakat yang berada di Kelurahan Kabonga Besar,
(Utomo et all. 2017). Dengan adanya lokasi wisata tersebut, hutan mangrove yang
berada di Kelurahan Kabonga Besar semakin dikenal oleh masyarakat dari luar
daerah. Masyarakat setempat sebagian besar telah memiliki inisiatif yang baik
dalam melakukan perlindungan terhadap hutan mangrove. (Hidayat, 2020)
1. Peluang Bisnis
3. Peluang Kemitraan
Ini berarti bahwa stakeholder pariwisata memiliki kontribusi yang besar dalam
mencapai tujuan pengembangan pariwisata (Caffyn, 2000; Getz dan Timur,
2005; Tuohino dan Konu, 2014). Peran para stakeholder tersebut tidak dapat
maksimal tanpa ditunjang dengan suatu langkah strategis yang dilakukan oleh
pengelola suatu daya tarik wisata ataupun pihak yang memiliki otoritas
pengelolaan pengembangan pariwisata. Kemitraan (partnership), suatu langkah
atau strategi utama pengembangan suatu destinasi wisata. Dapat dibayangkan
jika pariwisata yang sedang dikembangkan tidak menerapkan upaya atau
langkah kemitraan dengan pihak-pihak terkait.
Kemitraan ini bukanlah merupakan strategi baru ataupun pendekatan baru bagi
mereka yang berkecimpung dalam dunia pariwisata. Kemitraan justru telah
menjadi perhatian pemerintah, industri pariwisata ataupun praktisi pariwisata
sejak pariwisata dikembangkan di Indonesia. Kemitraan menjadi kata kunci
jika suatu destinasi atau daya tarik wisata diperhadapkan pada persaingan
menarik wisatawan untuk datang ke suatu destinasi. Fyall dan Garrod (2003)
berpendapat bahwa persaingan dalam dunia usaha pariwisata serta pemberian
pelayanan ke customer menjadi alasan pentingnya kemitraan untuk diterapkan.
Selain itu, multiplier effect dari pariwisata yang di dalamnya melibatkan
individu ataupun kelompok menjadikan strategi kemitraan penting untuk
dipahami dan diimplementasikan.
Meskipun kemitraan disadari sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
pengembangan pariwisata, konsep kemitraan masih memerlukan penjabaran.
Secara aplikatif, suatu organisasi ataupun kelompok telah melakukan upaya
kemitraan. Namun, kajian pustaka dalam literatur Bahasa Indonesia yang
mengeksplorasi kemitraan dan kaitannya dengan pariwisata dan hospitaliti
masih terbatas.
1. Status Lahan
Status lahan mangrove yang banyak di klaim oleh warga sekitar pesisir
menjadi salah satu kendala atau tantangan utama dalam pengembangan
ekowisata mangrove.
2. Investasi
Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset
berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan
harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah
kurun waktu tertentu. Karena harapan mendapatkan keuntungan di
kemudian hari inilah investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Istilah investasi sendiri berasal dari kata Bahasa Italia, investire yang
berarti memakai atau menggunakan. Umumnya, dana atau aset yang
ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan oleh badan atau
pihak yang mengelola. Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut
nantinya akan dibagikan kepada investor sebagai imbal balik sesuai dengan
ketentuan antara kedua pihak
3. Manajemen Pengelolaan
A. Kesimpulan
B. Saran
siapapun untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada dimana lahan
daerah.
lestari dan menghindari dari krisis lingkungan yang akan merusak bumi.
yang berkelanjutan.
analisa dengan menggunakan teori lain dan tema lain yang berkaitan