BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman sekarang, segala sesuatu yang berbau “eco” sangat menyita perhatian
masyarakat, Hal ini dikarenakan mulai tertariknya masyarakat dengan pentingnya
pelestarian lingkungan. Tidak terkecuali Ekowisata (Ecotoursim). Ekowisata
merupakan kegiatan pariwisata yang tidak hanya sekedar rekreasi/adventure saja,
namun ekowisata merupakan kegiatan dengan menggabungkan beberapa apek
yaitu konservasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan edukasi kepada
masyarakat umum (www.indonesiaecotourism.com). Menurut TIES (2015),
ekowisata merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke area alami, yang
bertujuan untuk melestarikan lingkungan, mendukung kesejahteraan masyarakat
setempat dengan melibatkan mereka dalam kegiatan, dan memberikan edukasi
terkait ekowisata.
Menurut para ahli, lembaga pemerintah,dan kelompok pegiat lingkungan,
ekowisata tidak hanya menyandarkan pada keindahan alam suatu lokasi atau
lansekap ekologi, namun juga menekankan pada kegiatan konservasi lingkungan,
perilaku, dan cara berpikir terhadap lingkungan (Gupta dan Chopra, 2014).
Definisi pengetahuan lingkungan yang diadopsi dalam penelitian ini adalah proses
mental untuk memperoleh pemahaman melalui pikiran, pengalaman, dan
perasaan. Sehingga, pengetahuan lingkungan mengandung pemahaman
pengetahuan tentang ekowisata melalui pemikiran, pengalaman, dan indra dari
pembelajaran mandiri dan sekolah (Bamberg, 2003).
Lingkungan memiliki makna sebagai rumah yang bukan hanya sebagai
tempat hidup manusia, namun sebagai keseluruhan alam semesta dan seluruh
interaksi yang terjadi didalamnya baik anta makhluk hidup satu dengan makhluk
hidup lainnya juga dengan keseluruhanekosistem dan habitat didalamnya. Etika
lingkungan dimaknai sebagai disiplin ilmu yang mengkaji tentang norma dan
kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam hubungannya dengan alam
semesta (Keraf, 2010).
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang timbul dari latar belakang penulisan makalah ini,
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengetahuan ekowisata mahasiswa jurusan biologi
Universitas Brawijaya?
2. Bagaimanakah penerapan etika lingkungan mahasiswa jurusan biologi
Universitas Brawijaya?
3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ekowisata dan etika lingkungan
pada mahasiswa jurusan biologi Universitas Brawijaya?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini sebagai
berikut.
1. Mengetahui pengetahuan ekowisata mahasiswa jurusan biologi Universitas
Brawijaya
2. Mengetahui penerapan etika lingkungan oleh mahasiswa jurusan biologi
Universitas Brawijaya
3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ekowisata dan penerapan etika
lingkungan pada mahasiswa jurusan biologi Universitas Brawijaya
4.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, memaparkan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut Soemarwoto (1972), lingkungan
merupakan komponen dari lingkungan fisik dan biologi, yang didalamnya
termasuk manusia, tingkah laku manusia, dan lingkungan ekonomi, sosial, dan
budaya. Secara garis besar, lingkungan hidup digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Lingkungan Fisik (Physical enviroment)
Segala sesuatu disekitar makhluk hidup yang merupakan benda mati seperti
gunung, laut, udara, batu, udara, dan semacamnya
2. Lingkungan Biologi (Biologycal enviroment)
Segala sesuatu yang berada di alam yang berupa manusia, hewan,
tumbuhan, orgamisme lain seperti plankton, bakteri, dan semacamnya
3. Lingkungan Sosial (Social enviroment)
Manusia lain selain diri kita sendiri seperti keluarga, teman, tetangga, dan
manusia lainnya
Menurut Salim (1982), lingkungan hidup itu merupakan sebuah benda,
kondisi tertentu, danpengaruh yang terdapat dalam suatu ruang lingkup yang
ditempati dan berhubungan antar satu sama lain. Berdasarkan penjelasan diatas,
bahwasanya manusia memiliki hubungan timbal balik yang dapat mempengaruhi
keadann satu sama lain. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan
kelakuan manusia, begitu pula kelakuan manusi juga dapat menyebabkan
perubahan lingkungan. Baik perubahan yang baik, maupun bperubahan yang
buruk. Lingkungan sehat, baik, tidak rusak dan tercemar merupakan keinginan
seluruh lapisan makhluk hidup yang ada di alam, karena juga akan berdampak
baik bagi mereka yang menaunginya (Omran,2014).
3
4
B. Ekowisata
Konservasi keanekaragaman hayati juga tidak bisa dipisahkan dengan
kebudayaan masyarakat atau kearifan lokal (Byers dkk, 2001). Manusia tidak
akan bisa memahami lingkungan jika tidak memahami kebudayaan dari manusia
yang membentuk lingkungan tersebut. Keanekaragaman budaya juga merupakan
pencerminan dari keanekaragaman hayati. Maksudnya setiap budaya memiliki
pengetahuan, praktik-praktik, serta representasi dalam menjaga kelestarian alam.
Sebut saja, banyak hutan-hutan yang oleh masyarakat dianggap sebagai hutan
keramat, yang menyebabkan hutan tidak terjamah oleh manusia sehingga tetap
lestari (Pamungkas dkk, 2013).
Pariwisata mulai dilirik sebagai salah satu sektor yang sangat menjanjikan
bagi perkembangan wilayah di skala global (Suriani dan Razak, 2014). Seiring
dengan perkembangannya, muncul konsep ekowisata berbasis masyarakat, yaitu
wisata yang menyuguhkan segala sumber daya wilayah yang masih alami, yang
tidak hanya mengembangkan aspek lingkungan dalam hal konservasi saja, namun
juga memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar, sebagai salah satu upaya
pengembangan pedesaan untuk meningkatkan perekonomian lokal, dimana
masyarakat di kawasan tersebut merupakan pemegang kendali utama (Tayana dan
Iwan, 2014).
Dowling dalam Hill & Gale (2009) menyatakan bahwa ekowisata dapat
dilihat berdasarkan keterkaitannya dengan 5 elemen inti, yaitu bersifat alami,
berkelanjutan secara ekologis, lingkungannya bersifat edukatif, menguntungkan
masyarakat lokal, dan menciptakan kepuasan wisatawan. Fennell (2003)
menyatakan bahwa ekowisata sebagai sebuah bentuk berkelanjutan dari wisata
berbasis sumberdaya alam yang fokus utamanya adalah pada pengalaman dan
pembelajaran mengenai alam, yang dikelola dengan meminimalisir dampak, non-
konsumtif, dan berorientasi lokal (kontrol, keuntungan dan skala). Terlihat jelas
bahwa perlu adanya keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat lokal, sehingga
ekowisata harus dapat menjadi alat yang potensial untuk memperbaiki perilaku
sosial masyarakat untuk tujuan konservasi lingkungan.
5
C. Etika Lingkungan
Etika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Maksudnya, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup
yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri sendiri atau masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Etika digunakan dalam bentuk kaidah, aturan atau norma
secara lisan oleh masyarakat, sehingga dikenal, dipahami dan dilaksanakan
masyarakat (Keraf, 2010).
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya
dibedakan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Etika
ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang,
sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini
memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan
karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk
8
hidup dan hak untuk berkembang. Sedangkan Etika ekologi dangkal adalah
pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai
sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi
dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta
ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli
lingkungan. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika
pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang
menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha
pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk (Keraf, 2002).
Isu kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena
meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan
berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan (Smyth,
2004). Hal ini terjadi dikarenakan berbagai macam faktor, salah satu faktor
utamanya adalah perilaku manusia. Banyak manusia yang masih egois, mereka
ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan, tapi mereka melakukannya dengan
cara yang salah. Manusia membutuhkan udara segar, tapi mereka pula yang
membuat udara tercemar. Manusia tidak ingin menikmati banjir, tapi mereka pula
yang menggunduli hutan. Hal ini yang menyebabkan hubungan manusia dengan
lingkungan menjadi tidak baik Oleh karenya, perlu kiranya mencari solusi atas
krisi pemikiran manusia terhadap lingkungan agar mencegah bencana lingkungan
secara global.
Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai
sebagai pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan
alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap
sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam, serta secara lebih luas,
dapat dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan
lingkungan hidup berkelanjutan. Keraf (2002) memberikan minimal ada sembilan
prinsip dalam etika lingkungan hidup. Prinsip etika lingkungan hidup ada
sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup, yaitu:
1. Prinsip sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
9
BAB III
METODE
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional, dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh
mana satu atau lebih hubungan dari beberapa fenomena. Dalam hal ini yaitu
hubungan antara pengetahuan ekowisata dan etika lingkungan.
C. Responden
Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas
Brawijaya. Pemilihan mahasiswa diambil menggunakan teknik random sampling
dengan tahapan sebagai berikut: (1) dari seluruh mahasiswa jurusan biologi
diambil yang masih aktif dari satu angkatan tediri dari beberapa kelas, dan diambil
secara random, (2) ditelusuri berapa jumlah mahasiwa untuk masing kelas untuk
satu angkatan, (3) masing-masing kelas diambil sampel secara random, sehingga
memenuhi minimal responden yaitu sebesar 50 responden.
11
12
D. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan membagikan angket pengetahuan
ekowisata dan angket etika lingkungan kepada 50 responden yang telah dipilih
ssbelumnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket pengetahuan ekowisata (Tabel 1).
Tabel 1. Instrumen Pengumpulan Data
Aspek yang dinilai Instrumen Data yang diamati Responden
Pengetahuan Angket Pengetahuan Mahasiswa
Ekowisata pengetahuan mahasiswa terhadap jurusan biologi
ekowisata konsep ekowisata Universitas
Brawijaya
Sikap Angket etika Penerapan prinsip Mahasiswa
lingkungan etika lingkungan jurusan biologi
Universitas
Brawijaya
Angket ini berisi 15 item pernyataan tentang pengetahuan ekowisata dan 12
pernyataan tentang etika lingkungan. Pilihan jawaban angket menggunakan Skala
Likert yaitu skor 1 berarti sangat tidak tahu, skor 2 berarti kurang tahu, kurang
sesuai, skor 3 berarti tahu, dan skor 4 berarti sangat tahu.
Tabel 2. Kategori Respons Berdasarkan Skala Likert
Skor Jenis Kategori
Pengetahuan Ekowisata dan Etika Lingkungan
4 Sangat Tahu Sangat Setuju
3 Tahu Setuju
2 Kurang Tahu Kurang Setuju
1 Sangat Tidak Tahu Sangat Tidak Setuju
Sumber: Likert, 1932
Skala Likert merupakan penilaian berdasarkan distribusi respons subjek
terhadap seperangkat pernyataan. Respons dalam skala Likert termasuk dalam
komponen skala (Nemoto & Beglar, 2014). Rrespons instrumen yang
menggunakan skala Likert biasanya terdiri dari 4 kategori dapat dilihat pada tabel
2.
13
dikatakan tidak sama jika p < α (0,05). Jika data normal dan homogen maka
dilanjutkan uji korelasi menggunakan analisis Pearson. Namun apabila data tidak
normal dan/atau tidak homogen, maka menggunakan analisis Spearman untuk
analisis korelasinya
15
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
15
16
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengetahun ekowisata mahasiswa jurusan biologi Universitas Brawijaya
masuk dalam 2 kategori, yaitu 49 mahasiswa pengetahuan ekowisatanya
termasuk kategori sangat baik dan 1 mahasiswa termasuk kategori baik. Hal
ini menunjukkan bahwa pengetahuan ekowisata sudah banyak
diperbincangkan dikalangan mahasiswa
2. Penerapan etika lingkungan mahasiswa jurusan biologi Universitas Brawijaya
masuk dalam 2 kategori, yaitu 40 mahasiswa menerapkan prinsip etika
lingkungan dengan sangat baik dan 10 mahasiswa menerapkan prinsip etika
lingkungan dengan baik
3. Terdaapat hubungan antara pengetahuan ekowisata dan penerapan etika
lingkungan mahasiswa jurusan biologi Universitas Brawijaya dengan nilai
Sig. sebesar 0,002 < 0,05. Hubungan antara pengetahuan ekowisata dan
penerapan etika lingkungan masuk dalam kategori hubungan yang cukup erat,
yang diindikasikan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,427. Hal ini bisa
diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan ekowisata akan semakin tinggi
pula seseorang menerapkan prinsip etika lingkungan.
B. Saran
Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan ekowisata dan penerapan etika
lingkungan ini bisa dijadikan acuan agar pengetahuan ekowisata semakin
digalakkan penyebarannya baik dikalangan masyarakat umum dan kalangan
mahasiswa, supaya semakin menerapkan dan menanamkan prinsip etika
lingkungan dalam berkehidupan
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Byers, B.A., R.N. Cunliffe, dan A.T. Hudak. 2001. Linking Conservatio of
Culture and Nature: A Case Study of Sacred Forest in Zimbabwe. Human
Ecology, 29 (2): 187-218
Cini, F., Peet V. M., & Melville S. 2015. Tourism Students’ Knowledge and
Tenets Towards Ecotourism. Journal of Teaching in Travel & Tourism
Fang, W. T., Ching Y. L., Yueh W. H., Guosheng H., Guey S. S., Jui Y. C., and
Eric Ng. 2018. Environmental Literacy on Ecotourism: A Study on
Student Knowledge, Attitude, and Behavioral Intentions in China and
Taiwan. MPDi. Journal sustainability 10
Flamin, A., dan Asnaryati. 2013. Ecotourism Potential and Strategy Development
of Tahura Nipa-Nipa, Kendari City, Southeast Sulawesi. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallaceae. Vol 2 No. 2
Hill, Jennifer dan Gale, Tim (Eds.). 2009. Ecotourism and Environmental
Sustainability: Principles and Practice. Burlington: Ashgate.
http://www.indonesiaecotourism.com/2016/03/21/6-prinsip-ekowisata/ diakses 2
Oktober 2018
22
23
Keraf, A.S. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta:
Kanisius,
Martina, K., Wahyu P., dan Sri W. 2015. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Terhadap Konservasi Penyu dan Ekowisata di Desa Hadiwarno Kabupaten
Pacitan Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Penddikan Biologi
Indonesia. Vol. 1 No.2. ISSN:2442-3750
Sembiring, I., Irfan H., dan Sayed U. 2004. Survei Potensi Ekowisata di
Kabupaten Dairi. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN
A. Jabaran Variabel
No Variabel Subvariabel Indikator Skala Cara atau
(Dimensi) Variabel Instrumen
dan Pengambilan
Pilihan Data
Jawaban
1 Pengetahuan Pariwisata Ekowisata harus Interval Angket
Ekowisata yang mempertimbangkan pengetahuan
bertanggung habitat satwa liar ekowisata
jawab Ekowisata harus
memperhartikan hak
stakeholder
Ekowisata harus
melestarikan SDA dan
SDM menuju
keberlanjutan
Ekowisata harus
memperhatikan sejarah
lokal
Pariwisata
Kelompok lingkungan
berpartisipasi
harus menjaga
kelestarian lingkungan
Warga memiliki hak
berpartisipasi dan
dilibatkan dalam
pengembangan
ekowisata
Pendapatan dari
kegiatan ekowisata
dikembalikan kepada
masyarakat
Pengelolaan
26
B. Pengetahuan Ekowisata
Identitas Diri Persentas Kategori
e
Nourma 100% Sangat Baik
Aliyul Murtadlo 120341400030 2012 100% Sangat Baik
Ahmad Ainul Fuadi 100% Sangat Baik
Hedy Novyan 98% Sangat Baik
M. Yusuf Eka P. 97% Sangat Baik
ibiw prasetyo 97% Sangat Baik
Rizza bahtiar 97% Sangat Baik
eko nova 97% Sangat Baik
M. Syamsi Dhuha 97% Sangat Baik
Rikza Hakin, 0910910066, 2009 95% Sangat Baik
Vindy Aprilia, 180341663063, 95% Sangat Baik
Fildatul amiroh, 180341863026 95% Sangat Baik
Novy Kurnia R., 166090100111011 95% Sangat Baik
Nindita Ayu Rahmania 95% Sangat Baik
Alfandy 93% Sangat Baik
M fahrur rozi 93% Sangat Baik
ifadhatus syifah, 93% Sangat Baik
Adhya yoga, 105020200111034, 93% Sangat Baik
1250901000111005 93% Sangat Baik
Tri Gunawan/160751615458/ 93% Sangat Baik
Fajrin 93% Sangat Baik
Deni B 93% Sangat Baik
idrus syamsi 93% Sangat Baik
dinda fitri 93% Sangat Baik
Yuni Septiani, 2012 92% Sangat Baik
awank 92% Sangat Baik
2013 92% Sangat Baik
Nisa A'rafiyah 90% Sangat Baik
Yandha Carbela Putra 90% Sangat Baik
inna 90% Sangat Baik
28