Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas


Angkatan : Golongan 2 angkatan 7
Nama Mata Pelatihan : Perilaku Hormat Kepada Lingkungan Hidup
Nama Peserta : Ghaly Ardi Prakoso., A.Md.Pi
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

A. RINGKASAN MATERI

Karakter hormat pada lingkungan merupakan sikap menghargai, dan menghormati


akan adanya lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup yang dijaga kelestariannya
demi keberlangsungan hidup seluruh makhluk yang ada di bumi. Dalam membentuk dan
mengembangkan karakter siswa, harus melalui beberapa tahapan yaitu individu mampu
mengetahui, melakukan, dan kemudian membiasakan. Hormat pada lingkungan itu meliputi
menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan alam/ lingkungan hidup.
Contoh dari hormat pada lingkungan ini adalah sikap menghargai lingkungan sekitar dengan
menjaga, merawat, melestarikan berbagai komponen yang ada di alam. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kepedulian siswa di luar kelas termasuk
lingkungan, sekolah dapat membantu membentuk sikap pedulinya dengan (Lickona, 2013)
adalah sebagai berikut :

➢ Membuat siswa sadar tentang kebutuhan dan penderitaan orang lain di negaranya dan
di seluruh dunia.
➢ Menawarkan kelompok-kelompok yang dapat dijadikan contoh.
➢ Menyediakan role model yang menginspirasi.
➢ Menyediakan role model teman sebaya yang positi.
➢ Memberikan kesempatan pada pelajar untuk melakukan kegiatan pelayanan sekolah
khussnya dalam hubungan bantuan yang face to face.
➢ Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan pelayanan pada masyarakatnya,
dan jika memungkinkan mengintegrasikan program layanan tersebut dengan akademik.
➢ Menyediakan pendidikan di bidang keadian sosial, politik perubahan, dan aksi warga
masyarakat.

Lingkungan hidup dipahami sebagai oikos dalam bahasa Yunani, yang artinya
habitat tempat tinggal atau rumah tempat tinggal. Secara etimologis oikus dipahami dalam
padanan yang lebih utuh dengan lagos (ilmu pengetahuan) menjadi oikus dan logos,
ecology, ekologi. Karena itu, lingkungan hidup dapat pula dipahami sebagai sebuah ilmu,
yaitu ilmu tentang ekosistem dengan segala hubungan saling pengaruh di antara ekosistem
dan isinya serta keseluruhan dinamika dan perkembangan yang berlangsung di dalamnya
terkait erat satu sama lain, yang di rumuskan Arne Naisss sebagai ecoso phy, yakni
sebuah kearifan dalam menuntun bagaimana mengatur rumah tempat tinggal tadi agar
layak didiami dan menjadi penunjang sekaligus memungkinkan kehidupan dapat
berkembang di dalamya. Ia tidak sekedar sebuah ilmu (science) melainkan sebuah kearifan
(wishdom) yang harus dai jagadan di hormati sebagai mana mestinya.
Prinsip "Menghormati Alam" merupakan salah satu prinsip dalam Etika Lingkungan
Hidup, dimana akan menjadi sumber kesadaran bagi manusia dalam bertindak terhadap
alam dan lingkungan hidup. Prinsip ini muncul sebagai pengingat bagi manusia yang selalu
merusak lingkungan hidup telah banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui sikap tersebut, maka manusia akan berlaku bijaksana dan bersahabat dengan alam
yang ada di sekitarnya.

Terdapat Paradigma mengenai akar persoaalan lingkungan hidup yakni pemujaan


akan kemampuan akal budi manusia memengaruhi juga cara pandang manusia terhadap
alam semesta. Alam tidak mempunyai kemampuan rasional, karena itu dianggap tidak
mempunyai nilai pada dirinya sendiri, sehingga hal-hal tersebut telah menyebabkan
bencana karena perilaku manusia yang masih berpendirian egois dan merusak alam,
sehingga alampun kehilangan keseimbangannya. Selain itu, salah satu akar dari krisis dan
bencana lingkungan hidup tersebut adalah cara pandang yang mencakup ilmu
pengetahuan modern dari berbagai bidang (sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan).
Dengan menghormati alam, maka manusia akan memperlakukan dan menjaga alam itu
sebagai mana yang di harapkan. Dengan demikian maka hasil alam yang di gunakan, di
ambil sesuai dengan kebutuhan manusia. Adapun prinsip -prinsipnya sebagai berikut :

1. Prinsip Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature) adalah kewajiban moral
untuk menghargai alam semesta dengan segala isinya karena manusia adalah bagian
dari alam.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature) adalah tanggung jawab
untuk menjaga dan memelihara alam ini. Prinsip tanggung jawab moral ini menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara
nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya.
3. Prinsip Kasih Sayang dan kepedulian terhadap Alam (Caring for Nature) adalah
prinsip moral satu arah, menuju yang lain, tanpa mengharapkan balasan. Ia tidak
didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi sematamata demi
kepentingan alam.
4. Prinsip Tidak merugikan “No Harm” adalah yang memastikan bahwa tindakan yang
dilakukan tak membuat orang lain celaka atau merugikan alam
5. Prinsip Demokrasi ini merupakan yang terkait erat dengan hakikat alam. Isi alam
semesta selalu beraneka ragam. Keanekaragaman dan pluralitas adalah hakikat alam,
hakikat kehidupan itu sendiri. Artinya, setiap kecenderungan reduksionistis dan
antikeragaman serta anti pluralitas bertentangan dengan alam, dan antikehidupan
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam yang ditekankan adalah nilai,
kualitas, cara hidup yang baik, dan bukan kekayaan, sarana standard material.dan
tamak mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya, tetapi yang lebih peting
adalah mutu kehidupan yang baik.
7. Prinsip Integritas Moral Prinsip ini terutama dimaksudkan untuk pejabat publik. Prinsip
ini berkaitan erat dengan lingkungan hidup. Secara konkret, hal ini berlaku baik dalam
kaitan kebijakan publik yang berdampak pada rusaknya lingkungan hidup maupun dalam
kaitan dengan pemberian izin yang mempunyai dampak merugikan bagi lingkungan
hidup.
Selain dari pada prinsip terdapat etika lingkungan, manusia tidak hanya
mengimbangi hak dengan kewajibannya terhadap lingkungan, tetapi juga membatasi
tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam
batas kelentingan lingkungan. Kelentingan lingkungan adalah kemampuan lingkungan
untuk berusaha pulih karena gangguan, asalkan gangguan ini masih dapat diterima. Jika
gangguan melebihi batas, maka lingkungan akan kehilangan kelentingannya.
Etika Lingkungan Hidup dan Political Will Perubahan paradigma atau cara pandang
dan perilaku memang sangat penting dilakukan demi mengatasi krisis lingkungan sekarang
ini harus dilakukan upaya perubahan politik, perubahan politik yang menyangkut perubahan
dalam menjalankan pemerintahan yang pro lingkungan hidup. Perubahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan merupakan aspek yang niscaya demi mengatasi krisis
ekologi sekarang ini. Alasannya, krisis ekologi sekarang ini, selain karena kesalahan cara
pandang dan perilaku manusia, juga disebabkan oleh kegagalan pemerintahan. Kesadaran
terhadap lingkungan hidup secara individual saja tidaklah cukup untuk mewujudkan
masyarakat berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukanya pengelolaan lingkungan hidup
termasuk bidang Kelautan dan Perikanan.
Keanekaragaman hayati kelautan dan perikanan menjadi fokus Utama Badan Riset
Dan Sdm Kelautan Dan Perikanan Pusat Pelatihan Dan Penyuluhan Kelautan Dan
Perikanan – Kemen KP. Dengan mencintai lingkungan hidup dapat menunbuhkan
lingkungan yang sehat dan berkualitas sehingga kesejahteraan masyarakat dan alampun
terjaga.
Penumbuhan Budaya ASN KP akan pentinggnya menghargai lingkungan dan
melakukan pencegah lebih baik daripada mengobati, pepatah ini sama dengan Mencegah
terjadinya limbah lebih baik daripada membersihkan lingkungan dari zat pencemar. Akar
permasalahan lingkungan adalah pemahaman yang salah tentang lingkungan. Jadi kita
harus memulai secara dini. Dimulai dari Diri Sendiri dan memulai gerakan memilah sampah
menjadi emas, serta menyerukan gaya hidup ramah lingkungan, konsumsi makan
secukupnya, dan kembali pada kebiasaan lampau, seperti membawa peralatan makan
sendiri atau memakai tas ramah lingkungan di saat berbelanja.
Politcal Will Pemeritah terkait isu kelestarian lingkungan dapat diimplementasikan
melalui: Pertama, aspek pendidikan, diarahkan pada edukasi pembudayaan sadar
kelestarian lingkungan hidup. Kedua, aspek ekonomi, pelestarian lingkungan hidup
dikembangkan ke arah income generating. Ketiga, aspek hukum, perlu ada kesadaran
hukum anggota masyarakat terkait regulasi yang mendorong terwujudnya pelestarian
lingkungan hidup dan sangsi bagi perusak lingkungan.
Contohnya Pelestarian keragaman hayati Kelautan dan Perikanan, dapat terwujud
melalui sebuah semangat masyarakat kelautan dan perikanan berkelanjutan. Masyarakat
kelautan dan perikanan secara sadar membuka ruang hatinya untuk mulai memberikan
rasa hormat kepada lingkungan hidup. Pariwisata berbasis laut yang berkelanjutan dapat
memulihkan dan melindungi laut sekaligus memberikan lapangan kerja dan kemakmuran.
Mewujudkan pariwisata laut berkelanjutan yang dapat bertahan dari krisis mendatang
membutuhkan investasi strategis publik dan swasta. Pariwisata berbasis pesisir dan laut
dilakukan secara berkelanjutan, tangguh, mengatasi perubahan iklim, mengurangi polusi,
mendukung regenerasi ekosistem dan konservasi keanekaragaman hayati, serta
berinvestasi pada lapangan kerja dan masyarakat setempat.

B. CERITA DAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN


Pembelajaran ini sangat penting agar saling dapat mengingatkan satu sama lain dalam
menjaga alam dan keseimbanganya.

C. ULASAN DAN PEMAKNAAN


Saat ini diperlukanya kesadaran manusia Perilaku Hormat Kepada Lingkungan Hidup agar
lingkungan terjaga dan lestari selain dari pada itu akan meminimalisir bencana dan
mengurangi kerugian bagi manusia dan alam tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai