Anda di halaman 1dari 5

NAMA:ELDAT SIRAIT

PRODI:KEHUTANAN

Etika lingkungan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan norma-norma moral atau prinsip-
prinsip moral yang mengatur interaksi manusia dengan lingkungannya. Etika lingkungan
membahas pertanyaan-pertanyaan moral yang muncul dalam konteks pelestarian lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya alam. Berikut adalah beberapa konsep utama dalam etika
lingkungan:

1. Keadilan Lingkungan: Etika lingkungan mencakup pertimbangan tentang keadilan


dalam pengelolaan sumber daya alam dan dampak lingkungan. Prinsip ini menekankan
perlunya mendistribusikan beban dan manfaat lingkungan secara adil di antara individu,
kelompok, dan generasi.

2. Kewajiban Generasi Mendatang: Etika lingkungan sering kali mempertimbangkan


kewajiban kita terhadap generasi mendatang. Ini mencakup tanggung jawab untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita.

3. Prinsip Kehati-hatian: Prinsip ini menekankan pentingnya berhati-hati dalam


mengambil tindakan yang dapat berdampak negatif pada lingkungan. Ini mencakup ide
bahwa, jika tidak ada kepastian ilmiah tentang dampak suatu tindakan terhadap
lingkungan, maka seharusnya tindakan tersebut dihindari atau diterapkan dengan
kehati-hatian.

4. Solidaritas Ekologis: Etika lingkungan juga mempromosikan solidaritas antara


manusia dan alam. Hal ini melibatkan pengakuan bahwa manusia dan lingkungan saling
terkait dan bahwa kesejahteraan manusia bergantung pada keseimbangan ekosistem.

5. Keberlanjutan: Etika lingkungan mendorong prinsip keberlanjutan, yaitu pengelolaan


sumber daya alam sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.

6. Tanggung Jawab Korporat: Etika lingkungan juga melibatkan pertimbangan tentang


tanggung jawab perusahaan dan organisasi terhadap dampak lingkungan dari kegiatan
mereka. Prinsip ini mencakup pemikiran tentang bagaimana bisnis dapat berkontribusi
positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
7. Pendidikan Lingkungan: Etika lingkungan mengakui pentingnya pendidikan dalam
meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu lingkungan. Pendidikan ini
diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku yang lebih bertanggung jawab
terhadap lingkungan.

Etika lingkungan memberikan landasan moral untuk menghadapi tantangan-tantangan


lingkungan global dan mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan
ekosistem. Dalam praktiknya, etika lingkungan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan dampak lingkungan dan moralitas dalam pengelolaan sumber daya alam.

Dilansir dari Standford Encyclopedia of Philosophy, etika lingkungan adalah disiplin dalam
filsafat yang mempelajari hubungan moral antara manusia dengan lingkungan dan seisinya.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, ethos berarti norma, nilai, kaidah, dan ukuran bagi
tingkah laku manusia yang baik. Dari segi etimologis atau asal kata, istilah etika berasal dari
bahasa Latin, yakni ethicus artinya kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuai
kebiasaan masyarakat.

Adanya etika membuat manusia bisa membedakan mana yang baik atau buruk untuk dilakukan.
Begitu pun dalam hubungannya dengan lingkungan. Dikutip dari buku Pengantar Etika
Lingkungan dan Kearifan Lokal (2013) karya Muh. Aris Marfai, etika lingkungan disebut juga
keberlanjutan ekologi yang luas. Adalah alternatif wacana menyelamatkan lingkungan, sumber
daya alam, dan ekosistem.

Prinsip etika lingkungan


Menurut A. Sonny Keraf dalam buku Etika Lingkungan (2010), ada sembilan prinsip etika
lingkungan, yakni:

Sikap hormat kepada alam: Sebagai bagian dari alam, manusia berkewajiban untuk
senantiasa menghormati alam dan semua makhluk hidup lainnya. Misal, tidak mengganggu
hewan liar yang ada di jalanan.
Sikap tanggung jawab: Manusia dituntut untuk menjaga, melestarikan, memelihara, serta
menyelamatkan alam semesta ini sebagai milik bersama dengan rasa kepemilikan yang tinggi.
Contohnya melakukan kerja bakti atau gotong royong untuk membersihkan lingkungan tempat
tinggal.

Solidaritas kosmis: Prinsip ini mendorong manusia untuk menyelamatkan alam semesta
beserta isinya, karena memiliki nilai yang sama dengan manusia.Prinsip ini berfungsi
mengontrol perilaku dalam batas keseimbangan serta mendorong manusia untuk mengambil
kebijakan yang berpihak pada alam dan lingkungan. Misalnya tidak mengeksploitasi sumber
daya alam.

Kasih sayang dan kepedulian kepada alam: Merupakan prinsip moral satu arah. Artinya
manusia bertindak untuk mengharapkan balasan apa pun dari alam. Sehingga segala tindakan
yang dilakukan tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kepentingan
alam. Contohnya: melakukan reboisasi atau penghijauan agar lingkungan memiliki daya serap
air yang baik.

Tidak merugikan: Adalah prinsip di mana perilaku atau tindakan manusia tidak merusak
atau menghilangkan eksistensi (keberadaan) makhluk hidup lain di alam semesta. Misalnya
tidak mengambil tangkai bunga sembarangan.

Hidup sederhana dan selaras dengan alam: Prinsip etika lingkungan ini menekankan
pola hidup sederhana manusia. Artinya nilai dan kualitas hidup bukan didasarkan pada
kekayaan sarana dan standar material, melainkan hidup sederhana. Adapun cara agar pola
hidup sederhana dapat terwujud, manusia sebaiknya hidup dengan penuh tenggang rasa
sebagai perwujudan suatu sikap.

Keadilan: Berbicara tentang peluang dan akses yang sama bagi tiap individu atau kelompok
dalam membuat kebijakan dan mengelola sumber daya alam. Kebijakan dan pengelolaan
tersebut diharapkan berdampak positif bagi alam dan mahkluk hidup lainnya. Contoh: adanya
kebijakan pengelolaan perikanan yang bertujuan mengendalikan penangkapan ikan ilegal.
Demokrasi: Pada hakikatnya, alam semesta memiliki begitu banyak keanekaragaman.
Sehingga dalam menentukan kebijakan, seseorang harus memahami adanya keberagaman
tersebut, supaya saling menguntungkan dan tidak merugikan satu sama lain. Seseorang yang
peduli lingkungan adalah orang yang demokratis.

Integritas moral: Prinsip etika lingkungan ini ditujukan bagi pejabat tinggi, agar memiliki
sikap dan perilaku yang hormat pada lingkungan. Para pejabat tinggi dituntut untuk berperilaku
besih, serta senantiasa berpegang teguh pada prinsip yang dapat mengamankan kepentingan
publik. Sehingga pejabat tinggi disegani, karena memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan
dan masyarakatnya.

Dikutip dari situs resmi Pustaka Arsip Kabupaten Kampar, pejabat yang tidak mempunyai
integritas moral, mudah menyebabkan kerusakan lingkungan melalui kebijakan perizinan teknis
yang dibuatnya, tanpa memperhatikan ketentuan, prinsip, atau undang-undang yang berlaku.
Contohnya: penebangan hutan untuk kepentingan pribadi.

Upaya pelestarian lingkungan hidup menjadi kewajiban setiap warga negara, tanpa terkecuali.
Jika lingkungannya terjaga dengan baik, maka keberlangsungan hidup umat manusia juga
semakin terjamin. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mengupayakan pelestarian
lingkungan hidup ialah melalui pembuatan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan serta Pengelolaan Lingkungan


Hidup. Undang-undang ini disahkan pada 3 Oktober 2009 oleh Presiden Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono beserta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Andi
Mattalatta. UU Nomor 32 Tahun 2009 berisikan 127 pasal dengan perlindungan serta
pengelolaan lingkungan hidup sebagai fokus utamanya. Isi Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 Secara garis besar, UU Nomor 32 Tahun 2009 berisikan upaya sistematis dan terpadu
untuk melestarikan lingkungan serta sebagai upaya pencegahan terjadinya pencemaran dan
atau kerusakaan lingkungan hidup.
Hal ini tercermin dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi:
"Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum."

Adapun tujuan dari upaya perlindungan serta pengelolaan lingkungan hidup, tercantum dalam
Pasal 3 UU Nomor 32 Tahun 2009, yakni:

1. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia.
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup serta kelestarian ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup.
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini serta masa depan.
7. Menjamin pemenuhan serta perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian
dari hak asasi manusia.
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
10. Mengantisipasi isu lingkungan global.

Anda mungkin juga menyukai