Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai manusia kita seharusnya merawat dan melestarikan
lingkungan kita sendiri dengan berbagai hal yang menghasilkan nilai
kebersihan dan pembudidayaan. Sampah misalnya, di negara kita
sendiri Indonesia merupakan masalah lingkungan yang cukup sulit
di atasi karna tidak ada lagi tempat akhir pembuangan atau
penimbunan sampah. Timbunan sampah yang selalu bertambah
tiap tahunnya, menyebabkan banyak permasalahan terjadi di
Tempat Pembuangan Akhir. Pengolahan sampah sudah dilakukan
pemerintah setempat sejak tahun 2008 . Usaha tersebut dengan
membangun unit komposter dengan partisipasi masyarakat.
demikian kita butuh suatu pembaharuan untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman, penulis membuat kajian mengenai
pengolahan sampah-sampah sisa yang sekiranya dapat digunakan
dan dapat didaur ulang dengan referensi jurnal-jurnal mengenai
pengolahan sampah kampus, sampah rumah tangga, dan sampah
masyarakat, yang di golongkan menjadi beberapa golongan seperti
sampah kering dan basah.
Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah tinggi
dalam suatu kota adalah kampus perguruan tinggi atau universitas,
dengan pengguna tetap yang berada di universitas yang memiliki
aktivitas rutin, bahkan dihari libur, tentu terdapat berbagai jenis
sampah.setiap harinya, sampah yang biasa dihasilkan pada
bangunan pendidikan seperti sebuah kampus berupa sampah
organik, smpah yang dapat di daur ulang, dan sampah yang tidak
dapat didaur ulang. sampah organik berasal dari sisa-sisa makanan
atau jajanan dari mahasiswa atau sampah sisa-sisa makanan kantin
atau warung makan serta rumput dan tanaman yang berasal dari
taman yang berada dilingkungan kampus. Kemudian dari pada itu
begitu pula yang terjadi pada lingkungan rumah tangga, dan
lingkungan masyarakat.
1
2

1.2 Tujuan
1. Meningkatkan kepedulian mahasiswa khususnya terhadap
lingkungan.
2. Mahasiswa diajarkan untuk peduli terhadap lingkungannya
sendiri.
3. Mahasiswa diajarkan untuk mengelolah sampah dilingkungan
sekitar.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah pelaksanaan pengelolaan persampahan?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam pengelolaan
persampahan ?
3. Apa saja pengolongan sampah?
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ekologi, Lingkungan dan Sampah


2.1.1 Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos yang berarti habitat danlogos yang berarti ilmu.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Secara harfiyah Ekologi
adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok
organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara
tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di
tempat tersebut. Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang
hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan
tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan
sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-
kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya.

2.1.2 Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan lingkungan utama yang sangat
dekat dengan kehidupan manusia yang dapat memberikan dampak
positif jika dirawat dengan baik dan sebaliknya akan memberikan
dampak negatif jika dibiarkan tercemar begitu saja. Saat ini kondisi
hampir seluruh lingkungan hidup didunia berada pada tingkat
pencemaran yang menghawatirkan. Salah satu Negara khususnya
Indonesia telah mengalami pencemaran lingkungan terutama yang
berasal dari limbah, yaitu sampah rumah tangga.
4

Kepedulian Lingkungan
Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup.1 Segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung juga
merupakan pengertian lingkungan.

Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1) daerah


tempat suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisi yang
melingkupi suatu makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaan yang
meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup.2
Menurut Undang Undang RI No. 4 tahun 1982, tentang Kententuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-
Undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
Otto Soemarno, seorang pakar lingkungan mendefinisikan
lingkungan hidup sebagai berikut: lingkungan adalah jumlah semua
benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita.3 Pengertian lingkungan hidup
menurut S. J. McNaughton dan Larry L. Wolf adalah semua faktor
eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi manusia.

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm. 877.
2 Bahrudin Supardi, Berbakti Untuk Bumi, (Bandung: Rosdakarya, 2009), hlm.11.
3 Harum M. Huasein, Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1993), hlm. 6.
5

Menurut Emil Salim (1985) dalam bukunya: Lingkungan Hidup dan


Pembangunan, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala
benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia.4 Lingkungan hidup menurut Mohamad Soerjani dan
Surna T. Djajadiningrat (1985) dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan
pokoknya adalah ekologi, serta dengan mempertimbangkan disiplin lain,
terutama ekonomi dan geografi.5 Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh di
atas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentang prinsip
dan konsep dasar, serta saling keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan
geografi untuk mewujudkan lingkungan hidup yang selaras.

Faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup


Pertama, jenis dan masing-masing jenis unsur lingkungan hidup
tersebut. Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur dalam lingkungan
hidup itu. Ketiga, kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.
Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya dan kebisingan.6 Faktor-
faktor inilah yang menentukan lingkungan hidup akan menjadi lebih baik
atau akan menjadi lebih buruk. Untuk menciptakan lingkungan yang
harmonis, antara faktor lingkungan dan lingkungannya haruslah
seimbang. Dengan peka atau sadar terhadap lingkungan, maka
lingkungan akan menjadi lebih baik serta dapat memberikan sesuatu
yang positif yang dapat kita manfaatkan dengan baik.
Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perlu disadari bahwa
pengelolaan oleh manusia sampai saat ini tidak sesuai dengan etika
lingkungan. Etika lingkungan sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan
alam semesta, sementara itu manusia beranggapan bahwa manusia
bukan bagian dari alam semesta sehingga manusia secara bebas
mengelolanya bahkan sampai merusak lingkungan hidup.

4 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 27.
5 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm. 30.
6 Otto Soemarwono, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Bandung:
Djambatan, 1994), hlm. 53-54.
6

Dalam menentukan perilaku manusia.7 Etika lingkungan merupakan


kebijakan moral manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya.
Etika lingkungan sangat diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga
keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Di dalam etika lingkungan
terdapat prinsip-prinsip yang digunakan.
Adapun prinsip-prisip etika lingkungan menurut Sony Keraf antara lain:8
a. Sikap hormat terhadap alam
b. Prinsip tanggung jawab
c. Solidaritas kosmis
d. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
e. Tidak merugikan
f. Hidup sederhana dan serasi dengan alam
g. Keadilan
h. Demokrasi
i. Integritas moral

Dengan memahami etika lingkungan kita tidak hanya


mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi kita dapat
membatasi tingkah laku dan berupaya mengendalikan berbagai
kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Salah satu prinsip dari etika
lingkungan adalah kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau
lingkungan, kata peduli adalah menaruh perhatian, mengindahkan,
memperhatikan, dan menghiraukan.9 Sedangkan kepedulian adalah
prilah sangan peduli atau sikap mengindahkan. Maka dapat
disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan adalah peka dan peduli
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan
senantiasa memperbaiki bila terjadi pencemaran atau
ketidakseimbangan.

7 Nadjmuddin Ramly, Membangun Lingkungan Hidup yang Harmonis & Berperadaban,


(Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), hlm. 22.
8 Prabang Setyono, Etika, Moral dan Bunuh Diri Lingkungan dalam Perspektif Ekologi
(Solusi Berbasis Enviromental Insight Quotient), (Surakarta: UNS Press dan LPP UNS, 2011),
hlm. 8-10.
9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1114.
7

Kepedulian terhadap lingkungan hidup dapat ditinjau dengan dua


tujuan utama: pertama, dalam hal tersedianya sumber daya alam,
sampai sejauhmana sumber-sumber tersebut secara ekonomik
menguntungkan untuk digali dan kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber pendapatan guna membiayai kegiatan pembagunan. Kedua, jika
kekayaan yang dimiliki memang terbatas dan secara ekonomik tidak
menguntungkan untuk digali dan diolah, maka untuk selanjutnya strategi
apa yang perlu ditempuh untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
pembagunan bangsa yang bersangkutan.10
Peduli terhadap lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan
hidup dengan sebaik-baiknya, bisa dengan cara memelihara, mengelola,
memulihkan serta menjaga lingkungan hidup. Pedoman yang harus
diperhatikan dalam kepedulian atau pelestarian lingkungan antara lain:11
a. Menghindarkan dan menyelamatkan sumber bumi dari
pencemaran dan kerusakan.
b. Menghindari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan
pencemaran, merusak kesehatan dan lingkungan.
c. Memanfaatkan sumberdaya alam yang renewable (yang tidak
dapat diganti) dengan sebaik-baiknya.
d. Memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk generasi
mendatang.
Pengelolaan lingkungan dapat kita artikan sebagai usaha sadar
untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan
dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.12 Sadar lingkungan
adalah kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat
terhadap pentingnya lingkungan yang bersih, sehat dan sebagainya.

10 Nadjmuddin Ramly, Membangun Lingkungan Hidup yang Harmonis & Berperadaban,


hlm. 28.
11 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, hlm. 4.
12 Otto Soemarwono, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,
hlm. 76.
8

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan:13


a. Faktor ketidaktahuan
Tidak-tahu berlawanan dengan kata tahu. Poedjawijatna
menyatakan bahwa sadar dan tahu itu sama (sadar = tahu). Jadi
apabila berbicara tentang ketidaktahuan maka hal itu juga
membicarakan ketidaksadaran. Seseorang yang tahu akan arti
pentingnya lingkungan sehat bagi makhluk hidup, maka orang
tersebut akan senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan.
b. Faktor kemiskinan
Kemiskinan membuat orang tidak peduli dengan lingkungan.
kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup minimum. Dalam keadaan miskin, sulit sekali
berbicara tentang kesadaran lingkungan, yang dipikirkan hanya cara
mengatasi kesulitannya, sehingga pemikiran tentang pengelolaan
lingkungan menjadi terabaikan.
c. Faktor kemanusiaan
Kemanusiaan diartikan sebagai sifat-sifat manusia. Menurut Chiras
(1991) dikatakan manusia adalah bagian dari alam atau pengatur
alam. Pengatur atau penguasa disini diartikan manusia memiliki sifat
serakah, yaitu sifat yang menganggap semuanya untuk dirinya dan
keturuannya.14 Adanya sifat dasar manusia yang ingin berkuasa maka
manusia tersebut mengenyampingkan sifat peduli terhadap sesama.
d. Faktor gaya hidup
Dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
dan teknologi informasi serta komunikasi yang sangat pesat, tentunya
berpengaruh pula terhadap gaya hidup manusia. Gaya hidup yang
mempengaruhi perilaku manusia untuk merusak lingkungan adalah
gaya hidup hedonisme (berfoya-foya), materialistik (mengutamakan
materi), sekularisme (mengutamakan dunia), konsumerisme (hidup
konsumtif), serta individualisme (mementingkan diri sendiri).

13 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm. 41.


14 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, hlm. 111.
9

Pandangan yang beranggapan alam bernilai hanya sejauh ia


bermanfaat bagi kepentingan manusia akan menimbulkan kepedulian
lingkungan yang dangkal serta perhatian kepada kepentingan ligkungan
sering diabaikan.15 Lingkungan hidup pada mulanya berada dalam
keseimbangan dan keserasian, karena komponen-komponen ekosistem
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.16 Namun sangat
disanyangkan, keadaan alam sekarang dibandingkan 10–20 tahun yang
lalu sangat terasa adanya perbedaan yang mencolok, hal ini tidak lain
karena terjadinya eksploitasi besar-besaran oleh manusia baik secara
sadar maupun tak sadar. Lingkungan hidup baik biotik maupun abiotik
berpengaruh dan dipengaruhi oleh manusia.

2.1.3 Sampah
Sampah didefinisikan dari berbagai sumber-sumbaer sebagai
semua buangan yang dihasilkan dari aktifitas manusia dan hewan yang
berupa padatan,yang dibuang karena sudah tidak berguna atau
diperlukan lagi (Thcobanoglous,et,al., 1993). Sampah merupakan
konsekuensi dari semua aktifitas yang dilakukan manusia. Apabila tidak
terdapat kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sampah
dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Sampah merupakan
konsekuensi dari semua aktifitas yang dilakukan manusia. Apabila tidak
terdapat kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sampah
dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.

15 Prabang Setyono, Etika, Moral dan Bunuh Diri Lingkungan dalam Perspektif
Ekologi (Solusi Berbasis Enviromental Insight Quotient), hlm. 36.
16 Harum M. Huasein, Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan
Hukumnya, hlm. 28.
10

Pengertian sampah secarakhusus dikemukakan oleh Azwar A. (1979 :


54) adalah :
“ ….sebagian dari sesuatuyang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan
biologis karena (human waste) tidak termasuk didalamnya.”

Sedangkan menurut Mochtar M. ( 1987 :55) sampah adalah :


“ sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya ”

Berdasarkan rumusan pengertian dan pendapat diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah semua jenis
benda atau barang bangunan/kotoran manusia, hewan atau tumbuh-
tumbuhan atau yang berasal dari aktivitas kehidupan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang dapat menimbulkan dan atau
mengakibatkan pengotoran terhadap air, tanah dan udara sehingga
dapat menimbulkan pengrusakan lingkungan hidup manusia.

Penggolongan sampah
Sampah dapat digolongkan berdasarkan pada asalnya, yaitu;
a. Pasar, tempat-tempat komersil.
b. Pabrik-pabrik atau industri.
c. Rumah tinggal kantor, sekolah, institusi, gedung-gedung umum, dan
lain-lain serta pekarangannya.
d. Kadang hewan atau pemotongan hewan.
e. Jalan, lapangan dan pertamanan 17.
f. Sekolah, riol dan septik tank.
g. Dan lain sebagainya.
11

penggolongan sampah menurut sumbernya adalah :


a. Sampah domestik, sampah ini berasal dari lingkungan pemukiman
atau perumahan ;
b. Sampah komersil, sampah yang dihasilkan dari lingkungan kegiatan
perdagangan seperti toko, restoran, rumah makan, warung, pasar dan
swalayan ;
c. Sampah industri, sampah ini merupakan hasil samping kegiatan
industri yang jenisnya sangat
tergantung pada kegiatan industri itu sendiri ;
d. Sampah alami dan lainnya, dapat berupa dedaunan, sisa bencana
alam dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya sampahdapat digolongkan menjadi:


a. Sampah yang mudah membusuk ;
b. Sampah yang tidak mudah membusuk ;
c. Sampah yang mudah terbakar ;
d. Sampah yang tidak mudah terbakar

2.2 Pengelolaan sampah


a. Pengelolaan sampah perkotaan
Dalam pengelolaan persampahan terutama untuk daerah perkotaan,
harus dilaksanakan secara tepat dan sistemastis.
a. Teknik operasional
Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan terdiri dari
kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir yang bersifat
terpadu. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah
perkotaan yaitu ;
• Rencana penggunaan lahan.
• Kepadatan dan penyebaran penduduk.
• Karakteristik lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi.
• Kebiasaan masyarakat.
• Karakteristik sampah.
• Peraturan-peraturan/aspek legal nasional dan daerah setempat.
• Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
• Lokasi pembuangan akhir.
12

• Biaya yang tersedia.


• Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
• Iklim dan musim. ( SK SNI T – 13 – 1990 – F : 3)
Kegiatan pengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan
pemanfaatan berbagai prasarana dan sarana persampahan yang
meliputi pewadahan pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pengolahan maupun pembuangan akhir.

b. Pengelolaan sampah Masyarakat


 jenis pengolahan sampah
Daur ulang kertas dapat menghasilkan berbagai macam barang
daur ulang yang memiliki nilai ekonomi. Teknik pengomposan yang
dipilih adalah sistem open windrow. Pada dasarnya pembuatan kompos
terdiri dari beberapa tahapan,yaitu: Memasukkan sampah ke reaktor
kompos Menambahkan sampah organik Menjaga kelembapan timbunan
kompos Memiliki sistem pembuangan air lindi Memutar balikkan kompos
secara periodik untuk memberikan sirkulasi udara Sampah kertas yang
dihasilkan di Kota Kediri mencapai 13,6% persen dari total volume
sampah. Kertas daur ulang tidak hanya dapat digunakan menjadi kertas
biasa namun kertas yang didaur ulang dapat menghasilkan banyak
barang seni.
Tahapan yang harus dilakukan adalah dengan memilah sampah
kertas dan merobek kertas tersebut dan rendam dalam wadah selama
24jam. Langkah selanjutnya adalah menghancurkan kertas yang sudah
diendam menggunakan blender. Kemudian adonan kertas dicetak serta
dipanaskan. Secara umum proses daur ulang kertas tidak sulit. Untuk
menghasilkan 8 lembar kertas dengan ukuran 50cmx40cm diperlukan
1kg kertas.
 Kebutuhan Lahan
 Finansial Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis
Masyarakat
13

c. Pengelolahan sampah Kampus


 Penimbunan
Cara penimbunan yang peling sedernaha adalah dengan
penimbunan terbuka, yaitu smpah dikumpulkan begitu
saja dari tempat yang dipilih jauh dari tempat aktivitas
masyarakat, sehingga tidak menimbukan banyak
gangguan. namun cara ini juga masih meninimbulkan
masalahb seperti pencemaran air tanah.
 Mengabukan atau insenerasi (incineration)
adalah sering dilakukan untuk mengurangi sampah yang
ada, proses ini bukannya sama seperti membakar
sampah di tempat terbuka , sampah dibakar di dalam
dapur khusus, pencemaran-pencemaran yang di hasilkan
berupa abu dan bahan lainnya yang volumenya tinggal
sedikit , ditimbun atau di pendam ditempat yang sudah
disediakan. Pada proses ini timbul panas, yang energinya
dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit tenaga
uap dan listrik.
 Daur Ulang atau Recycling
adalah suatu proses yang memungkinkan bahwa, bahan-
bahan yang terbuang dapat dimanfaatkan lagi, sehingga
sebagian besar dari masalah sampah dapat teratasi.

2.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, akan dilakukan dengan teknik analisa kuantitatif.
Data kuantitatif adalah datayang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan (Sugiyono. 1999 : 7), sesuai dengan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif.
14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Berikut di bawah ini :
1. pemberdayaan lingkungan dengan menciptakan kawasan
lingkungan yang bebas limbah salah satunya sampah untuk
menciptakan lingkungan nyaman untuk dihuni.
2. pengolahan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti : melakukan teknik pengumpulan sampah dari tempat
pengangkutan, hingga pembuangan akhir, pengelompokan jenis-
jenis sampah organik dan non organik, penimbunan,
pengabuan(insinerasi), dan daur ulang (recycling)
3. proses pengelolahan sampah yang dapat mengurangi sebagian
besar masalah sampah sebagai sumber masalah.
4. pendayagunaan sampah sebagai bahan yang dapat
menghasilkan nilai jual, seperti pupuk kompos, dan barang
kerajinan tangan.

Anda mungkin juga menyukai