Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK NEGATIF TIMBUNAN SAMPAH DILINGKUNGAN KITA TERHADAP

KESEHATAN MANUSIA dan CARA MEMANFAATKANNYA


Andi Susilo - 16501241017
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Negeri Yogyakarta
Email : andi.susilow10@gmail.com

ABSTRAK

       Sampah merupakan hal yang tidak asing ditelinga kita karena dimana pun dan kapan pun
sampah setiap hari dapat kita lihat, rasakan, dan diraba. Walaupun sampah merupakan hal
yang sepele yang sering dianggap ringan oleh masyarakat sampah dapat menimbulkan dampak
negatif apabila kita biarkan berserakan/menumpuk disekitar kita  dan berdampak
positif/bahkan menghasilkan uang apabila kita dapat mendaur ulang/memanfaatkannya secara
maksimal. Dalam penelitian ini sampah dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan
anorganik. Sampah organik biasanya berasal dari bahan-bahan yang sifatnya alami, contohnya :
sayuran busuk, kotoran ayam dan masih banyak lagi. Sedangkan sampah anorganik biasanya
berasal dari pabrik-pabrik industry, perkantoran, home stay dan lain-lain.

Hasil penelitian memperkiraan,   bahwa  apabila  volume  sampah  yang dihasilkan  oleh


manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita / hari, sehingga untuk kota besar seperti
Jakarta  yang  memiliki  penduduk  sekitar  10  juta  orang menghasilkan sampah sekitar 5000
ton/hari. Bila  tidak cepat  ditangani secara  benar,  maka  kota-kota besar tersebut
akan   tenggelam  dalam  timbunan  sampah.  Yang  dapat  menimbulkan  banyak sekali
dampak  negative  seperti  pencemaran  air,  udara,  tanah,  dan sumber penyakit. Untuk
meminimalisir jumlah sampah yang ada  pada  sekarang  ini,  kita  dapat  memutar otak
dengan  medaur  ulang  sampah – sampah  tersebut  misalnya  adalah  membuat pupuk, hiasan,
maina dan lain sebagainya.

Kata Kunci :  Sampah Organik,Sampah Anorganik


BAB. I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

            Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhlukhidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup.
Pada dasarnya lingkungan hidup dikenal sebagait empat dimana semua makhluk hidup tinggal
dan melakukan kehidupannya sehari-hari. Di saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli
lagi terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya
masyarakat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang merusak
lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan lingkungan. Selain itu, kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaannya juga
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Banyak polutan yang menyebabkan
lingkungan menjadi tercemar dan kotor.

Penduduk adalah manusia dalam pengertian perorangan (individu) atau kelompok


(masyarakat) yang bertempat tinggal di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu.
Kepadatan penduduk di berbagai daerah atau wilayah umumnya tidak sama. Kepadatan
penduduk dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang hidup di dalam satuan luas daerah
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Didaerah dengan penduduk yang padat, sampah rumah
tangga juga banyak. Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, sering kali sampah
dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya saja sampah rumah tangga yang umumnya
sampah organik dan anorganik, apabila dibiarkan menumpuk akan menyebabkan bau yang
tidak sedap dan merupakan pusat penyebaran penyakit seperti,  penyakit disentri, tifus,
Demam Berdarah (BDB) dan juga penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh sampah rumah
tangga yang banyak dihuni oleh tikus. Dengan bertambahnya populasi manusia, maka berbagai
kebutuhan manusia juga semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka berbagai
industri dibangun untuk memenuhinya, tetapi sering kali limbah industri yang mengandung
racun menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar, yang tanpa kita sadari juga biasanya
berdampak pada kesehatan manusia.

Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang


dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang
disebut sampah. Permasalahan sampah merupakan hal yang dapat diartikan sebagaima salah
kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar.
Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5
kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10
juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar,
maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah. Yang dapat
menimbulkan banyak sekali dampak negatif seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber
penyakit.

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai
barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efektif dan efisien,
sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya
dengan baik. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi sampah cair
organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur
tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Sampah organik
biasanya tidak meninggalkan residu/sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman
bila dikonsumsi. Sedangkan sampah anorganik dapat kita manfaatkan menjadi kebutuhan
tersier jika kita memanfaatkannya secara maksimal.

1.2. Batasan Masalah

            Didalam pembuatan laporan skripsi ini penulis akan membahas mengenai beberapa hal
yaitu antara lain adalah :

1. Definisi sampah dan jenis-jenisnya.


2. Dampak negatif yang ditimbulkan apabila timbunan sampah berada di sekitar kita.
3. Cara memanfaatkan dan mengurangi timbunan sampah secara maksimal.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Agar masyarakat lebih memahami, mengetahui dan berpikir kritis akan seberapa penting
kesehatan bagi kehidupan kita baik secara jasmani dan rohani.
2. Menemukan cara pengolahan sampah yang baik sebagai proses daur ulang yang dapat
mengurangi timbunan sampah di sekitar kita.
3. Memunculkan ide kreatif untuk memanfaatkan sampah.
4. Memunculkan kesadaran akan pentingnya dampak-dampak apabila lingkungan sekitar
kita tidak sehat/berada pada lingkungan yang banyak tumpukan sampah.
5. Membentuk lingkungan yang indah, asri, sehan, dan nyaman.

1.4. Metode Perolehan Data

Dalam penulisan karya tulis ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis
menggunakan metode Studi Kepustakaan, yaitu penulis membaca buku-buku dan browsing ke
internet mengenai kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.4. Hipotesa

1. Diduga sebagian masyarakat kurang aktif dan menanggapi serius tentang sampah yang
berada di sekitar lingkungannya yang biasanya berdampak negative terhadap kesehatan
dirinya sendiri.
2. Masyarakat kurang peduli akan lingkungan sekitar yang sehat dan nyaman.
BAB. II
KAJIAN TEORI

2.1. Mengenal Lingkungan

Lingkungan hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan


ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia mempunyai peran
yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada akhirnya ditujukan untuk
keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Istilah lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1886,
yang menunjuk kepada keseluruhan organisme atau pola hubungan antar organisme dan
lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari mengenai
lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara keseluruhan. Lingkungan hidup
mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai tempat kediaman dan sebagai sumber
kehidupan. Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :

 Pemurnian udara dan air


 Pengurangan kekeringan dan banjir
 Pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah
 Detoksifikasi (penetralanracun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
 Penyerbukan tanaman perkebunan dan vegetasi alami
 Penyebaran benih
 Siklus dan pergerakan nutrient
 Pengendalian mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
 Pemeliharaan biodiversitas
 Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
 Perlindungan darisinar ultraviolet matahari yang berbahaya
 Stabilitasi klimparsial
 Pengendalian cuaca yang ekstrim dan dampaknya

Lingkungan alami adalah lingkungan atau ekosistem yang keaadannya seimbang.


Artinya, komponen-komponen biotik dan abiotik ada dalam lingkungan tersebut.
Sebaliknya, lingkungan yang tercemar (terpolusi) adalah lingkungan atau ekosistem yang
keadaannya menjadi tidak murni lagi. Artinya, lingkungan atau ekosistem tersebut
keadaannya tidak seimbang akibat adanya polutan yang masuk kedalam lingkungan
tersebut (Mikrajuddin,2006:182)

2.2. Mengenal Sampah

Dalam UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dengan
demikian bahan yang diintroduksi ke lingkungan adalah pencemaran atau polutan.

Sampah merupakan  limbah buangan yang tidak berguna dari proses kegiatan manusia.
Tetapi sampah harus tidaklah kita memandangannya sepele kerena banyak sekali dampak-
dampak yang terdapat pada sampah. Karena itu sampah seharusnya kita perhatikan dengan
serius. Apabila semisalnya kita membiarkannya menumpuk ini bisa mengundang penyakit,
jadi kita harus menganggap sampah dengan serius.

2.3. Mengenal Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan asalnya, sampah dapat digolongkan menjadi dua yaitu sampah organik dan
sampah anorganik.

A. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organic yang termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisatepung, sayuran, kulit buah, dan daun. Sampah organic dibagi
dua yaitu :

 Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)


Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labu
siam,  ubi, singkong, kulit buah - buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka,
ampas kelapa, sisa sayur / laukpauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun
kering/  basah) .

 Sampah Organik Hewan


Contohnya : sisa makanan sepertiikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.
B. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, kertas, karton, kardus, sterofoam, kaleng dan lain-lain.

2.4. Pengelolaan Sampah dan Limbah

Bioteknologi dapat menghasilkan mikroorganisme strain baru yang dapat mengurangi


polutan. Bakteri Clostridium butyricum digunakan untuk mengatasi limbah cair yang
mengandung gula sebagai limbah buangan dari pabrik alkohol. Bakteri tersebut mampu
menguraikan gula menjadi gas H2. Bakteri kelompok metanogen (penghasil metana),
yaitu Metanomonas mecanica dapat menguraikan limbah bahan-bahan organic (kotoran
ternak). Mikroorgansime dapat digunakan dalam proses bioremediasi karena mengurangi
bahan-bahan polutan dan meningkatkan kualitas tanah dan air.
BAB. III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis akibat
pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian sampah anorganik/kimia yang
terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat unsur hara tanah semakin
menurun. Lahan pertanian yang sudah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% darikurang
lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan
akan terus menurun dan akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati.Langkah yang bisa
dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan sampah organik untuk
mengganti penggunaan sampah anorganik/kimia pada tanah pertanian. Penggunaan
sampah organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sampah kimia ,
sehingga dosis sampah dan akibat  pencemaran lingkungan yang disebabkan penggunaan
sampah kimia bisa dikurangi.

Menurut Altieri ( 2000 ) , sampah anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil
pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya
penggunaan sampah ini karena adanya sesuatu yang timbulakibat adanya degradasi
( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa sampah anorganik
menimbulkan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan
yang terbuang. Penggunaan sampah buatan (anorganik) yang terus-menerus akan
mempercepat habisnya zat- zat organic , merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam
tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Pencemaran kimia dari sampah
merupakan pencemaran unsur- unsur hara tanaman. Tanah–tanah yang dipindahkan oleh
erosi umumnya mengandung unsur hara lebih tinggi dari pada tanah yang ditinggalkan
karena lapisan tanah yang terosi umumnya adalah lapisan atas yang subur. Di samping itu ,
fraksi tanah yang halus lebih mudah tererosi sehingga unsur hara terutama “P” sebagian
besar diserap butir- butir tanah tersebut maka banyak unsure “P” yang hilang karena erosi.
Sebagian besar “P” dalam tanah sukar larut sehingga “P” diangkut ke tempat lain bersama
dengan aliran permukaanatau air infiltrasi.Akibatpencemaran dari limbah industri dan
pemakaian sampah anorganik yangterlalu banyak secara terus menerus menyebabkan
unsur hara yang ada didalam tanah menurun. Di negara Indonesia sendiri, sebagian besar
lahan pertanian telah berubah menjadi lahan kritis. Lahan pertanian yang telah masuk
dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7 juta hektar lahan pertanian yang ada di
Indonesia. Kesuburan tanah di lahan-lahan yang menggunakan sampah anorganik dari
tahun ke tahun menurun. Keberhasilan diukur dan ditentukan dari berapa banyaknya hasil
dari panen yang dihasilkan , bukan diukur dari kondisi dan keadaan tanah serta hasil
panennya. Semakin banyak hasil panen, maka pertanian akan dianggap semakin
maju. Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi
ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat
bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki
kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan
mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral
masam di daerah tropis perlu dilakukan. Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan
dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi
oleh prosesfisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein
kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan sampah organik dapat
memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme
tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan
meningkatkan daya pegangair. Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah
akan terjadi masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti
ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang masih terdapat
dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah semakin berkurang.

Sampah memiliki kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur nitrogen yang ada dalam
sampah ini mudah larut. Pemberian nitrogen berlebih di samping menurunkan efisiensi
sampah, juga dapat memberikan dampak negative di antaranya meningkatkan gangguan
hama dan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu , perlu upaya
perbaikan guna mengatasi masalah tersebut, sehingga pengolahan sumber daya secara
efektif, efisien dan aman lingkungan dapat diberlakukan.
BAB. IV
KESIMPULAN dan SARAN

4.1. Kesimpulan

Sampah merupakan sisa bahan dari aktifitas manusia yang terbuang sia-sia, sebenarnya
adapun sampah  yang berguna bagi manusia, jika sampah-sampah tersebut dibiarkan
menumpuk akan menimbulkan bahaya penyakit yang timbul. Untuk itu kita manusia harus
berpikir kritis untuk menanggulangi terjadinya penumpukan sampah organik maupun anorganik
baik dari skala besar maupun kecil, antara lain cara yang bisa kita tempuh untuk memanfaatkan
timbunan-timbunan sampah tersebut adalah :

A. Sampah Organik

Sampah organik hijau, contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam,


kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka,
daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur/lauk pauk, dan sampah dari kebum
(rumput, daun-daun kering/basah) dapat dimanfaatkan sebagai organic kompos yang
sangat berguna bagi tanaman.

Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan
sejenisnya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic cair yang sangat berguna bagi
tanaman.

B. Sampah Anorganik

Cara memanfaatkan sampah anorganik yang paling tepat adalah mendaur ulang/


Recycle, misalnya adalah :

 Kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas, dompet, kantong HP dll.


 Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.
 Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman.
 Styrofoam dapat digunakan sebagai campuran batako.

4.2. Saran

Bagi masyarakat rumah tangga maupun industri sebaiknya lebih peduli terhadap
lingkungan sekitar mereka karena pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, IPTEK
yang terlalu maju, kebutuhan pokok yang semakin banyak, itu juga mempengaruhi besar
kecilnya dampak negative disekitar kita, sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan dan
lingkungan kita.Jadi setiap manusia harus menjaga dan merawat lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai