Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

RUSAKNYA LINKUNGAN DAN CARA MENGATASINYA


Oleh : Revaldo Rangga Putra Aji Wijaya

ABSTRACT
Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia tidak luput dari menghasilkan bekas
atau sisa kegiatan atau dengan kata lain adalah sampah. Tanpa disadari manusia adalah
penghasil sampah, dan apabila pengelolaannya tidak diperhitungkan, maka sampah akan
menimbulkan banyak masalah. Sehingga kesadaran manusia akan sampah sangat penting
artinya untuk memberikan sumbangan pada kelestarian lingkungan dan hidup manusia sendiri.
Sebagai salah satu sumber sampah, setiap rumah tangga perlu ikut berperan dalam
menangani sampah. Jika dilakukan bersama dengan segenap masyarakat, upaya menangani
sampah dapat memberi manfaat yang besar bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman
dan pengetahuan.
Artikel ini akan membahas pentingnya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
hidup, pentingnya kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan sampah
mandiri, serta sumbangan pemilahan sampah mandiri bagi kelestarian lingkungan hidup.
Kata Kunci : kerusakan lingkungan, alam, manusia, ekosistem

PENDAHULUAN
Manusia dan lingkungan merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif,
sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya, aktifitas yang dilakukan manusia terhadap alam selalu menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan itu sendiri. Menurut Undang-undang RI tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup No : 32 Tahun 2009 bahwa, kerusakan lingkungan hidup adalah
perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati
lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Sebagai makhluk hidup yang mempunyai kelebihan dari makhluk hidup lainnya, manusia
mempunyai kemampuan eksploitatif terhadap alam, sehingga mampu merubah alam sesuai
dengan apa yang di inginkannya. Namun demikian walaupun alam tidak memiliki kemampuan
aktif-eksploitatif terhadap manusia, namun apa yang terjadi terhadap alam akan terasa
pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
Oleh sebab itu pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup harus sesuai dengan
kaidah-kaidah lingkungan. Kesesuaian terhadap kaidah-kaidah lingkungan tersebut untuk
menghindari timbulnya berbagai bencana lingkungan seperti pencemaran lingkungan, banjir,
kerusakan hutan, kekeringan, sehingga dapat berakibat pada krisis pangan yang
berkepanjangan, krisis air, krisis energi dan lain-lain. Lingkungan yang kita ketahui saat ini
merupakan bagian dari ekosistem-ekosistem terkecil yang senantiasa memberi manfaat
terhadap kehidupan manusia. Contoh, Tumbuhnya sebatang pohon dapat mengurangi polusi
udara, memurnikan sumber air, mengurangi kemungkinan banjir, membantu mengatur iklim
dengan menangkap dan menyimpan karbon, penyedia kayu untuk kebutuhan bangunan,
tempat rekreasi dan meningkatkan kualitas estetika landskap.
Menurut Warta Kehati Juni-Juli 2000 bahwa, tepatnya tahun 1972 di Stockholm Swedia
diselenggarakan konferensi PBB yang bertemakan Lingkungan Hidup. Walaupun sudah begitu
lama di deklarasikan, kenyataannya kerusakan lingkungan masih terus terjadi dimanamana
termasuk Indonesia. Kerusakan yang terjadi terdapat pada berbagai lingkungan atau ekosistem,
sehingga akan mengganggu komponen-komponen yang menyusun suatu ekosistem seperti
keanekaragaman varietas dan keanekaragaman jenis. Dengan demikian hal tersebut akan
berdampak kepada kepunahan varietas atau jenis hayati didalam suatu ekosistem. Jika dilihat
dari ketergantungan manusia terhadap alam atau ekosistem, maka manusia yang sangat
membutuhkan ekosistem tampak kurang bijak dalam memanfaatkan lingkungannya. Khusus
untuk Indonesia telah terjadi kerusakan lingkungan pada berbagai tempat dan tipe ekosistem.

KERUSAKAN LINGKUNGAN
Sejak tahun 1970-an dunia mulai memberikan perhatian besar terhadap masalah
lingkungan, seperti pembangunan berwawasan lingkungan guna menjaga kelangsungan hidup
di muka bumi. Namun demikian sampai saat ini lingkungan hidup sebagai wahana bagi makhluk
hidup khususnya manusia terus mengalami kerusakan. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa,
perilaku manusia terhadap alam sangat tergantung bagaimana cara pandangnya terhadap alam
itu senidiri. Jika alam dipandang sebagai hal yang penting dan menguntungkan maka perilaku
yang muncul adalah perilaku yang menghargai. Namun sebaliknya, jika tidak, maka perilaku
yang muncul adalah perilaku yang merusak. Manusia memiliki cara pandang tersendiri terhadap
alam. Cara pandang tersebut menjadi landasan bagi manusia untuk bertindak terhadap alam.
Salah satu cara pandang manusia terhadap alam adalah “Antroposentrisme”.
Antroposentrisme adalah cara pandang yang menempatkan manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Pandangan ini berisi pemikiran bahwa segala kebijakan yang diambil
mengenai lingkungan hidup harus dinilai berdasarkan kepentingan manusia. Maka tidak heran
jika fokus perhatian dalam pandangan ini terletak pada peningkatan kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia. Alam dilihat sebagai objek untuk pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan manusia, sehingga alam hanya dijadikan alat untuk pencapaian tujuan.
Dengan cara pandang seperti diatas maka, banyak pendapat yang mengatakan bahwa
antroposentrisme merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis lingkungan hidup.
Pandangan seperti ini membuat manusia berani melakukan tindakan eksploitatif terhadap alam
dengan menguras kekayaan alam demi kesejahteraan hidupnya.
Selain itu, kerusakan lingkungan fisik akan mengakibatkan banyak bencana yang dapat
mengancam keselamatan manusia seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, perubahan musim
yang tidak teratur, dan munculnya berbagai penyakit. Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk
kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi,
gempa bumi, angin puting beliung
2. Kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara
lain:
a. Terjadinya pencemaran (baik pencemaran udara, air, tanah, maupun suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Selain hal-hal tersebut, juga ada beberapa ulah manusia yang bersifat langsung maupun
tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: penebangan
hutan secara liar (penggundulan hutan). perburuan liar, merusak hutan bakau, penimbunan
rawa-rawa untuk pemukiman, pembuangan sampah di sembarang tempat, bangunan liar di
daerah aliran sungai (DAS), serta pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar
batas.

JENIS JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN


Secara umum, pencemaran adalah proses masuknya bahan atau energi tertentu ke
dalam suatu lingkungan yang justru menyebabkan timbulnya perubahan negatif pada
lingkungan, kesehatan manusia, hingga eksistensi manusia beserta organisasi lain. Dalam hal
ini, lingkungan yang dimaksud berkaitan dengan ekosistem udara, ekosistem tanah, ekosistem
laut, dan lainnya.
Sementara itu, menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 1 ayat 14, mengungkapkan bahwa
pencemaran lingkungan hidup adalah “Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.”

Pencemaran lingkungan ini dapat terjadi di mana saja, seiring dengan pesatnya laju
pertumbuhan penduduk. Beban pencemaran paling berat diakibatkan oleh limbah industri dan
berbagai bahan kimia. Apabila dilihat dari sifatnya, pencemaran lingkungan yang terjadi di
kebanyakan negara termasuk Indonesia, dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni
pencemaran udara, pencemaran suara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran
radiasi.

1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah ketika munculnya bahan-bahan asing yang masuk melalui
udara dan kemudian mempengaruhi kualitasnya di suatu wilayah tertentu. Sementara itu,
menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP – 03 /
MENKLH/ II / 1991 turut mengungkapkan bahwa pencemaran udara adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.

Secara umum, pencemaran udara atau polusi udara ini dapat disebabkan oleh dua jenis
polutan, yakni yang bersifat primer dan sekunder.

Penyebab terjadinya pencemaran udara :

 Asap Lalu Lintas


 Asap Industri atau Pabrik
 Penggunaan Insektisida dan Pestisida
 Dan Sebagainya

2. Pencemaran Suara
Pencemaran udara atau kebisingan ini adalah ketika terjadinya suara bising di suatu
lingkungan yang melampaui nilai ambang batas dari yang telah ditentukan sebelumnya pada
lingkungan tersebut. Pengaruh kebisingan pada kesehatan manusia ditentukan oleh tingkat
(kerasnya suara), jarak, dan intensitas kebisingan dari sumbernya.
Pencemaran suara dapat diakibatkan oleh suara-suara bervolume tinggi yang membuat
daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila
intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).

Penyebab terjadinya pencemaran suara :

 Suara penggunaan mesin, baik itu gergaji mesin, mesin pemotong keramik, mesin
pemotong rumput, dan lain-lain.
 Riuhnya suara binatang peliharaan.
 Suara televisi dengan volume tinggi.
 Proyek pembangunan.
 Suara klakson kendaraan umum.
 Suara mesin di pabrik, mulai dari penggunaan kipas angin besar, kompresor, trafo, dan
pompa.

3. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah terjadi ketika ada benda asing yang ditambahkan di suatu area lahan
dan menyebabkan kualitas tanah di area lahan tersebut menjadi menurun hingga mampu
membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan tanah tersebut. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri.

Jenis bahan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah adalah bahan
kimia, mikroorganisme, dan bahan radioaktif. Semua bahan-bahan tersebut apabila masuk ke
air akan turut mencemari tanah.

Komponen Bahan-Bahan yang Menyebabkan Pencemaran Tanah :


 Limbah Domestik
 Limbah Cair
 Limbah Padat
 Limbah Industri
 Limbah Pertanian

4. Pencemaran Air

Pencemaran Air terjadi ketika masuknya benda asing ke dalam suatu wilayah perairan
dan menurunkan kualitas air di wilayah perairan tersebut. Kualitas air yang terganggu ditandai
dengan perubahan bau, rasa, dan warna. 
Penyebab Terjadinya Pencemaran Air
 Banjir
 Tsunami
 Pembuangan Limbah Kotor ke Perairan
 Kebocoran Kapal Pengangkut Minyak
 Dan Sebagainya

5. Pencemaran Radiasi

Pencemaran Radiasi terjadi ketika masuknya bahan bersifat radioaktif yang memiliki
kekuatan radiasi melampaui nilai ambang batas yang telah ditentukan. Tidak hanya itu saja,
pencemaran radiasi juga dapat disebabkan oleh radiasi panas yang melebihi temperatur normal
di suatu lingkungan.

Biasanya, pencemaran radiasi ini disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya
ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.

CARA MENGATASI KERUSAKAN LINGKUNGAN

Melakukan 3R

Upaya mencegah kerusakan lingkungan selanjutnya adalah melakukan 3R atau reduce,


reuse, dan recycle. Metode 3R dapat mengurangi sampah yang dibuang ke lingkungan. Sampah
erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebutakan hidup
berbagai mikro organisme penyebab penyakit bacteri pathogen, dan Juga binatang serangga
sebagai pemindah penyebar/penyakit (Vector). Oleh sebab itu, sampah harus dikelola dengan
baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.
Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingankesehatan saja, tetapi juga untuk
keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi
pengumpulan, pengangkatan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah
sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan bagi masyrakat dan
lingkungan hidup.

Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kontrol terhadap timbulan sampah,


pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, proses pembuangan akhir sampah,
di manasemua hal tersebut dikaitkan dengan prinsip – prinsip terbaik untuk kesehatan,
ekonomi, keteknikan/engineering , konservasi, estetika, lingkungan, juga terhadap sikap atau
budaya local masyarakat itu sendiri.
Sampah adalah sisa-sisa barang atau benda yang sudah tak terpakai yang akhirnya
dibuang. Sampah di negara kita begitu berlimpah sehingga timbul masalah dalam
pembuangannya. Dulu pernah ada kota yang menghadapi persoalan mengenai sampah sampai-
sampai di tiap sudut kota ditemukan sampah yang berserakan dan menggunung yang membuat
kita terkejut dengan banyaknya sampah yang ada. Sehingga kota tersebut sempat dijuluki kota
sampah. Hal itu terjadi akibat terbatasnya tempat untuk pembuangan sampah dan tidak adanya
alternatif lain untuk memanfaatkan sampah yang ada. Sampah yang bertumpuk menimbulkan
bau tak sedap dan penyakit menular yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan di lain tempat
banyak orang yang membuang sampah sembarangan ke selokan atau sungai yang akhirnya
menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

Melakukan Reboisasi

Upaya mencegah kerusakan lingkungan yang pertama adalah melakukan reboisasi atau
menanam kembali hutan yang gundul. Reboisasi perlu dilakukan karena telah banyak hutan
yang rusak dan hilang. Dilansir dari Our World in Data, sekitar 4,7 juta hektare hutan hilang
setiap tahunnya. Padahal hutan sangat penting bagi lingkungan karena menyediakan sumber
makanan, obat-obatan, bahan sandang dan papan, air, menyeap karbon, mencegah erosi dan
mengendalikan banjir, juga menyediakan habitat bagi satwa.

Mencegah Polusi

Upaya mencegah kerusakan lingkungan selanjutnya adalah mencegah polusi, baik


polusi, air, tanah, dan juga udara. Caranya adalah dengan tidak membuang sampah sembarang,
tidak membakar sampah (terutama yang terbuat dari plastik), dan juga tidak membuang limbah
ke badai air seperti sungai, dauanu, dan juga laut.

Melestarikan Hewan dan Tumbuhan

Upaya mencegah kerusakan lingkungan selanjutnya adalah melestarikan hewan dan


tumbuhan. Hewan dan tumbuhan memegang pernaan penting dalam keseimbangan
lingkungan. Di mana hewan dan tumbuhan menyediakan makanan, obat-obatan, bahan papan,
bahan tekstil, dan juga menjaga daur biogeokimia tetap seimbang.
Menghemat Penggunaan Energi

Upaya mencegah kerusakan lingkungan selanjutnya adalah menghemat penggunaan


energi. Kita dapat menghemat penggunaan energi dengan cara mematikan lampu, keran air,
kipas angin, ataupun pendingin ruangan ketika tidak digunakan, lebih banyak berjalan kaki, dan
menggunakan transportasi umum.

KESIMPULAN

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan.
Jika tidak maka dapat menimbulkan berbagai bencana lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi
selama ini akibat dari lemahnya pengawasan pemerintah dan keengganan masyarakat untuk merubah
perilaku yang kurang wajar terhadap alam serta lemahnya penegakan hukum (law enforcement) sebagai
benteng terakhir untuk menjamin tegaknya aturan.

Jika kita tidak dapat menjaga alam sebagai sumber pemberi manfaat bagi kehidupan manusia
maka hal itu akan berdampak kepada melemahnya kemampuan ekosistem untuk memberikan layanan
kehidupan bagi umat manusia, sehingga akan menjadikan kehidupan manusia berbiaya tinggi.

SARAN
Perlu pengawasan yang tiada henti dan penegakan hukum (law enforcement) yang tidak tumpul
keatas, tajam kebawah bagi perusak/pencemar lingkungan. Jika tidak maka kita tidak akan sanggup
membayar setiap kebutuhan kita yang selama ini disediakan oleh alam.

Perlu adanya perhitungan jasa alam disetiap daerah yang digunakan manusia seperti hutan, air dan
lainnya. Sehingga dari perhitungan jasa tersebut bisa diambil sebahagian untuk dikembalikan kealam
dalam bentuk perawatan alam. Dengan demikian diharapkan alam akan terus dapat memberikan
jasanya terhadap kehidupan manusia secara lestari.
DAFTAR PUSTAKA

Barrow, C.J, Environmental Management for Sustainable Development, Second Edition, New
York, Routledge Taylor & Francis Group, 2006.

Costanza, Robert dkk, The value of the worlds Ecosystem Services and natural capital, Univesity
of Stockholm, Sweden, NATURE, Vol. 387, 1997.

Rosa, Herman, Kandel, Susan and Dimas, Leopoldo, Compensation for Ecosystem Services and
Rural Communities : Lessons From The Americas. Penterjemah : Aunul Fauzi, PRISMA,
www.prisma.org.svCOSYSTEMIC

Sekercioglu, Cagan H, Ecosystem Functions and Services, Chapter. 3, Oxford University Press,
2010.

Sidik Katili, Abubakar, Penurunan Jasa (servis) Ekosistem Sebagai Pemicu Meningkatnya
Perubahan Iklim Global, UNG, Tanpa tahun.

http://www.ampl.or.id/read_article/inilah-cara-pemerintah-palembang-atasi-pencemaran-
sungaimusi/37984 (diakses 8 Desember 2016).

http://upeks.fajar.co.id/2016/10/21/kerusakan-hutan-memprihatinkan (diakses 8 Desember


2016).

……………………., Ecosystem Services and Biodiversity, Science for Environment Policy, INDEPTH
REPORT,2015.

……………………., Integrating Ecosystem Services in Strategic Environmental Assessment : A guide


for practitioners, UNEP, Project for Ecosystem Services, 2014.

……………………., Tajuk Warta Kehati Juni – Juli 2000.

……………………..... UU Republik Indonesia Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup Nomor : 32 tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai