Anda di halaman 1dari 16

COVER

IV
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN LINGKUNGAN

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia serta mkahluk hidup lainya (Undang-undang No. 23
Tahun 1997). Kondisi lingkungan dapat berz

ubah oleh campur tangan manusia dan faktor alam sehingga diperlukan keseimbangan
lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin
penting untuk di selesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan,dan kehidupan kita.
Siapapun dapat berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkuna ini,
termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, dari kita sendiri, samapai ke
lingkungan yang lebih luas. Di zaman sekarang yang sudah super maju, kemajuan teknologi
dan lain sebagaimnya bukanya hanya mampu meningkatkan kesejahteraan manusia ternyata
juga mampu menimbulkan pencemaran lingkungan yang pada akhirnya juga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan tersebut. Jadi sekarang sangan dibutuhkan berbagai
upaya yang tepat untuk menanggulangi pencemaran liungkungan tersebut agar tercipta lagi
keseimbangan lingkungan.1

Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya
adalah pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara karena asap kendaraan dan
perusahaan, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. Dan yang
paling tepat adalah bagaimana cara penanggulangan pencemaran lingkungan. Untuk
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas
manusia maka di perlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungann dengan
menetapkan baku mutu lingkungan. baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang di
perkenankan bagi zat bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup,tumbuhan atau benda lainya.2

Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia
dan bahkan dunia saat ini. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang
besar untuk bertahan hidup. Jika populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka
keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Namun
kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan
kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi
akan terlampaui dan berdampak pada kualitas hidup manusia yang rendah.
Pada tahun 1960 hingga 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar
orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa
populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar,
tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah dibayangkan berapa banyak bahan

1
Booner, N. E. 1995. Memahami Lingkungan Athmosfer Kita. Bandung : ITB.
2
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : UI Press

4
pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya
yangdibutuhkan oleh penduduk yang begitubanyak.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pentinya lingkungn terhadap kehidupan manusia ?
2. Apakah akibat dari pencemaran lingkungan ?
3. Bagaimanakah cara menjaga lingkungan ?
4. Apa sebab terjadinya perbahan alam dan lingkungan ?

3. TUJUAN
1. Mengetahui tetntang bagaimana pentingnya lingkingan.
2. Mempelajari tentang sebab akibat terjadinya pencemaran lingkungan.
3. Memberikan pemahaman tentang cara dalam menjaga lingkunga.
4. Menanggulangi / Menggurangi kegiatan yang dapat merusak kesehatan alam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan


ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahkluk hidup lain.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang
dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui
advokasi, edukasi dan aktivisme.
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan
iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan
proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai
secara ekologis.

2.2 JENIS-JENIS MASALAH LINGKUNGAN


Adapun jenis-jenis masalah lingkungan yang banyak dijumpai di sekitar kita, yaitu :
1) Pencemaran Air
Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat akttivitas manusia. Pencemaran air
merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di
dunia untuk kematian dan penyakit.
2) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property.
3) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaaan dimana bahan kima buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan alami tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena : kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).

6
Selain masalah lingkungan di atas, ada pula masalah lingkungan yang dibedakan
dalam ruang lingkupnya, yaitu masalah lingkungan secara global, regional, dan
nasional.

 MasalahLingkungan Secara Global

Pada saat ini banyak bencana yang melanda di sekitar kita. Entah itu bencana yang
menimbulkan kerusakan kecil maupun yang besar. Terutama bencana-bencana tersebut
disebabkan oleh masalah yang sering dibahas yaitu pencemaran. Akibatnya timbul
masalah-masalah yang bersifat global, antara lain: pemanasan global, hujan asam (acid
rain), dan menipisnya lapisan ozon.
oPemanasan Global
Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu, dan kemampuan
membersihkan diri selalu bervariasai sejak planet bumi ini terbentuk. Dengan semakin
meningkatnya kepadatan penduduk yang disertai dengan kegiatan-kegiatan manusia
yang semakin padat, maka para ahli atmosfer di dunia memprediksikan bahwa semakin
lama suhu di bumi akan semakin naik yang disebut dengan pemanasan global.
Pemanasan global terjadi sangat cepat karena efek dari Efek Rumah Kaca.

2.3 DINAMIKAPOPULASI
Dinamika populasi adalah penduduk selalu mengalami perubahan jumlah dari waktu ke
waktu. Jumlah penduduk di suatu wilayah bersifat dinamis, maksudnya senantiasa
berubah ,adakalanya menurun dan adakalanya menaik. Di Indonesia, jumlah
penduduknya terus meningkat . Hal ini didukung data statistik kependudukan Indonesia
yang terus meningkat dari tahun 1971 sampai dengan 2012.

2.4 PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah


tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk
Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi
jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan
diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar
penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik
misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi
jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik
penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren
fertilitas, mortalitas dan migrasiKelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah
menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.
Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan

7
jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal
Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara
geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

2.5 Faktor –faktor yang mempengaruhi kependudukan


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan
maupun penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk
(migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan
penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat
menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat
mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).

2.5.1. Kelahiran (Natalitas)


Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
 Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan
malu.
 Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
 Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
 Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
 Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila
belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.


Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:

 Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.


 Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan
bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
 Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak
diberikan hanya sampai anak ke – 2.
 Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

8
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran
(Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap
1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:

1. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)


Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan
jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk
wanita.
Pada pertengahan tahun 1999 Jakarta berpenduduk 10.000.000 jiwa. Dalam tahun
tersebut terdapat kelahiran 250.000 bayi.
Angka kelahiran 25 berarti tiap 1000 penduduk Jakarta setiap tahun terdapat kelahiran
25 bayi. Besarnya angka kelahiran kasar dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu:
a) kurang dari 20 digolongkan rendah
b) antara 20 – 30 digolongkan sedang
c) lebih dari 30 digolongkan tinggi

2.5.2 Kematian (Mortalitas)


Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
1. Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini
adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

2. Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)

9
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini
adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

2.6 WAWASAN EKOLOGI

Telah dibahas pada bab terdahulu bahwa alam raya ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa ini demikian kompleks dan beranekaragamnya. Matahari, bulan, bumi dan
planet-planet lainnya bergerak harmonis dan teratur mengikuti hokum alam.
Pengaruhnya bagi kehidupan makhluk hidup terus dibahas dan dipelajari, baik pada
masa lampau maupun pada saat ini.
Lingkungan hidup merupakan sebagian kecil Bari alam raya ciptaan
-Nya. Makhluk hidup, terutama manusia, kelangsungan hidupnya sangat
tergantung pada semua yang berada di sekitar dirinya. Untuk memahami lebih
mendalam mengenai hubungan makhluk hidup dan lingkungannya, maka kita
perlu mempelajari ilmu ekologi.

2.6.1 Pengertian Ekologi


Ekologi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1869 oleh Ernest Haeckel,
seorang ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari
kata oikos dan logos. Oikos berarti rumah atau tempat tinggal sedangkan logos berarti
ilmu. Jadi secara harfiah ekologi dapat diterjemahkan sebagai ilmu yang
mempelajari rumah tangga makhluk hidup. Yang menjadi rumah tangga makhluk
hidup adalah lingkungan di sekitar makhluk hidup. Apabila tidak ada
keterangan lain yang mengikutinya maka istilah lingkungan, lingkungan hidup
dan lingkungan hidup manusia memiliki arti yang sama, yaitu kumpulan
organisme hidup (biotic community) dan kumpulan benda mati (abiolic
community) yang berada di sekitar ruang hidup manusia, bukan di sekitar hewan atau
di sekitar makhluk mati lainnya. Lingkungan di sekitar ruang hidup hewan dipelajari
dalam ekologi hewan. Demikian pula ekologi tumbuhan berarti ilmu yang
mempelajari rumah tangga tumbuhan.
Beberapa puluh tahun kemudian, definisi secara luas tentang ekologi
dikemukakan pula oleh beberapa ahli ekologi. Odum pada tahun 1971 menyebutkan
bahwa ekologi adalah ilmu yang membahas mengenai struktur dan funsi alam
serta interaksi antara sesama makhluk hidup dengan lingkungannya, sedangkan
pada tahun 1975, Miller menyebutkan bahwa ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya. Lebih lanjut, pada tahun 1994 Odum
menjelaskan bahwa ekologi merupakan ilmu yang bahas mengenai rumah

10
tangga bumi, termasuk flora, fauna, mikroorganisme serta manusia yang hidup
bersama dan saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Mannusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya tumbuhan dan binatang di
sekitarnya. Selain itu manusia memerlukan ruang, waktu, cahaya, air, udara, tanah
serta kondisi iklim tertentu yang dipengaruhi suhu, kelembaban, curah hujan untuk
dapat hidup secara wajar. Kumpulan organisme hidup dan benda mati tersebut
yang berada bersama-sama pada suatu tempat akan saling mempengaruhi satu
dengan lainnya, membentuk suatu kesatuan sistem yang disebut sebagai sistem
ekologi (ecological system) atau ekosistem. istilah ekosistem ini pertama kali
dikemukakan oleh Tinsley (1935). la menyebutkan bahwa ekosistem merupakan
sistem hubungan timbal balik antara komponen biotik (komunitas dan populasi)
dengan komponen abiotiknya. Oleh karena itu ekosistem seringkali disebut
sebagai satuan fungsional dasar di dalam ekologi.
Di dalam Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal I disebutkan bahwa ekosistem adalah
tatanan kesatuan antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Dijelaskan pula bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Ruang merupakan tempat bagi
komponen lingkungan hidup melakukan suatu proses. Daya merupakan sesuatu
yang memberikan kemampuan dalam melakukan kerja. Keadaan merupakan suatu
kondisi atau situasi. Kondisi ini ada yang dapat mendukung berlangsungnya interaksi
di antara komponen penyusun ekosistem adapula yang menghambat berlangsungnya
interaksi secara harmonis.
Emil Salim (1990 dalam Darsono, 1992) mengartikan lingkungan hidup
sebaga segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang
kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup, termasuk kehidupan manusia.
Pengertian ruang lingkungan menurut pengertian ini sangat luas, oleh karena itu
pembahasan mengenai ruang lingkungan dapat dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat
dijangkau oleh manusia seperti faktor alam, faktor politik, faktor ekonomi dan faktor
social.

2.6.2 Ekosistem Alami dan Ekosistem Binaan


Sehubungan dengan ada tidaknya campur tangan manusia di dalam ekosistem,
dikenal dua macam ekosistem yaitu ekosistem alami yang belum terjamah oleh
manusia dan ekosistem binaan yang ada karena adanya campur tangan manusia. Pulau
yang tidak dihuni oleh manusia karena tidak layak dihuni atau tidak boleh dihuni
karena dilindungi oleh undang-undang merupakan contoh ekosistem alami.
Demikian pula hutan belantara dan sungai-sungai. Ekosistem binaan yang
kini makin bertambah banyak karena memiliki keuntungan langsung secara ekonomis
adalah ekosistem yang kompomponennya didominasi oleh tanaman-tanaman
pertania/hortikultura seperti persawahan dan perkebunan. Selain itu akuarium atau
kolam ikan juga merupakan suatu contoh ekosistem binaan.

11
2.6.3 Komponen Ekosistem
Secara umum ekosistem terdiri dari komponen-komponen penyusunan yang
bersifat hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang saling berhungan satu sama lain. Ini
berarti dalam struktur maupun dalam fungsi komponen-komponen tersebut merupakan
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabilah salah satu komponen terganggu maka
komponen yang lain cepat atau lambat akan terpengaruh pula.
Komponen abiotik meliputi semua faktor yang bersifat tidak hidup seperti
cahaya, tanah, air dan udara. Komponen air meliputi suhu air, gerakan air. Konsebtrasi
garam dalam air (salinitas), dan keasaman air (pH) sedangkan komponen udara
meliputi suhu udara, kelembaban dan angin sebagai udara yang bergerak. Komponen
tanah meliputi tekstur tanah (komposisi partikel tanah seperti liat, pasir dan debu),
kandungan unsur hara (oksigen, kalsium, garam-garam nitrogen, bahan organik dan
anorganik di dalam tanah) dan nilai keasaman tanah (pH). Faktor-faktor tersebut dapat
terjadi tempat mengalirnya energi dan menjadi faktor penentu bagi berlangsungnya
proses-proses biologis di dalam tubuh makhluk hidup.

2.6.4 Habitat dan Relung

Komponen biotik suatu ekosistem terdiri atas hewan, tumbuhan serta


mikroorganisme. Tumbuhan merupakan komponen biotik satu-satunya yang memiliki
zat hijau daun (klorofil) sehingga mampu melakukan proses fotosintesis, mengubah
bahan organik di lingkungannya menjadi bahan organik yang dapat di manfaatkan oleh
makhluk lainnya. Karbondioksida dari udara, air dari dalam tanah dengan bantuan
energimatahari dapat diubah menjadi karbohidrat. Karbohidrat inilah yang dapat
menjadi sumber energi bagi makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu tumbuhan disebut
sebagai produsen, sedangkan hewan herbivora, hewan karnivora yang memakan hewan
herbivora dan hewan-hewan lain disebut sebagi konsumen.
Ekosistem dan penyebaran polulasi suatu spesies sangat ditentukan oleh habitat
dan relung ekologisnya. Untuk itu perlu kita bahas lebih lanjut mengenai apakah habitat
dan relung itu.
A. Habitat

Habitat adalah tempat hidup yang khas dari suatu organisme atau "alamat”
organisme. Dalam biosfer terdapat 4 macam habitat utama yaitu daratan, perairan air
samudera dan estuaria. Semua organisme mempunyai tempat hidup. Habitat air tawar
adalah danau dan sungai, padi di tanah dataran rendah, teratai hidup dipermukaan
perairan. Istilah habitat dapat disebut biotop untuk menunjukkan tempat tumbuh
sekelompok organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. contohnya
adalah biotop hutan mangrove, biotop padang rumput dan sebagainya.
B. Relung
Semua organisme mempunyai fungsi tertentu di dalam habitatnya. Fungsi ini
dinamakan relung (niche). Charles Elton (1972 dalam Odum, 1971) adalah seorang

12
ilmuwan Inggris yang pertama kali memperkenalkan istilah niche sebagai status
fungsionalsuatu organisme di dalam lingkungan tertentu.
Pendapat lain menyebutkan bahwa relung ekologis merupakan kedudukan
(status fungsional) populasi suatu spesies di dalam habitat, komunitas dan ekosistemnya
sebagai hasil dari pengaturan fisiologis, adaptasi-adaptasi struktural dan pola perilaku
spesies tersebut. Spesies-spesies yang nichenya sama, komunitasnya serupa tetapi
memiliki daerah geografis yang berbeda disebut spesies yang berekivalen ekologis.

2.7 PRINSIP BIOLOGI DALAM LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

Masalah lingkungan bagi para ahli biologi sudah sejak lama menjadi perhatian. Hal ini
tidaklah mengejutkan karena ekologi yang kajiannya tentang interaksi antara organisme
dengan lingkungan merupakan salah satu cabang biologi yang penting. Masalah
lingkungan yang sekarang dihadapi oleh seluruh bangsa adalah masalah yang berkaitan
dengan kepentingan hidup manusia yang pada hakekatnya adalah masalah ekologi dan
lebih khusus lagi masalah ekologi manusia. Suatu masalah dapat diartikan sebagai
sesuatu yang menghalangi atau merintangi keinginan dan harapan manusia. Masalah
dipersepsikan sebagai kesenjangan diantara realita dan harapan harapan kita yang
semestinya. Dengan demikian masalah lingkungan adalah kondisi-kondisi lingkungan
biofisik yang merintangi kepuasan dan kebutuhan manusia untuk kesehatan dan
kebahagiaan (Swan & Stapp, 1974). Prinsip-prinsip biologi tentang lingkungan
berkelanjutan (sustainability) memberikan suatu kerangka kerja untuk perubahan
ekonomi, politik dan perubahan personal (Chiras, 1993). Bila prinsip berkelanjutan
diterapkan terhadap kegiatan manusia, maka pemecahan masalah lingkungan tidak
hanya ditujukan pada akar penyebabnya krisis tetapi juga membantu menciptakan
pemecahan yang sistemik yang dapat menanggulangi berbagai masalah lingkungan.
Pemecahan pada tingkat akar permasalahan merupakan penerapan prinsip berkelanjutan
yang ditujukan terhadap beberapa masalah lingkungan secara simultan. Di samping itu
juga bahwa pemecahan pada tingkat akar permasalahan dapat mengurangi tenaga dan
uang dibanding dengan pemecahan secara tradisional. Peran aktif di dalam transformasi
prinsip berkelanjutan, melalui berbagai cara, diantaranya: mempengaruhi perilaku
orang lain di sekeliling kita, mendorong perubahan kebijakan publik melalui surat,
lobby, kerjasama dan usaha lainnya, menjadi warga negara yang lebih baik dengan
berpikir dan bertindak berdasarkan prinsip lingkungan berkelanjutan.

13
BAB III
PENUTUP

14
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Booner, N. E. 1995. Memahami Lingkungan Athmosfer Kita. Bandung : ITB.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : UI Press

https://www.researchgate.net/publication/
329010242_Prinsip_Biologi_dalam_Lingkungan_Berkelanjutan

https://www.slideshare.net/fdalhz/pembangunan-berwawasan-lingkungan-tugas-
pengetahuan-lingkungan

https://www.scribd.com/document/256965343/Kelompok-1-Dinamika-Populasi-Dan-
Kepadatan-Penduduk

https://www.academia.edu/34880798/
EKOLOGI_SEBAGAI_DASAR_ILMU_LINGKUNGAN

https://www.researchgate.net/publication/
329010242_Prinsip_Biologi_dalam_Lingkungan_Berkelanjutan

15
LAMPIRAN FOTO

16

Anda mungkin juga menyukai