4. Pelayanan Kesehatan
Menurut H.L.Blum pelayanan kesehatan merupakan urutan ketiga yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan sangat banyak sehingga pembicaraan
kesehatan disetiap wilayah maupun negara tidak mungkin dilakukan secara akurat.Data
tentang penyakit secara tepat tidak tercapai di negara-negara sedang berkembang,namun
sebagian besar masyarakat masih menggunakan pengobatan sederhana.
Kesehatan individu adalah yang sangat penting bagi kesejahteraan hidupnya dan
kesejahteraan keluarga.Kesehatan penduduk berpengaruh langsung pada perkembangan
kehidupan sosial dan ekonominya.
Perbaikan keadaan kesehatan penduduk,terutama dengan berhasilnya memberantas
penyakit-penyakit menular dan penyakit infeksi telah menurunkan angka kematian di seluruh
dunia secara besar-besaran.Selain itu peningkatan jumlah penduduk yang besar tentu akan
mempengaruhi jumlah fasilitas pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan
sanitasi tidak memadai dengan permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu
besar.Mulai dari tidak cukupnya bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan anak dan
orang dewasa yang semakin meningkat jumlahnya,tidak cukupnya pelayanan kesehatan yang
diperlukan,meningkatnya polusi air dan udara yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan
maka masalah itu akan sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Kesehatan penduduk suatu negara ikut menentukan kapasitas daya dalam produksi
barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan manusia.Tenaga kerja,jika keadaan
kesehatan jasmani dan rohani tidak baik ,tidak akan mampu menaikkan kapasitas kerjanya
yang sangat diperlukan bagi peningkatan produksi bahan pangan,rumah dan bagi penyediaan
jasa untuk pelayanan pendidikan,kesehatan,keamanan dan lainnya.Jadi jelaslah bahwa
keadaan kesehatan bangsa dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduknya.
Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh
lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua
sektor kesehatan.Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-
organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan
pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan
hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.Seperti semua makhluk hidup,
manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan
kesehatan dan kelangsungan hidup.Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang
tidak merata.Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur
lingkungan yang tidak ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh
bersenjata atau supir-supir yang mabuk.
WHO menyatakan “ Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang
No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa
“Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan
hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti
yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih
merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan
sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi
pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan
satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani
masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor
perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan
juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase,
pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi
dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat
terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah
penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator
kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup (63
tahun) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir
manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan
efisien si dari tenaga manusia.Sebagai contohnya di Surabaya pada tahun 20 Januari Tahun
lalu terkena wabah penyakit Sapi gila dan di Cikarang mewabah demam berdarah.
Selama dasawarsa yang lalu, penduduk dunia bertambah dengan tingkat yang
mencengangkan. Peningkaatan angka pertambahan penduduk ini sedemikian kritis sehingga
banyak orang mengakui bahwa peledakan penduduk dewasa ini merupakan ancaman terbesar
bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
penduduk.
Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang ditawarkan
diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan
perkawinan, bahkan menurut teori malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks
(pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan
penduduk melalui proses kematian).
Kegiatan antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk mengatasi
permasalahan ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china menerapkan model yang
berbeda dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan sasaran “pertumbuhan penduduk” dalam
kebijakan kependudukannya melalui beragam cara : mulai dari pemberian imbalan bagi
keluarga dengan satu anak, dan sanksi bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan
kebijakan ini, wajib militer bagi para pemuda, penundaan usia kawin, sampai pada komitmen
pemimpinnya yang memberi pembenaran pada program ini sebagai bagian dari ajaran
sosialisme.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya ilmu demografi maka pemecahan
masalah penduduk yang berhubungan dengan kesehatan dapat diketahui melalui data
demografi agar tepat sasaran sehingga penyaluran kesehatan dapat merata keseluruh lapisan
masyarakat.
Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan
beban dalam pembangunan.Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan
semakin sulitnya pelayanan kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang
aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para
penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pelayanan
kesehatan yang merata dan tepat pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang
kesehatan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang
seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga
berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh
masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian
diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan
penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Provinsi
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
2,9 2,7 1,4 2,3
Aceh
3 2 6 6
2,6 2,0 1,3 1,1
Sumatera Utara
0 6 2 0
2,2 1,6 0,6 1,3
Sumatera Barat
1 2 3 4
3,1 4,3 4,3 3,5
Riau
1 0 5 8
4,0 3,4 1,8 2,5
Jambi
7 0 4 6
3,3 3,1 2,3 1,8
Sumatera Selatan
2 5 9 5
4,3 4,3 2,9 1,6
Bengkulu
9 8 7 7
5,7 2,6 1,1 1,2
Lampung
7 7 7 4
Kepulauan Bangka 0,9 3,1
Belitung - - 7 4
4,9
Kepulauan Riau
- - - 5
3,9 2,4 0,1 1,4
DKI Jakarta
3 2 7 1
2,6 2,5 2,0 1,9
Jawa Barat
6 7 3 0
1,6 1,1 0,9 0,3
Jawa Tengah
4 8 4 7
1,1 0,5 0,7 1,0
DI Yogyakarta
0 7 2 4
1,4 1,0 0,7 0,7
Jawa Timur
9 8 0 6
3,2 2,7
Banten
- - 1 8
1,6 1,1 1,3 2,1
Bali
9 8 1 5
2,3 2,1 1,8 1,1
Nusa Tenggara Barat
6 5 2 7
1,9 1,7 1,6 2,0
Nusa Tenggara Timur
5 9 4 7
2,3 2,6 2,2 0,9
Kalimantan Barat
1 5 9 1
3,4 3,8 2,9 1,7
Kalimantan Tengah
3 8 9 9
2,1 2,3 1,4 1,9
Kalimantan Selatan
6 2 5 9
5,7 4,4 2,8 3,8
Kalimantan Timur
3 2 1 1
2,3 1,6 1,3 1,2
Sulawesi Utara
1 0 3 8
3,8 2,8 2,5 1,9
Sulawesi Tengah
6 7 7 5
1,7 1,4 1,4 1,1
Sulawesi Selatan
4 2 9 7
3,0 3,6 3,1 2,0
Sulawesi Tenggara
9 6 5 8
1,5 2,2
Gorontalo
- - 9 6
2,6
Sulawesi Barat
- - - 8
2,8 2,7 0,0 2,8
Maluku
8 9 8 0
0,4 2,4
Maluku Utara
- - 8 7
3,7
Papua Barat
- - - 1
2,6 3,4 3,2 5,3
Papua
7 6 2 9
2,3 1,9 1,4 1,4
INDONESIA
1 8 9 9
Catatan : Tidak Termasuk Timor
Timur
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
1. Tersedia tenaga kerja kesehatan untuk meningkatkan kebutuhan yang terus meningkat
2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang
jumlah dan jenis usaha lokal
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena banyak kebutuhan manusia
4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya, agar produktivitas lahan pertanian meningkat, manusia mengembangkan
pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat