Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN TERKAIT DENGAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA

TERHADAP PEMBANGUNAN DARI SEGI KESEHATAN MASYARAKAT

A. Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan

1. Environment atau lingkungan


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan.Contoh :
akses terhadap air bersih, jamban/tempat BAB, sampah, lantai rumah, breeding places,
polusi, sanitasi tempat umum, bahan beracun berbahaya, kebersihan TPU (Tempat
Pelayanan Umum)

2. Behavior atau perilaku


Contoh : alkohol, rokok, promiscuity ( tempat-tempat berisiko, narkoba, olahraga), dan
health seeking behavior ( kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke puskesmas).

3. Heredity atau keturunan


Contoh : Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi sumber daya
masyarakat, jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk serta jumlah kelompok
khusus/rentan (bumil, persalinan, bayi, dan lainnya).

4. Pelayanan Kesehatan
Menurut H.L.Blum pelayanan kesehatan merupakan urutan ketiga yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan sangat banyak sehingga pembicaraan
kesehatan disetiap wilayah maupun negara tidak mungkin dilakukan secara akurat.Data
tentang penyakit secara tepat tidak tercapai di negara-negara sedang berkembang,namun
sebagian besar masyarakat masih menggunakan pengobatan sederhana.
Kesehatan individu adalah yang sangat penting bagi kesejahteraan hidupnya dan
kesejahteraan keluarga.Kesehatan penduduk berpengaruh langsung pada perkembangan
kehidupan sosial dan ekonominya.
Perbaikan keadaan kesehatan penduduk,terutama dengan berhasilnya memberantas
penyakit-penyakit menular dan penyakit infeksi telah menurunkan angka kematian di seluruh
dunia secara besar-besaran.Selain itu peningkatan jumlah penduduk yang besar tentu akan
mempengaruhi jumlah fasilitas pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan
sanitasi tidak memadai dengan permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu
besar.Mulai dari tidak cukupnya bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan anak dan
orang dewasa yang semakin meningkat jumlahnya,tidak cukupnya pelayanan kesehatan yang
diperlukan,meningkatnya polusi air dan udara yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan
maka masalah itu akan sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Kesehatan penduduk suatu negara ikut menentukan kapasitas daya dalam produksi
barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan manusia.Tenaga kerja,jika keadaan
kesehatan jasmani dan rohani tidak baik ,tidak akan mampu menaikkan kapasitas kerjanya
yang sangat diperlukan bagi peningkatan produksi bahan pangan,rumah dan bagi penyediaan
jasa untuk pelayanan pendidikan,kesehatan,keamanan dan lainnya.Jadi jelaslah bahwa
keadaan kesehatan bangsa dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduknya.

B. Penduduk Dan Lingkungan

Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua


permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun negara-negara
lainnya di dunia umumnya.Brown dalam bukunya (1992:265-280), menyatakan bahwa
masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik,
desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-sumber alam, serta berbagai
fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang
signifikan.Keprihatinan ini tidak saja memberikan agenda penanganan masalah lingkungan
yang bijak.Namun juga merupakan “warning” bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan
hidup sedang berada pada tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya
penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan
musnah.
Hal ini terjadi menurut Soemarwoto dalam bukunya (1991:1), karena lingkungan
(alam) tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui
bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak dapat
dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak
suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan manusia merupakan bagian integral dari
ekosistem, dimana manusia hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan
penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang
sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya
alam.
Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat
diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar lilin dari kedua
ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis. Konsekwensinya adalah
berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam ekosistem, mengakibatkan perubahan
pada interaksi komponen-komponen itu, sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat
fungsional ekosistem akan berubah pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan
dampak lingkungan Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di
kota Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa
sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang dulunya sangat asri
dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai periode 80-an, semuanya telah
berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menandakan bahwa
perkembangan penduduk sedikit banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik
maupun non fisik.
Dari kenyataan sejarah menurut Derek Lewlyn dan Jones, sebenarnya krisis
lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat modern ini sebagai dari peledakan penduduk
dan kemajuan teknologi modern, sudah dimulai ratusan tahun lalu.Berdasarkan hal ini maka
dapat dikatakan bahwa perkembangan penduduk dunia dilihat dari perspektif sejarah
sebenarnya mempunyai tiga tahapan transisi yang biasa diistilahkan dengan konsep
“Demographis Transition”. Tiga transisi itu adalah:
a) pra-transition
b) transition
c) post transition.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Derek Lewlyn dan Jones, bahwa dalam masyarakat pra-
transition, tingkat kematian dan tingkat kelahiran sama tinggi. Masyarakat-masyarakat
semacam ini masih ada dalam kehidupan masyarakat modern, seperti di Afrika, Amerika
Latin dan sebagian Asia.Masyarakat transition, rata-rata tingkat kematian mulai menurun,
terutama tingkat kematian bayi dan anak-anak. Akibat dari keadaan ini maka tingkat
kelahiran meningkat; lebih banyak anak-anak hidup mencapai usia produktif. Pada tingkat
akhir masa transition ini tingkat kelahiran juga menurun sebagai akibat dari pelaksanaan
“birth control”.Pada umumnya sebagian negara berkembang berada pada tingkat
transition.Sementara itu pada masyarakat post-transition rata-rata tingkat kelahiran dan
kematian rendah.Hal ini disebabkan jumlah bayi dan anak-anak sampai pada tingkat
minimum sekali. Tahapan transisi dalam pertumbuhan penduduk ini membawa dampak
kepada keseimbangan lingkungan.Artinya bahwa semakin cepat pertumbuhan penduduk,
maka akan membawa akibat kepada tekanan yang kuat terhadap sumber daya alam. Seperti
meningkatnya kebutuhan pangan, air bersih, pemukiman dan sebagainya.Sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan
manusia.
Pertambahan penduduk yang cepat, makin lama makin meningkat hingga akhirnya
memadati muka bumi.Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan masalah besar yang
membentur keseimbangan sumber daya alam.Karena bagaimanapun juga setiap menusia
tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan mulai dari yang pokok hingga sampai pada
kebutuhan pelengkap. Sedangkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sangat
banyak dan tidak terbatas, sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi
manakala siklus dan cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi.
Tetapi akan lain jadinya jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus
ataupun jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan. Andaikata kondisi perkembangan
demikian tidak diupayakan penanganan secara serius maka pada saatnya akan terjadi suatu
masa krisis. Lebih parah lagi sebagaimana dikemukakan diatas adalah terjadinya bencana
yang dapat memusnahkan kehidupan manusia.
Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Menurut Soemarwoto (1991:230-
250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan
penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
a) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan
naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena
itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di
daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.
b) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan
teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan
transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbah transport. Di daerah
industri juga terdapatkepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di
daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.
c) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan.
Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian,
antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber
pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan
pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan
pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi
menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap
lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan.
Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya
tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana
lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.
d) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk
penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air.
Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain
juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin
meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya.
Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran
sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula
pencemaran.
Berdasarkan pendapat yang kemukakan oleh Soemarwoto, maka tidaklah berlebihan
bahwa dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas lingkungan sangatlah besar.Indonesia
sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya sangat besar juga sedang menghadapi
problematika besar tentang masalah kualitas lingkungan. Masalah yang dihadapi ini akan
semakin kompleks karena lajunya pertumbuhan penduduk tidak bisa ditekan dalam
pengertian bahwa secara alamiah jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus bertambah,
disamping itu juga tingkat pencemaran (air dan udara), tekanan terhadap lahan pertanian,
rendahnya kesadaran lingkungan, banyaknya pemilik HPH yang tidak bertanggungjawab, dan
tidak konsistennya Pemerintah dalam menegakkan hukum akan semakin mempercepat
penurunan mutu lingkungan secara makro. Hal ini terjadi menurut Abdullah (2002:20) karena
adanya perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab dan hanya mementingkan
kepentingan diri sendiri.
Akibat yang lebih jauh atas permasalahan tersebut adalah problematika yang muncul
tidak hanya sebatas pada satu sisi kependudukan saja, tetapi juga daya dukung lingkungan
terhadap kelangsungan hidup secara seimbang. Akhirnya sampai pada satu titik terminologi
akan terjadi “collapse”. Keadaan ini sangat mungkin terjadi karena daya dukung lingkungan
tidak lagi mampu menopang kebutuhan hidup manusia.Semantara manusia dengan dengan
jumlah yang terus meningkat dari waktu kewaktu membutuhkan ketersediaannya bahan
kebutuhan yang disediakan oleh alam.
Disisi lain, karena pemanfaatan sumber daya alam tidak mengindahkan eko-efisien,
dan cenderung mengabaikan kelestariannya maka berakibat buruk terhadap kualitas sumber
daya alam. Perkembang selanjutnya akan terjadi ketimpangan antara kebutuhan yang harus
disediakan alam, dengan kemampuan alam sendiri untuk menyediakan.
Ketidakmampuan alam dalam menyediakan kebutuhan manusia maka pada
gilirannya akan berakibat pada malapetaka. Melihat kondisi yang demikian maka satu hal
yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana mengupayakan jalinan hubungan harmonis
antara pemenuhan kebutuhan manusia dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam dan
diharapkan daya dukung lingkungan tetap tersedia terutama dalam menopang laju
pertumbuhan penduduk yang makin hari terus mengalami peningkatan.

C. Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan Dengan Lingkungan

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun


penurunannya. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor
alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu
migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah
mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal
kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja.
Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.Dalam dalam masalah ini maka
penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk
tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang
kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit
akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi
pengurangan jumlah penduduk.

Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh
lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua
sektor kesehatan.Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-
organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan
pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan
hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.Seperti semua makhluk hidup,
manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan
kesehatan dan kelangsungan hidup.Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat
perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang
tidak merata.Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur
lingkungan yang tidak ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh
bersenjata atau supir-supir yang mabuk.

Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa


kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau
melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal
pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan
banyak penyakit.Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas
lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih
primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada
masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah
lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya
hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya
mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian
eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya social ekonomi.

WHO menyatakan “ Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang
No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa
“Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan
hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti
yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih
merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan
sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi
pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan
satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani
masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor
perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan
juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase,
pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi
dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat
terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah
penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator
kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup (63
tahun) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir
manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan
efisien si dari tenaga manusia.Sebagai contohnya di Surabaya pada tahun 20 Januari Tahun
lalu terkena wabah penyakit Sapi gila dan di Cikarang mewabah demam berdarah.

D. Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan

Selama dasawarsa yang lalu, penduduk dunia bertambah dengan tingkat yang
mencengangkan. Peningkaatan angka pertambahan penduduk ini sedemikian kritis sehingga
banyak orang mengakui bahwa peledakan penduduk dewasa ini merupakan ancaman terbesar
bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
penduduk.
Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang ditawarkan
diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan
perkawinan, bahkan menurut teori malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks
(pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan
penduduk melalui proses kematian).
Kegiatan antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk mengatasi
permasalahan ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china menerapkan model yang
berbeda dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan sasaran “pertumbuhan penduduk” dalam
kebijakan kependudukannya melalui beragam cara : mulai dari pemberian imbalan bagi
keluarga dengan satu anak, dan sanksi bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan
kebijakan ini, wajib militer bagi para pemuda, penundaan usia kawin, sampai pada komitmen
pemimpinnya yang memberi pembenaran pada program ini sebagai bagian dari ajaran
sosialisme.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya ilmu demografi maka pemecahan
masalah penduduk yang berhubungan dengan kesehatan dapat diketahui melalui data
demografi agar tepat sasaran sehingga penyaluran kesehatan dapat merata keseluruh lapisan
masyarakat.
Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan
beban dalam pembangunan.Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan
semakin sulitnya pelayanan  kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang
aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para
penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pelayanan
kesehatan yang merata dan tepat pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang
kesehatan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang
seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga
berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh
masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian
diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan
penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Provinsi
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
2,9 2,7 1,4 2,3
Aceh
3 2 6 6
2,6 2,0 1,3 1,1
Sumatera Utara
0 6 2 0
2,2 1,6 0,6 1,3
Sumatera Barat
1 2 3 4
3,1 4,3 4,3 3,5
Riau
1 0 5 8
4,0 3,4 1,8 2,5
Jambi
7 0 4 6
3,3 3,1 2,3 1,8
Sumatera Selatan
2 5 9 5
4,3 4,3 2,9 1,6
Bengkulu
9 8 7 7
5,7 2,6 1,1 1,2
Lampung
7 7 7 4
Kepulauan Bangka 0,9 3,1
Belitung - - 7 4
4,9
Kepulauan Riau
- - - 5
3,9 2,4 0,1 1,4
DKI Jakarta
3 2 7 1
2,6 2,5 2,0 1,9
Jawa Barat
6 7 3 0
1,6 1,1 0,9 0,3
Jawa Tengah
4 8 4 7
1,1 0,5 0,7 1,0
DI Yogyakarta
0 7 2 4
1,4 1,0 0,7 0,7
Jawa Timur
9 8 0 6
3,2 2,7
Banten
- - 1 8
1,6 1,1 1,3 2,1
Bali
9 8 1 5
2,3 2,1 1,8 1,1
Nusa Tenggara Barat
6 5 2 7
1,9 1,7 1,6 2,0
Nusa Tenggara Timur
5 9 4 7
2,3 2,6 2,2 0,9
Kalimantan Barat
1 5 9 1
3,4 3,8 2,9 1,7
Kalimantan Tengah
3 8 9 9
2,1 2,3 1,4 1,9
Kalimantan Selatan
6 2 5 9
5,7 4,4 2,8 3,8
Kalimantan Timur
3 2 1 1
2,3 1,6 1,3 1,2
Sulawesi Utara
1 0 3 8
3,8 2,8 2,5 1,9
Sulawesi Tengah
6 7 7 5
1,7 1,4 1,4 1,1
Sulawesi Selatan
4 2 9 7
3,0 3,6 3,1 2,0
Sulawesi Tenggara
9 6 5 8
1,5 2,2
Gorontalo
- - 9 6
2,6
Sulawesi Barat
- - - 8
2,8 2,7 0,0 2,8
Maluku
8 9 8 0
0,4 2,4
Maluku Utara
- - 8 7
3,7
Papua Barat
- - - 1
2,6 3,4 3,2 5,3
Papua
7 6 2 9
2,3 1,9 1,4 1,4
INDONESIA
1 8 9 9
Catatan : Tidak Termasuk Timor
Timur
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia


adalah sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan. Distribusi penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sebesar
58 persen, yang diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21 persen. Selanjutnya untuk pulau-
pulau/kelompok kepulauan lain berturut-turut adalah sebagai berikut: Sulawesi sebesar 7
persen; Kalimantan sebesar 6 persen; Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6 persen; dan Maluku
dan Papua sebesar 3 persen.
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan urutan teratas
yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 43.021.826 orang, 37.476.011
orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang
terbanyak penduduknya di luar Jawa, yaitu sebanyak 12.985.075 orang.
Dengan luas wilayah Indonesia yang sekitar 1.910.931 km2, maka rata- rata tingkat
kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km2. Provinsi yang paling
tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per
km2. Sementara itu, provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah
Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km2.
Penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika pemerintah Hindia
Belanda mengadakan sensus penduduk tahun 1930 penduduk nusantara adalah 60,7 juta jiwa.
Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka, jumlah
penduduk sebanyak 97,1 juta jiwa. Pada tahun 1971 penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta
jiwa, tahun 1980 sebanyak 146,9 juta jiwa, tahun 1990 sebanyak 178,6 juta jiwa, tahun 2000
sebanyak 205,1 juta jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa.
Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun
terakhir adalah sebesar 1,49 persen. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua adalah yang
tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, yaitu sebesar 5,46 persen.
Bila dilihat menurut pulau atau kelompok kepulauan, provinsi dengan laju pertumbuhan
penduduk tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:
1.    Sumatera
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi,
yaitu sebesar 4,99 persen. Sementara itu, provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk
terendah adalah Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 1,11 persen.
2. Jawa
Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi Ban- ten, yaitu
sebesar 2,79 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah
Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 0,37 persen.
3. Bali-Nusa Tenggara
Provinsi Bali memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2,15 persen.
Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Nusa
Tenggara Barat, yaitu sebesar 1,17 persen.
4. Kalimantan
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan pen- duduk
tertinggi, yaitu sebesar 3,80 persen. Sementara itu, provinsi yang memi- liki laju
pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Kalimantan Barat, yaitu sebesar 0,91
persen.
5. Sulawesi
Provinsi Sulawesi Barat memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2,67
persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi
Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 1,17 persen.
6. Maluku-Papua
Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi Papua, yaitu
sebesar 5,46 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah
Provinsi Maluku Utara, yaitu sebesar 2,44 persen.
Peningkatan jumlah penduduk yang besar tentu akan mempengaruhi jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan sanitasi tidak memadai dengan
permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu besar.Mulai dari tidak cukupnya
bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan anak dan orang dewasa yang semakin
meningkat jumlahnya,tidak cukupnya pelayanan kesehatan yang diperlukan,meningkatnya
polusi air dan udara yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan maka masalah itu akan
sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Kesehatan penduduk suatu negara ikut menentukan kapasitas daya dalam produksi
barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan manusia.Tenaga kerja,jika keadaan
kesehatan jasmani dan rohani tidak baik ,tidak akan mampu menaikkan kapasitas kerjanya
yang sangat diperlukan bagi peningkatan produksi bahan pangan,rumah dan bagi penyediaan
jasa untuk pelayanan pendidikan,kesehatan,keamanan dan lainnya.Jadi jelaslah bahwa
keadaan kesehatan bangsa dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduknya.

E. Beberapa Dampak Kepadatan Penduduk

1. Berkurangnya Ketersediaan Lahan


Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan
tingkat kepadatan semakin tinggi .Pada sisi lain ,luas tanah atau lahan tidak
bertambah.Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan tanah pertanian semakin
berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.
2. Kebutuhan Udara Bersih
Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan  .Demikian pula
manusia sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk
kehidupanya.Manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan melalui udara bersih
Udara bersih ndust udara yang tidak tercemar,sehingga huyakitas udara terjaga
dengan baik.Dengan udara yang  bersih akan diperoleh pernapasan yang sehat.
3. Kerusakan Lingkungan
Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk dijadikan
lahan pertanian atau pemukiman .Para ahli lingkungan memperkirakan lebih dari 70%
hutan di dunia  yang alami telah ditebang  atau rusak parah .Menigkatnya jumlah
penduduk akan diiringi pula dengan meningkatnya  penggunaan sumber alam hayati.
Adanya pembukaan hutan  secara liar   untuk dijadikan  tanah pertaniaan atau untuk
mencari  hasil hutan sebagai  mata pencaharian penduduk akan merusak ekosistem
hutan.
4. Kebutuhan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup .Akan  tetapi,air yang dibutuhkan
manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan untuk
kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari.   Bersih merupakan air yang
memenuhi syarat kualitas  yang meliputi syarat fisika ,kimia ,dan biologi. Syarat
kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan
manusia. Syarat fisika  yaitu air tetap jernih (tidak brubah warna), tidak ada rasa, dan
tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung mikrooganisme atau kuman-
kuman penyakit.
5. Kekurangan Makanan
Manusia sebagai mahkluk hidup  membutuhan makanan. Dengan bertambahnya
jumlah  populasi manusia atau penduduk, maka  jumlah kebutuhan makanan yang
diperlukan juga semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan
produksi  pangan, maka dapat terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju
pertambahan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan  makanan.
Ketidakseimbangan  antara bertambahnya  penduduk   dengan bertambahnya  
produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya, penduduk
dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi menyebabkan daya tahan tubuh
seseorang terhadap  suatu penyakit  rendah, sehingga mudah terjangkit penyakit.
6. Pencemaran air
Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industry yang tentu akan
berdampak bagi kesehatan masyrakat suatu bangsa.

F. Dampak Positif Pertumbuhan Penduduk Terkait Kesehatan Masyarakat

1. Tersedia tenaga kerja kesehatan untuk meningkatkan kebutuhan yang terus meningkat
2. Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang
jumlah dan jenis usaha lokal
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena banyak kebutuhan manusia
4. Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya.
Misalnya, agar produktivitas lahan pertanian meningkat, manusia mengembangkan
pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat

Anda mungkin juga menyukai