Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak
membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup
maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu
hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam
masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah
mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa
memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah
satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan
dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya
dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian lingkungan,sosial,budaya dan penyakit ?
2. Apa pengaruh sosial budaya terhadap penyakit?
3. Apa dampak pengaruh sosial budaya dalam kesehatan?

1.3 Tujuan
Agar dapat mengetahui apa sebenaranya yang dimaksud dengan lingkungan sosial
budaya terhadap penyakit terutama berhubungan dangan pengaruhnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan, Sosial, Budaya dan Penyakit

2.1.1 Pengertian lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan


sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

2.1.2 Pengertian Sosial

Sosial merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia
sehingga membutuhkan pemakluman atas halhal yang bersifat rapuh di dalamnya.

3.1.3 Pengertian budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan dalam pengertian yang terbatas, banyak orang yang memberikan


definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah, candi, tari-tarian, seni suara dan seni
rupa.

2
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks
yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan
kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaankebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut, Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang
haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam kehidupan
masyarakat.

2.1.4 Pengertian Penyakit

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan
seorang dokter.

2.2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Penyakit

Menurut Blum ada empat peranan lingkungan dalam menyebabkan gangguan


kesehatan, yaitu :
1. Reservoir

Peran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya


manusia, hewan dan benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
Contoh : air kotor, sampah dan sebagainya.
2. Sebagai Agent ( penyebab penyakit)

Contoh peran lingkungan sebagai penyebab penyakit : adanya beberapa


mikroba penyebab penyakit baik dari golongan bakteri, jamur, virus maupun
protozoa, adanya zat-zat kimia di lingkungan, adanya radiasi, tekanan udara, aliran
listrik dan sebagainya.
3. Medium transmisi

Peran lingkungan sebagai medium transmisi dikarenakan lingkungan


dapat berperan sebagai benda perantara agent.

3
Contoh: udara, air, makanan dan sebagainya.

4. Vektor

Peran lingkungan sebagai penular atau penyebar penyakit dikarenakan di


lingkungan terdapat beberapa hewan yang berperan sebagai vektor penular atau
pemindah bibit penyakit sehingga terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa, nyamuk
dan sebagainya.
Dalam teori HL blum tentang status kesehatan, maka dijelaskan tentang
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:
a. Lingkung fisik,

b. Sosial budaya,

c. Ekonomi,

d. Prilaku,

e. Keturunan, dan

f. Pelayanan kesehatan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut
sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut, sehingga
dengan beranekaragam budaya, menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam
segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.

Dengan masalah tersebut, maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali
mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya, agar pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal, yaitu meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup
sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat. Dengan
definisi tersebut, Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak
sehingga untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat, unsur masyarakat
dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu :

4
1. Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuankesatuan individu yang
berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.
2. Pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Norma-norma tersebut
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat.

2.3 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap penyakit

1. Pengaruh Sosial Budaya dalam Kesehatan Masyarakat

Berbagai perubahan sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik


mengharuskan jalinan hubungan di antara masyarakat manusia di seluruh dunia.
Fenomena ini dirangkum dalam terminologi globalisasi. Ditengah riuh rendah
globalisasi inilah muncul wacana Dampak Perubahan Sosial dan Budaya. Dampak
dari perubahan sosial dan budaya sendiri diartikan sebagai perubahan dalam skala
besar pada sistem bio-fisik dan ekologi yang disebabkan aktifitas manusia.
Perubahan ini terkait erat dengan sistem penunjang kehidupan planet bumi
(life-support system). Ini terjadi melalui proses historis panjang dan merupakan
agregasi pengaruh kehidupan manusia terhadap lingkungan, yang tergambar
misalnya pada angka populasi yang terus meningkat, aktifitas ekonomi, dan pilihan-
pilihan teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Saat ini pengaruh dan
beban terhadap lingkungan hidup sedemikian besar, sehingga mulai terasa
gangguan-gangguan terhadap Sistem Bumi kita.
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang
dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai macam
risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sebagai contoh, kita
terus mempertinggi konsentrasi gas-gas tertentu yang menyebabkan meningkatkan
efek alami rumah kaca (greenhouse) yang mencegah bumi dari pendinginan alami
(freezing). Selama abad 20 ini, suhu rata-rata permukaan bumi meningkat sekitar
0,60C dan sekitar dua-per-tiga pemanasan ini terjadi sejak tahun 1975. Dampak
perubahan sosial dan budaya penting lainnya adalah menipisnya lapisan ozon,
hilangnya keaneragaman hayati (bio-diversity), degradasi kualitas lahan,
penangkapan ikan melampaui batas (over-fishing), terputusnya siklus unsur-unsur
penting (misalnya nitrogen, sulfur, fosfor), berkurangnya suplai air bersih,
urbanisasi, dan penyebaran global berbagai polutan organik. Dari kacamata

5
kesehatan, hal-hal di atas mengindikasikan bahwa kesehatan umat manusia
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terjadi di luar batas kemampuan daya dukung
ruang lingkungan dimana mereka hidup.
Dalam skala global, selama seperempat abad ke belakang, mulai tumbuh
perhatian serius dari masyarakat ilmiah terhadap penyakit-penyakit yang terkait
dengan masalah lingkungan, seperti kanker yang disebabkan racun tertentu (toxin
related cancers), kelainan reproduksi atau gangguan pernapasan dan paru-paru
akibat polusi udara. Secara institusional International Human Dimensions
Programme on Global Environmental Change (IHDP) membangun kerjasama riset
dengan Earth System Science Partnership dalam menyongsong tantangan
permasalahan kesehatan dan Dampak dari perubahan sosial dan budaya.
Pengaruh perubahan iklim global terhadap kesehatan umat manusia bukan
pekerjaan mudah. Dibutuhkan kerja keras dan pendekatan inter-disiplin diantaranya
dari studi evolusi, biogeografi, ekologi dan ilmu sosial. Di sisi lain kemajuan teknik
penginderaan jauh (remote sensing) dan aplikasi-aplikasi sistem informasi geografis
akan memberikan sumbangan berarti dalam melakukan monitoring lingkungan
secara multi-temporal dan multispatial resolution. Dua faktor ini sangat relevan
dengan tantangan studi dampak perubahan sosial dan budaya terhadap kesehatan
lingkungan yang memerlukan analisa historis keterkaitan dampak perubahan sosial
dan budaya dan kesehatan serta analisa pengaruh perubahan sosial dan budaya di
tingkat lokal, regional hingga global.

2. Aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi
perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
a. Umur

Dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit


berdasarkan golongan umur. misalnya dikalangan balita banyak yang menderita
penyakit infeksi, sedangkan pada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak
menderita penyakit kronis.
b. Jenis kelamin

6
Dilihat dari aspek golongan menurut jenis kelamin, dikalangan wanita
lebih banyak menderit kanker payudara, sedangkan pada pria, lebih banyak
menderita kanker prosat.
c. Pekerjaan

Dilihat dari aspek jenis pekerjaan, dikalangan petani lebih banyak


menderita penyakit cacingan, karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah,
sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit saluran
pernafasan kaena banyak terpapar debu.
d. Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,


bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi
pada golongan yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status
ekonominya tinggi. demikian juga obesitas lebih ditemukan pada kalangan
masyarakat dengan status ekonominya tinggi.
Menurut H Ray Elling(1970)ada beberapa faktor sosial yang
berpengaruh pada perilaku kesehatan. antara lain :
1) Pengaruh self concept

Kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang


kita rasakan terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin
memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu, secara tidak
langsung self concept kita cenderung mementukan, apakah kita akan
menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk
mengubahnya.self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,
karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas
kesehatan.
2) Pengaruh image kelompok

Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image


kelompok. Sebagai contoh, seorang anak dokter akan terpapar oleh
organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,
sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis, dan besar
kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.

7
3) Pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan
Identifikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan
keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.

3. Aspek Sosial budaya yang mempengaruhi status kesehatandan perilaku kesehatan


Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan seseorang antaa lain adalah:
a. Tradisi

b. Sikap fatalisme

c. Nilai

d. Ethnocentrisme

Kebudayaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan


ilmu kesehatan diantarnya :
a. Pengaruh Tradisi

Pengaruh tradisi adalah pengaruh yang telah lama dilakukan dan sudah menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Ada beberapa tradisi di dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.
Misalnya Seorang ibu yang baru saja melahirkan mendapat pantangan untuk
memakan telur, daging, dan sebagainya. Ibu tersebut hanya diperbolehkan
memakan nasi dan garam serta kecap saja dengan alasan gatal – gatal dan alasan
lain, hal ini sudah dilakukan turun temurun dan membudaya di lingkungan
masyarakat tersebut. Seharusnya adalah ibu yang baru melahirkan memakan
makanan bergizi agar mempercepat proses penyembuhan jaringan dalam tubuh ibu
tersebut. Karna hal tersebut sudah merupakan kebiasaan pada msyarakat setempat
sehingga ibu yang melahirkan melaksanakan anjuran tersebut.
b. Pengaruh Fatalistis

Pengaruh fatalistis adalah pengaruh yang mampu membuat seseorang bersikap


putus asa apabila menghadapi suatu masalah Sikap fatalistis ini juga mempengaruhi
perilaku kesehatan. Contonya : beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok
tertentu (fanatik) yang beraga islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan

8
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya.
c. Sikap Etnosentris

Sikap etnosentris adalah sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang


paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Masyarakat tentu
memiliki budaya dan ilmu kesehatan juga memiliki budaya. Misalnya : pada
masyarakat tertentu seorang anak yang sedang luka dilarang memakan telur karna
alasan telur dapat membuat luka tersebut infeksi gatal – gatal dan lama sembuh, itu
adalah budaya yang salah dan tidak sesuai dengan budaya kesehatan yang
mengharuskan anak tersebut memakan telur agar mempercepat penyembuhan
jaringan.
d. Pengaruh Nilai

Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku


kesehatan. Contonya : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada
beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas
daripada beras putih. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari
proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan Kebiasaan yang ditanamkan sejak
kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa.
Misalnya manusia biasa makan nasi sejak kecil akan sulit diubah kebiasaan
makannya setelah dewasa. Perubahan Budaya Mempengaruhi Kesehatan Ada tiga
alur tingkatan pengaruh budaya terhadap kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke
bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin
tidak langsung pada kesehatan. Pada alur paling atas terlihat bagaimana perubahan
pada kondisi mendasar lingkungan fisik contonya : suhu ekstrim atau tingkat radiasi
ultraviolet yang dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara
langsung. Misalnya sejenis kanker kulit. Alur dua tingkatan lain yaitu ditengah dan
bawah mengilustrasikan proses – proses dengan kompleksitas lebih tinggi termasuk
hubungan antara kondisi lingkungan fungsi – fungsi ekosistem dan kodisi sosial
ekonomi.

4. Bagaimana Perubahan Sosial dan Budaya Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

9
Ada tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap
kesehatan. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan
kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan.
Pada alur paling atas, terlihat bagaimana perubahan pada kondisi mendasar
lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau tingkat radiasi ultraviolet) dapat
mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung (misalnya sejenis
kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah, mengilustrasikan
prosesproses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara kondisi
lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi.
Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan
korelasi langsung antara perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi
dapat ditarik benang merah bahwa perubahan-perubahan lingkungan ini secara
langsung atau tidak langsung bertanggung jawab atas faktor-faktor penyangga
utama kesehatan dan kehidupan manusia, seperti produksi bahan makanan, air
bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan jaminan
keselamatan dan kualitas sosial. Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan
menemukan banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan
permasalahan pemunculan toksi-ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi,
sampai ke pengaruh lingkungan dalam skala besar yang bekerja pada gangguan
kondisi ekologi dan proses penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa resiko terbesar
dari dampak perubahan sosial dan budaya atas kesehatan dialami mereka yang
paling rentan lokasi geografisnya atau paling rentan tingkat sumber daya sosial dan
ekonominya.

5. Aktifitas Masyarakat Terhadap Kesehatan

Masyarakat manusia sangat bervariasi dalam tingkat kerentanan terhadap


serangan kesehatan. Kerentanan ini merupakan fungsi dari kemampuan masyarakat
dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim dan lingkungan. Kerentanan juga
bergantung pada beberapa faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat ekonomi,
ketersediaan makanan, kondisi lingkungan lokal, kondisi kesehatannya itu sendiri,
dan kualitas serta ketersediaan fasilitas kesehatan publik.
Wabah demam berdarah yang melanda negeri kita menyiratkan betapa
rentannya kondisi kesehatan-lingkungan di Indonesia saat ini, baik dilihat dari sisi

10
antisipasi terhadap wabah, kesigapan peanggulangannya sampai pada penanganan
para penderita yang kurang mampu. Merebaknya wabah di kawasan urban juga
menyiratkan kerentanan kondisi lingkungan dan kerentanan sosial-ekonomi. Hal ini
terkait dengan patron penggunaan lahan, kepadatan penduduk, urbanisasi,
meningkatnya kemiskinan di kawasan urban, selain faktor lain seperti rendahnya
pemberantasan nyamuk vektor penyakit sejak dini, atau resistensi nyamuk sampai
kemungkinan munculnya strain atau jenis virus baru.
Pada dekade lalu penelitian ilmiah yang menghubungkan pengaruh
perubahan iklim global terhadap kesehatan dapat dirangkum dalam tiga katagori
besar. Pertama, studi-studi empiris untuk mencari saling-hubungan antara
kecenderungan dan variasi iklim dengan keadaan kesehatan. Kedua, studi-studi
untuk mengumpulkan bukti-bukti munculnya masalah kesehatan sebagai akibat
perubahan iklim. Ketiga, studi-studi pemodelan kondisi kesehatan di masa depan.
Penelitian empiris jenis pertama dan kedua dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan
pengetahuan serta memperkirakan kondisi kesehatan sebagai tanggapan terhadap
perubahan iklim dan lingkungan (scenario-based health risk assessment).

6. Upaya yang Dapat Dilakukan

Aktifitas penelitian yang menghubungkan kajian lingkungan dan kesehatan


secara integral serta kerja praktis sistematis dari hasil penelitian ilmiah di atas masih
sangat sedikit dilakukan di Indonesia. Menghadapi tantangan lingkungan dan
kesehatan ini diperlukan terobosan-terobosan institusional baru diantara lembaga
terkait lingkungan hidup dan kesehatan, misalnya dilakukan rintisan kerjasama
intensif yang diprakarsai Departemen Kesehatan, Departemen Sosial dan
Kementerian Lingkungan Hidup bersama lembaga penyedia data keruangan seperti
Bakosurtanal (pemetaan) dan LAPAN (analisa melalui citra satelit). Untuk
mewujudkan kerjasama di tataran praktis komunitas atau LSM pemerhati
lingkungan hidup mesti berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia bersama
asosiasi profesi seperti Ikatan Surveyor Indonesia (ISI), Masyarakat Penginderaan
Jauh (MAPIN) dalam mewujudkan agenda-agenda penelitian dan program-program
penanganan permasalahan kesehatan dan perubahan lingkungan di tingkat lokal
hingga nasional.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam


mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya
dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial
dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative.

Menurut Blum ada empat peranan lingkungan dalam menyebabkan


gangguan kesehatan, yaitu :

1. Reservoir

2. Sebagai Agent ( penyebab penyakit)


3. Medium transmisi
4. Vektor

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang Pengaruh
Lingkungan Terhadap Penyakit

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/379450887/Pengaruh-Lingkungan-Sosial-Terhadap-
Penyakit

13

Anda mungkin juga menyukai