Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Perubahan paradigma sakit ke paradigma sehat  Definisi sehat (WHO) : Keadaan lengkap
dari sehat jasmani, rokhani dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan,
serta dapat bekerja secara produktif definisi WHO telah diterima secara luas, namun
indikatornya belum berkembang, masih pakai indikator penyakit.
 Kesehatan Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang dapat
mengganggu kesehatan, terutama aspek : Gaya hidup Miras, rokok, narkoba, makanan
berlemak, dsb. Bahan toksik mikroorganisme patogen, logam berat, B3 dsb. Bahaya fisik
kebisingan, sinar ultra-violet, debu di udara Keadaan lainnya kondisi tropis, adat kebiasaan
yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan, dll.
 Tingkatan Perhatianthd Kesehatan Lingkungan :  Bare Survival Pengendalian wabah
utama dan pengendalian minimal sanitasi makanan dan minuman  Control of Disease and
Injury Pengendalian penyakit endemis, gizi dan luka  Efficient Performance Diet yang
bagus, pemeliharaan lingkungan  Comfort Kepuasan lingkungan, estetika dan kenyamanan
hidup  Human Survival Kelangsungan hidup species manusia
 TingkatanKesehatan LingkunganDi Dunia Tingkatan kelangsungan hidup dasar dari
kualitas lingkungan sudah dapat dicapai Namun malaria dan malnutrisi tetap merupakan
masalah ekstensif Di AS masih punya masalah penyakit menular Peningkatan penggunaan
bahan B3 menyebabkan penyakit degeneratif dan kanker
 HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN Status kesehatan merupakan refleksi
dari hasil akhir interaksi kompleks antara sistem biologis internal dan sistem lingkungan
eksternal secara keseluruhan; Sistem penyangga kehidupan menyediakan kebutuhan dasar
aktivitas manusia; Akibat aktivitas manusia (industri, pertanian, transportasi, pemukiman,
dsb) menghasilkan limbah dan residu; Limbah dan residu selanjutnya mempengaruhi sistem
penyangga kehidupan dan juga kesehatan manusia.
 Sistem ResiduPenyangga danKehidupan Limbah Aktivitas Manusia Bahaya Lingkungan
Hubungan manusia dan lingkungan
 Sumber Perubahan Lingkungan Aktivitas manusia Terutama pembangunan industri,
transportasi dan pemukiman menghasilkan limbah yang menurunkan kualitas lingkungan
Aktivitas Alam Letusan gunung berapi, banjir, badai, gempa bumi merubah kualitas air,
udara, tanah, makanan, vektor atau manusia sendiri Komponen lingkungan bertindak
sebagai media atau perantara terjadinya penyakit di masyarakat
 Upaya Kesehatan Lingkungan Sumber Komponen MasyarakatPerubahan Lingkungan
Efek Sasaran Primer Air Aktivitas Udara Sehat Umur manusia Tanah atau Kelamin atau
Makanan Sakit Lokasi alamiah Vektor Sumber Perubahan Sekunder Model hubungan
interaksi komponen lingkungan dengan manusia
 Air Mati TanganAir Limbah dan Makanan Manusia Tinja Serangga Tikus Sakit Tanah
Rantai penularan penyakit yang bersumber dari air limbah tinja kepada manusia
 Pengendalian efektif  Air limbah dan tinja merupakan sumber infeksi virus, bakteri,
protozoa, maupun cacing; serta bahan kimia beracun dan berbahaya lainnya;  Pengendalian
penularan penyakit yg paling efektif adalah dengan memutuskan mata rantai penularan
langsung pada sumbernya;
 Lingkungan Kesehatan Genetik Perilaku Masyarakat Pelayanan KesehatanFaktor-faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat menurut H.L. Bloom
 H A E Keseimbangan ekosistem yang dinamis A H H A E EKualitas lingkungan lebih
baik Kualitas lingkungan tambah jelek Model interaksi Host – Agent – Environment
 Ekosistem  Ekosistem adalah tatanan segenap komponen lingkungan yang merupakan
kesatuan yang utuh menyeluruh yang saling berinteraksi membentuk keseimbangan yang
stabil dan dinamis.  Keseimbangan ekosistem yang stabil namun dinamis ini dapat rusak
apabila terjadi pencemaran lingkungan yang berlebihan (baik oleh aktivitas manusia ataupun
peristiwa alam) yang melewati daya lenting ekosistem tersebut.
 Sumber Masuk ke Pajanan Dosis Emisi lingkungan thd manusia Internal DosisEfek
Kerusakan Dosis EfektifKlinis Fungsi/struktur Target Organ Biologis Mata rantai kesehatan
lingkungan
 Peran LingkunganDalam Menimbulkan Penyakit  Lingk sbg faktor predisposisi (Faktor
kecenderungan)  Lingk sbg penyebab penyakit (Penyebab langsung penyakit)  Lingk sbg
media transmisi penyakit (Sebagai perantara penularan peny)  Lingk sbg faktor
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit (Faktor penunjang)
 Pengertian Kesehatan LingkunganDefinisi Kes lingk mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatWHO
Kes lingk adalah ilmu dan ketrampilan yg memusatkan perhatian pada usaha pengendalian
faktor fisik di lingkungan manusia yang diperkirakan merugikan perkembangan fisik,
kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia
 Ilmu kes lingk merupakan bagian dariilmu kesehatan masyarakat yangmenitik beratkan
pada :Usaha perencanaan, pengorganisasian,penyusunan staff, pengarahan,koordinasi,
penggalian dana, sertaevaluasi semua aktivitas pengendalianlingkungan sehingga
meningkatkanperkembangan fisik, derajat kesehatanserta kelangsungan hidup manusia.
 Ruang LingkupKesehatan Lingkungan  Penyediaan air  Pengelolaan limbah  Sanitasi
makanan  Sanitasi pemukiman dan TTU  Pencemaran lingkungan  Pengendalian vektor
& rodent  Keselamatan & kesehatan kerja
 Kesehatan LingkunganDi Indonesia Negara tropis kepulauan yang memiliki keuntungan
dan kerugian Keuntungan : - Temperatur panas, masyarakat religius Kerugian : - Udara
lembab - Banyak genangan air - Pendidikan rendah - Adat istiadat tradisional - Sanitasi
lingkungan belum baik - Awal industrialisasi: pencemaran
Latar Belakang

Kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia dan perkembangan zaman pada
awal abad 21 ini. Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia
tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya
manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar
memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang
dikeluarkan oleh industri mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Limbah inilah
yang mengakibatkan kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.
Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia
dan bahkan dunia saat ini. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang
besar untuk bertahan hidup. Jika populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka
keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Namun
kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan
kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi
akan terlampaui dan berdampak pada kualitas hidup manusia yang rendah.
Pada tahun 1960 hingga 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6
milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa
populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar,
tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah dibayangkan berapa banyak bahan
pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang
dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun
meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan,
maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya
juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan
erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan
tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap
air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.
Bagaimana dengan masa depan anak cucu kita kalau lahan sudah tidak tersedia, tanah
rusak akibat bahan kimia, air tanah tercemar dan bahkan habis sehingga tidak bisa disedot
lagi. Bagaimana kita mau menghemat makanan dan air kalau populasi terus berkembang
dengan pesat. Krisis pangan sudah dimulai di seluruh dunia. Harga semakin melejit dan pada
akhirnya bukan karena kita tidak mampu membeli makanan, tetapi apakah makanan itu bisa
tersedia. Pemanasan global semakin memberi dampak negatif yang luar biasa, cuaca sudah
tidak bisa diprediksi lagi. Disaat musim kemarau hujan turun dan disaat musim hujan terjadi
kekeringan. Kalau bukan kita yang bertindak dari sekarang, masa depan anak dan cucu kita
bisa benar-benar hancur sehingga kita yang berpesta pora pada saat ini baru akan merasakan
akibatnya nanti.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1) Apa pengertian lingkungan hidup ?
2) Apa yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup ?
3) Siapa yang menanggung akibat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia ?
4) Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya ?
5) Bagaimana usaha untuk melestarikan lingkungan hidup ?

C. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil tujuan penulisan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian lingkungan hidup
2) Untuk mengetahui penyebab kerusakan lingkungan hidup
3) Untuk mengetahui akibat kerusakan lingkungan
4) Untuk mengetahui bentuk - bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor
penyebabnya
5) Untuk mengetahui usaha untuk melestarikan lingkungan hidup

D. Manfaat Penulisan
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil manfaat penulisan sebagai berikut :
1) Agar pembaca dapat mengetahui pengertian lingkungan hidup
2) Agar pembaca dapat mengetahui penyebab kerusakan lingkungan hidup
3) Agar pembaca dapat mengetahui akibat kerusakan lingkungan
4) Agar pembaca dapat mengetahui bentuk - bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor-
faktor penyebabnya
5) Agar pembaca dapat mengetahui usaha untuk melestarikan lingkungan hidup

E. Metode Pengumpulan Data


Pada pembuatan karya ilmiah ini menggunakan dua macam metode dalam
mengumpulkan data, yaitu :
a) Kepustakaan (studi pustaka)
b) Observasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Hidup


Hamparan laut biru yang luas, dataran, bukit-bukit, pegunungan, langit yang biru yang
disinari matahari, semuanya merupakan lingkungan alam. Lingkungan hidup mencakup
lingkungan alam yang meliputi lingkungan fisik, biologi, dan budaya.
Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982 yang disempurnakan dengan
Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 pasal 1 menyebut pengertian
lingkungan hidup sebagai berikut.
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”
Lingkungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut
merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati,
lingkungan buatan, dan lingkungan sosial. Semua komponen-komponen lingkungan hidup
seperti benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup berhimpun dalam satu wadah yang menjadi
tempat berkumpulnya komponen itu disebut ruang.
Pada ruang ini berlangsung ekosistem, yaitu suatu susunan organisme hidup dimana
diantara lingkungan abiotik dan organisme tersebut terjalin interaksi yang harmonis dan
stabil, saling memberi dan menerima kehidupan.
Interaksi antara berbagai komponen tersebut ada kalanya bersifat positif dan tidak
jarang pula yang bersifat negatif. Keadaan yang bersifat positif dapat terjadi apabila terjadi
keadaan yang mendorong dan membantu kelancaran berlangsungnya proses kehidupan
lingkungan.
Cara mengambil hasil hutan agar tetap terjaga kelesteriannya misalnya dengan sistem
tebang pilih yaitu pohon yang ditebang hanya pohon yang besar dan tua, agar pohon-pohon
kecil yang sebelumnya terlindungi oleh pohon besar, akan cepat menjadi besar menggantikan
pohon yang ditebang tersebut.
Interaksi yang bersifat negatif terjadi apabila proses interaksi lingkungan yang
harmonis terganggu sehingga interaksi berjalan saling merugikan.
Adanya gangguan terhadap satu komponen di dalam lingkungan hidup, akan membawa
pengaruh yang negatif bagi komponen-komponen lainnya karena keseimbangan terhadap
komponen-komponen tersebut tidak harmonis lagi.

B. Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan


Bumi ini diwariskan dari nenek moyang kita dalam keadaan yang sangat berkualitas
dan seimbang. Nenek moyang kita telah menjaga dan memeliharanya bagi kita sebagai
pewaris bumi selanjutnya, sehingga kita berhak dan harus mendapatkan kualitas yang sama
persis dengan apa yang didapatkan nenek moyang kita sebelumnya. Bumi adalah anugerah
yang tidak ternilai harganya dari Tuhan Yang Maha Esa karena menjadi sumber segala
kehidupan. Oleh karena itu, menjaga alam dan keseimbangannya menjadi kewajiban kita
semua secara mutlak tanpa syarat.
Masyarakat jaman dahulu telah menyadari benar bahwa lingkungan hidup merupakan
bagian kehidupannya. Dari catatan sejarah diketahui bahwa pada abad ke-7, masyarakat di
Indonesia sudah membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi hutan, yang hampir sama
fungsinya dengan jabatan sekarang yang disebut dengan Perlindungan Hutan dan Pelestarian
Alam (PHPA). Masyarakat seperti ini sering kita sebut masyarakat tradisional.
Kawasan hutan mereka bagi menjadi beberapa bagian, ada yang boleh digarap yang
disebut hutan rakyat, ada pula yang boleh diambil hasil hutannya dengan syarat harus terlebih
dahulu menggantinya. Kawasan hutan ini sering disebut hutan masyarakat yang berfungsi
sebagai hutan produksi. Akan tetapi, ada pula hutan yang tidak boleh digarap sama sekali.
Hutan yang tidak boleh digarap ini merupakan hutan adat. Kawasan hutan adat ini sangat
tertutup, dan masyarakatnya percaya bahwa hutan inilah yang menjaga wilayah mereka dari
segala bencana alam.
Pada hutan masyarakat, pohon boleh ditebang untuk keperluan masyarakat, akan tetapi
sebelum ditebang harus menanam terlebih dahulu pohon yang sama jenisnya di samping
pohon yang akan ditebang sehingga mereka tetap mewariskan lingkungan alam yang sama
terhadap anak cucunya. Hal ini menunjukkan betapa baiknya mereka menjaga lingkungan
untuk diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Perkembangan jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin
maju, telah mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya
terbatas pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat
kepada kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar
kebutuhan primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian,
rumah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan
tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang untuk
memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan perubahan yang
besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.
Bagi yang mampu, semua kebutuhan dapat dipenuhi sekaligus, dan bagi yang memiliki
kemampuan terbatas harus memilih sesuai kemampuannya. Akan tetapi, semua orang yang
telah tersentuh oleh kemajuan jaman akan berusaha mendapatkannya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak sekedar terpenuhi akan tetapi selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan.

C. Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya


Meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhan tersier yang semakin banyak sebagai
akibat perkembangan teknologi yang pesat, telah menyebabkan tekanan terhadap sumber
daya alam dan lingkungan semakin berat. Jumlah penduduk dunia yang sekarang telah lebih
dari 6 miliar jiwa, tidak hanya memerlukan kebutuhan primer dan sekunder, akan tetapi juga
memerlukan kebutuhan tersier dalam jumlah besar. Pertumbuhan penduduk dalam jumlah
besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi lahan permukiman, pertanian, industri,
dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami penyusutan dari
tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara berkembang. Demikian pula
kebutuhan tersier yang terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya,
menyebabkan industri-industri berkembang dengan pesat. Perkembangan industri yang pesat,
membutuhkan sumber daya alam berupa bahan baku dan sumber energi yang sangat besar
pula. Sebagai akibatnya, sumber-sumber bahan baku dan energi terus dikuras dalam jumlah
besar. Cadangan sumber daya alam di alam semakin merosot, hutan-hutan semakin rusak
karena banyaknya pohon yang diambil untuk kebutuhan bahan baku industri, apalagi bila
tidak diimbangi dengan usaha reboisasi akan menimbulkan bencana pencemaran terhadap
udara, air, dan tanah, yang akhirnya menganggu kehidupan manusia.
Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972 di Stockholm
(Swedia), telah mengangkat masalah lingkungan hidup tidak hanya menyangkut masalah
suatu negara akan tetapi merupakan masalah dunia. Konferensi yang diadakan pada tanggal
5-16 Juni 1972 di Stockholm, diikuti oleh 113 negara dan puluhan peninjau, merupakan
pertemuan besar dan sangat penting bagi masa depan lingkungan hidup manusia. Dari salah
satu hasil konferensi Stockholm itu, dibentuklah satu badan PBB yang menangani masalah-
masalah lingkungan yang disebut “United Nations Environment Programme” atau UNEF.
Konferensi juga menetapkan tanggal 5 Juni sebagai “Hari Lingkungan Hidup Sedunia”.
Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula pada negara
lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik antara negara-negara di
dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan hutan di Indonesia tidak hanya
berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia, akan tetapi berakibat pula terhadap
perubahan iklim global (dunia secara menyeluruh).
Peningkatan karbon dioksida (CO2) di udara menyebabkan efek rumah kaca. Efek
rumah kaca adalah alih bahasa dari Greenhouse effect. Greenhouse adalah rumah atau
bangunan yang atap dan dindingnya terbuat dari kaca, hanya rangkanya terbuat dari besi atau
kayu. Rumah ini bukan untuk tempat tinggal tetapi digunakan oleh petani di daerah dingin
atau subtropik untuk bercocok tanam. Walaupun suhu di luar sangat dingin pada musim
gugur dan musim dingin, tetapi di dalam rumah kaca udaranya tetap hangat sehingga tanaman
di dalamnya tetap hijau. Suhu udara yang hangat di dalam rumah kaca walaupun pada musim
gugur dan musim dingin dapat dijelaskan sebagai berikut.
Radiasi sinar matahari pada siang hari menembus kaca masuk ke dalam rumah kaca.
Radiasi sinar matahari yang diterima benda dan permukaan rumah kaca dipantulkan kembali
berupa sinar infra merah. Tetapi pantulan tersebut tertahan oleh dinding dan atap kaca
sehingga panas yang dapat keluar dari rumah kaca itu hanya sebagian kecil sedangkan
sebagian besar terkurung di dalam rumah kaca. Akibatnya udara di dalam rumah kaca
menjadi hangat walaupun di luar udaranya sangat dingin.
Di permukaan bumi yang berfungsi sebagai atap kaca adalah gas-gas yang ada di
atmosfer. Atmosfer bumi mengandung berbagai macam gas dan partikel-partikel berupa
benda-benda padat seperti debu. Di antara berbagai gas di udara, yang berfungsi sebagai gas
rumah kaca antara lain karbon dioksida (CO 2), metana (CH4), gas nitrogen, ozon (O 3),
Klorofluorokarbon (CFC), dan lain-lain. Di antara gas-gas tersebut yang paling dominan
berfungsi sebagai rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2) yang disebut pula dengan gas
rumah kaca.
Perkembangan industri yang begitu pesat, telah mengganggu keseimbangan gas karbon
dioksida di udara. Pembakaran minyak tanah, bensin, solar, batu bara, untuk menggerakkan
pabrik-pabrik. Demikian pula kendaraan bermotor yang menggunakan bensin atau solar
sebagai bahan bakar, pembakaran lahan dan kebakaran hutan, dan tain-lain, telah menambah
jumlah karbon dioksida di udara.
Gas rumah kaca sebenarnya sangat diperlukan dalam mengatur suhu di permukaan
bumi, yaitu menyerap dan memantulkan kembali sinar matahari. Bila gas ini tidak ada di
udara beserta dengan gas-gas lainnya yang berfungsi sebagai gas rumah kaca maka sinar
matahari yang diterima bumi akan di pantulkan semuanya ke ruang angkasa sehingga pada
malam hari suhu di permukaan bumi sangat dingin, dan pada siang hari sangat panas sekali
seperti di bulan sehingga tidak dapat dijadikan tempat tinggal.
Masalah gas rumah kaca muncul karena kegiatan manusia semakin banyak
menghasilkan gas rumah kaca, terutama karbon dioksida. Menurut hasil penelitian para ahli,
semakin banyak gas karbon dioksida dilepaskan ke udara dari hasil kegiatan manusia, akan
semakin mempercepat kenaikan suhu di permukaan bumi. Kenaikan suhu di permukaan bumi
akan mempengaruhi iklim di bumi, dan akan berdampak negatif pada kehidupan di muka
bumi.
Suhu global (secara keseluruhan) rata-rata meningkat 0,6 °C. Hal ini berpengaruh pula
terhadap iklim global yaitu iklim di seluruh permukaan bumi.
Kenaikan suhu di permukaan bumi menyebabkan lapisan es yang berada di kutub
banyak yang mencair, dan pada akhirnya dapat menenggelamkan kawasan-kawasan yang
rendah seperti dataran-dataran pantai, dan pulau-pulau yang rendah.
Peningkatan gas karbon dioksida yang terus berlangsung, dan tanpa ada tindakan
manusia untuk menguranginya, diramalkan 100 tahun yang akan datang suhu bumi akan naik
antara 3°-4°C. Kenaikan suhu sebesar ini akan menyebabkan perubahan iklim yang cukup
berarti, dan akan disertai pula dengan berbagai bencana alam seperti angin badai, naiknya
permukaan laut, mencairnya es di puncak-puncak gunung dan es di kutub, punahnya flora
dan fauna yang tidak tahan terhadap perubahan, dan sebagainya.
Permasalahan pemanasan global seperti diuraikan di atas, tentunya sangat
mengkhawatirkan dunia Internasional. Untuk membicarakan hal ini, diadakan “Konvensi
Perubahan Iklim” (United Nations Frame Work Convention on Climate Change) di Kota
Kyoto (Jepang) pada tahun 1997 yang dihadiri oleh 170 negara untuk membahas pembatasan-
pembatasan gas-gas penyebab efek rumah kaca. Pada sidang tersebut, para ilmuwan PBB
melaporkan bahwa pemanasan global akan meningkatkan penyakit, mengakibatkan
kegagalan panen, dan meningginya permukaan laut.
Pada waktu kebakaran hutan secara meluas di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah
terjadi emisi gas karbon dioksida terbesar yang dihasilkan dari kebakaran tersebut.
Kita harus ingat istilah “Hanya Satu Bumi”, yang berarti bumi tidak membedakan
apakah emisi gas karbon dioksida itu berasal dari negara A atau B, dari negara maju atau
negara berkembang, tetapi yang jelas peningkatan gas karbon dioksida terjadi di bumi.
Untuk mengurangi gas rumah kaca, diperlukan dana yang sangat besar. Kendaraan-
kendaraan bermotor yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak atau gas, bila diganti
dengan energi lain menyebabkan harga kendaraan menjadi sangat mahal sehingga konsumen
akan keberatan. Hal ini merupakan kendala utama untuk menuju program langit biru, yaitu
program yang menjadikan udara bersih dari polusi, masih jauh dari harapan.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya tidak hanya pada emisi gas karbon dioksida.
Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang menyebabkan
banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri, pembuangan sampah ke dalam
sungai (termasuk sampah rumah tangga), pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya,
merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan berbagai faktor sebagaimana yang telah
diuraikan sebelumnya, akan menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan dan
mengganggu kehidupan manusia. Flora dan fauna akan banyak yang punah, meningkatnya
penyakit pada manusia, penurunan hasil panen, kemarau yang berkepanjangan. Atau
sebaliknya, curah hujannya sangat tinggi yang menimbulkan banjir besar, kekeringan air pada
musim kemarau, rusaknya terumbu karang, dan sebagainya.
Manusia harus sadar betapa pentingnya arti lingkungan hidup bagi kehidupan.
Keserakahan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup harus dibayar dengan sangat
mahal.

D. Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup


1. Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam
Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan
bencana alam seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi,
tsunami, dan sebagainya. Indonesia sebagai salah satu zona gunung api dunia, sering
mengalami letusan gunung api akan tetapi pada umumnya letusannya tidak begitu kuat
sehingga kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya terbatas di daerah sekitar gunung api
tersebut, seperti flora dan fauna yang tertimbun arus lumpur (lahar), awan panas yang
mematikan, semburan debu yang menimbulkan polusi udara, dan sebagainya.Peristiwa alam
lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
 Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
 Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
 Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
 Gas yang mengandung racun.
 Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena
gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa,
namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan
letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
 Berbagai bangunan roboh.
 Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
 Tanah longsor akibat guncangan.
 Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
 Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara
yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan
Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California,
Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan
bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh
adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
dalam bentuk:
 Merobohkan bangunan.
 Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
 Membahayakan penerbangan.
 Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
 Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia


Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar
dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus menerus dan
makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan yang
disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran, pengerukan,
penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya.
Limbah-limbah yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah
melebihi ambang batas, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh
buruk pada manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air yaitu “Kasus Teluk
Minamata” di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang ditangkap
dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsur merkuri (air raksa). Merkuri tersebut berasal
dari limbah-limbah industri yang dibuang ke perairan Teluk Minamata sehingga kadar
merkuri di teluk tersebut telah jauh di atas ambang batas.
Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah
industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal
tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan,
menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-
tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Pengerukan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan seperti pertambangan batu
bara, timah, bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan yang
besar di permukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi sebelum
direklamasi.
Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan kehidupan yang luar
biasa. Kerusakan lingkungan kehidupan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis,
ancaman terhadap kehidupan flora, fauna dan kekeringan.

E. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup


Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu
sebagai berikut.
1. Bidang Kehutanan
Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai
upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :
a. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga hutan
tetap lestari.
b. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan hukuman
yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
c. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya yang
besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.
d. Melakukan reboisasi (penanaman hutan kembali) pada kawasan-kawasan yang hutannya
telah gundul, dan merehabilitasi kembali hutan-hutan yang telah rusak.
e. Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan sebagai
pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan fauna dapat
tetap terpelihara dan lestari.
2. Bidang Pertanian
a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti
sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama
tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena
pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.
d. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan
pestisida dapat dihindarkan.
3. Bidang Industri
a. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-
bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah
industri.
b. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal dari
pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO 2 (karbon dioksida),
diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami
lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.
c. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih ramah
lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar matahari,
dan sebagainya.
d. Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti
kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain memanfaatkan
limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari alam dapat dikurangi.
e. Menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.
f. Menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.
4. Bidang Perairan
a. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke
sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
b. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak
lingkungan perairan laut sekitarnya.
c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus dilarang.
d. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan bom
ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-kecilnya,
dan sebagainya.
5. Flora dan Fauna
Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain :
a. Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang
mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.
b. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional,
Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.
6. Perundang-undangan
Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-pelanggar
lingkungan hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Pembahasan di atas mengenai pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan
hidup, dapat disimpulkan bahwa :
1) Kerusakan lingkungan hidup banyak diakibatkan oleh manusia. Diantaranya kebakaran
hutan, penebangan liar yang mengakibatkan hutan gundul.
2) Majunya teknologi seperti mobil, pabrik, dan sepeda motor membuat udara tercemar dan
lapisan ozon berlubang karena asap kendaraan.
3) Lapisan ozon yang berlubang membuat sinar matahari langsung ke bumi yang menyebabkan
suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi naik es di kutub utara mulai mencair. Hal tersebut
membuat permukaan air laut meningkat.

B. Saran
Dari Pembahasan di atas mengenai pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan
hidup, saya menyarankan agar :
1) manusia harus segera menanggulangi kerusakan ini sebelum kerusakan semakin meluas.
2) Selain menanggulangi manusia harus sadar dan mengintrospeksi diri mereka agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama seperti merusak lingkungan.
3) Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena pada saat
ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan. Pemerintah
harus tegas dalam menentukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti
kerusakan hutan, kebakaran, asap pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak
kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang
pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Ginting, P. dkk. 2000. IPS Geografi SLTP Jilid 1, 2, dan 3. Jakarta : Erlangga.
Purwadarminta, W. 1979. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Abdullah, Basuki. 2009. Lingkungan Hidup. Jakarta : PN Balai Pustaka.
www.tempo_interaktif.com, Globalisasi : Bumi Makin Panas, diakses April 2013.
http://icuk-sugiarto.blogspot.com/, Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, diakses April
2013.
www.vivanews.com/ , Kerusakan Lingkungan Hidup, diakses April 2013.
www.detik.com/ , Bahaya Kerusakan Lingkungan Hidup, diakses April 2013.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat membuat makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, kami tidak. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita jadikan pedoman di kehidupan sehari-hari.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di perlukan untuk kesempurnaan
laporan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan kita semua.

Solo, September 2014


DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI SOSIAL DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
A. PENDUDUK DAN LINGKUNGAN
B. KERUSAKAN PADA ASPEK PERTANIAN DAN KEHUTANAN
C. DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA TERHADAP
LINGKUNGAN

BAB III PENUTUP

DAFTARPUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha yang dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah untuk mengubah keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik, Dalam mencapai
tujuan pembangunan tersebut, salah satu permasalahan yang selalu dihadapi oleh negara maju
maupun berkembang adalah masalah lingkungan hidup dan kependudukan. Permasalahan
kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah
populasi, angka kelahiran dan kematian, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan
penyebaran penduduk. Permasalahan ini akan mengakibatkan kepada kehidupan manusia,
yaitu kelestarian lingkungan hidup.
Dalam menghadapi menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat pertumbuhan
penduduk, maka sikap yang baik yaitu adanya sikap bersama antara pemerintah dan rakyat
yang benar-benar peduli terhadap keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan
kelestarian lingkungan.

BAB II
PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

A. PENDUDUK DAN LINGKUNGAN


Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan
yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, keprihatinan ini tidak saja memberikan agenda
penanganan masalah lingkungan yang bijak. Namun juga merupakan perhatian bagi
kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada tahap memprihatinkan.
Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu
tertentu kehidupan ini akan musnah.
Padahal seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian terpenting dari
lingkungannya, mereka tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidupnya. Padatnya penduduk
suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin kecil, hal ini disebabkan
manusia merupakan bagian terpenting dari lingkungan hidupnya, dimana manusia hidup
berdampingan dengan lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkat sumber
daya alam juga akan meningkat. Pada saat yang sama konsumsi akan dan sumber daya alam
akan semakin habis.
Sebab akibat dari hal itu salah satunya adalah beberapa komponen dalam lingkungan,
mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu, sehingga struktur dan
sifat-sifat lingkungan akan berubah pula. Pada umumnya sebagian negara berkembang berada
pada tingkat yang memprihatinkan. Tahapan pertumbuhan penduduk ini membawa dampak
kepada keseimbangan lingkungan. Artinya bahwa semakin cepat pertumbuhan penduduk,
maka akan membawa akibat kepada sumber daya alam. Seperti meningkatnya kebutuhan
pangan, sandang, pemukiman dan sebagainya. Sehingga menimbulkan ketidakseimbangan
antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia.
Pertambahan penduduk yang cepat, semakin lama akan meningkat dan akhirnya
memadati muka bumi. Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan masalah besar yang
membentur keseimbangan sumber daya alam.Karena bagaimanapun juga setiap menusia
tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan mulai dari pokok hingga sampai pada
kebutuhan pelengkap. Sedangkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sangat
banyak dan tidak terbatas, sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi
dimana sumberdaya alam masih mencukupi. Tetapi jika angka pertumbuhan penduduk
meningkat jumlah cadangan sumber daya alam dan kebutuhannya akan semakin menipis. Jika
kondisi perkembangan demikian dan tidak ditanggulangi secara serius maka pada saatnya
akan terjadi suatu masa krisis. Lebih parah lagi terjadi bencana yang dapat memusnahkan
kehidupan manusia.
Dilihat dari lingkungan sekitar bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan lingkungan secara menyeluruh. Secara rinci dampak kepadatan penduduk
sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya limbah rumah tangga. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah
orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga
bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi
penumpukan limbah yang sangat tinggi.
2. Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan.
Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan padi yang subur, antara lain dengan
mengunakan pupuk pestisida, yang merupakan sumber pencemaran. Untuk masyarakat
pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring dengan
pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat.
3. Semakin besar jumlah penduduk, semakin besar kebutuhan akan sumber daya. Meningkatnya
kebutuhan sumber daya ini terutama untuk lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi
dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan
mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah
penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran.
Semakin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan semakin besar dan pada umumnya
makin besar pula pencemaran.
Akibat yang lebih jauh atas permasalahan tersebut tidak hanya sebatas pada satu sisi
kependudukan saja, tetapi juga daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan hidup secara
seimbang. Keadaan ini sangat mungkin terjadi karena daya dukung lingkungan tidak lagi
mampu menopang kebutuhan hidup manusia.Semantara manusia dengan dengan jumlah yang
terus meningkat dari waktu kewaktu membutuhkan ketersediaannya bahan kebutuhan yang
disediakan oleh alam. Disisi lain, karena pemanfaatan sumber daya alam tidak sesuai dan
cenderung mengabaikan kelestariannya maka berakibat buruk terhadap kualitas sumber daya
alam. Perkembangan selanjutnya akan tidak seimbang antara kebutuhan yang harus
disediakan alam, dengan kemampuan alam sendiri untuk menyediakan.
Ketidakmampuan alam dalam menyediakan kebutuhan manusia maka pada gilirannya
akan berakibat pada krisis moneter. Melihat kondisi yang demikian maka satu hal yang harus
mendapat perhatian adalah bagaimana mengupayakan jalinan hubungan harmonis antara
pemenuhan kebutuhan manusia dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam dan
diharapkan daya dukung lingkungan tetap tersedia terutama dalam menopang laju
pertumbuhan penduduk yang makin hari terus mengalami peningkatan.

B. KERUSAKAN PADA ASPEK PERTANIAN DAN KEHUTANAN


Kerusakan lingkungan dari aspek pertanian merupakan dua sektor yang menonjol.
Pertambahan penduduk, penggunaan teknologi modern dan tidak adanya kesadaran terhadap
lingkungan adalah faktor penyebab kerusakan lingkungan. Di bidang pertanian, dengan
semakin besar jumlah penduduk maka kebutuhan akan bahan makanan semakin meningkat.
Untuk itu perlu usaha meningkatkan produksi bahan-bahan makanan semakin
meningkat.Untuk itu perlu usaha meningkatkan produksi bahan makanan secara memadai.
Penggunaan teknologi modern seperti benih unggul, sistem irigasi, pupuk dan berbagai
bahan kimia lainnya untuk memberantas hama, secara nyata telah memberikan kontribusi
yang besar dalam meningkatkan produksi pertanian. Kewajiban untuk menggunakan bahan
kimia menyebabkan sebagian besar petani beralih dari cara-cara tradisional menjadi lebih
modern dengan teknologinya.
Selanjutnya dalam rangkaian perkembangan hasil dari pemakaian, ternyata menyimpan
waktu yaitu akibat dari pemakaian pupuk yang terlalu berlebihan telah menyebabkan
tercemarnya lingkungan perairan dan sungai. Di samping itu ada beberapa jenis insektisida
merupakan ancaman terbesar terhadap kualitas air..Dengan demikian pemakaian atau
penggunaan bahan-bahan kimia yang sangat besar telah menyebabkan menurunnya kualitas
lingkungan yang berakibat kepada menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Selanjutnya kehutanan telah mengalami kerusakan yang tajam. Satu sisi hutan
merupakan sumber daya alam yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat,
semantara disisi lain, pemerintah mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga dan memelihara
kelestarian hutan dengan segala isinya. Pertumbuhan penduduk yang cepat juga memberikan
andil besar dalam kerusakan hutan.Terjadinya konversi lahan hutan dijadikan sebagai lahan
perumahan, pertanian dan proyek-proyek industri adalah wujud dari pertambahan penduduk
yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan penduduk baik tekanan yang
berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar ternayata telah menyebabkan terjadinya
konversi lahan. Tekanan dari luar dapat dilihat dari dampak kepadatan penduduk yang
mengakibatkan tekanan kuat terhadap lahan pertanian. Akibatnya upaya melakukan
perambahan hutan sebagai satu-satunya alternatif pemenuhan lahan pertanian mereka
lakukan, tanpa memperdulikan dampak dari kelestariannya.

C. DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA TERHADAP


LINGKUNGAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta
budaya yang luar biasa. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi di indonesia akan berdampak
sangat luas, termasuk juga dampak bagi lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu
keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada.
. Produksi pangan meningkat hanya sebentar saja. Di Indonesia dengan ledakan penduduk
saat ini, mengakibatkan dampak sosial yaitu mengalami krisis pangan. Bahkan di dunia pun
terjadi krisis pangan global. Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang
desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai
berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang memperdulikan generasi
selanjutnya.
Jumlah penduduk yang melonjak dipastikan menambah persoalan yang berat bagi
pemerintah. Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan
segala dampka ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang
ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi
lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait
dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara,
khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.

BAB III
PENUTUP

Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang saling
terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan lingkungan sehingga yang dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan sumber daya alam, dapat berdampak kepada kehidupan
manusia secara besar - besaran. Sehingga dalam kehidupan selanjutnya, ketidakseimbangan
antara laju pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya alam dapat menyebabkan
kehancuran seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu adanya upaya kedepan secara
bijak guna tetap mempertahan kelestarian dan kualitas lingkungan. Cara ini dilakukan
penyeimbangan antara kuantitas pertumbuhan penduduk dengan segala kebutuhannya,
dengan tetap mempertahankan kualitas lingkungan. Hingga akhirnya diperoleh suatu
keseimbangan yang ideal antara laju pertumbuhan penduduk dengan kelestarian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Oekan. S. 2002. Tanggung Jawab Sosial Masyarakat Ilmiah Dalam Menata
Lingkungan Masa Depan, Upaya Meniti Pembangunan Berkelanjutan, Bandung: Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Alfi, Nurhadi. 1990. Islam dan Tradisi Jawa Tentang Lingkungan Hidup, Kependudukan, dan
Kualitas Manusia, Dalam: Jurnal LPPM-UNS, Septembar.

Arkanudin. 2001. Perubahan Sosial Peladang Berpindah Dayak Ribun Parindu Sanggau
Kalimantan Barat, Bandung: Tesis Magister pada Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran

Brown, Lester R. 1992. Tantangan Masalah Lingkungan Hidup (Bagaimana Membangunan


Masyarakat Manusia Berdasarkan Kesinambungan Lingkungan Hidup yang Sehat),
Diterjemahkan oleh S. Maimoen, Jakarta: Yayasan Obor.

Geertz, Clifford. 1976. Involusi Pertanian (Proses Perubahan Ekologi di Indonesia), Jakarta:
Bhrata Karya Aksara.

Jones, Gavin W. 1993. Population, Environment and Sustainable Development in Indonesia,


Dalam: Warta Demografi, Tahun XX Nomor 40, Desember.

Soemarwoto, Otto. 1991. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Cetakan ke 5,


Bandung: Penerbitan Djambatan

Soetaryono, Retno. 1998. Dalam Prakteknya Kebijakan Lingkungan Membebani Rakyat,


Dalam: Warta Demografi, Tahun XXVIII, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai