Anda di halaman 1dari 17

Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan Hidup

Oleh : Septian Julifar Syamsul Huda SKM

Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di


segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak
terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan maupun
sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak
memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-
banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap
sumberdaya alam.

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan
biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang
yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-
hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan
di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak
hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai
penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.

d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.

f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Dampak pembangunan

Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan kemajuan
dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Hakekat pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan oembangunan seluruh masyarakat
Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya dititik beratkan pada pembangunan di bidang
ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan
industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian sasaran
pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri. Dimana
pembangunan di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat banyak memiliki dampak
baik positif maupun negative.

DAMPAK POSITIF

a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran

b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.

c.Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah

d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.

e.Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industi

DAMPAK NEGATIF

a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara

b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia


dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

Penurunan kualitas lingkungan.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta dorongan
pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas
lingkungan.

Penurunan kualitas lingkungan telah dipelajari oleh berbagai pakar ekonomi kependudukan,
bahwa tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah satu kunci yang menyebabkan
menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat ini.

Dampak dair kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan berbagai
masalah berikut :

1. mutasi gen

Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat
persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar.

Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa
perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan
perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat Mutasi terjadi
karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang
tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan.
Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri
terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian Mutasi sangat jarang terlihat, hal ini
disebabkan :

Mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena
jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali

gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala Mutasi tidak dapat diamati sebab individu
segera mati sebelum dewasa

gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot
tidak akan terlihat

2. dampak rumah kaca

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang
pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Akibat yang dialami Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya
hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5
C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.

3. hujan asam

Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar difikirkan oleh
manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi
kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika
ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah
tepat, yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena
dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem.
Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada
lingkungan abiotik,.

4. pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar
danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai
objek wisata.

Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, Erosi, Kekurangan sumber air, Dapat
membuat sumber penyakit, Tanah Longsor, Dapat merusak Ekosistem sungai.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung
jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha
untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya
bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara


bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung
2 gagasan penting, yaitu:

a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.

b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi


kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Menjamin pemerataan dan keadilan.

b. Menghargai keanekaragaman hayati.

c. Menggunakan pendekatan integratif.

d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:

a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.

b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,


dan pengawasan.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah


Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan
hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang
disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan
tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang
menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut
dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang
tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan
udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya
oksigen.

Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme.
Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih
dan sehat antara lain:

1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita


Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik


pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan
cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas
ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan
global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar
yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan
hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil
oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan
pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena
karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.

4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna


Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,
dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:

1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2) Melarang kegiatan perburuan liar.

3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Dalam pelaksanaan pembangunan menurut Kuswanto diperlukan sumber daya yang


dapat mendukung keberhasilan pembangunan sebagai berikut.

1. Sumber daya manusia, jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan,


dan kebudayaan.
2. Sumber daya alam: air, tanah, udara hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi: transportasi, komunikasi, teknologi ilmu
pengetahuan, dan rekayasa.

Sumber daya tersebut sifatnya terbatas maka dalam penggunaannya harus secara
cermat dan hati-hati. Ketidakcermatan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki
negara dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan hidup sebagai berikut

1. Permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan dan


tumbuhan, serta perluasan lahan kritis.
2. Permasalahan permukiman: sanitasi, permukiman kumuh, air bersih, dan
kesehatan lingkungan.
3. Polusi lingkungan: pencemaran air, tanah, dan udara.

A. Pelaksanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Dalam pembangunan perlu memasukkan antara pembangunan dengan lingkungan


karena lingkungan berfungsi sebagai penopang pembangunan secara berkelanjutan.
Jika pembangunan secara terus-menerus tidak memperhatikan faktor lingkungan
maka lingkungan hidup akan rusak dan berkelanjutan pembangunan itu sendiri akan
terancam.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas manusia


secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pada prosesnya,
pembangunan ini mengoptimalkan manfaat sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan ilmu pengetahuan dengan menserasikan ketiga komponen tersebut
sehingga dapat berkesinambungan.

Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai penopang pembangunan harus pula


memperhitungkan keterbatasannya, sehingga tidak boleh serakah agar tidak habis
pada saat ini. Hal-hal penting dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan
lingkungan antara lain sebagai berikut.
Proses pembangunan hendaknya berlangsung terus-menerus dengan ditopang kualitas
lingkungan dan manusia yang berkembang secara berkelanjutan.
Pembangunan yang dilakukan memungkinkan meningkatkan kesejahteraan generasi
sekarang tanpa mengurangi kesejahteraan generasi yang akan datang.
Lingkungan hidup memiliki keterbaasan sehingga dalam pemanfaatannya akan
mengalami pengurangan dan penyempitan.
Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap
kualitas hidup yang tercermin antara lain pada meningkatnya usia harapan hidup dan
menurunnya tingkat kematian.
Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, dilakukan sehemat
mungkin dan dicari sumber daya alternatif lainnya sehingga dapat digunakan selama
mungkin.
Anak-anak sebagai generasi muda, kalian harus turut mengupayakan pelestarian
lingkungan hidup. Bagaimana cara kalian dalam mengupayakan pelestarian
lingkungan hidup?

Memilah-milah sampah menurut jenisnya: sampah organik (daun, sisa makanan, dan
kertas) dan sampah nonorganik (plastik, botol, dan kaleng) sehingga dapat didaur ulang.
Menanam kembali pohon muda untuk menggantikan pohon yang telah ditebang.
Menghemat penggunaan kertas dan pensil, sebaiknya menggunakan kertas yang masih
kosong meskipun bekas.
Menggunakan air sehemat mungkin dengan cara jangan sampai kran air terbuka terus
hingga air terbuang percuma, serta menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram
tanaman, tidak langsung dibuang.
Tidak menggunakan semprotan untuk minyak wangi dan obat insektisida.
Menggunakan saringan udara pada kendaraan bermotor, pabrik, dan dapur rumah
tangga.
Menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, contohnya menghemat
penggunaan minyak bumi dan gas bumi serta batubara.
Menggunakan alat pendingin udara (AC) dan lemari es yang tidak mengandung freon.
Mengurangi penggunaan busa untuk alas tidur, kursi, dan jok mobil.
Pembangunan berwawasan lingkungan ini juga dikenal dengan pembangunan
berkelanjutan, yaitu pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisien, dan
memperhatikan pemanfaatan baik untuk generasi masa kini maupun genersai yang
akan datang.

B. Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan global yang dihasilkan


oleh KTT Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Di dalamnya terkandung dua
gagasan penting sebagai berikut.

Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup, di


sini yang diprioritaskan adalah kebutuhan kaum miskin.
Gagasan keterbatasan, yakni keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan memiliki
karakteristik yang khas dan berbeda dengan pola pembangunan lainnya yang selama
ini dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut.

Menggunakan pendekatan integratif. Dengan menggunakan pendekatan integratif


maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan
untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Menggunakan pandangan jangka panjang. Pandangan jangka panjang dapat digunakan
untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung
pembangunan agar secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan.
Menjamin pemerataan dan keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan
lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan
kesempatan perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.
Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi
tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan
datang.
Dalam pembangunan berkelanjutan berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial,
dan lingkungan hidup menjadi suatu sinergi dalam meningkatkan kualitas manusia.
Dimensi ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan tetap memfokuskan kepada
pertumbuhan, pemerataan, stabilitas, dan arif. Dimensi sosial mencakup pemberdayaan,
peran serta, kebersamaan, mobilitas, identitas kebudayaan, pembinaan kelembagaan, dan
pengentasan kemiskinan. Dimensi ekologi bertujuan untuk integritas ekosistem, ramah
lingkungan dan hemat sumber daya alam, pelestarian keanekaragaman hayati, dan
tanggapan isu global.
C. Peranan AMDAL Dalam Pengelolaan Lingkungan

Di negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, tingkat kesejahteraan


masih rendah. Oleh karena itu, pembangunan perlu dilakukan untuk meningkatkan
tingkat kesejahteraan rakyat. Tanpa pembangunan akan terjadi kerusakan lingkungan
yang akan menjadi makin parah dengan waktu. Kerusakan lingkungan ini akan
membawa kita pada kehancuran, akan tetapi pembangunan juga dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan. Untuk menghindari ini, pembangunan harus berwawasan
lingkungan sehingga menjadi berkelanjutan untuk jangka panjang. AMDAL
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan ini. Jadi, AMDAL merupakan
analisis lingkungan mengenai dampak suatu proyek.

AMDAL berbeda dengan ANDAL. AMDAL merupakan keseluruhan proses pelestarian


lingkungan mulai dari kerangka acuan, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL). ANDAL sendiri merupakan telaah cermat yang mendalam tentang suatu
kegiatan/proyek yang direncanakan.

AMDAL harus dilakukan dengan dua macam cara sebagai berikut.

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena Undang-Undang
dan Peraturan-Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau
pemrakarsa proyek tidak melakukannya maka akan melanggar undang-undang dan besar
kemungkinan perizinan untuk pembangunan proyek tersebut tidak akan didapat, atau akan
menghadapi pengadilan yang dapat memberikan sanksi- sanksi yang tidak ringan. Cara ini
cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas
lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya sebesar
mungkin tanpa menghiraukan dampak sampingan yang timbul. Tanpa adanya undang-
undang, peraturan pemerintah, dan Pedoman- pedoman Baku Mutu maka dasar hukum dari
pelaksanaan AMDAL ini tidak ada.
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-
proyek pembangunan. Cara kedua ini merupakan yang ideal, tetapi kesadaran mengenai
masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang terutama para pemrakarsa proyek.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya
telah melakukan berbagai aktivitas dari bentuk yang sederhana sampai yang sangat
canggih, mulai dari bangunan yang kecil sampai yang sangat besar dan canggih,
mulai dari yang hanya sedikit saja mengubah sumber daya alam dan lingkungan
sampai yang menimbulkan perubahan yang besar.

Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang tidak dapat ditoleransi maka
perlu disiapkan rencana pengendalian dampak nega- tif yang akan terjadi. Untuk
dapat merencanakan pengendalian dampak negatif harus diketahui dampak negatif
apa yang akan terjadi dan untuk dapat mengetahui dampak yang akan terjadi maka
perlu dilakukan pen- dugaan dampak lingkungan. Langkah ini disebut Pendugaan
Dampak.

Lingkungan atau Environmental Impact Assessment dan pendugaan ini merupakan


proses dalam AMDAL. AMDAL dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek
pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak
kualitas lingkungan hidup.

AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari
proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting sehingga AMDAL merupakan
bagian dari beberapa hal, yaitu pengelolaan lingkungan, pemantauan proyek,
pengelolaan proyek, pengambil keputusan, dan dokumen yang penting.

Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila dapat disusun rencana
pengelolaan lingkungan, sedangkan rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun
apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek
pembangunan yang akan dibangun.

Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat


berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan sehingga
program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tidak mampu
menghindarkan rusaknya lingkungan.

Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan oleh:

Penyusun laporan AMDAL kurang tepat di dalam melakukan pandangan dan biasanya
juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator dari berbagai instansi pemerintah
yang terlibat sehingga konsep atau draft laporan AMDAL yang tidak baik sudah disetujui
menjadi laporan akhir.
Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di
dalam laporan AMDAL yang telah diterima pemerintah terutama saran-saran dan pedoman
di dalam mengendalikan dampak negatif. Misalnya pada laporan AMDAL jelas bahwa
proyek harus membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi
kenyataannya tidak dilakukan atau walaupun dilakukan tidak bekerja dengan baik. Contoh
lain misalnya alat penyerap debu (dust absorber) yang harusnya diganti atau dibersihkan
tiap dua tahun sekali, tetapi sudah lima tahun tidak juga diganti.
Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah
dilakukan sedini mungkin, sejak awal dari pembangunan, secara terus-menerus
dengan frekuensi yang teratur, apabila diperlukan sejak pra pembangunan. Hasil dari
pemantauan kemudian digu- nakan untuk memperbaiki rencana pengelolaan
lingkungan kalau memang hasil pemantauan tidak sesuai dengan pendugaan dalam
AMDAL. Hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk memperbaiki pendugaan atau
untuk melakukan pendugaan ulang.

D. Kegunaan AMDAL Bagi Pemerintah dan Pemilik Proyek

Kegunaan AMDAL bagi pemerintah sebagai berikut.

Menghindarkan perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air,


pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya sehingga tidak menggangu kesehatan,
kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
Menghindarkan pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya dengan
masyarakat dan proyek-proyek lain.
Mencegah agar potensi sumber daya yang dikelola tersebut tidak rusak (khusus untuk
sumber daya alam yang dapat diperbarui).
Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada di luar lokasi proyek baik yang
diolah proyek lain, diolah masyarakat ataupun yang belum diolah.
Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional, ataupun internasional serta
tidak menganggap proyek lain
Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum.
Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah. Kegunaan AMDAL bagi pemilik proyek
sebagai berikut.
1. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi di masa
yang akan datang.
2. Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyeknya secara
kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi dan sosial budaya.
3. Melindungi proyek yang melanggar undang-undang atau peraturan- peraturan
yang berlaku.
4. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak negatif yang
sebenarnya tidak dilakukan.
5. Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa yang akan
datang.
6. Sebagai bahan utuk menganalisis pengelolaan dan sasaran proyek.
7. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan proyeknya, untuk
dapat menemukan kelemahan dan kekurangan dan segera dipersiapkan
penyempurnaannya.
Sejak awal perencanaan satu proyek pemerintah sudah menghendaki diadakan studi
Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). PIL merupakan suatu alat pemerintah untuk
memutuskan apakah proyek yang diusulkan ini perlu ANDAL atau tidak. Dengan
mempelajari laporan PIL, pemerintah sebagai pengendali sekaligus pengambil
keputusan menilai apakah proyek yang diusulkan ini berpotensi menimbulkan dampak
negatif sehingga mengharuskan pemilik proyek melakukan AMDAL. Sebaliknya,
apabila proyek tersebut dianggap tidak akan menimbulkan dampak yang berarti maka
pemilik proyek tersebut tidak perlu melakukan AMDAL dan dapat mulai membangun
proyeknya dengan diberikan pedoman pengelolaan dan pemantauannya.

Keputusan yang dapat diambil sebagai berikut.

Proyek tidak boleh dibangun.


Proyek boleh dibangun, tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus diikuti pemilik
proyek (dengan persyaratan).
Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa persyaratan). Dengan mempelajari
AMDAL, pengambil keputusan mencoba melihat sebagai berikut.
1. Apakah akan ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampaui
toleransi yang sudah ditetapkan.

2. Apakah akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga dapat menimbulkan
pertentangan.

3. Apakah akan timbul dampak negatif yang tidak akan dapat ditoleransi masyarakat
serta membahayakan keselamatan masyarakat.

4. Sejauh mana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yang lebih luas

Laporan AMDAL merupakan dokumen yang penting sebagai bahan atau sumber
informasi yang cukup detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian,
proyeknya dan gambaran keadaan lingkungan di masa yang akan datang, meliputi
dampak-dampak yang tidak dapat dihindari, alternatif-alternatif aktivitas, dampak
jangka pendek dan panjang, dampak yang menyebabkan kerusakan yang tidak dapat
pulih kembali.

Anda mungkin juga menyukai