Anda di halaman 1dari 6

Tema : Tantangan Pendidikan Kejuruan akibat perkembangan teknologi dan

knowledge workers (K-worker)


Judul Artikel : Kemunculan Perkembangan Teknologi dan Pengaruh Terhadap pendidikan
Kejuruan
Nama : Andi Susilo / 16501241017

A.PENDAHULUAN

Untuk mencerdaskan bangsa memerlukan penanganan serius dalampembelajaran masa


depan.Dalam Belajar dan system pembelajaran masa depan kitatidak lepas dari Personal Komputer
(Alfred Bork, 1987) Menurut J. Michael Spector,dalam bukunya “Handbook of Research on
Educational Communications and  Technology Fourth Edition,menjanjikan sebuah revolusi dalam
pendidikan karenameningkatnya ketersediaan mikrokomputer.Bila kita lihat juga perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi di sekolah pendidikan kejuruan dan vokasi, maka
terlalu jauh sekali jika dibandingkan dengan perkembangan dunia industry diluar.
Industrialisasi disegala aspek kehidupan yang menuntut setiap orang harus ‘melek digital’.
Hampir setiap orang di negara-negara ekonomi maju sekarangharus perlumelibatkan
diridenganinformasi, komunikasidan teknologi ( ICT ). Dengan ICT ini,tidak hanya anak-
anak sebagai pembelajar, tapi orang tuapun turut serta dan yang dapat dilakukan untuk
mempromosikan kompetensi dan meningkatkan pendidikan.
Menurut William W. pengarang dalam Encyclopedia of Management, Knowledge
workers adalah mereka yang memerlukan keterampilan dan kemampuan tertentu serta
keakraban dengan pengetahuan aktual dan teoritis.Orang-orang ini harus mampu
menemukan, mengakses, mengingat, dan menerapkan informasi, berinteraksi dengan baik
dengan orang lain, dan memiliki kemampuan dan motivasi untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan.Knowledge worker atau pekerja yang berpengetahuan menjadi
satu-satunya tenaga kerja yang dapat berkembang dalam ekonomi baru

B.PERMASALAHAN YANG DIKAJI


 Tantangan dalam pendidikan dimasa depan
 Teknologi yang dapat direkomendasikan dalam menghadapi tantangan pendidikan
dimasa depan
 Karakteristrik knowledge workers
 Fase Perkembangan Industri bedasarkan perkembangan teknologi serta pengaruhnya
terhadapan pendidikan vokasi
C.PEMBAHASAN
Dari jurnal  Horizon Report  dan Roadmap For Educational Technology,Spector telah
menganalisis bahwa ada 7 (tujuh) hal yang menjadi tantangan dalampendidikan di masa depan, yaitu :
  a.Personalisasi Pendidikan
Pendidikan dimasa depan menuntut agar metode pembelajaran yang diselenggarakan di
sekolah mempertimbangkan gaya belajar, minat, dan bakatmasing-masing siswa. Bukan memaksakan satu
metode tertentu dan bukan
pulamemprivatekan pendidikan seperti home schooling.dikutipdalam
LaporanHorizon.b.
b.  Penilaian dengan otentik dan efektif 
terhadap siswa.Untuk meningkatkan pembelajaran dan pengajaran,fokus dalam
penilaian haruspada peningkatan pembelajaran, terutama dari perspektif belajar seumur hidupdan melek
huruf di erainformasi dalam Laporan Horizon.
  c.Pendidikan mengutamakan team-work
Pendidikan di masa depan menuntut pembelajaran kolaboratif. Para lulusan yangbisa bekerja dengan tim,
merupakan tuntutan dari dunia kerja di masa depan.d.
d.  Berkurangnya batas batas-tradisional antara siswa dan guru
Di antara kemampuan pribadi dan jenis pembelajaran, antara pembelajaran formaldan informal, dan antara
belajar dan bekerja berubah dan menjadi tidak jelas padaabad ke-21, ini menciptakan kebutuhan untuk
mengakui pentingnya pembelajaran informal dan kemampuan belajar yang berbeda dan kepentingan,
tantangan inicocok dengan baik dengan semua Horizon LaporanHorizon.
e. Mengembangkan pengajaran alternatif 
strategi-guru tidak lagi satu-satunya sumber keahlian dalam pengaturan ruangkelas karena ketersediaan luas
sumber daya jaringan, ini menciptakan kebutuhanuntuk mengubah pendekatan pembelajaran dan melatih
para guru sesuai,tantangan ini cocok dengantantangan model baru pendidikan.
f.  Meningkatkan peran stakeholder
Di masa depan, kepercayaan kepada suatu lembaga pendidikan tidak semata-mataditentukan lembaga
pendidikan itu sendiri, tetapi juga oleh peran serta parastakeholdernya.
  g.Pendidikan siap menyongsongPerubahan-kebijakan
Pendidikan di masa depan menuntut adanya pendidikan yang fleksibel terhadapperubahan kebijakan nasional
maupun kebijakan daerah
Dari jurnal Horizon Report dan Roadmap For Educational Technology,Spector
telah menganalisis bahwa ada beberapa rekomendasi untuk menghadapi tantangan
pendidikan di masa depan :
  a.User modeling
Perkembangan ICT dapat menyediakan beraneka ragam pilihan modelpembelajaran yang cocok dengan
gaya belajar, bakat dan minat masing-masingsiswa. Membentuk gaya belajarnya sendiri.
b.  Perangkat mobile
Mobile alatbaru meningkatkan akses ke dan penggunaan yang lebih sumber dayauntuk
mendukung kegiatan belajar, mengintegrasikan alat-alat cerdas danfleksibel dalam konteks pendidikan
merupakan prioritas untuk masa depan
c.Jaringan-akses
sumber jaringan penting untuk kemajuan dalam pembelajaran dan pengajaran diabad 21, membantu
meminimalkan kesenjangan digital,berkaitan dengankomputasi berbasis cloud.

Empat fase perkembangan industri berdasar perkembangan teknologi yang terjadi di dunia
serta pengaruhnya terhadap pendidikan vokasi:

(1) Aplikasi mesin tenaga menggantikan tenaga manusia

Fase ini adalah pergeseran dari pertanian ke fase revolusi industri dimana banyak menyerap
pekerja tak trampil, eksploitasi terhadap pekerja anak dan wanita, serta dominasi motif
keuntungan ekonomi dalam indutri (Thompson, 1973). Salah satu penanda utama era ini
adalah bertumbuhannya pabrik-pabrik yang mempekerjakan buruh murah dan industrialis
yang hanya mengejar keuntungan semata. Pendidikan vokasi tidak bisa berperan banyak
dalam fase ini karena yang dibutuhkan industri sebagian besar adalah tenaga tak trampil.
Namun tetap dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk pembuatan, perawatan dan
troubleshooting pabrik dan mesin industri. Sayangnya pendidikan vokasi belum bisa berperan
karena struktur sistem pendidikan belum terbangun baik pada era ini.

(2) Produksi barang-barang secara massal melalui ban berjalan

Fase ini (dimulai tahun 1800an) ditandai dengan menurunnya peran para craftman diganti
oleh operator mesin di pabrik. Craftman bergeser menjadi teknisi pabrik. Pekerjaan di pabrik
semakin sempit lingkup tugasnya (semacam spesialisasi). Pekerja tak trampil masuk kerja
tanpa pendidikan vokasi sama sekali. Pemilik pabrik sangat kecil kepeduliannya terhadap
pengembangan kualitas pekerja (Thompson, 1973). Pendidikan vokasi tidak banyak berperan
karena yang dibutuhkan industri sebagian besar adalah tenaga tak trampil. Demikian juga
untuk kebutuhan teknisi pabrik yang banyak diisi oleh craftman yang mengembangkan diri
dengan pola pemagangan secara mandiri dan tidak terkait dengan pendidikan formal.
(3) Otomatisasi menggantikan tenaga manusia pada ban berjalan

Fase ini dimulai tahun 1920, maju pesat tahun 1940. Mitos bahwa otomatisasi mengambil
alih sepenuhnya peran pekerja manusia adalah tidak benar. Yang tergerus adalah pekerjaan
klerikal dan operasional rutin, namun pekerjaan baru lain muncul yaitu pekerjaan perawatan
dan teknik. Pendidikan vokasi makin berperan karena dibutuhkan persiapan lebih matang dan
lama untuk masuk ke dunia kerja (Thompson, 1973). Tantangan semakin besar bagi
pendidikan vokasi karena semakin kompleksnya ketrampilan yang dibutuhkan para pekerja,
diperlukan program yang lebih intensif dan lama. Namun di sisi lain pekerjaan di era ini
cenderung monoton dan tidak memerlukan banyak kreatifitas. Ini ikut mempengaruhi
pendidikan vokasi saat itu.

(4) Pengenalan bahan dan proses industri yang baru dan trend miniaturisasi

Fase ini dimulai tahun 1970an. Ditandai dengan berkembangnya bahan plastik dan sintetis
serta miniaturisasi yang mendorong perkembangan teknologi mikroprosesor dan revolusi
dunia komputer, mengakibatkan perubahan besar dalam teknologi komunikasi secara global.
Perdagangan meledak, bidang yang berkembang adalah marketing dan business inventory
(Thompson, 1973). Pendidikan vokasi semakin berperan karena munculnya banyak jenis
pekerjaan baru yang semakin kompleks dan berbasis teknologi tinggi. Terjadi perpaduan
makin erat antara ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Pendidikan vokasi berkembang
baik di level sekolah menengah dan juga perguruan tinggi untuk dapat memasok kebutuhan
SDM industri secara penuh.

Karakteristik knowledge workres 

 Memiliki pengetahuan faktual dan teoritis

Knowledge Worker fasih dengan informasi faktual dan teoritis tertentu. Misalkan Guru
sekolah memiliki informasi mengenai materi pelajaran khusus, strategi pengajaran, dan teori
belajar. sales representative memerintahkan pengetahuan faktual tentang produk dia menjual
dan pengetahuan teoritis tentang bagaimana pelanggan tertarik pada produk
tersebut. Knowledge Worker mungkin perlu pendidikan formal untuk menguasai informasi
yang dibutuhkan untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu. Karena pengetahuan selalu
diciptakan dan karyawan akan memperoleh informasi tambahan secara terus menerus.

 Mencari dan mengakses informasi


Suatu ketika masyarakat  membutuhkan informasi tergantung pada pengetahuan yang terus
berkembang dan berubah, karena itu Knowledge Worker harus tahu bagaimana untuk secara
mandiri mengidentifikasi dan menemukan materi, karyawan perlu tahu mana sumber
memberikan informasi yang mereka butuhkan dan bagaimana menggunakan sumber-sumber
ini dalam rangka untuk mencari informasi dengan benar.

 Kemampuan untuk menerapkan informasi


Knowledge Worker menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan, memecahkan
masalah, menulis, menuangkan ide dan menghasilkan ide. Penggunaan penalaran analogis
dan penilaian relevansi memungkinkan karyawan dapat menjawab permasalahan. Penalaran
analogis adalah pengetahuan berbasis proses pemecahan masalah di mana orang menerapkan
informasi dengan pada situasi baru. Relevansi penilaian adalah proses dimana individu
memutuskan apakah pengetahuanyang telah ada berlaku untuk masalah yang dihadapi.

 Memiliki keterampilan komunikasi


Knowledge Worker ditandai dengan kontak dekat dengan pelanggan, supervisor, bawahan,
dan rekan satu tim. Keberhasilan Knowledge Worker menyajikan dengan jelas, dalam kata
lisan dan tulisan, baik informasi faktual dan teoritis. Para karyawan ini mendengarkan dengan
pemahaman dan meminta penjelasan ketika mereka tidak mengerti apa yang dikatakan
kepada mereka. Knowledge Worker harus dapat berbicara, membaca, menulis dan
mendengarkan.  

 Motivasi
Sifat Knowledge Worker membutuhkan perkembangan terus-menerus, dalam hal penguasaan
informasi dan pengembangan keterampilan, harus mampu dan tetap tertarik untuk mencari
informasi, menghafal informasi itu, dan menerapkannya pada pekerjaan mereka. Karena
perkembangan teknologi baru menarik Knowledge Worker untuk mengubah terus cara
mereka menyelesaikan pekerjaan mereka, orang-orang harus mempertahankan keinginan
untuk menerapkan bakat mereka terhadap menggabungkan informasi baru dan teknologi baru
ke dalam pekerjaan mereka.

 Kemampuan intelektual
Knowledge Worker harus memiliki kemampuan intelektual untuk memperoleh keterampilan.
Kapasitas intelektual tersebut termasuk mereka yang peduli dengan, mengelolah pemahaman,
dan penerapan informasi khusus. Orang yang melakukan knowledge work harus memiliki
kemampuan yang dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan komunikasi yang tepat dan
belajar bagaimana untuk mencari tahu di mana dan bagaimana informasi dapat ditemukan.
Pekerja pengetahuan mampu belajar membaca dan menulis untuk melakukan penalaran
abstrak. Mereka juga memiliki kapasitas intelektual untuk memahami nilai yang telah
diperoleh dan mempertahankan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka.

Menurut Malhotra (1998), knowledge worker diperlukan untuk mempermudah dan


memeprcepat dalam aplikasi teknologi baru ke dalam konteks bisnis. Hal tersebut dibutuhkan
agar knowledge worker dapat mendelegasikan tugas-tugas yang dapat diprogram ke
teknologi, sehingga dapat mengkonsentrasikan waktu dan usaha pada aktivitas-aktivitas yang
menambah nilai.

D.SIMPULAN

Bahwa tantangan yang akan dihadapi pendidikan kejuruan akibat perkembangan teknologi
dan K-worker sangat berpengaruh, sehingga siswa kejuruan harus mempersiapkan diri untuk
menciptakan peluang untuk menjadi SDM yg tanggguh dan siap bersaing.

E.SUMBER ARTIKEL JURNAL

1.Emerging Educational Technologies and


R e s e a r c h D i r e c t i o n s .J . M i c h a e l S p e c t o r D e p a r t m e n t o f L e a r n i n g
Technologies,UniversityofNorthTexas,USA
2. Horizon Report dan Roadmap For Educational Technology,Spector

3. Doolittle & Camp. 1999. Constructivism : The Career and Technical Education
Perspective, Journal of Vocational and Technical Education Volume 16, Number1.

4. Finch & Crunkilton. 1999. Curriculum Development in Vocational and Technical


Education, Planning, Content, and Implementation. United State of America : Allyn & Bacon
A Viacom Company.

5. Finlay, Niven,& Young. 1998. Changing Vocational Education and Training an


International Comparative Perspective . London : Routledge

Anda mungkin juga menyukai