Disusun Oleh :
Kelompok 6/A1
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Dari makalah ini kami memiliki tujuan, antara lain:
1. Menelaah lebih dalam mengenai ekologi
2. Memahami peran manusia dala pembangunan berbasis ekologi
3. Memahami pembangunan berbasis ekologi
BAB II
Pembahasan
2.1 Ekologi
Sejak dalam kandungan induk, suatu organisme sudah mulai
berhubungan dengan alam lingkungan. Proses hidup yang mengantarnya
pada kehidupan lebih lanjut, dimulai dari perkembangannya dalam rahim
induk. Selanjutnya, ketika organisme tersebut lahir tidak berhenti
berhubungan dengan lingkungannya. Organisme tersebut mulai berkembang
dan berinteraksi lebih lanjut dengan lingkungan.
Perkembangan makhluk hidup sangat membutuhkan lingkungannya,
dimulai dari hirupan oksigen dalam lingkungan menuju alat pernafasannya,
asupan makanan alam menuju alat pencernaannya. Namun bukan hanya
hubungan fisiologis saja yang terjalin, ada hubungan menyeluruh yang
terjadi, seperti hubungan psikologis. Hubungan tersebut mengharuskan
makhluk hidup mengadakan pembangunan dan perkembangan lingkungan
untuk tetap bertahan hidup. Sebelum membahas mengenai ekologi, harus
ditelaah terlebih dahulu mengenai konsep ekologi.
Ada juga tokoh yang memberikan definisi ekologi sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan mereka
(Dasman, Milton, Freeman, 1973). Jadi, fokus ekologi adalah hubungan
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Erlich dan kawan-kawan
memberi batasan pada hubungan tersebut dalam mengartikan ekologi
sebagai subdisiplin dari biologi yang mempelajari interaksi antara
organisme dengan lingkungan mereka pada populasi, komunitas dan level
ekosistem (Erlich dkk, 1973).
Unsur kedua setelah makhluk hidup yang tidak terlepas dari konsep
ekologi adalah “lingkungan”. Menurut Prof. Dr. Otto Soemarwoto ,
Lingkungan adalah segala sesuatu di sekeliling organisme yang berpengaruh
pada kehidupannya (Otto Soemarwoto, 1985). Dalam Undang-Undang RI,
Nomor 4 tentang Ketentun-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
tahun 1982 dijelaskan “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya , keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”. Dari konsep
lingkungan tersebut maka lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Lingkungan alam
b. Lingkungan sosial
c. Lingkungan budaya
Bentuk tabu dan pantangan itu antara lain mengangkerkan hutan, pohon-
pohon tertentu dan bagian lingkungan perairan tertentu. Tabu yang kita
bahas tadi merupakan bentuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini juga
menunjukkan keunikan manusia yang hidup didalam lingkungannya.
Menjaga dan melestarikan hewan dan tumbuhan juga memiliki suatu nilai
ekologi. Karena merupakan bentuk menjaga kelestarian alam dan menjaga
rantai makanan yang ada di alam agar selalu seimbang.
Tetapi dengan tidak berbuat sesuatu pun akan ada orang yang setuju dan
tidak setuju. Dan apabila kita tidak berbuat sesuatu, jadi menghentikan
pembangunan, kita akan terlanda oleh risiko lingkungan, sehingga mutu
hidup kita akan terus merosot. Karena itu, keputusan untuk membangun
harus diambil. Masalahnya bukanlah membangun atau tidak membangun,
melainkan bagaimana membangun agar sekaligus mutu lingkungan-dan
dengan demikian mutu hidup-dapat terus ditingkatkan. Pembangunan itu
berwawasan lingkungan Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL)
merupakan alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Waduk yang terbentuk akan menggenangi desa, sawah, ladang, dan jalan.
Mungkin pula hutan dan candi akan tergenang. Perkembangan dan sistem
pasar rusak. Lapangan pekerjaan banyak yang hilang. Sementara itu banyak
orang tidak mau ditransmigrasikan dan ingin tinggal di daerah itu. Karena
itu tekanan penduduk terhadap lahan meningkat. Bahaya erosi dan
kerusakan tata air bertambah.
Mengingat masalah sosial yang tidak akan pernah lenyap, dan mengingat
pula bahwa pembangunan yang menunjang kesejahteraan masyarakat tidak
akan pernah berhenti, maka pendekatan ekologi baik bagi kepentingan
preventif, refresif, dan rehabilitatif maupun untuk pembangunan, tetap akan
berperan. Apalagi jika diingat bahwa populasi manusia akan terus
berkembang, sedangkan sumber daya lingkungan cepat atau lambat akan
sampai kepada batas kemampuan daya dukungnya.
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Soemarwoto, Otto, 1991, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : PT.
Penerbit Djambatan.
Soeriaatmadja,R.E, 1997, Ilmu Lingkungan, Bandung : ITB.
Slamet, Juli Soemirat, 2006, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta : Gadjahmada
University Press.
Sumaatmadja, Nursid DR., 1989, Studi Lingkungan Hidup, Bandung : PT.Alumni.
http://anindika202.blogspot.co.id/2012/01/pembangunan-berbasis-ekologi.html#!/
2012/01/pembangunan-berbasis-ekologi.html