Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL OBSERVASI

KAJIAN LINGKUNGAN HDUP


(KLH)
Dosen Pengampu :
Dr. Kasmudin Mustapa, S.Pd, M.Pd

Di Susun Oleh :
Nama Eva Yundari
NIM A 401 18 228
Kelas E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengetahuan lingkungan merupakan pengetahuan yang mengkaji hubungan


makhluk hidup dengan lingkungannya dalam hubungannya dengan dampak kegiatan
manusia serta berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ruang lingkup
pengetahuan lingkungan itu sendiri meliputi segala permasalahan yang melingkupi
umat manusai, yang terdiri dari lingkungan biotik, abiotik, sosial, budaya, ekonomi
dan sebagainya.
Lingkungan adalah suatu sistem yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan organisme. Artinya, tanpa adanya lingkungan, suatu organisme tidak
akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini, faktor lingkungan
memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup organisme. Secara garis besar,
faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor
abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan,
dan lain-lain.
Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar
bagi suatu organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor
lingkungan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu,
cahaya, udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan
yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
faktor lingkungan sangat diperlukan. Sehingga kita dapat mengetahui faktor-faktor
lingkungan beserta peranannya bagi kehidupan.
Lingkungan merupakan kompleks dari faktor yang saling berinteraksi satu
dengan lainnya, tidak saja antara faktor-faktor biotik dan abiotik, tetapi juga antara
biotik maupun abiotik itu sendiri, sehingga sulit untuk memisahkan satu faktor
terhadap faktor-faktor lainnya tanpa mempengaruhi kondisi keseluruhannya
Faktor lingkungan abiotik merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi
pertumbuhan dan distribusi organisme. Berbeda dengan ekosistem terrestrial, faktor
abiotik pada ekosistem perairan menjadi faktor pembatas yang utama. Variasi nilai
faktor abiotik membuat ekosistem perairan selalu mengalami perubahan kualitas dan
kuantitas. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari
nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang
terlarut pada perairan tersebut.
Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara
keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis. Dengan
adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisik dan kimia suatu perairan
sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai dengan
kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan hal
tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam.
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup
sendiri, selalu memerlukan makhluk lainya dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainselalu berhubungan dan
mengadakan kontak saling menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil makhluk
hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk hidup ini disebuat
parasit.
Setiap makhluk hidup juga memerlukan tempat tinggal yang sesuai. Tempat
hidup beserta segala sesuatu yang terdaoat di sekitar makhluk hidup disebut
lingkungan. Didalam lingkungan yang sesuai, makhluk hidup mendapatkan
kebutuhan hidupnya dan menyatu dengan apa yang ada. Tempat makhluk hidup biasa
hidup dan berkembang disebut habitat.
Didalam habitatnya makhluk hidup senantiasa berinterkasi dengan
lingkungannnya. Kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
dikenal dengan nama Ekosistem. Ilmu yang mmpelajari ekosistem adalah Ekologi.
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organisme kehidupan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada observasi di
dua tempat yakni didaerah pemukiman dan daerah danau adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengamati keadaan abiotic tanah atau lahan, air dan atmosfer
pada suatu daerah.
2. Untuk mengamati perkembangan sosial dan budaya masyarakat sekitar
3. Untuk mengamati sekaligus turun langsung kesuatu daerah menjalin
kmunikasi dan mengenal masyrakat sekiar

1.3. Tujuan
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui keadaan abiotik tanah atau
lahan, air serta atmosfer pada suatu daerah sehingga sosial budaya dan keadaan
sekitar daerah tersebut dapat diamati dengan fakta sekaligus kejadian yang real.

1.4. Manfaat
Dengan diadakannya observasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan tambahan informasi bagi mahasiswa sebagai ilmu atau
informasi ilmiah
2. Sebagai pengetahuan tambahan bagi mahasiswa
3. Sebagai bahan informasi tambahan mengenai suatu daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka


2.1.1. Pengertian Kajian Lingkungan Hidup
Makhluk hidup dan lingkungannya adalah dua hal yang tak terpisahkan dan
saling membutuhkan. Hamparan samudera, bukit, pegunungan, sungai, danau,
semuanya merupakan bagian dari lingkungan alam. Lingkungan alam sendiri
merupakan salah satu bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan hidup mencakup
seluruh lingkungan alam seperti lingkungan fisik, biologi, dan sosial. Itulah mengapa
pengertian lingkungan hidup lebih luas daripada lingkungan alam (Furqan rade,
2012).
Kajian lingkungan hidup adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan atau kebijakan, rencana, dan program. Kajian lingkungan hidup adalah proses
sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi – konsekuensi terhadap lingkungan hidup
dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau program (KPR) dalam rangka
memastikan adanya pertimbngan LH yang tepat dan dilaksanakan pada tahapan
sedini/seawal mungkin dari proses pengambilan keputusan KPR selain pertimbangan
ekonomi dan social (Moh zein, 2015).
Lingkungan Hidup menurut Undang- Undang bukan hanya mempengaruhi
kelangsungan kehidupan tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan makhluk hidup.
Tanpa lingkungan kita tidak akan bisa untuk hidup normal karena lingkungan hidup
merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan untuk pertumbuhan, karakter
dan bisa pula untuk kesehatan. Apabila lingkungan yang kita tempati keadaanya
sangat kotor maka banyak masalah yang akan timbul dari mulai terserang penyakit
dan kematian,hal itu di karenakan lingkungan di sekitar mereka yang tidak layak
untuk di tinggali ataupun lingkungannya kurang memadai.
2.1.2. Pengertian Abiotik dan Peranan Komponen Abiotik
Faktor abiotik merupakan salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan
yang mempengaruhi organisme. Komponen abiotik adalah komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk tak hidup atau segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti
tanah, udara, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi (Mutia widi, 2012).
Faktor abiotik pada ekosistem perairan menjadi faktor pembatas yang utama.
Variasi nilai faktor abiotik membuat ekosistem perairan selalu mengalami perubahan
kualitas dan kuantitas. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi
dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan
gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai
penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan
produktivitas biologis (Saiful rizal, 2014).
Menurut Muhammad hasan, 2012 Komponen Abiotik adalah komponen
ekosistem yang berupa benda-benda tidak hidup seperti tanah, air, udara, cahaya,
suhu, serta kondisi geografi seperti kelembaban, arus angin, pH, iklim, topografi, dan
arus air. Adapun peranan dari komponen abiotik yaitu :
a. Suhu
Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk kelangsungan
hidupnya. Hal ini di sebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh organisme
dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Pada umunya organisme senang
hidup di tempat yang suhunya anatar 0º - 40ºC sebab pada suhu di atas 40ºC
kebanyakan protein akan terurai dan rusak . adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi variasi suhu adalah lamanya penyinaran, kedudukan matahari
terhadap bumi, dan cuaca

b. Cahaya Matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena sinar
matahari menentukan suhu. Cahaya matahari merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintensis. Tidak
semua spektrum sinar matahari berguna unruk fotositensis, hanya spektrum
merah, nila dan biru dibutuhkan dalam fotodintensis.

c. Air
Air merupakan terhadap ekositem karena air dibutuhkan untuk
kelasungan hidup organisme. Beberapa fungsi air adalah :
1) Sebagai penyusun tubuh organisme
2) Sebagai pelarut mineral-mineral
3) Sebagai media tempat kehidupan menghuni air
4) Sebagai habitat makhluk hidup menghuni air
5) Beberapa dalam proses fotosintensis
6) Mengabsorbsi temperatur dengan baik dalam tanaman
7) Menciptakan situasi temperatur yang konstan.

d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya berbeda. Manusia
dapat memanfaatkan tanah lebih besar dari pada organisme lain. Perlakuan
manusia yang berlebihan pada tanah menyebabkan hilangnya kesuburan tanah
dan tanah menjadi gersang. Tanah terbentuk dari proses penghancuran atau
pelapukan dari batuan induk menjadi bentuk-bentuk berupa partikel yang
sangat halus. Hujan, angin, suhu, aliran sungai, salju serta lumut kerak
(Lichenes) merupakan faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya
tanah. Proses ini dikenal dengan istilah hancuran iklim.

e. Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan
tanah. Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan
kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan
diperlukan oleh mkhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbeda-beda.

f. Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%),
oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen
diperklukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan
mahluk hidup untuk bernapas. Karbin dioksida digunakan tumbuhan utnuk
fotosintesis.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Observasi


3.1.1 Lokasi Observasi Pertama
Observasi pertama ini dilaksanakan di RT/RW 002/002 Desa Eununi,
Kecamatan Palolo. Kab. Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, yang dimulai pada tanggal
20-Desember-2019.

3.1.2 Lokasi Observasi Kedua


Observasi kedua dilaksanakan di daerah Sedoa, Lore Utara, Kab Poso,
Provinsi Sulawesi Tengan. Masyarakat sekitar menyebut objek wisata Danau
Tambing.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada observasi:
1. Alat tulis
2. Pengukur Kelembapan
3. Pengukur Air
4. Pengukur Tanah
5. Pengukur Udara
6. Pengukur Cahaya

3.3 Prosedur Kerja


a) Mengamati dan bentuk lahan apakah bentuk lahan mengalami
perubahan bentuk lahan yang parah, sedang, ringan, atau tidak ada
tanda-tanda perubahan.
b) Mengamati penutupan oleh tumbuhan apakah kurang dari 10 %,
antara 10-25 %, 26-50 %, 51-75%, 75 %.
c) Mengamati ketebalan humus apakah tidak ada humus, kurang dari 5
cm, antara 5-10 cm, antara 10-20 cm, atau lebih dari 20 cm.
d) Mengamati keadaan air tanah apakah drainase jelek sekali, drainase
jelek, drainase baik, atau drainase baik dan tanah bergembur.
e) Mengamati sumber mineral apakah terjadi eksploitasi besar-besaran,
cukup besar, belum merusak lingkungan, sedikit dieksploitasi, atau
belum dieksploitasi.
f) Mengamati ketetapan ekosistem apakah tidak mantap, mantap kalau
ada pengelolaan intensif, mantap kalau ada yang ringan, agak mantap,
atau mantap relatif.
g) Mengamati produktivitas apakah rendah sekali, rendah, sedang, atau
tinggi.
h) Mengamati keadaan warna air apakah hitam cokelat, agak cokelat,
kuning, agak kuning, atau terang.
i) Mengamati rasa dari air apakah asin, payau, asam, agak asam, atau
tawar.
j) Mengamati bau dari air apakah sangat berbau, berbau kalau dicium
langsung, berbau tanpa dicium, agak berbau, atau tidak berbau.
k) Mengamati kekeruhan air apakah keruh berlumpur, keruh, agak
keruh, bening dan berwarna, atau bening tak berwarna.
l) Mengamati kelangsungan air apakah musim kemarau kering, musim
kemarau panjang menjadi kering, musim kemarau perairan lebih
sedikit, atau tak ada perubahan volume air.
m) Mengamati eutrofikasi apakah sudah ada pendaratan, ada tumbuhan
air, atau digotrof.
n) Mengamati keadaan suhu udara apakah lebih dari 350C, antara 310C –
350C, antara 280C – 300C, antara 250C – 270C, antara 180C – 240C.
o) Mengamati tingkat kecerahan apakah siang dan sore berkabut, sore
berkabut, pagi berkabut, pandangan jauh kurang jelas, tembus
pandang jauh dan jelas.
p) Mengamati penyinaran matahari apakah terlihat 2 jam, 3 jam – 5 jam,
6 – 8 jam, 9 – 10 jam sehari, terlebih dari 10 jam sehari.
q) Mengamati musim hujan dalam setahun apakah desember – februari,
maret – april, mei – juni, juli – agustus, September – November.
r) Mengamati kelembapan apakah dibawah 40 %, 40 % - 50 % : 90 % -
100%, 51 % - 60 % : 80 % - 88 %, 81 % - 89 % : 71 % - 70 %, atau
70 %.
s) Mencatat hasil pengamatan ke dalam laporan Sementara.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Hasil Observasi


4.1.1. Tabel keadaan lingkungan

No. Waktu Suhu


1. Pagi 23˚C

2. Siang 26˚C

3. Malam 22˚C

4.1.2. Tabel Tanah/Lahan

No Pertanyaan Jawaban
Bentuk Lahan Ada gejala perubahan bentuk
1.
lahan
Penutupan Lebih dari 75 %
2.
oleh Tumbuhan
3. Tebal humus Kurang dari 5 cm
Air tanah Drainase sedang, kurang gembur,
4.
waktu kering tidak retak
Sumber mineral Adanya eksploitasi tapi belum
5.
merusak lingkungan
6. Ketetapan ekosistem Agak mantap
7. Produktivitas Tinggi, tertutup hutan primer
4.1.3. Tabel Air

No. Pertanyaan Jawaban


1. Warna Agak Kuning
2. Rasa Tawar
3. Bau Agak berbau saat dicium
4. Kekeruhan Bening dan Berwarna
Musim kemarau ada perubahan tapi
5. Kelangsungan
tidak sampai kering
Digotrof, air jernih sedikit tumbuhan
6. Eksploitasi
air

4.1.4 Tabel Atmosfer

No. Pertanyaan Jawaban


1. Suhu udara Suhu udara antara 190C
2. Tembus pandang Pagi berkabut
3. Penyinaran matahari Terlihat 3 jam sampai 5 jam sehari
4. Musim hujan Desember-Februari
5. Kelembapan 81 % smapai 89% : 71 % sampai 70 %
4.2. Pembahasan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan
hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Joe hart, 2013).
Keadaan Abiotik di Desa Eununi masuk dalam kriteria “Baik”. Hal ini dilihat
dari Tanah/Lahan yang ada disekitar desa Eununi, dimana bentuk lahan di desa
Eununi, ada gejala perubahan bentuk lahan yang sedang. Adanya bentuk lahan yang
sedang pada daerah yang diamati yaitu gejala adanya perubahan bentuk lahan yang
sedang ini, dapat dilihat dari adanya pemukiman penduduk yang mempengaruhi
bentuk lahan, sedangkan area lahan diluar permukiman penduduk tidak terjadi
perubahan bentuk lahan atau masih alami.
Penutupan oleh tumbuhan, lebih dari 75 %. Hal ini dikarenakan daerah ini
lebih mendominasi tumbuh-tumbuhan (pohon-pohon) daripada peraturan yang ada,
dimana terdapat area tertentu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tebal humus, antara 5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa daerah ini memiliki tingkat
kesuburannya sedang yang ditandai dengan adanya perkebunan coklat dan kopi.
Sedangkan untuk perkebunan lainnya yang membutuhkan kesuburan yang tinggi
tidak terdapat pada daerah ini seperti : jagung dan padi.
Pada desa Eununi memiliki air tanah dengan drainase sedang, kurang gembur,
waktu kering tidak tidak retak. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan
yang ditandai dengan adanya tumbuhan-tumbuhan tertentu yang dapat hidup didaerah
tanah yang kurang gembur. Waktu kering tidak retak karena daerah ini terletak di
ketinggian dengan kelemahan yang tinggi.
Adanya Sumber mineral dengan eksploitasi tapi belum merusak lingkungan.
Hal ini ditandai dengan suasana dan keadaan daerah ini masih asri dan alami
walaupun telah dieksploitasi dengan adanya perkebunan coklat atau kopi, tetapi tidak
secara berlebihan sehingga tidak merusak lingkungan.
Ketetapan ekosistem, mantap karena ekosistem dari desa ini dapat dilihat dari
adanya ekosistem danau (Danau Tambing). Produktivitas pada desa Eununi masih
tinggi yang ditandai dengan adanya keanekaragaman jenis pohon, dan mendominasi
di desa tersebut.
Pada pengamatan keadaan abiotik berupa air di desa Eununi didapatkan hasil
warna air pada daerah pengamatan memiliki warna air yang terang. Hal ini
dikarenakan mata air yang bersumber dari gunung dengan lokasi daerah ini berada
dibalik gunung dan masyarakat disekitarnya tidak mencemarinya. Pengamatan yang
kedua mengenai rasa air di desa Eununi, berdasarkan hasil pengamatan rasa pada air
yang berada di daerah pengamatan tawar. Hal ini disebabkan air yang diperoleh dari
danau. Dimana danau ini terletak dipegunungan sehingga jauh dari daerah laut dan
airnya tidak terkontaminasi.
Pengamatan yang ketiga mengenai kualitas air apakah air pada daerah tersebut
berbau atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan air pada desa Eununi agak berbau,
dikarenakan air tersebut sudah terkontaminasi dengan limbah-limbah sampah para
pengunjung. Pengamatan yang keempat mengenai kekeruhan air. Berdasarkan hasil
pengamatan tingkat kekeruhan air pada daerah pengamatan adalah sangat jernih yang
dalam artian airnya bening dan berwarna. Bening pada air dikarenakan air diperoleh
dari mata air dan dikatakan berwarna jika dilihat dari kejauhan.
Pengamatan yang kelima mengenai kelangsungan air. Dimana ketika musim
kemarau didaerah pengamatan terjadi perubahan tetapi tidak sampai kering,
dikarenakan daerah ini sangat dekat dengan pegunungan yang memiliki sumber mata
air. Pengamatan yang keenam mengenai pendangkalan. Adapun hasil pengamatan
eutrofikasi (pendangkalan) yang terjadi di danau desa Eununi termasuk digotrof. Air
jernih, sedikit tumbuhan air. Hal ini dikarenakan adanya aliran kecil dari sungai ke
danau dan pada danau tersebut terdapat sedikit tumbuhan air.
Pada pengamatan atmosfir yang pertama mengenai suhu udara. Suhu udara di
desa Eununi pada saat pengamatan berkisar antara 190C sampai 250C. Hal ini
menunjukkan suhu pada daerah ini tergolong dingin, disebabkan daerah ini terletak di
ketinggian. Pada saat pengamatan di desa Eununi tembus pandang pada saat pagi
berkabut. Hal ini dikarenakan suhu di daerah ini tergolong dingin khususnya di pagi
hari sehingga adanya kabut.
Di desa Eununi penyinaran matahari terlihat 3 jam sampai 5 jam sehari. Hal
ini dikarenakan desa Eununi ini dikelilingi oleh gunung sehingga penyinaran
matahari tidak berlangsung lama dan juga disebabkan oleh cuaca pada saat
pengamatan mendung (musim penghujan). Musim penghujan dalam setahun pada
desa Eununi yaitu dari bulan desember sampai februari. Hal ini disebabkan karena
pada saat praktikum dilaksanakan bulan april. Sehingga dikatakan musim hujan
Desember-Februari karena merupakan musim penghujan.
Kelembapan di desa Eununi tergolong 51 % sampai 60 % : 80 % sampai 88
%. Kelembapan ini menunjukkan bahwa daerah ini tergolong daerah yang lembap
termasuk daerah yang dingin.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi mengenai kajian lingkungan hidup di dua daerah
yang berbeda yakni di daerah permukiman masyarakat dan daerah objek wisata
Danau tambig, maka kesimpulan yang diperoleh dari observasi ini yaitu :
a) Kajian lingkunag hidup adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan atau kebijakan, rencana, dan program.
b) Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
c) Faktor abiotik merupakan salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan
yang mempengaruhi organisme. Komponen abiotik adalah komponen
lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup atau segala sesuatu yang tidak
bernyawa seperti tanah, udara, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi.
d) Keadaan Abiotik di Desa Eununi masuk dalam kriteria “Baik”. Hal ini dilihat
dari Tanah/Lahan yang ada disekitar desa Eununi, dimana bentuk lahan di
desa Eununi, ada gejala perubahan bentuk lahan yang sedang. Memiliki
tingkat kesuburannya sedang yang ditandai dengan adanya perkebunan coklat
dan kopi serta persawahan yang cukup luas.
5.2. Saran
a) Saran untuk masyarakat Eununi dapat memanfaatkan semua lahan yang ada
disana dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tata guna
lahan dapat digunakan secara optimal
b) Saran untuk pemerintah daerah setempat hendaknya memeberikan mtivasi
dan bimbingan serta membantu masyarakat dalam hal peningkatan
pengolahan pertanian agar dapat menjadi petani modern.
c) saran unuk mahasiswa serta penulis selanjutnya agar lebih sering berkunjung
dan memilih tempat tertentuk untuk menyalurkan pengetahuan dan informasi
mengenai kemajuan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Rade Furqan, 2012. Ruang Lingkup Lingkungan.

Hart joe, 2013. Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup.


http://joehart.blogspot.com (Di unduh pada tanggal 22 Desember 2019, pukul
18:00).

Hasan Muhammad, 2012. Laporan Pengetahuan Lingkungan.


http://muhhasannab.blogspot.com (Di unduh pada tanggal 22 Desember 2016,
pukul 16:00).

Zein Moh, 2015. Kajian Lingkungan Hidup

Widi Mutia, 2012. Biotik dan Abiotik

https://cameliaflorikaada.blogspot.com/p/babi-pendahuluan-1_21.html
LAMPIRAN

Gambar 1.1 : Wawancara terhadap masyarakat Desa Eununi, Kec. Palolo, Kab. Sigi.

Gambar 1.2 : Foto Bersama Observasi Didaerah Objek Wisata Danau Tambing Kab.
Poso

Anda mungkin juga menyukai