Anda di halaman 1dari 11

RUANG KOLABORASI

KASUS IBU ATI


KELOMPOK SEL
1. NILUH SADIANI
2. INES PRISKILA DJALEHA
3. PUTRI ROSITA DEWI
4. SHOFIYAH WIDDAYANTI
KASUS IBU ATI
Ibu Ati adalah seorang guru sekolah dasar di Kota Palu. Saat
pertama kali menjadi guru di sekolah tempatnya mengajar
Ibu Ati ditempatkan di kelas 1. Ibu Ati menyadari bahwa
tugasnya tidak mudah karena harus berhadapan dengan
siswa yang baru nilai melepaskan diri dari orangtuanya dan
mulai belajar mandiri. Rata-rata siswa di kelas 1 masih
sangat manja, butuh perhatian dan beberapa siswa suka
emosi, mengganggu teman, bertengkar hanya karena
persoalan sepele. Sebagai seorang guru yang baru diangkat,
Ibu Ati tentu saja harus membiasakan dan mencari solusi
yang tepat agar pembelajaran di kelasnya dapat terlaksana
dengan baik dan efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran
di kelas 1.
Hal yang dilakukan Ibu Ati terkait Langkah
pertama CASEL untuk kasus tersebut.

Self-awareness (Kesadaran diri)


Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
• Melakukan refleksi diri : sebagai seorang guru Ibu Ati perlu
memahami emosi dan pengendalian dirinya Ketika menghadapi
emosi peserta didik, dan memahami kemampuan social dan
pemecahan masalah Ketika menghadapi situasi tertentu.
• Melakukan refleksi terhadap diri peserta didik: guru perlu memahami
karakteristik dan perkembangan social emosional peserta didik sesuai
jenjang usianya. Guru meningkatkan rasa empati terhadap peserta
didik.
Cara Ibu Ati harus mengatur emosi baik emosinya sendiri
1. Mengendalikan Pikiran dan Merilekskan Tubuh dengan Berusaha menyadari setiap kali
merasa emosi, Bernapas dalam-dalam untuk menenangkan diri, Rilekskan otot untuk
menghilangkan ketegangan tubuh dan mental serta Bayangkan Anda berada di tempat
yang aman dan tenang.
2. Mengonfrontasi Emosi yang dirasakan dengan Menentukan emosi yang Anda rasakan,
Pikirkan apa yang mampu Anda lakukan untuk mengatasi masalah, dan Mentukan cara
terbaik untuk mencapai apa yang diinginkan.
3. Merespons Emosi secara Sehat dengan Tidak memberikan respons jika seseorang membuat
Anda kesal, Rilekskan diri jika mulai marah atau kesal, dan Hindari situasi yang memicu
perasaan negative.
4. Berkomunikasi dengan Asertif dan Percaya Diri dengan Ungkapkan perasaan dengan lugas
dan percaya diri, Gunakan kata "saya" atau "aku" untuk menyampaikan pendapat agar
orang lain tidak merasa dipersalahkan, Mintalah orang lain menjelaskan perspektifnya dan
Jangan menggunakan kata-kata yang menilai, misalnya "seharusnya" atau "semestinya”.
5. Melakukan Aktivitas Fisik yang Menenangkan dengan Berolahragalah secara teratur untuk
merilekskan diri dan menenangkan pikiran, Manfaatkan berbagai indra dengan cara baru
untuk merilekskan tubuh, Sentuhlah tubuh dengan lembut dan Lakukan meditasi secara
rutin.
Cara Ibu Ati harus mengatur emosi baik emosi
siswa

1. Ajarkan Cara Menenangkan Diri


2. Ajari Cara Mengungkapkan Perasaan
3. Ajari Untuk Tidak Memendam Marah
4. Empati Pada Anak
5. Berikan Contoh Baik
6. Ajarkan Untuk Menjauhi Penyebab Emosi
7. Hindari Menghukum Anak
8. Bicarakan Tentang Emosi dan Perasaan
9. Ajari Cara Mengenali Perasaan orang Lain
10.Ajarkan Cara Menyelesaikan Masalah
11.Belajar Mendengarkan
KEPUTUSAN YANG DAPAT DIJADIKAN SOLUSI BAGI
PERMASALAHAN DI KELAS IBU ATI

1. Memberikan tanggungjawab,
2. Memberikan contoh baik kepada anak,
3. Melatih anak untuk mandiri,
4. Membantu anak mengenali dirinya (potensinya),
5. Ajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya.
6. Mengajarkan anak mengendalikan diri
7. Melibatkan anak di setiap kegiatan pembelajaran
8. Mendengarkan perasaan anak
9. Guru bersikap tegas kepada peserta didik
SKENARIO

Peran:
Shofia sebagai guru
Ines sebagai anak yang suka mengganggu dan mencari perhatian
Niluh sebagai anak yang emosi meledak-ledak
Putri sebagai anak yang sangat manja
KASUS:
Ines mengganggu niluh yang sedang belajar
Putri selalu meminta bantuan guru untuk hal-hal kecil seperti
merautkan pensil, mencarikan pensil di tempat pensilnya.
SKENARIO
• Guru masuk kelas dan memulai pelajaran, guru memberikan
tugas kepada peserta didik
• Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru
• Pada saat mengerjakan tugas putri selalu maju ke temapat
duduk guru untuk meminta bantuan untuk hal-hal sepele seperti
meraut pensil, mencarikan pensil di tempat pensil.
• Guru membantu putri tetapi guru juga mengajarkan putri untuk
meraut pensil dan mencari pensil di dalam tempat pensil.
• Putri tidak mau melakukannya, dan lebih suka guru yang
membantunya
• Guru menasihat putri dan menyuruh putri untuk melakukannya sendiri, guru

memberikan rasa percaya kepada putri kalau putri pasti bisa melakukannya.

• Ines mengganggu putri yang sedang belajar dan putri melaporkan ke guru.

• Guru memberikan teguran kepada ines agar tidak mengganggu teman dan

menyuruhnya menyelesaikan tugas.

• Ines mengajak Niluh bermain saat mengerjakan tugas.

• Guru memberikan peringatan lagi kepada ines, kemudian guru memberikan

tugas seperti membantu menghapus papan tulis.

• Tetapi ines tetap mengganggu niluh, ines merampas buku niluh sehingga

tugas yang dikerja menjadi tercoret.


• Niluh marah dan bertengkar dengan ines.

• Guru mengendalikan emosi dengan menarik nafas, kemudian melerai

pertengkaran ines dan Niluh

• Guru mengarahkan peserta didik untuk mengendalikan emosi dengan

mengarahkan anak duduk dengan nyaman, menarik nafas dan

menenangkan diri.

• Guru mencari penyebab pertengakaran dengan menanyakan ines dan niluh.

• Guru mengarahkan ines dan niluh untuk bersalam dan saling meminta

maaf.

• Guru mengarahkan peserta didik menyelesaikan tugas.


SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai