Anda di halaman 1dari 19

Teknik Mendengar Aktif dan

Bertanya
Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psi.
Danika Nurkalista, M.Psi., Psi.
Yayasan Pulih 2014
MENDENGAR AKTIF
Mendengar Aktif
• 1. Menunjukkan bahasa tubuh yg sesuai
• 2. Menggunakan respon minimal
• 3. Pernyataan reflektif
• 4. Menyimpulkan
• Kunci mendengar aktif : Empati, tidak terburu-buru
menyimpulkan.
1. Bahasa Tubuh yg Sesuai
• Lakukan sikap tubuh yg ssi dengan anak dan membuat
anak nyaman.
• Cth :
– Duduk di lantai bersama anak
– Menyesuaikan kecepatan suara dan nada suara
– Kontak mata, sesuai kenyamanan anak
2. Respon Minimal
• Otomatis dilakukan jika kita banyak mendengarkan
daripada berbicara  Menunjukkan kita memperhatikan
pembicaraan anak
• Membuat anak semakin nyaman utk bercerita lbh panjang
• Berikan secara proporsional jgn berlebihan
• Contoh :
– Ya…
– Oke…
– Hmm…
– Benar…
– (mengangguk, kontak mata)
– Saya paham maksudmu, iya saya ngerti…
3. Pernyataan Refleksi
• 1. Refleksi Materi/isi pembicaraan  paraphrasing 
membahasakan kembali isi pembicaraan anak, bukan
mengulangi
• 2. Refleksi Perasaan  mengungkapkan kembali
perasaan anak
Contoh Refleksi Materi/Membahasakan
kembali
• Pernyataan anak : Papa dan mama selalu bekerja.
Papaku selalu pergi dan jarang di rumah. Mamaku
seorang bos di kantornya dan selalu berada di kantor.
• Respon pendamping : Tampaknya mama dan papamu
tidak sering menemanimu, ya.
Contoh Refleksi Materi/Membahasakan
kembali
• Pernyataan anak : Si Doni selalu memaksa saya
memberikan uang jajan saya. Padahal saya sudah
mencoba menolaknya. Kalau saya tidak memberikan,
dia mengancam mau memukul saya.
• Pernyataan pendamping : Sepertinya kamu kesulitan
menolak permintaan si Doni, ya.
Contoh Refleksi Perasaan
• Pernyataan anak : Bapak selalu menolak keinginan
saya. Saya hanya ingin punya HP seperti kebanyakan
teman saya. Kenapa sih, Bapak tidak
memperbolehkan…
• Pernyataan pendamping : Kamu bingung dan kecewa
ya, karena tidak dikabulkan keinginanmu oleh Bapak.
Contoh Refleksi Perasaan
• Pernyataan Anak : Kak, tadi malam saya bermimpi
buruk. Saya mimpi Paman datang lagi dan akan
memukul saya. Saya tidak tahu harus lari kemana.
Setiap kali saya melihat orang yang seperti Paman,
rasanya saya ingin kabur saja.
• Pernyataan pendamping : Kamu merasa ketakutan dan
cemas ya, bahwa Paman akan menyakiti kamu lagi.
Latihan Refleksi Materi dan Perasaan
• Pernyataan Anak :
– 1. Kak, tadi siang Si Adul ditangkap petugas tatib. Si
Adul digebukin, Kak. Saya langsung lari secepatnya
dan berhasil bersembunyi di balik gedung itu. Sehabis
itu saya langsung merasa lemas. Dan saya tidak tahu
apa yang terjadi dengan si Adul.
– 2. Kemarin Bapak memukuli saya karena saya tidak
mau mengamen. Saya bukannya tidak mau
membantu cari uang, Kak. Tapi saya mau sekolah.
Kenapa Bapak ga ngerti keinginan saya. Saya
senang sekolah, bisa belajar dan ketemu teman serta
kakak-kakak.
4. Menyimpulkan
• Mengungkapkan hal-hal inti/penting yg diungkapkan
anak dalam bbrp menit pembicaraan.  membantu anak
menangkap kejadian secara tepat.
• Contoh : Kamu sudah bercerita kepada saya bahwa
kamu sedih karena Papa dan Mama sering tidak di
rumah, sering tidak hadir ketika kamu membutuhkan
mereka, dan karena Papa tidak mengabulkan
permintaanmu.
BERTANYA
GAMES : TEBAKLAH!
• Peserta dibagi berpasang-pasangan. Kepada masing-masing
peserta dibagikan satu buah kertas tertutup. Peserta diminta untuk
tidak memberitahu siapapun tentang isi kertasnya.
• Fasilitator menjelaskan tugas peserta adalah untuk mencaritahu
apa yang tertera di dalam kertas milik pasangannnya. Syaratnya
penanya hanya boleh mengajukan pertanyaan yang jawabannya
hanya ya dan tidak. Sementara yang ditanya hanya boleh
menjawab ya atau tidak. Lakukan bergantian (5menit)
• Fasilitator memeriksa siapa-siapa saja yang berhasil dan siapa saja
yang tidak berhasil.
• Fasilitator kemudian membagikan lagi kertas tertutup
kepada peserta. Tugasnya masih sama, hanya saja kali
ini penanya boleh mengajukan pertanyaan yang
jawabannya luas, dan yang ditanya menjawab sesuai
pertanyaan yang diajukan oleh penanya. (5 menit)
• Fasilitator memeriksa siapa-siapa saja yang berhasil dan
siapa saja yang tidak berhasil.
• Fasilitator menanyakan:
– Mana yang lebih sulit untuk menebak, ketika hanya
ya-tidak atau ketika jawabannya bisa lebih luas?
– Selain jenis pertanyaan, adakah hal lain yang bisa
mempengaruhi proses bertanya ini?
Pertanyaan Tertutup
• Mengarah pada jawaban yang sifatnya spesifik, pendek dan sulit jika
ingin digali lebih lanjut.
• Cocok digunakan jika kita ingin mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan fakta, misalnya: usia, jumlah saudara kandung dan asal sekolah.
• Jawaban dari pertanyaan tertutup ini umumnya berupa: “ya”, “tidak” atau
“tidak tahu”.
• Jika konselor/pendamping terlalu sering mengajukan pertanyaan
tertutup, maka klien akan merasa tidak bebas untuk menceritakan
permasalahannya secara terbuka.
• Contoh pertanyaan tertutup:
• Berapa umurmu?
• Apakah kamu merasa sulit untuk mengikuti pelajaran di sekolah?
• Kamu marah?
• Suka tidak sekolah di sana?
Pertanyaan Terbuka
• Sangat baik diajukan ketika konselor/pendamping
melakukan wawancara, karena klien dapat
mengekspresikan perasaannya, pikiran dan
penghayatan yang dialaminya.
• Membuat konselor lebih memahami kliennya dan
memudahkan konselor untuk memfasilitasi klien
menghadapi permasalahannya.
• Contoh pertanyaan terbuka:
• Bisa diceritakan lebih lanjut tentang sekolahmu?
• Bagaimana perayaan Hari Anak kemarin?
Latihan Lembar Kerja
• Ubahlah pertanyaan tertutup menjadi pertanyaan
terbuka.
• Kerjakan selama maksimal 15 menit
• Diskusikan hasil

Anda mungkin juga menyukai