• Berbicara di forum?
• Berbicara dalam kelompok?
• Berbicara dengan pasangan?
Mana situasi dengan tekanan lebih
besar pada partisipan?
Bagaimana dengan…?
• Berbicara langsung vs. ditulis
Kartu Metaplan
• Bertanya sepertinya
sepele,
• Menunjukkan
kepintaran kita
• Menguji, menge-test
• Membantu Ibu Bicara
• Memojokkan
• Menemukan masalah
Kita bertanya…
• Membantu
partisipan
berpendapat
atau berbagi
pengalaman.
• Membangun
hubungan.
Tips bertanya
1. Perasaan
– Apa yang ibu rasakan? Rasanya bagaimana?
2. Contoh
– Meminta contoh dari jawaban sebelumnya
– Contohnya…? Seperti apa itu..?
3. Pengalaman
– Mencari tahu apa yang dialami warga secara spesifik,
berdasarkan alur
– Apa yang dilakukan? Apa yang terjadi? Lalu? Kemudian?
Teknik bertanya
• Aplikasi
– Memunculkan agenda
pembicaraan dari
masyarakat yang sama
dengan agenda petugas
(bukan petugas yang
mengangkat agenda)
– Memunculkan rasa
memiliki
– Bisa ditata untuk ke arah
perubahan perilaku
Contoh Aplikasi Tur Besar – Tur Kecil
1. Ibu-ibu apa kabar?
2. Ibu-ibu, bagaimana kesehatan anak kita? Apakah
dalam sebulan terakhir ada yang sakit?
3. Sakit apa saja? (Tur besar)
4. Oh, ada yang sakit diare, batuk, demam…. Hmm, pada
kesempatan sore ini, boleh saya membahas tentang
diare? Supaya nanti anak kita terhindar dari diare?
(Padahal agenda pertemuan yang harus dijalankan tenaga promkes itu adalah tentang diare.
Namun, bukan dia yang mengangkat kata diare pertama kali)
Membangun rapport dan empati
dengan Penggunaan nama
• Nama bukan sekedar identitas
• Tapi harapan, cita-cita, mimpi,
pengalaman, dan hal mulai
lainnya
• Memanggil dengan nama
membuat otak beraktivasi
dan tersentuh hati
Agar hafal nama
• Gunakan segera
• Gunakan sering
• Perhatikan ciri khusus Selalu panggil lengkap
dengan namanya.
• …. Jangan hanya pak, bu,
kak, bang, bung
Membangun rapport dan empati dengan
Berkomunikasi secara nonverbal yang memotivasi
TEKNIK KONSELING 4 T
• Tanya
Tanya apakah klien merokok/tidak/pernah
merokok
Status merokok klien dan dokumentasikan
Keluarga yang merokok
Source: http://www.surgeongeneral.gov/tobacco/tobaqrg.htm
Telaah
Gali keinginan perokok untuk berhenti. Nilai
beratnya ketergantungan dan tawarkan
bantuan
Nilai tahap kesiapan klien
Nilai motivasi klien
Telaah hambatan berhenti merokok
Telaah faktor pendukung
• Tolong dan nasehati
Tentukan tanggal berhenti merokok
Bantu dengan farmakoterapi dan atau non-
farmakoterapi (konseling)
Dukungan keluarga : informasikan
Informasikan keluhan/hambatan yang
mungkin muncul
• Tindak lanjut
berhasil/gagal/masih sedang mencoba
( pada minggu pertama setelah tanggal
berhenti merokok & lanjutkan dengan
follow up berikutnya)
Evaluasi keluhan lain, kendala Withdrawal
Evaluasi motivasi, parameter klinis (CO)
Dilakukan pada semua klien yang datang, baik merokok
atau tidak merokok
Langkah langkah Konseling
1. Membina raport : memperkenalkan diri,
identitas dll membina hubungan baik
(perhatian, empati)
2. Wawancara :
• identifikasi masalah : tanya, telaah (stages of
change, motivasi dll)
• Konseling sesuai dengan stages of change
(tolong dan nasehati)
3. Penutup wawancara :
• Resume wawancara
• Tindak lanjut untuk follow selanjutnya
SALAM
Tujuan : Hal yang harus diperhatikan :
Membangun hubungan atau • Konselor tidak secara spontan
membina raport untuk dipercaya oleh klien, tapi perlu
dibina melalui sikap & prilaku
mencairkan suasana supaya
konselor, berempati dan
klien merasa aman dan mengerti perasaan mereka.
nyaman dalam Sebaiknya konselor yang terlebih
mengemukakan masalah dahulu memberi salam dan
memperkenalkan diri.
• Pakailah bahasa yang mudah
dimengerti oleh klien, temponya
sesuai dengan keadaan klien,
jangan terburu-buru
SALAM
Contoh Salam Contoh Perkenalan
Konselor dapat memberi salam Konselor memperkenalkan diri
sambil menjabat tangan klien sebaik mungkin dan buat klien
dan mengucapkan : merasa nyaman agar klien
• Selamat pagi/siang, silahkan dapat memperkenalkan diri
duduk.” sebaliknya dengan baik pula.
• “Selamat datang, silahkan • Perkenalkan nama saya ….
duduk. Ada yang bisa saya bantu?”
TANYAKAN
Tujuan Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Mengetahui secara • Ajukan pertanyaan dengan tenang
dan perlahan
mendalam tentang
• Pertanyaan terbuka dan tertutup
perasaan klien, situasi klien, divariasikan
dan alasannya datang • Jangan memaksa dan hindari suara
untuk meminta bantuan. seperti menginterogasi
• Memahami prilaku, pemikiran dan
• Mengidentifikasi masalah
perasaan klien
• Biarkan klien menceritakan dan
merumuskan masalahnya
• Konselor menggali untuk
mengetahui apakah masalah ada
pada klien sendiri atau orang lain
UNGKAPKAN
Tujuan : Hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan informasi • Hindari informasi yang tidak perlu,
sesuai dengan kebutuhan yang dapat membingungkan klien
klien remaja • Apabila dibutuhkan, konselor dapat
memanfaatkan media KIE untuk
membantu menjelaskan informasi
yang dibutuhkan klien , misalnya :
media cetak (leaflet, poster, lembar
balik), media elektronik dll.
• Hindari penggunaan istilah bahasa
asing atau medis, gunakanlah istilah
bahasa yang dimengerti klien .
BANTU
Tujuan : Hal yang harus diperhatikan :
Mendiskusikan alternatif • Beri kesempatan klien untuk
pemecahan masalah mencari jalan keluar dan hargai
beserta konsekuensinya pendapatnya. Eliciting self talk
• Bantu klien mencari setiap
sehingga klien bisa
kemungkinan alternatif pemecahan
membuat keputusan dan mempertimbangkan segi baik
buruknya
• Bila klien merasa buntu menemukan
alternatif pemecahan masalah :
tawarkan beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam memecahkan
masalah tersebut
JELASKAN
Tujuan : Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Menjelaskan kepada klien apa Mengingatkan kembali risiko-
yang perlu dilakukan setelah risiko yang mungkin muncul
mengambil keputusan, atas keputusannya
termasuk konsekuensinya
UNDANG
Tujuan :
• Mengevaluasi proses konseling apakah sudah
sesuai dengan kebutuhan klien
• Mengakhiri proses konseling (terminasi)
dengan tetap membuka kesempatan bagi klien
untuk tindak lanjut atau kembali kalau
diperlukan
ULANGI
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Evaluasi
Sebagai persiapan mengakhiri konseling, konselor perlu melakukan evaluasi bersama
klien terhadap hasil konseling untuk mengetahui apakah klien merasa benar-benar
terbantu selama proses konseling
1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
20–30 - Banyak baru - Dukung klienuntuk cepat berhenti →
thn berumahtangga efek buruk dari merokok bersifat kumulatif
- Jelaskan dampak buruk rokok pada
- Mulai sadar dampak perokok pasif
buruk rokok
- Jelaskan bahaya rokok pada janin
- Ingin berhenti, tapi
ketagihan
1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
31–40 - Responsif terhadap bantuan - Tekankan pentingnya kualitas
thn berhenti hidup yang baik
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
TERIMA KASIH