Anda di halaman 1dari 63

Materi inti 4

KONSELOR, KONSELING, DAN TAHAP


PERUBAHAN DALAM UPAYA BERHENTI
MEROKOK

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS BAHASAN

1. Pengertian dan Kriteria Konselor


Setelah selesai mengikuti materi ini, a. Pengertian Konselor
peserta mampu: b. Kriteria Konselor
1. Menjelaskan Pengertian dan
Kriteria Konselor 2. Tahapan Perubahan Perilaku
2. Menjelaskan Tahapan Perubahan
Perilaku 3. Prinsip Dasar Konseling
3. Menjelaskan Prinsip Dasar a. Tujuan Konseling
Konseling b. Proses Konseling
c. Lama dan frekuensi Konseling
4. Melakukan Teknik Konseling
Berhenti Merokok
4. Teknik Konseling Upaya Berhenti Merokok
a.Jenis Teknik Konseling
b.Langkah-langkah Teknik Konseling
c.Wawancara Motivasional
Konseling
• Suatu proses yang terjadi ketika klien dan
konselor/terapis menyediakan waktu untuk
menggali kesulitan-kesulitan yang melibat
perasaan emosional klien
• Helping approach, yang menitikberatkan pada
pengalaman emosional dan intelektual klien,
bagaimana perasaan klien dan bagaimana
pemikiran klien mengenai masalahnya
• Sikap untuk menolong klien melihat sesuatu
lebih jernih, dengan cara pandang yang
berbeda, yang memungkinkan klien lebih
fokus pada perasaan, pengalaman atau
perilakunya dengan tujuan mengalami
perubahan yang positif
• Konseling : pendekatan humanistik, client-
centered dimana bukan menggali masa lalu
tetapi fokus pada pengalaman individu
terhadap masalah kala kini dan mendorong
klien untuk mengerti masalah dan mengatasi
masalah dengan pikiran dan perilakunya
Prinsip konseling
• Tidak memberikan saran terus menerus
• Tidak menghakimi/judgemental
• Tidak memilah-milah masalah klien (melihat
secara keseluruhan masalah)
• Tidak mendorong klien untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan keinginan konselor
• Tidak terlibat secara emosional dengan klien
• Tidak melihat masalah klien dari perspektif diri
sendiri
Peran konseling pada berhenti merokok
• Membantu klien melihat permasalahannya
lebih jelas sehingga klien dapat memilih jalan
keluar yang positif
• membangkitkan motivasi klien agar mengubah
tingkah lakunya
• Membantu klien mengambil keputusan dan
membuat rencana pribadi untuk berubah
• klien belajar mekanisme koping baru untuk
menghadapi keadaan saat berhenti merokok
• membantu klien mengenali, menghindari, dan
menyesuaikan diri terhadap situasi yang
membuat mereka merokok
• mengenali dan mengatasi masalah mental
(depresi dll) yang berkaitan dengan rokok

 Harus terbina hubungan saling percaya dan


komunikasi yang terbuka
Konselor
• Pengertian konselor :
1. Seseorang yang mempunyai keahlian dalam
melakukan konseling
2. Merupakan petugas profesional yang
mempunyai pendidikan khusus dan
mencurahkan waktunya pada layanan
bimbingan dan konseling (wibowo, 1986)
Syarat Utama konselor
• Mempunyai ilmu (knowledge)
• Mempunyai ketrampilan (skill)
• Mengerti dan mampu bersikap dengan
tepat (attitude)
Kriteria Konselor
• Konselor harus mempunyai kepribadian yang
baik dan komunikasi yang baik
• Memiliki kemampuan berpikir verbal, bernalar
• Mampu memecahkan masalah secara logis
• Memiliki ketrampilan melaksanakan konseling
• Harus mampu mengetahui dan memahami
secara mendalam sifat-sifat seseorang dan
mempu mengembangkan potensi individu
secara positif
• Terbuka terhadap orang lain
• Menghargai dan menghormati klien
• Peka terhadap perasaan orang dan mampu
berempati
• Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
• Dapat dipercaya dan mampu memegang
rahasia
Sikap konselor selama konseling
• Mempunyai kemampuan komunikasi yang
baik meliputi :
- Active listening
- Clarification
- Reflection
- Effective questioning skills
• Dapat membina rapport dan empati
Mendengarkan Fasilitatif

• Mendengarkan yang membuat


orang….
– merasa dihargai
– lebih terbuka bicara
– lebih banyak bicara
– Akhirnya: setelah kita dengarkan,
mereka akan mendengarkan saat kita
bicara
– Akhirnya: lebih termotivasi merubah
perilakunya sendiri
Mendengarkan aktif

• Tidak ada prasangka


• Tidak menduga-duga
• Simak lalu temukan tema
pokok (motivasi bicara,
yang dikhawatirkan, dll)
• Angkat/ tanya singkat
untuk membantu
bercerita/ berpendapat
lebih lanjut
Mana yang mendengarkan..?
• Pak PDAM, air di sini • Pak PDAM, air di sini
kecil alirannya kecil alirannya
• Kecil seperti bagaimana, bu
• Maaf, bu Risa.
RIsa?
Sekarang saya tidak • Kecil sekali. Dua jam, bak
bicara air. Di sini saya baru bisa penuh.
ingin bicara tentang air • Sejak kapan, bu?
limbah. Bolehkah?? • Iya, sudah dua hari airnya
tidak mengalir. Hari senin
airnya kecil, selasanya
tidak ada sama sekali…
Paraphrase – Berempati - Refokus

• Iya, sudah dua hari airnya kecil. Hari senin airnya


malahtidak ada sama sekali…
• Oh, jadi dua hari ini airnya tidak mengalir ya, bu
Risa?
• Iya, betul itu, pak
• Duh, mohon maaf, bu Risa jadi kesusahan ya..
Boleh saya catat dulu keluhan ibu Risa dan saya
sampaikan ke kantor?
• Iya, pak
• Nah, ini sudah saya sampaikan ke kantor via WA.
Mohon ditunggu jawabannya ya, bu Risa. Sekarang,
bolehkah saya meminta ibu Risa untuk…?
• Contohnya..?
• Seperti…?
• Maksudnya….?
• Sebut kata itu
• Apa lagi?
• Ada lagi?
• Selain itu?
• Tadi yang kurang disukai, kalau yang
disukai?
PARAPHRASING

• Menyampaikan kembali dalam bentuk rangkuman/ lebih singkat


(kalimat berbeda, ada kata-kata yang sama)
– Ibu Eri: Menurut saya, kita menanam sayur saja di kebun masing-
masing supaya tidak usah beli sayuran ke pasar. Kan mahal…
– Fasilitator: Oh, jadi menurut Ibu Eri, tanam sayur saja supaya
tidak usah beli ke pasar. Begitu ya?
• Fungsi
– Partisipan merasa didengar/ dihargai
– Forum lebih mendengar karena diulang
– Melanjutkan pembicaraan (bila tidak
diambil alih fasilitator)
MIRRORING

• Menyampaikan satu atau dua kata


kembali persis yang disampaikan
partisipan (verbatim)
– Pak Chandra: Menurut saya, kuncinya di
suara
– Fasilitator: Suara
• Fungsi
– Menghargai
– Sikap netral
– Mengatur kecepatan bicara partisipan
Klarifikasi dengan Curah Pendapat
(Brainstorming)

• Kuantitas, bukan kualitas


• Dorong ide-ide liar
• Tahan penilaian
• Bangun ide baru dari ide yang
sudah muncul (jangan dirahasia-
rahasiakan…)
Refleksi Mana yang lebih mudah?

• Berbicara di forum?
• Berbicara dalam kelompok?
• Berbicara dengan pasangan?
Mana situasi dengan tekanan lebih
besar pada partisipan?
Bagaimana dengan…?
• Berbicara langsung vs. ditulis
Kartu Metaplan

1. Satu kartu untuk 1 ide


2. Tulisan besar, terbaca dari jarak
3 meter atau lebih
3. Singkat, 1 - 3 kata
4. Tiket untuk berbicara, bukan
wadah ide lengkap
5. Harus bisa dipindah-pindahkan
(cari dinding yang melekat)
Bertanya

• Bertanya sepertinya
sepele,

• tapi itu roh KAP


Contoh pertanyaan: Coba bandingkan

• Makanan apa saja yang


mengandung banyak zat besi?
• Apa yang terjadi dalam organ
pencernaan bila minum TTD
bersamaan dengan minum teh?
• Apa yang ibu makan pagi tadi?
Apa tujuan bertanya?

• Menunjukkan
kepintaran kita
• Menguji, menge-test
• Membantu Ibu Bicara
• Memojokkan
• Menemukan masalah
Kita bertanya…

• Membantu
partisipan
berpendapat
atau berbagi
pengalaman.
• Membangun
hubungan.
Tips bertanya

1. Bertanyalah yang mudah


dulu.
2. Berikan waktu peserta
berpikir.
3. Bila tidak ada yang merespon,
tenang saja, tanya lagi dengan
kata-kata yang lebih mudah.
4. Ada jawaban, dengarkan
secara aktif.
Pertanyaan Terbuka - Tertutup
• Ibu tahu manfaat cuci
tangan pakai sabun? • Kalau ingin partisipan
(TERTUTUP, ya atau berbicara banyak, gunakan
tidak) pertanyaan terbuka
• Siapa di sini yang tadi • Pertanyaan tertutup sering
digunakan saat bangun
pagi cuci tangan pakai komitmen (akhir)
sabun? (TERTUTUP – • Pertanyaan tertutup
saya atau bukan saya) tentang pengalaman
• Apa saja manfaat cuci (pernah/ tidak pernah)
kadang diperlukan di awal
tangan pakai sabun? untuk “pemanasan”
(TERBUKA – letih,
lemah, lesu, …….)
Teknik bertanya

1. Perasaan
– Apa yang ibu rasakan? Rasanya bagaimana?
2. Contoh
– Meminta contoh dari jawaban sebelumnya
– Contohnya…? Seperti apa itu..?
3. Pengalaman
– Mencari tahu apa yang dialami warga secara spesifik,
berdasarkan alur
– Apa yang dilakukan? Apa yang terjadi? Lalu? Kemudian?
Teknik bertanya

4. Persoalan yang sensitif  Pertanyaan Pihak Ketiga


– Di desa sebelah ibu-ibu tidak mau masak, anaknya dikasih ciki-ciki
saja. Kira-kira apa alasannya?
5. Untuk mengangkat beban berpikir  Pertanyaan Pengandaian
– Anggap saja uang bukan halangan. Uang ada. Mau masak apa ibu buat
anak-anak?
6. Mengapa, kenapa  belakangan saja
– Setelah orang banyak bicara, baru tanya kenapa, mengapa dll. Di awal
terkesan menuduh.
Tur Besar – Tur Kecil(Sayre, 2001)

• Pertanyaan Tur Besar


– Pertanyaan umum, mudah dijawab dan berisi
keadaan umum
– Ada kegiatan apa saja di kampung?
– Makanan apa saja yang suka di makan anak-anak di sini?
• Pertanyaan Tur Kecil
– Pertanyaan spesifik dari satu aspek yang
dikemukakan hasil Pertanyaan Tur Besar
– Karang Taruna? Apa saja kegiatan-kegiatannya?
– Telur penyu? Beli di mana?
Tur Besar – Tur Kecil(Sayre, 2001)

• Aplikasi
– Memunculkan agenda
pembicaraan dari
masyarakat yang sama
dengan agenda petugas
(bukan petugas yang
mengangkat agenda)
– Memunculkan rasa
memiliki
– Bisa ditata untuk ke arah
perubahan perilaku
Contoh Aplikasi Tur Besar – Tur Kecil
1. Ibu-ibu apa kabar?
2. Ibu-ibu, bagaimana kesehatan anak kita? Apakah
dalam sebulan terakhir ada yang sakit?
3. Sakit apa saja? (Tur besar)
4. Oh, ada yang sakit diare, batuk, demam…. Hmm, pada
kesempatan sore ini, boleh saya membahas tentang
diare? Supaya nanti anak kita terhindar dari diare?
(Padahal agenda pertemuan yang harus dijalankan tenaga promkes itu adalah tentang diare.
Namun, bukan dia yang mengangkat kata diare pertama kali)
Membangun rapport dan empati
dengan Penggunaan nama
• Nama bukan sekedar identitas
• Tapi harapan, cita-cita, mimpi,
pengalaman, dan hal mulai
lainnya
• Memanggil dengan nama
membuat otak beraktivasi
dan tersentuh hati
Agar hafal nama
• Gunakan segera
• Gunakan sering
• Perhatikan ciri khusus Selalu panggil lengkap
dengan namanya.
• …. Jangan hanya pak, bu,
kak, bang, bung
Membangun rapport dan empati dengan
Berkomunikasi secara nonverbal yang memotivasi

Nonverbal – tanpa kata-kata


• Lebih dipercaya
• Langsung masuk ke hati
• Beresiprokal
Dari ujung rambut ke ujung kaki
Kontak Mata #1
Konteks forum
1. Merata. Jangan pada satu dua
orang (mencurigakan)
2. Jangan terlalu cepat (2-4 detik)
3. Boleh lihat lantai atau langit-langit
sesaat, saat berpikir. Tapi balik
kontak mata lagi
4. Hidupkan, gembirakan wajah Kontak di antara dua alis. Bukan kedua m
(silahkan rasakan perubahannya)
5. Sampai timbal balik (kita
mengangguk, orang ikut
mengangguk dll)
Kontak Mata #2

Konteks satu orang ke satu orang


1. Lakukan dengan dinamik.
Sesuaikan dengan arah
pembicaraan (menyerap atau
mendorong)
2. Boleh sesekali melihat yang lain
untuk berpikir atau memberi
waktu berpikir Kontak di antara dua alis. Bukan kedua m
3. Hidupkan, gembirakan wajah
(silahkan rasakan perubahannya)
4. Pastikan timbal balik (kita
mengangguk, orang ikut
mengangguk dll)
TANGAN

• Jangan “dianggurin” tapi


jangan berlebihan sampai
ambil alih perhatian
• Jangan dikantongin
kecuali sedang berdrama
• Sesuaikan dengan
perasaan yang ingin
disampaikan
Materi inti 4

TEKNIK KONSELING 4 T

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
‘4T’

• Tanya
Tanya apakah klien merokok/tidak/pernah
merokok
Status merokok klien dan dokumentasikan
Keluarga yang merokok

Source: http://www.surgeongeneral.gov/tobacco/tobaqrg.htm
Telaah
Gali keinginan perokok untuk berhenti. Nilai
beratnya ketergantungan dan tawarkan
bantuan
Nilai tahap kesiapan klien
Nilai motivasi klien
Telaah hambatan berhenti merokok
Telaah faktor pendukung
• Tolong dan nasehati
Tentukan tanggal berhenti merokok
Bantu dengan farmakoterapi dan atau non-
farmakoterapi (konseling)
Dukungan keluarga : informasikan
Informasikan keluhan/hambatan yang
mungkin muncul
• Tindak lanjut
berhasil/gagal/masih sedang mencoba
( pada minggu pertama setelah tanggal
berhenti merokok & lanjutkan dengan
follow up berikutnya)
Evaluasi keluhan lain, kendala Withdrawal
Evaluasi motivasi, parameter klinis (CO)
 Dilakukan pada semua klien yang datang, baik merokok
atau tidak merokok
Langkah langkah Konseling
1. Membina raport : memperkenalkan diri,
identitas dll  membina hubungan baik
(perhatian, empati)
2. Wawancara :
• identifikasi masalah : tanya, telaah (stages of
change, motivasi dll)
• Konseling sesuai dengan stages of change
(tolong dan nasehati)
3. Penutup wawancara :
• Resume wawancara
• Tindak lanjut untuk follow selanjutnya
SALAM
Tujuan : Hal yang harus diperhatikan :
Membangun hubungan atau • Konselor tidak secara spontan
membina raport untuk dipercaya oleh klien, tapi perlu
dibina melalui sikap & prilaku
mencairkan suasana supaya
konselor, berempati dan
klien merasa aman dan mengerti perasaan mereka.
nyaman dalam Sebaiknya konselor yang terlebih
mengemukakan masalah dahulu memberi salam dan
memperkenalkan diri.
• Pakailah bahasa yang mudah
dimengerti oleh klien, temponya
sesuai dengan keadaan klien,
jangan terburu-buru
SALAM
Contoh Salam Contoh Perkenalan
Konselor dapat memberi salam Konselor memperkenalkan diri
sambil menjabat tangan klien sebaik mungkin dan buat klien
dan mengucapkan : merasa nyaman agar klien
• Selamat pagi/siang, silahkan dapat memperkenalkan diri
duduk.” sebaliknya dengan baik pula.
• “Selamat datang, silahkan • Perkenalkan nama saya ….
duduk. Ada yang bisa saya bantu?”
TANYAKAN
Tujuan Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Mengetahui secara • Ajukan pertanyaan dengan tenang
dan perlahan
mendalam tentang
• Pertanyaan terbuka dan tertutup
perasaan klien, situasi klien, divariasikan
dan alasannya datang • Jangan memaksa dan hindari suara
untuk meminta bantuan. seperti menginterogasi
• Memahami prilaku, pemikiran dan
• Mengidentifikasi masalah
perasaan klien
• Biarkan klien menceritakan dan
merumuskan masalahnya
• Konselor menggali untuk
mengetahui apakah masalah ada
pada klien sendiri atau orang lain
UNGKAPKAN
Tujuan : Hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan informasi • Hindari informasi yang tidak perlu,
sesuai dengan kebutuhan yang dapat membingungkan klien
klien remaja • Apabila dibutuhkan, konselor dapat
memanfaatkan media KIE untuk
membantu menjelaskan informasi
yang dibutuhkan klien , misalnya :
media cetak (leaflet, poster, lembar
balik), media elektronik dll.
• Hindari penggunaan istilah bahasa
asing atau medis, gunakanlah istilah
bahasa yang dimengerti klien .
BANTU
Tujuan : Hal yang harus diperhatikan :
Mendiskusikan alternatif • Beri kesempatan klien untuk
pemecahan masalah mencari jalan keluar dan hargai
beserta konsekuensinya pendapatnya. Eliciting self talk
• Bantu klien mencari setiap
sehingga klien bisa
kemungkinan alternatif pemecahan
membuat keputusan dan mempertimbangkan segi baik
buruknya
• Bila klien merasa buntu menemukan
alternatif pemecahan masalah :
tawarkan beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam memecahkan
masalah tersebut
JELASKAN
Tujuan : Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Menjelaskan kepada klien apa Mengingatkan kembali risiko-
yang perlu dilakukan setelah risiko yang mungkin muncul
mengambil keputusan, atas keputusannya
termasuk konsekuensinya
UNDANG
Tujuan :
• Mengevaluasi proses konseling apakah sudah
sesuai dengan kebutuhan klien
• Mengakhiri proses konseling (terminasi)
dengan tetap membuka kesempatan bagi klien
untuk tindak lanjut atau kembali kalau
diperlukan
ULANGI
Hal – hal yang perlu diperhatikan :

1. Evaluasi
Sebagai persiapan mengakhiri konseling, konselor perlu melakukan evaluasi bersama
klien terhadap hasil konseling untuk mengetahui apakah klien merasa benar-benar
terbantu selama proses konseling

Hal-hal yang dievaluasi mencakup :


• Apakah masalah dan gejala hilang atau berkurang
• Masih adakah perasaan-perasaan yang menimbulkan stres
• Apakah klien sudah memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah
• Sejauh apakah pemahaman diri klien dan orang lain
• Apakah sudah mempunyai kemampuan untuk membuat rencana jangka pendek
dan panjang
ULANGI
2. Terminasi

• Konselor perlu mencegah kemungkinan terjadinya ketergantungan


klien terhadap dirinya yaitu dengan memberi kesempatan klien untuk
menjalankan keputusannya, dengan tetap meyakinkan klien bahwa ia
bisa datang lagi sesuai keperluannya atau jika ia merasa memerlukan.
• Keputusan untuk menghentikan konseling adalah usaha bersama
antara klien dan konselor

• Apabila ada kemungkinan merujuk klien ke ahli yang lebih kompeten,


konselor perlu mendiskusikan hal tersebut dengan klien agar ia tidak
merasa dipingpong
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan

Remaja - Perspektif jangka pendek - Hindari nasehat menakut-nakuti


(penyakit)
- Merasa merokok bukan
adiksi - Fokus pada dampak langsung
rokok (nafas bau, gigi/jari kuning)
- Alasan: Sosialisasi dan
Penampilan - Tegaskan akibat nikotin & CO pada
prestasi olahraga

- Jelaskan iklan rokok yang tidak jujur

1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html

2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
20–30 - Banyak baru - Dukung klienuntuk cepat berhenti →
thn berumahtangga efek buruk dari merokok bersifat kumulatif
- Jelaskan dampak buruk rokok pada
- Mulai sadar dampak perokok pasif
buruk rokok
- Jelaskan bahaya rokok pada janin
- Ingin berhenti, tapi
ketagihan

- Ingin berhenti karena


akan/sudah hamil

1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html

2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
31–40 - Responsif terhadap bantuan - Tekankan pentingnya kualitas
thn berhenti hidup yang baik

- Risau akan efek gejala - Jelaskan :


putus nikotin a) Gejala putus nikotin → sementara
& dapat diatasi
- Sudah pernah mencoba b) Sakit → kronis
berhenti → gagal
- Kegagalan adalah sukses yang
tertunda → perlu terus mencoba

1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur

Umur Karakter Pendekatan

> 40 - Berpendapat tak masalah, - Berusaha mengerti terhadap logika


thn karena sudah lama merokok mereka

- Sudah sering mencoba → - Tegaskan manfaat berhenti


gagal terus merokok pada umur berapapun

- Jelaskan bahwa relaps adalah umum


→ usaha terus mencoba adalah
penting

1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai