1. MENDENGAR AKTIF
LATIHAN:
1
2. GUNAKAN TEKNIK PESAN DIRI
“Ada apa sich kamu, kok teriak-teriak, pak guru tidak tuli”
Ada cara komunikasi efektif lain yang dapat kita gunakan untuk memberitahu
kepada orang-orang di sekitar kita (murid) bahwa saat ini kita sedang mengalami
masalah dan kita pun ingin didengarkan. Cara komunikasi seperti ini disebut
pesan diri yaitu keterampilan mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan
ataupun hak secara langsung, jujur, dan tepat.
“Saya..................Jika................Karena................”
2
No. Situasi Respon dengan PESAN DIRI
1. Anak dalam kondisi saling “Ibu sedih kalau anak-anak
bermusuhan bermusuhan karena jadi tidak
nyaman”
2. Anak bicara berteriak-teriak
Latihan:
3
5. HINDARI PENGHALANG KOMUNIKASI
Ternyata ada hal-hal yang bisa membuat komunikasi antara guru dan anak menjadi penghalang
berkomunikasi dengan efektif. Padahal guru bermaksud untuk mengutarakan perasaannya atau pesan
diri, namun ternyata itu menjadi penghalang anak untuk berkomunikasi dengan guru, sekalipun guru
telah berupaya dengan bahsa nonvebalnya. Penghalang komunikasi itu, setidaknya ada 101, yakni:
(4) Mencap/melabel
Seperti: “Dasar memang anak nakal sih, enggak bisa diam."
(5) Menyalahkan
Seperti: “Tuh, kan Ibu bilang juga apa, karena kamu nggak dengerin Ibu makanya ngerjainnya
salah.”
(6) Meremehkan
Seperti: “Masa mengerjakan tugas gampang seperti ini aja nggak bisa!"
(7) Membandingkan
Seperti: “Kelas TK A itu anaknya pintar dan tertib, tidak seperti kelas ini susah diatur."
(8) Menyindir
Seperti: "Lain kali main dorong-dorongan lagi saja. Kan enak...!"
(9) Menghibur/mengalihkan
Seperti: “Tenang ya, biar saja nanti dia ditangkap polisi." atau “ini mejanya memang nakal”
(10) Menganalisa
Seperti: "Coba pikir, kenapa sampai terluka? Kan kamu enggak dengerin Ibu? Kamu dorong-
dorongan sama temen kamu?" (Menganalisa), sambil terus mencecar kesalahan anak.
1
Rani Razak Noe’man, Amazing Parenting menjadi Orangtua Asyik, Membentuk Anak Hebat , (Jakarta: Noura
Book Publising , 2013)
4
6. PARAFRASE (MENGULANG KATA) TANPA MEMFOKUSKAN
PADA KESALAHAN
Jika anak berkata yang kurang patut, fokuskan pada kata-kata penggantinya dan guru sebagai contoh
mengulang maksud dari kata tersebut dengan cara yang patut. Hindari mengulang kata yang tidak patut
karena akan membuat anak lebih merekam kata tersebut.
Contoh:
Anak berkata : “Dia bego Bu… Dari tadi belum selesai juga.”
Parafrase : “Maksudnya, dia mungkin belum bisa, tapi nanti juga selesai.”
Guru tidak usah fokus pada kata-kata “bego”, seperti berkata “Eh, ngomong apa itu? Bego? Maksudnya
apa?”
Tapi jika anak tersebut terus menerus mengatakan hal yang sama, ingatkan secara individu.
Latihan:
3. “Kamu gila…!”
5
7. BERI PUJIAN YANG EFEKTIF
6
DISIPLIN POSITIF
1. PERATURAN KELAS
7
LATIHAN:
A. Lingkarilah 3-5 peraturan kelas yang paling cocok untuk kelas Anda
1. Berbicara pelan 7. Angkat tangan 13. Berbicara santun
2. Menyayangi teman sebelum berbicara 14. Percaya diri
3. Berjalan 8. Bertanggung jawab 15. Mandiri
4. Pendengar yang 9. Disiplin 16. Bekerja sama
baik 10. Tertib 17. Meminta izin
5. Bergantian 11. Memberi salam 18. Berbicara
6. Antri 12. Duduk saat makan bergantian
3. 4.
5. 6.
8
2. KOMUNIKASI GURU DALAM DISIPLIN POSITIF
Daripada fokus pada perlilaku anak yang negatif, fokuslah pada anak-anak yang sudah berperilaku
positif. Dan hindari juga membandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Berilah penghargaan
serta label positif pada anak yang sudah berhasil berperilaku positif.
Contoh:
“Alhamdulillah Amir, Rina, Fifi sudah membereskan jurnalnya. Bagaimana dengan yang lain?” Berikan
pujian yang sama jika anak lain mengikuti perilaku positif tersebut.
Anak tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan mungkin karena lupa atau sedang fokus pada hal
lain. Namun umumnya, karena kebiasaan sebenarnya anak-anak sudah memahami apa yang harus
dilakukan. Oleh karena itu sebelum menggunakan kalimat perintah, ajukan pertanyaan yang akan
mengingatkan anak tentang aturan yang berlaku.
Latihan:
No. Perilaku anak Respon guru
1. Sehabis makan tempat
makannya tidak dibereskan
9
3. TAHAPAN MENGATASI PERILAKU NEGATIF ANAK
(Secara individu)
1. Acuhkan. Ini dilakukan pada perilaku anak yang baru dan mengganggu tapi tidak
membahayakan, seperti bahasa negatif. Guru tidak membicarakan perilaku anak tersebut,
memberi perhatian lebih ataupun menunjukkan perhatian terhadap sikap anak tersebut.
2. Alihkan. Bantu anak menentukan alternatif kegiatan lain yang sama seperti yang ia lakukan.
Contoh: “Pintu ini bukan untuk ditendang, tapi nanti waktu istirahat ibu kasih bola untuk
ditendang di luar.” Atau “Bermainnya saat istirahat, sekarang disimpan dulu.”
3. Beri waktu untuk menenangkan diri (time out). Yakinkan pada anak bahwa time out bukanlah
hukuman dan bukan pula ancaman bagi anak yang berperilaku negatif. Time out diberikan
dimana anak diberikan tempat khusus yang nyaman untuk menenangkan diri. Jika sudah siap,
anak dapat kembali beraktivitas dengan teman-temannya.
4. Memberikan konsekuensi. Beri penjelasan pada anak bahwa dari setiap perilaku itu akan ada
konsekuensi. Beri kesempatan pada anak untuk merasakan konsekuensi yang akan ia dapat.
Misal, jika ia tidak membereskan mainannya maka ia akan pulang lebih lama karena harus
membereskan mainan lebih dulu sebelum pulang.
Catatan: jika perilaku anak membahayakan, maka langsung ke tindakan no. 3
10
KASUS 1:
Agi dan Rima terlibat dalam konflik. Rima menangis kesakitan karena jatuh. Guru lalu berbicara
pada masing-masing anak untuk mengetahui permasalahannya. Ternyata Rima didorong oleh
Agi sampai jatuh. Dan Agi mengaku mendorong Rima karena Rima tidak sengaja menginjak
kakinya.
TUGAS:
Perankanlah Agi, Rima dan guru. Perankanlah saat guru membantu Agi dan Rima mengatasi
konfliknya.
KASUS 2 :
Agi dan Rima terlibat dalam konflik. Siska tidak mau masuk kelas karena marah dengan Rina.
Guru lalu berbicara pada masing-masing anak untuk mengetahui permasalahannya. Ternyata
Rina sudah mengejek Siska karena bajunya sobek. Baju Siska sobek karena tadi jatuh saat
bermain.
TUGAS:
Perankanlah Siska, Rina dan guru. Perankanlah saat guru membantu Siska & Rina mengatasi
konfliknya.
11