dengan anak-anak
tanpa STRES!
Kenali Emosi, Kenali Perasaan Anak
"Saat perasaan anak tidak baik, mereka tidak bisa berperilaku baik"
Jika kita tidak menunjukkan kepedulian kita terhadap perasaan negatif anak, mereka akan lebih sulit
untuk diajak bekerja sama. Lalu kita akan mulai menggunakan kekuatan (teriakan, wajah seram, atau
malah mulai menyakiti) maka kita akan mulai membuat masalah yang lebih besar...
Emosi negatif anak lebih sulit dihadapi, karena kita sering ikutan emosi
"Aku benci sama Roni, aku tidak akan main sama dia lagi!"
Biasanya kita berkata "Jangan pernah pakai kata benci, lagipula Roni itu kan teman baikmu.
Nanti pasti akan main lagi sama dia"
Cobalah berkata "Sayang, sepertinya kamu sedang marah ya sama Roni?" atau "Roni pasti
membuatmu sangat jengkel ya, kenapa bisa begitu?"
Anda sedang memberikan anak kosakata penting mengenai perasaan. Pengakuan yang
sederhana bisa meredam kemarahan menjadi berlarut-larut.
Cara Membuat anak melakukan sesuatu
“Bertindak atau berbicaralah tanpa menghina anak”
Cara 1 : Gunakan candaan
Salah satu teknik yang sangat efektif bagi anak usia di bawah 7 tahun adalah, membuat benda mati berbicara.
sikat gigi itu mengeluarkan suara memohon "Tolong dong, aku punya tugas membersihkan kuman di gigi itu.
izinkan aku masuk dan melihatnya"
Teknik yang lain adalah mengubah suatu tugas yang membosankan menjadi permainan atau tantangan
Ketika mainan berantakan dan belum dirapikan anak diberikan tantangan "Ini tidak gampang, tapi apakah
kamu bisa memasukkan mainanmu ke kotak mainan dengan mata tertutup?"
Daripada berkata "Kakak, keyboardnya jangan ditekan terlalu keras! nanti rusak" lalu
jawaban biasanya "Enggak! aku ga menekan terlalu keras kok!" Coba beri informasi
"Keyboard itu sangat ringkih, coba menekan keyboardnya sedikit lebih ringan" (beri
contoh)
Cara Membuat anak melakukan sesuatu
"Coba hargai apa yang sudah dilakukan anak..."
Cara 4 : Katakan dengan satu kata, atau satu gerakan
Menceramahi ketika anak melakukan kesalahan jarang ada yang efektif. Orangtua capek ngomong panjang
lebar, anak biasanya tidak mendengarkan atau pura-pura mendengar. Gunakan satu kata saja
"Mandi." sambil menunjuk kamar mandi (daripada, "Adiik ayo mandi ini sudah soree")
Gunakan gerakan menggosok gigi ketika menyuruh anak
Hargai dulu apa yang sudah dilakukan anak, sebelum mendeskripsikan apa yang masih perlu ia lakukan
Daripada berkata "Ibu lihat masih banyak mainan berantakan, ayo bereskan" Anda bisa berkata "Ibu lihat
kamu sudah merapikan mainan lego dan mobil-mobilanmu! keren. Tinggal dua lagi yang harus dibereskan
mainan kereta sama bukumu"
Cara Membuat anak melakukan sesuatu
"Gunakan kata "saya/aku" ketika Anda mendeskripsikan perasaan"
Orangtua mungkin sudah bersepakat dengan anak bahwa pegang HP/tab/smart TV hanya maksimal 30
menit sehari. Tapi seberapa banyak aturan itu ditaati??
Daripada stress, coba tuliskan ditempat yang bisa dilihat orang serumah/sekelas :
Tunjukkan bahwa anak bisa berbuat lebih baik dan lebih positif daripada memarahi dan
menghukumnya. Ini akan membuat anak merasa bahwa dirinya bisa berperilaku lebih baik
dari sebelumnya. Cara ini tidak mempan juga? Mari kita pakai cara berikutnya!
Menyelesaikan Konflik,
Menghindari Pertengkaran
“kita tidak bisa berharap anak usia 1 tahun akan berhati-hati ketika kita beri
gelas kaca untuk minum, mereka sudah pasti. 1000% akan melemparnya. Beri
mereka gelas plastik!”
Memberikan pilihan menawarkan anak untuk mengalihkan energinya ke tempat lain yang lebih
aman. Membantu anak untuk mencari dan memikirkan alternatif. Masih ada cara lain, tentu saja.
Lho…lho?? Katanya konsekuensi (hukuman) berdampak buruk bagi anak. Lalu apa bedanya
“bertindak” ini dengan konsekuensi? Beda. Beda, bertindak menekankan pada keinginan untuk
MELINDUNGi, bukan MENGHUKUM. Melindungi anak lain dari potensi kekerasan, perasaan negatif,
barang yang rusak, dan terutama menghindari anda sendiri dari ledakan emosi…
Menyelesaikan Konflik,
Menghindari Pertengkaran
“Pertengkaran atau konflik tidak perlu terjadi apabila kita bisa mencegahnya”
“Didorong dari perosotan membuat adik takut sekali. Dia bisa jatuh dan terluka lho.”
“Yuk kita coba cari cara ya Kak supaya kamu ketika di tempat bermain bisa
menikmati waktu tanpa harus membuat orang lain marah atau terluka. Kamu
punya ide atau ga?”
Tulis atau gambarkan semuanya, semua ide-ide yang muncul dari anak seabsurd apa
pun, yang penting ditulis dulu misalnya “beli perosotan untuk tiap anak” atau “bikin
perosotan dari awan supaya adik makin takut sehingga ga mau mencoba” atau “jika
perosotan penuh, kita bisa ke area bermain pasir dulu atau ke area ayunan dulu”
Menyelesaikan Konflik,
Menghindari Pertengkaran
Langkah Keempat : memutuskan ide mana yang disukai
Anak mungkin mengatakan “Aku suka ide perosotan dari awan Bu, pasti asyik sekali!”
“Hmmm, iya ya pasti akan seru kalau kamu dan teman-temanmu bisa perosotan dari awan ya, pasti
lama sekali merosotnya. Tapi Ibu khawatir pasti akan lama sekali membuatnya, dan untuk
memasangnya di awan pasti butuh bantuan pilot pesawat, tapi pilot pasti sibuk sekali..karena harus
mengantarkan penumpang, kalau berhenti dulu di awan penumpangnya bisa marah”
“Gimana kalau kita coba dulu ide yang lain, untuk kalau perosotan penuh, kakak main ayunan dulu
atau main pasir dulu”
Simpan tulisan atau gambar yang sudah dibahas di langkah keempat, lingkari ide yang akan
dijalankan, tempelkan di tempat yang mudah dilihat (misal di kulkas, atau di pintu). Cara ini
akan membuat anak untuk menjadi bagian dari solusi, kemungkinan ia akan lebih semangat
untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Organisasi Profesi
anggota Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi)
anggota Asosiasi Psikolog Pendidikan Indonesia (APPI)
U FOR COLLAB
YO ORA
NK T
THA
ING
Jl Apel no. 56 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
@omahlebahkecil
https://t.me/omahlebahkecil
087885162808