Anda di halaman 1dari 32

Amunisi untuk Terkoneksi

Oleh:
dr. Pinansia Finska
Poetri
Karena seringnya kita terlalu fokus
dengan ‘konsisten’ dalam penanaman
value ke anak, lupa bahwa ada hal
yang jauh lebih penting dari itu:
KONEKSI.

4
Katanya, cinta seorang ibu ke anak
adalah jenis cinta: unconditional love.

Tapi kok saya engga merasa seperti


itu? Karena merasa berkali-kali
melakukan kesalahan ke anak.

4
Pertanyaannya, sebelum kita
mengusahakan koneksi sama anak,
sudahkah kita terkoneksi sama diri
sendiri?

Sudahkah kita punya ‘kendali’ penuh


sama diri sendiri? Sudahkah kita
mengenali EMOSI diri sendiri?

4
Saya pernah merasa seperti itu?

Saya pernah…

4
Ketika kita marah sama anak karena
kesalahan kecilnya, kita sadar dan
kita minta maaf, kadang sambil
nangis2.

Tapi pernahkah kita mencoba


menguraikan perlahan ‘apakah yang
saya rasakan itu emosi yang bernama
marah.?

4
Contohnya misal:

4
Ketika anak berperilaku menantang, itu bukan
berarti dia adalah anak nakal, salah didik, atau
tidak disiplin.

Tapi itu pertanda dia butuh terkoneksi dengan


orang disekitarnya
Terkoneksi dengan anak

4
Ketika anak berperilaku:

Kasar, memukul, mencubit, enggak mau beresin


mainan, enggak mau mandi dsb

Mengalami kemunduran/regresi

7
Hal yang butuh di-unboxing:
- Kapan anak seperti itu?
- Berapa lama?
- Apa trigger-nya?
- Apakah ada keteraturan yang terganggu?
- Apakah ada kebutuhan yang belum dipenuhi?
- Apakah ada yang harus dibatasi dan difasilitasi?
Manajemen perilaku anak.

Catatan penting: soroti perilakunya,


bukan fokus untuk mengubahnya.

Contoh: ketika anak tidak mau


membereskan mainan, kita akan
bilang ‘kalo kamu engga beresin
mainanya, berarti kamu enggak bisa
main mainan lain’, itu adalah
omongan yang berfokus dengan
perilaku
7
Contoh yang kurang tepat: ‘kamu tuh
nakal banget ya, dibilangin gak nurut,
kan mama bilang untuk beresin
mainannya’ di sini kita langsung
melabeli anak, tidak berfokus secara
jelas dengan perilakunya.

7
Contoh yang kurang tepat: ancaman
kosong.

‘kalo gak beresin mainannya, mama


buang ya semua mainannya’

7
Beberapa teknik manajemen perilaku
anak.

Catatan: pilih mana yang paling


nyaman eaaaa

7
Modelling

Teknik modelling ini ada yang langsung dan tidak


langsung.

Tidak langsung: ketika anak berteriak, kita bilang


dengan suara pelan ‘adek, ngomongnya pelan-
pelan aja yuk’
Langsung: Adek, ngomongnya pelan-pelan aja
yuk, kayak papa tuh ngomongnya pelan.

7
Konsekuensi alami.

Memberikan sebab akibat


Contoh: Adek, kalo misalnya lari-lari,
nanti jatuh dek

7
Konsekuensi logis.

Memberikan tanggung jawab atas


tindakan yang anak lakukan.

Contoh: Kalo kamu menumpahkan


susu, berarti nanti lap sendiri yaaa
tumpahannya.

7
Mengabaikan

Ini dilakukan terutama pada tindakan


anak yang menggunakan trik untuk
mendapatkan keinginannya.

Contoh: merengek karena enggak


dikasih eskrim.

7
Timeout.

Yang direkomendasikan: untuk


menenangkan

Yang tidak direkomendasikan: untuk


merenungi kesalahan

7
Mendengarkan reflektif/responsive
Kita jadi pendengar yang baik untuk
anak

7
Mengarahkan ulang.

Ini menyalurkan perasaan anak ke


cara berperilaku yang pantas, dengan
metode bimbingan positif yang efektif:
misal ketika anak perasaannya gak
enak, kita alihkan dia untuk
berkegiatan fisik, contoh: memukul
bantal, memalu (hammering).
7
Komunikasi efektif:

komunikasi non verbal

keterampilan mendengarkan dan


mempelajari

7
Komunikasi efektif:

komunikasi non verbal

kepala sejajar
beri perhatian
singkirkan penghalang
sediakan waktu
sentuhan wajar
7
Komunikasi efektif:

mendengarkan dan mempelajari

1. komunikasi non verbal


2. pertanyaan terbuka
3. respon tubuh
4. empati
6 hindari kata2 menghakimi dan
mengikat

7
 Empati bukanlah:

1. Menjadi permisif: semuanya jadi boleh.

2. Menganalisa: kayaknya kamu tuh lapar


makanya jadi marah.

3. Menunjukkan ekspresi berlebih

4. Mendebat yang dia rasakan: masa gitu aja


nangis? Anak mama kan jagoan.
Empati adalah:

Mendengar dan menerima tanpa ada


beban untuk mencari solusi apapun

Mirorring, akui, refleksikan

Menciptakan batasan yang sehat.


5. Menyelidiki: coba ceritakan ke mama apa
yang kamu rasakan.

6. Berusaha mencari solusi:

7. Setuju

8. Mencoba menghibur
Bahasa dari pendidik ada 2. Yakni:

Restriktif

Responsif

7
Tips untuk menghadapi anak:

1. Antusias di pagi hari


2. Main bareng
3. Ngobrol
4. Pendengar yang baik
5. Akui usaha
6. Bahas kebaikan
7. Kontak fisik
8. Cerita tentang diri
9. Refleksi
10: Cari penyebab
7
Tips untuk menghadapi diri sendiri:

1. Berdoa
2. Validasi perasaan
3. Me time
4. Relaksasi
5. Hindari penggunaan kata-kata yang mengikat
(baik itu untuk anak, maupun untuk diri sendiri).

7
Yuuukk diskusi yuukk

20

Anda mungkin juga menyukai