Anda di halaman 1dari 52

Hj. Hasniati Hayat, S.

Sos
Sehari ini,
MENJADI Orang Tua
ASYIK, disegani,
dirindukan
Dimulai Dari …
Ortu Nyasar
Orang tua yang melahirkan tanpa persiapan
ilmu, tanpa mau belajar setelahnya, dan
menjadi ortu hanyalah bebanyang tidak
kunjung padam.Kehidupan yang dijalani
buknlah bagian dari apa yang sebenarnya dia
inginkan dan rencanakan.
“Kita semua dilahirkan sebagai orang
jenius, tetapi dalam proses
pertumbuhan kita merusak kejeniusan
itu dengan sugesti negatif dari orang-
orang.”
Dr. Georgi Lozanov
Bagaimana dengan orang tua yang Nyasar ? Yang
bahkan
melahirkan’ anak kriminal ?
OrangTua yang tidak mampu menjadi
teladan
Hidup penuh keluhan dan penderitaan.
Orang Tua nyasar ini akan mengalami beban
mental yang disebut Lonely Syndrome yaitu
merasa hidup sepi meskipun berada di
tengah-tengah keramaian orang banyak
ORANG TUA HANYA
MENGGANTUNGKAN PIHAK KETIGA
DALAM MENDIDIK DAN
,
MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK

PRINSIP ORTU
BAYAR :
UANG BISA MELAKUKAN
SEGALANYA
Orang tua ini bener
bener tahu dan sadar
bahwa dia sedang
mengerjakan tugas mulia
sebagai penanam dasar-
dasar karakter kehidupan
buah hati
Orang tua ini sadar bahwa dia sebagai
pemain utama dalam pembentukan
karakter anak

guru adalah patner, sekolah dan


tempat kursus adalah mitra dan bukan
segalanya
MenjadiOrangTua adalah sebuah
KEHORMATAN…
Mari belajar dari ibu anak ini… Ia menerima
dengan tulus, apa adanya…
Ingatlah, Anak adalah

 Ingatlah ketika engkau


memohon. Ingatlah ketika
engkau berharap….
 Ingatlah ketika Allah
mengabulkan harapanmu….
 Kau sambut kehadiran
anakmu dengan tangis
bahagia….
 Allah bertanya…
 Anak-anakmu pun bertanya…

JAWABLAH DENGAN
HATIMU…
1. Anak-anak dan orang tua mempunyai
dunia yang berbeda

ASPEK ORANG TUA ANAK


Hadir di dunia Lebih dulu Belakangan
Pengalaman Lebih banyak Lebih sedikit
Pernah menjadi anak Belum pernah menjadi orang tua

Ilmu/pengetahuan Lebih banyak Lebih sedikit

Arah berpikir “Mengarahkan” Yang menyenangkan


Saat terjadi konflik “Anak tidak patuh” “Aku tidak berdaya”
Maksud berperilaku “Demi kebaikan mereka” Menyenangkan/
Eksplorasi

Pembicaraan Nasihat Imajinasi/menyenangkan


Harapan Anak mengikuti ortu Setiap hari bermain
2. Membangun saling pengertian dengan
menghargai dunia mereka

Hargai cara pandang mereka sebelum mengubahnya


 Anak: “Bu, Aku lagi malas belajar, nih...”
 Ortu: “O...ya? Ibu mengerti, kamu memang perlu istirahat...”
---------------------------------------------------------------------------
 Anak: “Aku nggak suka guru itu, kalau ngasih PR banyak
banget”
 Ortu: ”Ayah tahu, pasti kamu kesal karena banyak PR...”
---------------------------------------------------------------------------
Setelah Anda mengikuti perasaan dan pendapat
anak (sehingga mereka merasa Anda memahami
mereka), Anda kemudian mengubah sikap
mereka dengan menawarkan cara pandang yang
berbeda
2. Membangun saling pengertian dengan
menghargai dunia mereka (lanjutan)

Anak: “Bu, Aku lagi malas belajar, nih...”


Ortu: “Ya, Ibu mengerti, kamu mungkin perlu
istirahat. Itu pun jika kamu bisa menerima nilai
yang jelek. Tetapi kalau kamu ingin sukses di
sekolah kamu bisa menunda istirahat kamu dan
sekarang bisa belajar.”
-------------------------------------------------------------------
---
Anak: “Aku nggak suka guru itu, kalau ngasih PR
banyak banget”
Ortu: ”Ayah tahu, pasti kamu kesal karena banyak PR.
Tapi dengan kamu sering mengerjakan PR kamu
jadi terlatih dan kamu bisa menjawab soal-soal
ujian nanti dengan cepat.”
3. Saya contoh utama bagi anak-anak saya

 Sikap dan perilaku anak adalah hasil pengamatan dan


peniruan dari orang-orang di sekitar mereka
 Anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat
daripada apa yang mereka dengar
 Anak yang suka menghabiskan uangnya
 Anak yang tidak tahu berterima kasih
 Orang tua yang efektif menyadari bahwa mereka adalah
contoh utama bagi anak-anak mereka
 Jika Anda ingin anak Anda bersikap santun, peduli, positif,
punya tujuan, dan ingin sukses, maka terlebih dahulu Anda
harus menunjukkannya
 Tumbuhkan kebiasaan bagaimana mengelola emosi, selalu
optimis, ramah, dsb., maka anak Anda mendapatkan
pelajaran tentang hal yang sama
5. Tidak ada kegagalan, tapi masukan atau
pembelajaran
 “Saya sudah mencoba semua cara tapi tidak
berhasil.”
 Orang tua yang efektif memahami bahwa
“kegagalan” adalah bagian penting dari proses
belajar dan batu loncatan menuju keberhasilan,
kemudian melakukan dengan cara lain sampai
berhasil
 Orang tua yang efektif juga tidak terlalu cepat
mengambil kesimpulan “saya gagal” lalu
memberikan alasan yang “masuk akal”
 Jika Anda sudah menggunakan pendekatan
“mengomel” selama lima tahun dan tidak
membawa perubahan dalam diri anak, maka
lakukan cara lain
4. Semakin Anda fleksibel, Anda akan semakin
sukses

 Umumnya “hanya” dua cara yang dimiliki


orang tua: bicara dengan baik-baik atau
mengancam
 Pendekatan yang efektif adalah yang
fleksibel dan disesuaikan dengan anak dan
situasinya: penuh kasih sayang, peduli,
menyenangkan, tapi juga tegas
 Seringkali pendekatan anak kepada orang
tuanya lebih fleksibel daripada sebaliknya
 Bagaimana saat anak minta dibelikan
mainan di sebuah mall?
5. Tidak ada yang salah dengan anak-anak saya,
yang salah hanya perilaku mereka

 Jika anak tidak rajin belajar sering disebut


“pemalas”, tidak mau mandi tepat waktu: “susah
diatur”, dsb.
 Apabila dikatakan terus menerus hingga
pelabelan, dapat memperkuat keyakinan dalam
diri anak terhadap yang dikatakan
 Selalu ada maksud positif dalam setiap perilaku
anak, hanya mereka mewujudkannya dengan
cara yang negatif
 Pisahkan antara maksud positif anak dan
perilakunya
 Anak yang suka berkelahi berubah menjadi baik
dan bertanggung jawab setelah diberi tugas
sebagai tenaga sukarela (diakui dan merasa
penting)
PRINSIP
Mengasuh Anak
The Power of
Love Prinsip 1
Penerimaan Tulus
(Ambil tanggung jawab penuh)

“Sesungguhnya Allah merahmati orang tua yang


membantu anaknya berbakti kepadanya,” kata
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Orang-orang di sekeliling beliau bertanya,


“Bagaimana cara orang tua membantu anaknya,
ya Rasulullah?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,


“Dia menerima yang sedikit darinya, memaafkan
yang menyulitkannya, tidak membebaninya, tidak
pula memakinya.”
The Power of
Love Prinsip 1
Apa artinya?
Agar anak kita berbakti kepada kita, perlu
empat hal. Agar anak kita unggul, empat hal
ini juga kuncinya. Agar mereka bahagia dunia
akhirat, tetap juga empat hal itu harus
menjadi pijakan dasar pengasuhan, yakni:

1.Menerima yang sedikit


2.Memaafkan yang menyulitkannya
3.Tidak Membebaninya
4.Tidak memakinya
The Power of
Love Kepedulian
Prinsip 2
(Sediakan waktu, libatkan diri, beri perhatian)
We have a lot of time everyday, but we rarely
spend our time for our children.

Sengaja meluangkan waktu, sangat berbeda


dengan punya waktu. Anak merasakannya
sangat berbeda jika anak mengerti betul
bahwa Anda meluangkan waktu untuknya.

Nah, berapa lama waktu yang Anda sediakan


untuk setiap anak Anda sehari-hari?
The Power of
Love Prinsip 2
Apa yang harus kita pedulikan?
1. Libatkan diri pada minat anak. Karenanya,
berminatlah pada minat anak. Kelebihannya
akan melejit, kesalahannya bisa segera kita
luruskan.
2. Pastikan ia belajar setiap hari, meskipun
anak boleh memilih apa yang ia sukai.
Periksa –bukan hanya bertanya– tugas-
tugas sekolahnya! Sekalipun demikian,
jangan ikut campur!
3. Dampingi anak Anda memasuki usia
remajanya, hingga Andalah menjadi tempat
curhat terbaik mereka.
The Power of
Structure Prinsip 3
Ekspektasi
(Tanamkan Nilai, Visi, Orientasi &
Prinsip Hidup)
Amanah utama mengapa Anda
menjadi orangtua anak Anda
adalah untuk menanamkan:
• Prinsip Hidup
• Orientasi Hidup
• Visi Hidup
The Power of
Structure Prinsip 3
Ekspektasi
Ekspektasi mempengaruhi cara kita
bersikap, penerimaan kita terhadap
anak dan sikap anak kepada kita.
Namun, perlu diingat, ekspektasi tak
boleh membuat anak merasa sangat
terbebani, sangat tertekan, bahkan
depresi. Semua tentu ada seninya…

Di balik ekspektasi ada keteladanan.


The Power of
Structure Prinsip 4
Aturan & Batasan
(Disiplin Diri, Konsisten & Konsekuen)

Setiap perusahaan besar, pasti punya aturan


dan batasan yang jelas dan kuat.

Setiap negara kuat, pasti memiliki aturan yang


sangat jelas.

Setiap keluarga sukses, memiliki aturan dan


batasan. Tidak peduli, berapa pun usia anak
Anda, mereka memerlukan aturan dan batasan.
The Power of
Communication Prinsip 5
Komunikasi Bermartabat
Lebih dari 80% aktivitas kita adalah untuk
berkomunikasi. Karenanya, bahagia-tidaknya
anggota keluarga kita, berkualitas-tidaknya
kepengasuhan anak kita, tergantung dari cara
kita berkomunikasi...
Keluarga bermasalah terlihat dari penggunaan
bahasa tutur yang tidak sehat. Bila di rumah
Anda sering terjadi perdebatan emosional,
bentakan, saling menyakiti hati, nada-nada
suara tinggi, sinisme & sarkasme; berhati-
hatilah, keluarga Anda bermasalah...!
The Power of
Communication Prinsip 5
Komunikasi Positif
1. Kontak visual (Mata)
2. Tatapan mata lembut/hangat
3. Nada suara rendah
4. Jarak dekat
5. Senyum
6. Mulai dengan kalimat & sikap
pengakraban
7. Congruence
8. Apresiatif
9. Mendengar aktif
10.Pesan ‘Aku’
The Power of
Communication Prinsip 5
Komunikasi Negatif
Memuaskan emosi kita,
menumpahkan kejengkelan... Tapi
berbahaya........
Bahaya Komunikasi Negatif:
1. Menjadi program di pikiran bawah sadar
dan ditiru
2. Anak cenderung membangkang karena
harga dirinya tersinggung
3. Sering menjadi penyebab kelainan atau
gangguan jiwa/perilaku
4. Dsb.
The Power of
Communication Prinsip 6
Pengendalian Diri
(Perlakukan Anak dengan Hormat, tapi jangan
manjakan)
Segalanya yang terbaik adalah yang di
tengah, 2 kunci pokoknya:
• Sabar, tidak memanjakan
Toleran, memperhatikan proses

• Tegas, tidak bersikap kasar


Biasakan tidak menggunakan nada
tinggi. Hindari omelan berkepanjangan
The Power of
Communicatio Prinsip 7
Inspirasi, Motivasi & Stimulasi
(Proaktif menjadi inspirator, motivator & stimulator)

Orangtua cerdas, memotivasi anak


mereka, memberi inspirasi yang kaya.
Tak sekedar memerintah.
Jalan Inspirasi & Motivasi:
1.Inspiring Stories
2.Direct Motivation
3.Ideas Sharing
4.Visioning
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A

Anda mungkin juga menyukai