Anda di halaman 1dari 39

Bagaimana Bangkit dari Kegagalan yang Pedih dan

Menyakitkan

Tu
lisan ini merupakan kontribusi dari guest blogger bernama Sony Wijaya orang yang sering
komen pertamax di blog ini
Siapapun dari kita, pria wanita, tua muda, kaya miskin, berpendidikan atau tidak
berpendidikan.. Pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup.
Namanya juga kehidupan, tidak ada yang sempurna dan selalu ada problematika di dalamnya.
Kegagalan, kejatuhan, kerugian, di tipu orang, kehilangan sesuatu / seseorang yang berharga.
Semua peristiwa itu sangat tidak menyenangkan.
Marah, sedih, kecewa, down, frustasi, putus asa, hilang harapan, dan penyesalan. Semua ini
adalah perasaan yang sangat normal dan manusiawi ketika mengalami kondisi tersebut.
Yaa.. masa lalu ( atau mungkin saat ini masih sedang di alami ) memberikan pengalaman dan
pembelajaran yang amat membekas sehingga kita sulit melupakannya.
Daripada terus menerus tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan yang tidak ada
manfaatnya, lebih baik kita move on dan melakukan perubahan yang berarti.

Berikut ini beberapa kiat jitu nan bermanfaat yang mungkin dapat membantu kita untuk
bangkit dari keterpurukan.
1. SADAR hidup memang tidak sempurna ( Life is not Perfect )
Tidak ada SUPERMAN. Tidak ada manusia yang tau segalanya.
Kalau kita menjadi manusia yang tau segalanya ( bahkan maha tau ) maka tidak akan ada
yang namanya masalah dan kesulitan.
Hidup menjadi sangat lancar, serba mudah. Kita tau segalanya, apa yang akan terjadi dan apa
yang akan kita lakukan.
Semua yang kita kerjakan pasti berhasil, sukses, lancar, mulus, tidak ada halangan kesulitan,
tidak ada resiko, tidak ada kesalahan dan tidak ada kegagalan.
Owhh.. ini semua adalah ILUSI dan FANTASI yang ada di dalam pikiran kita. Mimpi di
siang bolong. Realitanya tidak ada kondisi seperti itu.
Miliki kesadaran : TIDAK ADA KESEMPURNAAN DALAM HIDUP. Selalu ada yang
namanya kekurangan, kelemahan, kesalahan, kesakitan, kegagalan dan risiko.
Dengan memiliki pola pikir seperti itu membuat hati kita lebih legowo dan ikhlas dalam
menjalani hidup ini. Ada rasa berserah sepenuhnya kepada Sang Pemberi Kehidupan.
Dan kita yakin, Tuhan Maha Baik. Selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Di balik setiap
masalah, ada kebaikan yang akan di nyatakanNYA. Kita perlu bersabar menjalani proses
tersebut.
2. SADAR kita harus mau berubah ( change your mind, change your life )
Setelah memahami hidup memang tidak sempurna, BUKAN BERARTI kemudian kita
berpangku tangan saja. Pasrah total dan tidak melakukan apa-apa.
Owhh.. Ini pemikiran yang salah !
Pandang lah setiap masalah sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Setiap masalah ada solusinya.
Setiap kesulitan ada jalan keluarnya.
Setiap pertanyaan ada jawabannya.
Tergantung kita mau belajar atau tidak. Tekun berusaha atau tidak.
Sebenarnya dalam hidup tidak ada yang sulit, tidak ada yang sukar. Yang ada hanyalah kita
tidak tau caranya. Tidak punya ilmunya. Tidak tau polanya.

Oleh sebab itu kita harus mengembangkan semangat belajar yang positif. Selalu terbuka
terhadap pengetahuan baru. Berani mencoba banyak hal. Mau belajar ilmu baru. Melatih diri
dan mengembangkan ketrampilan (salah satu contohnya ya rajin baca Blog Strategi +
Manajemen dari mas Yodhia ini).
Dengan cara itu, kita bisa menjadi pribadi yang cakap, terampil, terlatih, kuat, lebih pandai
dan lebih bijaksana dibanding sebelumnya.
Selalu tanamkan growing spirit dan self learning untuk meningkatkan kemampuan hidup
( life skills ) yang lebih baik.
Ada pepatah yang mengatakan : Di balik kesulitan, pasti ada kemudahan. Kesulitan hidup
acap justru membuat kita berkembang dan melesat (artikel minggu lalu tentang kisah Rico
Huang mungkin adalah buktinya).
3. DISIPLIN dan KONSISTEN melakukan perbaikan ( develop yourself consistently )
Jika kita melakukan perubahan namun hanya dalam satu dua hari saja, maka hasilnya tidak
maksimal.
Proses perubahan tidak terjadi secara instant. Perlu kesabaran, kegigihan, dan konsistensi
dalam mewujudkan perubahan tersebut.
Yang acap terjadi, orang terlalu mudah menyerah dengan tantangan dan proses meraih apa
yang diharapkan.
Carilah komunitas yang baik, teman dan relasi yang positif sama-sama satu tujuan dalam
melakukan perubahan. Atau carilah mentor yang anda percayai bisa membimbing anda.
Mentor yang baik not only transfer of knowledge, but transfer of spirit also.
Seburuk apapun kondisi kita saat ini, selalu ada harapan dan kesempatan untuk berubah ke
arah yang lebih baik.
JANGAN CEPAT MENYERAH DAN JANGAN MUDAH PUTUS ASA.
JANGAN TAKUT SALAH DAN BERANI GAGAL, namun penuh perhitungan.
Toh hidup memang tidak sempurna. Ada kegagalan dan kesalahan. Fokus kita belajar dan
berkembang. Salah itu biasa, Gagal itu biasa, Gagal itu bagian dari SUKSES. Tetaplah
konsisten melakukan perubahan dan perbaikan.
Demikian lah ketiga tips yang mungkin layak dikenang dan dipeluk dengan sepenuh hati.

Semua orang pasti pernah gagal dan bisa melakukan kesalahan. Namun yang terpenting
segera move on, berdamai dengan masa lalu, mengakui kesalahan, mau berubah dan bangkit
untuk menjadi pribadi yang berbeda dan lebih baik.
Semoga kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita semua.
Penulis artikel ini adalah Sony Wijaya, blogger yang juga pakar forex trading dan coach.
Kunjungi blognya yang bagus tentang pembelajaran trading saham dan forex DISINI.

Bahaya Mentalitas Miskin pada Manusia

Bekal penting untuk sukses & kaya

3 Tanda Bahaya Mentalitas Miskin

Kirim Artikel ke Teman


Pesan Sukses untuk Orangtua

Ajaran orangtua adalah tinta yang menulisi lembar-lembar putih buku


anak-anak mereka.

Are you writing only good, positive things there?


~ S uksestotal.com ~

Pembaca, pernahkah Anda merasa begitu bersemangat meraih sukses hanya untuk kecewa
tidak lama kemudian karena serasa ada yang menyabot kesuksesan Anda tersebut dan
merebutnya sebelum sampai ke tangan Anda?
Tahukah Anda siapa si penyabot tersebut?
Ternyata, pada kebanyakan kasus, yang bertanggung jawab akan lepasnya kesuksesan kita
adalah pola pikir kita sendiri.

Ya , apa yang kita percaya, apa yang berlangsung di benak kita selama 24 jam dalam sehari, 7
hari seminggu (24/7) walau tanpa kita sadari (karenanya di sebut "bawah sadar") inilah yang
memegang peran vital akan kesuksesan atau ketidak-suksesan kita.
Beliefs

Sering, kesuksesan tidak berhasil kita rasakan bukan karena hambatan dari luar, tetapi karena
faktor yang ada di dalam diri kita sendiri.
Dari pelajaran sebelumnya, kita sudah melihat bahwa satu bekal penting untuk sukses dan
kaya kita adalah sesuatu yang berbentuk keyakinan atau "belief" yang positif.
Sementara, dalam pelajaran lain, juga sudah kita bahas pentingnya "ke-sinkron-an" antara
hari, pikiran dan tindakan kita untuk mencapai sukses yang kita cari. Bila satu saja dari ketiga
unsur dalam diri kita tadi tidak kompak dalam menginginkan sesuatu, maka keinginan
tersebut akan sangat sulit terwujud.
Ya, unsur pikiran adalah satu unsur yang paling sulit untuk dideteksi "keinginannya" karena
adanya lapisan-lapisan tingkat kesadaran dalam pikiran kita (various levels of consciousness
and awareness).
Sering kita pikir kita menginginkan sesuatu (pikiran sadar kita yang bicara), tetapi ternyata di
bawah sadar kita ada begitu banyak pikiran lain yang "berjalan" sendiri semau mereka, tanpa
terkendali, karena adanya apa yang disebut "beliefs" tadi.
Beliefs adalah keyakinan atau kepercayaan dasar kita tentang suatu hal yang terbentuk tanpa
kita sadari sebagai akibat dari interaksi berulang dengan suatu pengalaman tertentu.
Mereka yang berulang kali mengalami menjadi korban kejahatan manusia lain mungkin akan
tanpa sadar membentuk "beliefs" dalam pikiran mereka bahwa manusia pada dasarnya jahat.
Mereka yang sering kali mengalami kesulitan dengan tiadanya uang dalam kehidupan
mereka, akan tanpa sadar meyakini bahwa uang pada dasarnya sulit didapat.
"Beliefs" yang bercokol di bawah sadar manusia sering sekali mengontrol pikiran sadar
mereka dan mempengaruhi segala macam keputusan yang dibuatnya.
Karena itulah, mereka yang secara sadar menginginkan kekayaan dan kesuksesan pun belum
tentu benar-benar "menginginkan dan mempercayainya" di level yang lebih dalam lagi.
Dan konflik dalam pikiran sadar dan bawah sadar manusia inilah yang menjadi penyebab
banyaknya hal yang mereka inginkan menjadi tidak tercapai.
Memakai analogi rumah makan Padang dengan the Law of Attraction kita lagi, karena
Hukum Alam yang bernama LoA ini adalah pelayan yang akan mengambilkan semua pesanan

kita kepada Tuhan, memiliki pikiran sadar dan keyakinan bawah sadar yang bertentangan
sama artinya dengan memberikan perintah yang bertolak belakang kepada si pelayan ini.
Pertama, "Tolong minta rendang, ya."
Lalu permintaan ini dibatalkannya sendiri, "Gak jadi deh. Rendang kan tinggi kolesterolnya."
Lalu, "Ya, deh, minta rendang deh. Gak apa-apa, makan sedikit ini."
Lalu permintaan tersebut dibatalkannya lagi.
Lalu diulang lagi.
Dan seterusnya, begitu terus berulang-ulang. Ya, tidak, ya, tidak. Ya, tidak. Tidak selesaiselesai.
Jadi wajar kan walau banyak orang yang mulutnya mengatakan "Ingin kaya", tetapi tidak
juga bisa kaya, karena tanpa mereka sadari, mereka memiliki keyakinan bawah sadar yang
menyabotase keinginannya sendiri tersebut.
What's your programming?

Jadi bagaimana caranya mencegah agar pikiran kita tidak menyabot kesuksesan kita sendiri?
Bagaimana agar pikiran kita kongruen dengan tindakan, hati dan keyakinan kita, sehingga
menjadi sinergi yang kuat untuk mendapatkan apapun yang kita impikan?
Caranya adalah dengan mengenali apakah pikiran kita terprogram dengan "mentalitas
miskin" atau "mentalitas kaya".
Ya, satu alasan kenapa tidak semua orang di dunia ini kaya, walaupun mereka semua ingin
kaya dan kalau mau, bisa kaya, adalah karena tidak semua manusia memiliki program yang
tepat dalam pikiran bawah sadarnya untuk siap menjadi orang kaya.
Tidak semua orang punya mentalitas kaya atau mentalitas makmur atau mentalitas
sukses.
Bagaimana dengan Anda?

Lalu, bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda dengan yakin mengatakan bahwa Anda sudah
lebih fokus ke "Hukum Kelimpahan" daripada "Hukum Kekurangan"?
Apakah Anda yakin 24/7 (dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu) bahwa segala
sesuatu di alam ini melimpah ruah dan cukup untuk bisa dinikmati semua orang tanpa ada
yang tidak kebagian?
Atau sebaliknya "Anda tidak yakin bahwa Anda bisa memiliki banyak hal yang menjadi
keinginan Anda?"

Apakah pernyataan serupa pernyataan berikut ini masih sering berkelebat di pikiran Anda?
"Ya, mimpi saja terus. Berkhayal saja terus. Orang UMR di Indonesia saja masih di bawah 1
juta, kok ingin gaji 10 juta per bulan sebagai karyawan. Mana bisa. Bagaimana jalannya.
Yang masuk akal saja-lah?"
Hukum mana yang lebih menjadi fokus keyakinan Anda, "The Law of Abundance and
Attraction" atau "The Law of Suffering".
Asal-usul Mentalitas Miskin Manusia

Menegaskan pelajaran sebelumnya tentang bekal penting untuk sukses dan kaya manusia,
saya percaya bahwa tidak ada manusia yang dilahirkan dengan sudah memiliki mentalitas
miskin atau "poverty or lack mentality".
Sekali lagi, kita lihat contoh dari anak-anak (anak Anda sendiri mungkin) sampai mereka usia
10 tahunan.
Kalau mereka menginginkan sesuatu, mereka tidak akan berpikir tentang bagaimana keadaan
atau kondisi keuangan orangtua mereka.
Mereka akan langsung memintanya, "Ma, beliin aku itu.", "Pak, aku mau itu." Dan
sebagainya.
Dengan mudahnya mereka membuka mulut dan menunjukkan tangan pada apa yang mereka
inginkan. Mereka tidak berpikir panjang bagaimana CARANYA bisa mendapatkan hal
tersebut.
Mereka mempercayai sepenuhnya bahwa apa yang mereka inginkan tersebut akan dipenuhi,
entah oleh orangtua mereka atau siapa.
Atau, lihat bagaimana yakinnya mereka dengan semua yang mereka inginkan, walau untuk
kita orang dewasa terasa setinggi langit sehingga menimbulkan keraguan.
Ya, anak-anak penuh keyakinan akan "Hukum Kelimpahan" dan "Hukum Kemungkinan
tidak Terbatas".
Mereka penuh semangat dan optimisme karena berpikir bahwa "All and every thing is
possible".
Konon, kepolosan anak-anak ini adalah cermin bahwa manusia pada dasarnya terlahir dengan
dibekali naluri dan keyakinan penuh bahwa segala sesuatu itu mungkin, bahwa mendapatkan
yang mereka inginkan itu mudah.

Di alam roh (sebelum terlahir di dunia), kita tahu hal ini.


Sayangnya, semakin jauh kita dari alam roh, dalam arti semakin bertambah usia kita, semakin
kita lupa akan naluri ini.
Apalagi kalau kemudian si anak tumbuh besar dengan mendapat respon yang negatif dari
orangtuanya atau siapapun yang bertanggung jawab untuk memenuhi keinginan si anak ini,
secara terus menerus. (Baca lagi di sini tentang polusi keyakinan positif ini).
Respon negatif orang dewasa terhadap anak-anak semacam berikutlah yang bisa mengikis
keyakinan atau mentalitas sukses dan kaya mereka, (mungkin sebagian dari kalimat berikut
juga tidak terdengar asing di telinga Anda):

"Minta terus. Kau pikir kita punya pohon uang di belakang."

"Kau pikir, uang datang sendiri ke rumah kita. Atau uang jatuh dari langit.
Atau ..."

"Ayah itu harus banting tulang mencari makan, kenapa yang kau pikirkan
hanya ingin punya mainan terus?"

"Kamu tahu gak berapa harga barang yang kamu minta itu? Sekarang,
mana uangmu? Kalau gak punya uang gak usah ingin yang macammacam."

"Tidak usah banyak bermimpi. Nanti kesambet setan lho kalau mimpi
terlalu tinggi. Dsb."

"Kita ini keluarga miskin, Nak. Kamu harus tahu itu. Untuk makan seharihari saja susah, apalagi beli itu."

"Bapakmu ini hanya pegawai kecil. Upahnya kecil. Makanya kamu harus
rajin belajar agar nanti bisa dapat pekerjaan yang lebih baik. Yang gajinya
gedhe jadi bisa beli apapun yang kamu mau. Sekarang jangan banyak
mimpi dulu, ya."

"Kalau punya uang jangan dihabis-habiskan. Simpan baik-baik. Kalau nanti


kita ada masalah biar gak repot, biar punya cadangan."

Jangan terlalu baik sama orang. Orang juga belum tentu baik sama kita
ketika kita membutuhkan pertolongan."

Kalau kita memberi terus, kapan kita kayanya. Sudah irit begini saja kita
tidak kaya-kaya..."

Tidak perlu jadi orang kaya yang penting kita baik dan bahagia...."

Dan kalimat semacamnya..."

(Lebih dalam tentang kesalahan pendidikan dari orangtua yang mengakibatkan anak
terhambat kesuksesan hidupnya ini, nanti akan saya bahas lebih lanjut di tulisan lainnya
tentang "10 Dosa Fatal Orangtua yang Menghambat Kesuksesan Hidup Anak
Mereka").
Intinya, kalimat-kalimat semacam inilah yang pelan tapi pasti kemudian menggerogoti
"kemurnian iman" seorang anak akan kasih dan kemurahan Tuhan dengan Hukum
Kelimpahannya.
Ajaran orangtua (dan lingkungan) yang tidak kondusif untuk mentalitas sukses inilah yang
mengikis habis bekal sukses seorang calon manusia.
Gawatnya lagi, pada banyak kasus, efek negatif dari mentalitas miskin ini menetap selamanya
(permanen) pada bawah sadar manusia.

Children are like wet cement, whatever falls on them makes an impression.
Anak-anak itu mirip adonan semen basah. Apapun yang jatuh ke atasnya, meninggalkan
bekas, yang kalau tidak segera dihaluskan kembali, bekas tersebut akan mengeras
selamanya.
~ H aim Ginott ~

Pelan tapi pasti, setelah bertahun-tahun mendengar kalimat seperti di atas dengan segala
macam variasinya, dari hari ke hari, maka wajarlah kalau si anak kemudian membentuk
pemrograman bawah sadar tertentu pada pola pikirnya. Mentalitas miskin kemudian
mengambil alih semua keyakinan positif yang semula mereka miliki.
Akibatnya, pada saat si anak mencapai usia di mana dia harus bisa mengambil keputusan
untuk hidupnya sendiri, dia pasti akan mengambil keputusan dan tindakan yang serupa
dengan yang selama ini telah dicekokkan ke kepalanya, walau itu tanpa dia sadari.

Belum lagi kalimat-kalimat negatif lain yang si anak dengar secara rutin dari orang tua atau
lingkungan walau bukan ditujukan pada mereka.

"Wah negara ini memang kacau. Pemerintah gak becus ngurus negara."

"Yang miskin tetap saja miskin kalau caranya begini. Sementara orang
kaya, makin meraja lela."

"Mana bisa hidup kayak begitu? Di dunia bahagia, hidup foya-foya, mati
masuk surga? Gak ada rumus begitu."

"Hidup memang kejam ya. Lihat tuh berita di TV, gak ada habisnya
kejahatan dilakukan orang dan kemiskinan ada di mana-mana."

Dsb. Dsb.

Mentalitas miskin mendorong tindakan negatif


Yang semua ini, sekali lagi, kemudian membentuk gambaran tertentu di benak si
anak akan kondisi dunia yang kejam dan manusia yang harus bersaing
mengalahkan satu dengan lainnya untuk berebut kekayaan Tuhan.

Membentuk gambaran negatif bahwa mereka harus berupaya dengan segala macam cara agar
bisa menjadi kaya.
Gambaran yang (bisa jadi) melekat seumur hidupnya, dan yang kemudian entah disadari atau
tidak mempengaruhi semua keputusan yang diambilnya, mempengaruhi semua tindakan yang
dilakukannya.
Menurut Anda, kenapa orang korupsi? Atau merampok atau mencuri, atau menjual badan
sendiri, atau tega menyakiti siapapun asal mendapatkan kekayaan?
Atau kenapa orang mengemis, menipu, menjual barang palsu, membajak produk orang,
menjadi preman pasar dan memalak orang?
Itu karena mereka semua ingin kaya, dan hanya itu cara yang mereka "tahu" untuk
mendapatkan kekayaan yang mereka cari tadi.
Karena, di dalam lubuk hati orang-orang tersebut tersimpan keyakinan bahwa mereka tidak
bisa kaya dengan cara lain. Keyakinan yang terbentuk dari pemrograman negatif dari
lingkungan mereka semasa mereka tumbuh dahulu.
Jadi apakah aneh bila anak orang miskin biasanya akan tetap miskin juga, bahkan bisa
jadi dari hari ke hari makin bertambah miskin karena mereka tidak bisa mengikuti laju
pertumbuhan ekonomi dunia, sementara anak orang kaya, mau menghamburkan uang
berapapun, biasanya tetap bisa mempertahankan kekayaan mereka?

Ya, itu karena semua jenis kondisi hidup yang kita alami dimulai dari apa yang kita yakini
dalam hati dan pikiran bawah sadar kita.
Mentalitas miskin menjerumuskan manusia ke dalam kemiskinan yang lebih dalam lagi.
Sementara mentalitas kaya mengangkat mereka untuk bisa hidup sesuai potensinya.
Poverty, and prosperity, is a matter of mindset.

Miskin bukan pilihan

Ingin kaya atau bahkan ingin kaya dengan cepat itu keinginan yang wajar, manusiawi dan hak
semua manusia.
Bukan keinginannya yang salah, tetapi cara yang ditempuh untuk memenuhi keinginan itu
yang membuat manusia terjerumus ke jalan yang salah.
Menjadi kaya itu bahkan wajib hukumnya bagi siapa saja yang ingin bisa menjalankan
tugasnya sebagai manusia dengan sebaik-baiknya di bumi Tuhan ini. Jadi miskin bukan
pilihan (bukan pula ia sebuah takdir.)
Program yang berjalan dalam pikiran manusia dari kecil atau mentalitas mereka-lah yang
mengendalikan semua tindakan mereka dalam kehidupan sehari hari.
Jutaan tindakan dari yang paling kecil sampai keputusan paling berat, semua dikontrol oleh
sebuah program yang ditanamkan oleh bagaimana kita dulu dibesarkan dan dibentuk oleh
lingkungan.
Dan bagi kebanyakan manusia, sayangnya, default program (atau program otomatis) yang
tertanam dalam pikiran mereka bukanlah program untuk meraih sukses, tetapi lebih
kepada program menghindari kegagalan, yang juga merupakan suatu bentuk mentalitas
miskin.
Ini yang membuat banyak sekali orang hidup dengan "biasa-biasa" saja, atau mari kita
gunakan istilah "mediocre" yang lebih pahit tapi lebih pas. Hidup yang mediocre berarti
hidup di bawah potensi yang bisa dicapai.
Hidup mediocre lebih parah daripada hidup susah, karena kalau hidup kita susah, mungkin
ada banyak faktor eksternal yang mengganjal kita. Misalnya, kita terlahir cacat sehingga
tantangan hidup yang kita hadapi lebih berat dari pada hidup orang normal.
Tetapi hidup yang mediocre adalah jenis kehidupan kelas rendah yang kita "pilih" sendiri
karena pola pikir kita yang salah, walaupun tidak kita sadari.

Sekarang, setelah memahami bagaimana mentalitas miskin terbentuk, yang lebih penting lagi
adalah mengindentifikasi virus mentalitas miskin bawah sadar ini untuk melihat berapa besar
kemungkinannya bahwa kita juga memiliki mentalitas penyabot kesuksesan ini.
Ini agar kita segera bisa mengambil tindakan untuk merubahnya menjadi mentalitas yang
lebih sukses.
Yang sudah berlalu tidak bisa kita ubah. Mungkin kesalahan orangtua dan lingkungan
sehingga kita terbentuk mentalitas miskin seperti ini, tetapi bila kita sekarang tidak
melakukan apa-apa untuk mengubahnya, maka masa depan suram kita yang menjadi
akibatnya adalah kesalahan kita sendiri.
Ada beberapa tanda bahaya dari pola pikir yang akan mengantarkan kita pada kehidupan
mediocre atau bahkan miskin berkepanjangan ini.
Anda harus bersedia membuka mata untuk mulai mengenalinya dalam kehidupan Anda.
Tanda-tanda (bendera merah) mentalitas miskin ini ibaratnya rambu-rambu lalu lintas yang
akan memberi-tahu Anda akan adanya tikungan, jalan licin, jembatan penyeberangan dan
sebagainya. Dia berguna untuk membuat anda mencermati program yang berlangsung dalam
kepala Anda, dan mengenali bila ada mentalitas miskin yang terprogram di sana tanpa Anda
sadari.
Jadi apa saja ketiga RED FLAG atau "3 Tanda Bahaya adanya Mentalitas Miskin dalam
Bawah Sadar" kita ini?
Silahkan baca di halaman selanjutnya. Klik di sini.
Anda juga bisa memahami lebih lanjut prinsip-prinsip pendidikan melalui kumpulan kata
mutiara kami yang didedikasikan untuk para guru/pendidik dan semua orangtua di luar sana.
Jangan lewatkan.

Salam Sukses Selalu,

New! Komentar
orang telah memberi komentar. Sekarang giliran Anda.

Kembali ke Kunci Sukses Hidup dari halaman Mentalitas Miskin

Pelajaran selanjutnya:

Tiga Tanda Bahaya Mentalitas Miskin

Inspirasi untuk guru dan ortu dalam mendidik anak

Arsip Artikel

Arsip Tanya Jawab


Return to top

Kunci Sukses Hidup

Pentingnya Bersyukur

Keajaiban Berdoa untuk Sukses

Bagaimana Berdoa agar Sukses

MEMBERI: Rahasia Sukses Terbesar

Rahasia Sukses Terbesar bag.2

Langkah Sukses Pertama

3 Langkah Utama Sukses

Langkah-langkah Menerima Sukses

Kunci Sukses Total - Lengkap

Kata Mutiara Sukses

Inspiring Stories

My Success Blog

Motivasi Sukses Dahsyat

Sitemap/Arsip Artikel

Arsip Tanya Jawab

Jika Anda Suka Hidup Susah dan Miskin, Tulisan ini Tidak
Perlu Anda Baca

Tul
isan saya minggu lalu yang berjudul : Kenapa Saat Berusia 55 Tahun, Anda Harus Punya
Tabungan Minimal 3 Milyar, banyak di-share oleh pembaca dan mengundang banyak
komentar (baik via blog, facebook ataupun Twitter).
Dulu, tulisan saya yang berjudul : Jika Gaji Hanya 7 juta/Bulan, Kapan Anda Bisa Beli
Rumah Sendiri, juga ramai mengundang komentar.
Dari ratusan komentar yang ada, sejatinya kita bisa mengungkap salah satu misteri kunci
dalam hidup : kenapa seseorang terus hidup susah dan serba kekurangan, dan kenapa yang
lainnya bisa hidup berkelimpahan.
Dalam tulisan ini, saya ingin mengajak Anda semua melacak dan membongkar misteri itu.

Dari ratusan komentar yang ada, terdapat tipikal satu jenis komentar yang esensinya sama.
Meski dengan berbagai kalimat yang berlainan, esensi dari komentar itu bisa disarikan sbb :
Hidup ini tidak hanya sekedar memikirkan harta mas..ngapain punya tabungan milyaran
kalau tidak bahagia, malah membuat anak-anak saling berebut harta. Hidup itu secukupnya
saja, yang penting bahagia. Toh, harta tidak akan dibawa mati..
Tipe komentar seperti diatas juga lazim ditemui di berbagai forum dan media lainnya saat ada
tulisan dengan tema kekayaan. Tidak hanya di blog ini saja. Saya berulangkali menemui
komentar seperti itu di berbagai forum dan media lain.
Dan ini yang mau saya sampaikan : ada tiga kesalahan yang amat serius dengan esensi
dibalik komentar yang kelihatannya sok bijak itu. Mari coba kita bongkar satu per satu.
Error #1 : Mental Block. Komentar seperti diatas sejatinya merefleksikan alam bawah
sadar yang bernaung dibalik pikiran sang komentator.
Dan ini yang muram, bahasa alam bawah sadar yang muncul dari kalimat itu adalah ini :
kekayaan adalah sesuatu yang tabu dan layak dijauhi.
Dan persis disitu masalahnya : alam bawah sadar itu bersifat laten dan amat powerful. Dan
ketika alam bawah sadar itu berisikan sikap apriori terhadap harta, maka raga hidup nyata
kita benar-benar akan dijauhkan dari harta dan rezeki.
Dengan kata lain, alam bawah sadar yang laten itu diam-diam menjadi mental block bagi
raga kita untuk berdekatan dengan harta dan kekayaan.
Ini soal serius. Sebab jika alam bawah sadar kita bersifat apriori terhadap harta/rezeki, maka
itu yang kemungkinan besar menjadi penyebab kenapa selama ini hidup kita stuck going
nowhere.
Berkali-kali saya sudah menulis tentang the power of mindset : tentang kekuatan tersembunyi
dari pikiran kita. Jika pikiran kita bersikap terbuka dan apresiatif terhadap harta dan
kekayaan, akan ada kekuatan positif yang akan mendekatkan kita dengan sumber-sumber
rezeki yang tak terduga.
Sebaliknya, jika pikiran apalagi alam bawah sadar kita bersifat apriori terhadap harta
(seolah-olah harta itu sumber keburukan) dan karena itu layak dijauhi, maka pikiran negatif
itu akan memberikan sinyal pada alam semesta. Sinyal kuat agar hidup nyata Anda benarbenar dijauhkan dari harta dan rezeki.
Itulah kenapa kita harus berhati-hati dengan komentar seperti diatas.

Jika Anda sering berkomentar atau setuju dengan komentar seperti diatas, mungkin itu salah
satu sebab kenapa : karir Anda mentok, gaji Anda ndak naik-naik, penghasilan pas-pasan,
atau mau usaha tapi ndak kunjung sukses atau ndak berani memulainya.
Sebab alam bawah sadar Anda memang tidak menghendaki Anda untuk sukses dan bisa
mengumpulkan tabungan sebesar 3 milyar.
Error #2 : Prasangka Negatif. Mari coba kita baca ulang petikan tipikal komentar tadi :
Ngapain punya tabungan milyaran kalau tidak bahagia, malah membuat anak-anak saling
berebut harta. Hidup itu secukupnya saja, yang penting bahagia. Toh, harta tidak akan dibawa
mati..
Kalimat dalam komentar itu sungguh pekat dengan prasangka buruk dan kedengkian.
Prasangka buruk bahwa seolah-olah harta hanya akan membawa ketidakbahagiaan dan
masalah. Kedengkian yang amat halus : biar saya tidak sekaya mereka, tapi lihat, mereka
hidupnya tidak bahagia.
Dan kalimat itu bukan saja pekat dengan prasangka buruk dan kedengkian, tapi juga ngawur :
membuat generalisasi seolah-olah semua orang kaya pasti bermasalah dan tidak bahagia (jika
komentatornya dulu ikut mata kuliah Statistik, pasti tidak akan lulus).
Nyatanya, puluhan riset empirik dengan ratusan ribu responden menunjukkan sebaliknya :
kondisi finansial seseorang merupakan salah satu elemen paling kunci dalam menentukan
kenyamanan dan kebahagiaan hidup.
Simpel saja : ke kantor dengan naik Fortuner sambil di-setir driver itu rasanya kok lebih
nyaman dan happy dibanding harus pakai sepeda motor (kehujanan lagi) atau berjejalan di
metro mini. Kalau ada yang bilang, berjejalan naik metro mini lebih membahagiakan, maka
ada dua kemungkinan : orang itu sedang menghibur diri supaya hidup tidak makin pahit. Atau
orang itu sedang halusinasi.
Tapi poin yang lebih serius adalah ini, komentar ..ngapain hidup kaya, kalau hidupnya
tidak bahagia menunjukkan kesombongan (seolah-olah gue pasti lebih happy dibanding
mereka) dan prasangka buruk (seolah-olah banyak harta pasti akan membawa masalah
sebuah pikiran yang ajaib).
Dan kita tahu : kesombongan dan prasangka buruk (apalagi yang dibungkus dalam kalimat
yang sok suci dan bijak) adalah resep yang akan kian menjauhkan kita dari rezeki yang
berlimpah.
Error # 3 : False Assumption. Kesalahan yang terakhir ini adalah error yang paling serius.
Coba simak kembali petikan komentarnya : Hidup ini tidak hanya sekedar memikirkan harta
mas. Toh, harta tidak akan dibawa mati..

Mengatakan harta tidak akan dibawa mati adalah kesalahan serius yang berangkat dari
prasangka negatif tentang harta kekayaan.
Harta insya Allah akan kita bawa mati jika harta itu kita belanjakan untuk menyekolahkan
1000 anak yatim, membangun mesjid, memberangkatkan haji orang tua, sedekah untuk orang
tidak mampu, membantu korban banjir, membeli 10.000 buku untuk perpustakaan, dst, dst.
You get my point, right?
Mengatakan harta tidak akan dibawa mati adalah salah kaprah yang berangkat dari asumsi
negatif : bahwa harta hanya melulu akan dipakai foya-foya dan hura-hura. Betapa salahnya.
Betapa naifnya asumsi itu.
Komentar : toh harta tidak akan dibawa mati sudah terlalu sering kita dengar. Sebuah
kalimat, yang kembali, secara implisit berangkat dari premis bahwa harta itu penuh dengan
evil (keburukan), dan karena itu layak dijauhi.
Sayangnya, premis itu tidak sesuai dengan fakta. Sejumlah riset empirik membuktikan :
semakin kaya Anda, maka semakin Anda rajin dan banyak bersedekah pada orang
lain.
Penelitian itu berimpitan dengan studi lainnya yang menyebut : semakin kaya Anda, maka
Anda akan cenderung makin banyak bersyukur. Penelitinya menulis : kemungkinan besar,
orang yang makin kaya itu makin banyak bersedekah sebagai wujud rasa syukur mereka yang
makin besar (Sonya, 2007).
Demikianlah tiga jenis error yang layak dicermati dari tipikal komentar yang sudah saya
sebut diatas. Apa kaitannya dengan alam bawah sadar, mindset dan sumber rezeki juga sudah
di-ulik.
Be careful with your mindset. Because your mindset will define your future life.
10 Kepribadian Yang Disukai
Didalam setiap manusia pada dasarnya memiliki kepribadian yang beragam ada
baik dan ada yang tidak baik,tingal bagai mana mempelajari dan menjalaninya,
di bawah ini adalah sebuah kutipan yang mungkin dapat bermanfa'at untuk kita
membentuk jati diri yang di sukai orang.
1.Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak. Tentu

akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan
kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang
bisa merugikan diri sendiri.

2.Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang
rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di
bawahnya
tidak merasa minder.
3.Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji,punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
4.Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala
sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia
lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka
bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi
daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

5.Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga
dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat
orang lain.
6.Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika
mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan.
Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan

siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas
apapun yang dialami dan dirasakannya.

7.Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu
apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8.Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan
permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9.Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesarbesarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar.
Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa
depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada
di luar kontrolnya.
10.Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan
saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang
lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Mengapa Orang Tetap Miskin?

First Lesson On Money Making


1.Before you can make money, you should make a lot of friends
Minggu lalu saya berkesempatan mengikuti seminar Becoming Your Super Self
dengan pembicara Mario Teguh, seorang konsultan bisnis yang ternama. Biaya
mengikuti seminar Rp 1.000.000. Peserta seminar, selain bisa bertemu Mario
Teguh di seminar, bisa berinteraksi via mailing list yang saat ini sudah
beranggotakan
870
orang.

Berkomunitas artinya kita menjadi bagian dari suatu komunitas dan memiliki
teman-teman baru dari industri yang beragam di luar tempat kerja kita. Berani
keluar dari
zona kenyamanan
untuk
mengenal
orang-orang baru.
Orang sukses ditentukan oleh buku apa yang dia baca dan dengan siapa dia
bergaul.Menjadi suatu komunitas yang berisikan orang-orang yang ingin menuju
pada kebaikan adalah suatu cara menuju sukses. Jika kita bergaul dengan orangorang yang tidak lebih baik dari kita maka jangan harap nasib kita akan berubah.

Kembali pada komunitas yang dipimpin Mario Teguh tadi, satu hari seusai
seminar beberapa peserta langsung membagi ilmu yang diperoleh dari seminar
sehari sebelumnya. Herannya, beberapa peserta malah berkeluh kesah dengan
mengatakan bahwa betapa dia ingin ikut seminar dan 1 hari dia berharap bahwa
ada seminar Mario Teguh yang khusus untuk kalangan kecil dan kurang mampu.
Mari kita telaah kasus tersebut lebih dalam. Bukankah hanya orang yang melihat
ke atas yang mampu melihat puncak tangga (sasaran/tujuan)? Cara
mendekatkan kita pada tujuan bukan dengan berharap bahwa suatu saat tangga
akan turun bukan? Puncak tangga adalah sasaran yang hendak Anda capai. Jika
sasaran Anda menjadi orang yang kaya maka menurunkan puncak tangga sama
artinya
Anda
membatalkan
keinginan
Anda
untuk
menjadi
kaya.
Yang harus diupayakan adalah mengupayakan meninggikan diri (kemampuan
diri) sehingga kita makin dekat dengan puncak tangga tersebut.
2. Menjadi Money Magnet
Alangkah enaknya ketika Anda menjadi magnet uang. Ke mana-mana uang
datang
pada
kita.
Untuk bisa menjadi magnet uang maka langkah pertama adalah dengan cara
mengatur pikiran Anda dengan benar atau mind matter yaitu di pikiran kitalah
sesungguhnya kita memulai masalah keuangan kita. Kalimat yang sangat
terkenal
yang
diucapkan
oleh
Ford:
You think you can, You think you cannot. Either way you are Right.
Anda pikir Anda bisa, Anda pikir Anda tidak bisa, yang mana pun pilihan Anda,
Anda
adalah
benar.
Kedua, walaupun Anda adalah magnet yang begitu kuat tetapi Anda tidak berada
di tempat uang yang akan anda tarik apakah mungkin? Maka itu pilihlah dengan
siapa Anda akan bergaul. Pilihlah komunitas yang memungkinkan Anda menarik
uang lebih banyak. Mau tahu income Anda? Tidak akan jauh berbeda dengan
lingkungan dengan siapa anda bergaul. Karena itu, jika Anda menginginkan
income
Anda
naik
sesuai
target,
pilihlah
lingkungan
Anda.
Berikutnya perbaiki konsep Anda tentang uang.

3. Money concept
Konsep-->Perilaku-->Kebiasaan-->Hasil
Konsep akan melahirkan perilaku, perilaku yang dilakukan secara berulang akan
membentuk
kebiasaan,
kebiasaan
kita
menentukan
hasil.
Jadi,

untuk

menjadi

kaya

perbaiki

dulu

konsep

Anda

tentang

uang.

Pernah dengar orang tua kita berkata: uang tidak datang dari langit! Uang tidak
tumbuh di pohon yang tinggal dipetik ketika butuh. Apa makna kalimat
tersebut? Mereka ingin mengatakan bahwa mencari uang SULIT bukan?
Ada lagi, habis pegang uang cuci tangan, uang itu kotor. Secara logika tidak ada
yang salah dengan kata-kata tersebut bukan? Tetapi jika dikatakan berulang
pada anak-anak kita maka yang akan mengendap di kepala mereka yang pada
akhirnya masuk ke dalam alam bawah sadar adalah konsep tersebut. Yaitu
mencari
uang
sulit,
uang
itu
kotor.
Jika sejak dini kita dicekoki dengan konsep yang keliru tentang uang, maka
perilaku kita dan akhirnya kebiasaan kita akan menerima konsep tersebut maka
tidak heran pula pada hasil akhirnya melahirkan manusia-manusia yang
menganggap mencari uang itu sulit, uang itu kotor sehingga tidak perlu dikejar.
Jadi, jika Anda ingin kaya, maka perbaiki konsep Anda tentang uang. Konsep
yang salah tidak akan menjadikan diri Anda magnet uang.
oleh: Guswai - wikimu.com.
Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Pygmalion adalah seorang pemuda yang


berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya
ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia
dikenal
dan
disenangi
teman
dan
tetangganya.

Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang


segala
sesuatu
dari
sudut
yang
baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi
Pygmalion berkata, Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawankawan Pygmalion berbisik, Kikir betul orang itu. Tetapi Pygmalion berkata,
Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih
perlu.
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia
malah merasa iba, Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan
makanan yang cukup di rumahnya.

Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk,
melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain;
sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk
orang
lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,
patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis
menawan,
tubuhnya
elok
menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma
patung,
bukan
isterimu.
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali
patung
itu
ditatapnya
dan
dielusnya.
Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap
Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada
Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.. Begitulah,
Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita
tercantik
di
seluruh
negeri
Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola
berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau
seseorang,
seringkali
hasilnya
betul-betul
menjadi
positif.
Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi
ramah
terhadap
kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia
betul-betul
menjadi
cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan
upaya
dapat
merupakan
separuh
keberhasilan.
Dampak
pola
berpikir
positif
itu
disebut
dampak
Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau
ramalan
tergenapi,
baik
positif
maupun
negatif.
* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul
dengan
dia,
maka
akhirnya
dia
betul-betul
menjadi
judes.

* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betulbetul
menjadi
tidak
jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha,
besar
sekali
kemungkinannya
kita
betul-betul
akan
gagal.
Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik
tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar
dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka
buruk
tentang
orang
lain.
Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak
menduga-duga
yang
jahat
tentang
orang
lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk
menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada
kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan
menjadi curiga, Barangkali ia sedang mencoba membujuk, atau kita
mengomel, Ah, hadiahnya cuma barang murah. Yang rugi dari pola pikir seperti
itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak
bahagia.
Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan
rasa gembira dan syukur, Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat
untuk
memberi
kepada
kita.
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.
* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu.
Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang
terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau
benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca
mata
yang
damai
akan
menjadikan
hidup
kita
damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir
baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang
keadaan.
Berpikir
baik
tentang
Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.. Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi
menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion,
begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people
only.. .how nice!!!!
Motivasi.web.id

Cara Orang Kaya Berpikir & Bertindak Berbeda dengan Orang Miskin
dan Menengah

1. Orang kaya membuat nilai tambah


Orang miskin tidak membuat/sedikit nilai tambah.
2. Orang Kaya mempunyai factor kali
Orang miskin tidak punya factor kali
3. Orang kaya memastikan orang lain WIN baru dia WIN
Orang miskin : Lose - ..
.. Lose
Win dulu baru orang lain win
4. Orang kaya penuh daya upaya ( selalu berdaya/resourcesfulnes)
Orang miskin penuh alasan.
5. Orang kaya bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Orang miskin menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain dan nasib.

6. Orang kaya bermain dengan uang untuk menang


Orang miskin bermain dengan uang untuk tidak kalah
7. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya
Orang miskin ingin menjadi kaya
8. Orang kaya berpikir besar
Orang miskin berpikir kecil
9. Orang kaya focus pada kesempatan
Orang miskin focus pada hambatan
10. Orang kaya mengagumi orang kaya dan orang sukses
Orang miskin iri pada orang kaya dan Orang sukses
11. Orang kaya bergaul dengan orang positif dan sukses
Orang miskin bergaul dengan orang negative dan tidak sukses
12. Orang kaya bersedia untuk mempromosikan diri mereka dan nilai-nilai
mereka
Orang miskin berpikir negative tentang Penjualan dan promosi
13. Orang kaya lebih besar daripada masalah mereka

Orang miskin lebih kecil dari masalah mereka


14. Orang kaya adalah penerima yang luar biasa
Orang miskin adalah penerima yang buruk
15. Orang kaya memilih dibayar berdasarkan hasil
Orang miskin memilih dibayar berdasarkan waktu
16. Orang kaya berpikir dua-duanya
Orang miskin berpikir salah satu/atau
17. Orang kaya focus pada wealth Style ( Massive & pasif income) mereka.
Orang miskin focus pada Life Style (Gaya Hidup) mereka
18. Orang kaya memanage uang mereka dengan baik.
Orang miskin tidak memanage uang mereka dengan baik
19. Orang kaya membuat uang bekerja keras untuk mereka
Orang miskin membuat diri mereka bekerja keras untuk uang
20. Orang kaya bertindak melawan ketakutan mereka.
Orang miskin membiarkan ketakutan menghentikan mereka
21. Orang kaya terus menerus belajar dan bertumbuh
Orang miskin berpikir mereka sudah tahu.
22. Orang kaya tidak malu melakukan pekerjaan apapun. Yang penting positif
dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain
Orang miskin gengsi tinggi, biar penghasilan kecil yang penting kelihatan hebat

Tujuan Bekerja/Berbisnis
Orang miskin : mereka bekerja/bisnis adalah untuk mendapatkan uang untuk
membiayai gaya hidupnya sekarang
Orang Kaya : mereka bekerja/bisnis mengumpulkan uang untuk di invest agar
menciptakan pasif income sehingga Pasif Income-lah yang membayar gaya
hidup mereka. Kemudian mereka bebas secara Keuangan.
Ketika orang miskin penghasilannya meningkat, maka gaya hidupnya meningkat.
Ketika orang kaya penghasilannya meningkat maka investasinya meningkat. Dan
akhirnya ketika Pasif Income-nya meningkat, baru gaya hidupnya meningkat.
Demikian Orang miskin, kesalahan yang paling parah, uang yang didapat, belum
menghasilkan uang berikutnya sudah dipotong dan dimakan.
Banyak orang beralasan penghasilan saya sedikit, tunggu sampai penghasilan
saya besar baru saya bisa investasi atau menabung.
Ini ibarat orang gemuk yang ingin langsing dan ngomong pada diri sendiri
tunggu saya langsing, baru saya diet dan olahraga
Pertanyaanya Anda termasuk dalam Orang yang berpikiran mana ?

Beda Pola Pikir si Kaya dan si Miskin


11 Juli 2016
Inspirasi

Ilustrasi (Sumber foto: johnye[dot]com)


HarianBernas.com - Pagi tadi, saat bersiap-siap untuk pergi ke kantor, saya melihat ada dua
orang anak SMA yang sedang naik motor di sebelah kanan saya, tiba-tiba berhenti dan
menengok ke arah depan sebelah kiri saya. Mata saya pun mencari, apa yang dilihat oleh
kedua anak ini, hingga mereka berhenti dan berbisik-bisik, sambil tertawa berdua.
Pertama saya melihat, ada seorang wanita yang sedikit gemuk, dengan baju cukup ketat yang
berjalan, saya pikir mereka melihat dan mentertawakan wanita itu. Dengan sedikit bingung
dan penasaran tapi bisa memaklumi, saya mencari-cari lagi, apa benar yang itu?
Ternyata dugaan saya benar, bukan wanita itu yang dilihat, melainkan DI BELAKANG
wanita itu. Tidak jauh dari situ, ada seorang perempuan, saya perkirakan usianya 20 tahunan,
yang sedang duduk, menggunakan jaket dan celana yang cukup pendek.
Oalah, ternyata mereka berdua cekikikan melihat hal ini.
Entah mengapa, tiba-tiba pikiran saya teringat akan sebuah kasus pem*rkosaan yang terjadi
di India tahun kemarin. BBC menerbitkan berita dengan judul dengan judul "Wanita yang
keluar diatas jam 9 malam, pastilah wanita tersebut bukan wanita baik-baik". Itu adalah
pernyataan dari si pelakunya, dalam pembelaan diri.
Apa arti kata-kata itu?

Artinya adalah: "KARENA KAMU KELUAR MALAM, makanya saya berbuat ini"
dengan kata lain, artinya "KAMU BERSALAH, saya tidak",
atau "KAMU PENYEBAB saya melakukan ini"
Apa artinya? Si korbanlah yang salah.
dengan kata lain, si pelaku MENYALAHKAN orang lain, atas kejadian tersebut.
Pertanyaannya adalah: apakah benar demikian?
Apabila ini benar, maka pernyataan dibawah ini juga benar
"Karena kamu pakai perhiasan, maka saya jambret, jadi yang salah kamu. Supaya kamu tidak
dijambret, janganlah kamu pakai perhiasan"
"Karena kamu rajin belajar n jadi juara kelas, maka saya kelihatan malas n bodoh, oleh
karena saya gebuki kamu, supaya kamu tidak belajar lagi. Dengan demikian, saya tidak
terlihat malas dan bodoh"
"Karena kamu berbisnis dengan jujur dan baik, maka saya yang berbisnis dengan cara yang
curang jadi terlihat tidak baik. Oleh sebab itu, saya bujuk kamu supaya ikut curang sama
saya, dengan demikian saya tidak terlihat buruk di mata pelanggan saya"
Karena kamu......
Karena kamu.....
dan sekali lagi, karena kamu......
SAYA TIDAK PERNAH BERSALAH....
SEMUA SALAH KAMU.....
SEMUA SALAH ORANG LAIN....
SEMUA SALAH KEADAAN.....
Ini adalah perbedaan antara Si Kaya dan Si Miskin.
Seseorang yang MISKIN MORAL DAN MENTALnya, akan berpikir, berkata dan
berperilaku seperti demikian.
Seseorang yang KAYA MORAL & MENTAL, akan berkata, "Kamu berpakaian sexy, tetapi
SAYA BISA MENGENDALIKAN DIRI". "Kamu memakai perhiasan, tetapi SAYA

TIDAK PERLU MENJAMBRET untuk mendapatkan uang." "Kamu juara kelas karena
rajin belajar, SAYA HARUS LEBIH RAJIN BELAJAR untuk jadi juara juga." "Kamu
sukses karena berbisnis dengan jujur, SAYA HARUS LEBIH JUJUR dalam berbisnis dari
yang sekarang."
Kembali ke kedua anak SMA di atas, yang menyedihkan adalah, saat ini ada sebagian
kalangan masyarakat yang mengatakan dan mengajarkan hal yang salah di atas. Mereka
mengatakan dan mengajarkan bahwa, "Apabila terjadi kejahatan seksual terhadap wanita,
yang salah PASTI wanita. Bukan salah pria." Dengan mengajarkan hal ini, maka silahkan
pikirkan sendiri generasi apa yang akan tumbuh nantinya?
POLA PIKIR seperti apa yang akan terbentuk? Pola pikir SI MISKIN yang selalu
menyalahkan orang lain, dan dirinya tidak pernah bersalah.
Sebenarnya, pola pikir seperti ini adalah POLA PIKIR ANAK-ANAK, yang notabene TIDAK PERNAH DIBERIKAN TANGGUNG JAWAB, kenapa? karena anak-anak belum
bisa menerima tanggung jawab.
Ironisnya lagi, saat membaca tulisan ini, yang kita pikirkan adalah, "Wah, tulisan ini bagus
sekali, COCOK untuk si anu dan si ani, saya harus forward ini ke dia"
Sebaiknya, mari kita refleksikan ke dalam kehidupan kita. Apakah kita sudah MENGAMBIL
TANGGUNG JAWAB atas kehidupan kita?
Atau masih menyalahkan orang lain, atas semua yang terjadi dalam hidup kita?
Life Revolution Coach - Anthony Salim (ants)
Penulis : Anthony Salim
Editor : Thia Destiani

Cara berpikir mereka seringkali berseberangan dengan kalangan menengah


Selasa, 4 September 2012 | 14:54 WIB
Oleh : Syahid Latif

Ads by Kiosked

Orang kaya memilih terdidik daripada terhibur


Tweet
VIVAnews - Miliarder wanita dunia asal Australia, Gina Rinehart, memberikan pernyataan
keras kepada media dengan mengatakan kalangan kelas menengah terlalu cemburu dengan
orang-orang kaya.
Gina yang tengah terlibat kasus hukum perebutan harta warisan ini menganggap kalangan
kelas menengah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum, merokok, dan
bersosialisasi dibandingkan bekerja keras guna mengumpulkan kekayaannya.
Pengarang buku How Rich People Think, Steve Siebold, yang telah mewawancari miliarder
hampir tiga dekade mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat kalangan super kaya ini
seolah terpisah dengan kalangan lain.
Dikutip dari Business Insider, perbedaan sebetulnya terletak pada uang itu sendiri. Ini adalah
mengenai mentalitas.
"Kalangan kelas menengah sering menasihati untuk bahagia dengan apa yang dimiliki," kata
Steve. "Secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ketakutan bila ingin berkaitan dengan
uang".
Berikut adalah 21 perbedaan cara berpikir para miliarder dan orang-orang biasa: (Untuk
melihat 10 cara pikir lainnya, klik link ini).
11. Orang biasa menilai pasar modal dikendalikan oleh logika dan strategi. Orang kaya
tahu bahwa pasar modal dikendalikan emosi dan keserakahan.

Sukses investasi di bursa saham tak selalu hanya berdasar formula hitung-hitungan
matematika. Orang kaya justru menilai faktor utama yang mengendalikan pasar keuangan
adalah ketakutan dan keserakahan. "Mereka memasukkan faktor ini pada perdagangan dan
tren pasar modal," kata Siebold.
Pengetahuan mengenai sifat alami manusia dan dampak overlap pada perdagangan pasar
modal memberikan investor keuntungan strategis dalam membangun kekayaan lebih besar
melalui leverage.
12. Orang biasa hidup di atas kebutuhan mereka, orang kaya justru sebaliknya.
Orang kaya hidup di bawah standar kebutuhannya, bukan karena mereka cerdas. Namun,
karena mereka membuat banyak uang untuk hidup mewah di saat mengantongi pasokan
layaknya seorang raja di masa mendatang.
13. Orang biasa melatih anaknya untuk bertahan. Orang kaya melatih anaknya untuk
menjadi kaya.
Kalangan orang kaya melatih anak-anaknya sejak usia dini dengan mengenalkan konsep
berpunya dan tak berpunya. Meski banyak orang yang berpendapat bahwa Siebold mengakui
dirinya mendukung ide elitism tersebut, dia menolak pandangan itu.
"Masyarakat selalu mengatakan orang tua mengajarkan anaknya untuk melihat ke bawah
(masyarakat yang lebih miskin). Itu tak semuanya benar," kata Siebold. "Apa yang mereka
ajarkan pada anaknya adalah melihat dunia melalui mata yang lebih objektif."
14. Orang biasa memiliki uang yang membuatnya stres. Orang kaya mencari
kedamaian pikiran dalam kekayaan.
Alasan mengapa orang kaya mendapat kekayaan lebih banyak adalah mereka tidak takut
untuk mengakui bahwa uang bisa membuat masalah selesai.
"Kalangan menengah melihat uang sebagai kebutuhan yang tak pernah ada habisnya,
sehingga harus memenuhi sepanjang hidup".
15. Orang biasa memilih terhibur daripada terdidik. Orang kaya justru sebaliknya.
Umumnya orang-orang kaya tak banyak berinvestasi dalam bentuk pendidikan formal. Justru
yang mereka lakukan adalah belajar sepanjang waktu, kendati masa pendidikan telah usai.
"Ketika masuk ke rumah orang kaya, hal pertama yang Anda lihat adalah ruang perpustakaan
mahal berisi buku-buku yang telah membuat mereka menjadi sukses".
16. Orang biasa berpikir orang kaya adalah sombong. Orang kaya hanya ingin
dikelilingi oleh golongan yang memiliki pemikiran sama.
Mentalitas negatif dari uang yang telah meracuni kalangan kelas menengah membuat
kalangan orang kaya memilih untuk bergaul dengan masyarakat yang sama dengan mereka.
"Orang kaya tak bisa menerima pesan mengenai kiamat dan kegelapan," kata Siebold.

17. Orang biasa fokus pada menabung. Orang kaya fokus pada pendapatan.
Siebold berteori, kalangan orang kaya memfokuskan dirinya memikirkan cara meraih untung
dari risiko yang diambil. Langkah ini lebih dipilih daripada menyimpan uang yang telah
diterimanya.
18. Orang biasa bermain aman dengan uangnya. Orang kaya tahu kapan waktunya
mengambil risiko.
19. Orang biasa senang kenyamanan. Orang kaya mencari kenyamanan dalam
ketidakpastian.
Bagi sebagian orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menjadikan risiko
sebagai jalan menjadi miliarder. Tantangan yang bagi kalangan kelas menengah akan
menciptakan posisi tak nyaman.
"Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosi merupakan tujuan utama dari pemikiran kalangan
kelas menengah".
20. Orang biasa tak pernah mengaitkan uang dan kesehatan. Orang kaya tahu bahwa
uang bisa menyelamatkan hidup.
Di saat sebagian besar masyarakat AS berselisih mengenai isu Obamacare dan jaminan
asuransi kesehatan perusahaan, kalangan super kaya justru mendaftar layanan kesehatan
super elite.
Orang kaya ini menjadi anggota dari asuransi yang memberikan jaminan 24 jam yang hanya
bisa diakses segelintir masyarakat.
21. Orang biasa percaya bahwa mereka harus memiliki keluarga bahagia atau menjadi
kaya. Orang kaya tahu bagaimana mendapatkan semua itu.
Ide mengenai kekayaan akan memunculkan waktu berkumpul keluarga yang mahal, tak lain
hanya sebuah pembiaran. Orang kaya berpikir Anda bisa memiliki semuanya jika melakukan
pendekatan pada tantangan itu dengan pikiran penuh cinta dan kekayaan. (art)

Bedanya Pola Pikir Si Kaya dan Si Miskin Dalam


Mengelola Keuangan
oleh Ellya Mar 20, 2016

Bedanya Pola Pikir Si Kaya dan Si Miskin Dalam Mengelola Keuangan

Semarang, 20/3 (BeritaJateng.net) Mengapa realita di masyarakat, orang


yang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin ? Itu karena
mental dan pola pikir dari orang kaya dan orang miskin berbeda.
Ustadz Achmad Mirza, APt., MM, saat mengisi kajian Majelis Taklim
Manajemen Qolbu (MTMQ) bertema Cara Cerdas Mengelola Keuangan
Rumah Tangga mengibaratkan orang kaya dan orang miskin seperti
memiliki angsa. Angsa tersebut menghasilkan tiga butir telur.
Pola berpikir orang miskin, tiga telur yang dihasilkan angsa dimakan
semua. Bahkan mereka juga meminjam telur tetangganya karena
kekurangan. Ini disebabkan orang miskin memiliki banyak masalah. Lain
halnya dengan pola pikir orang kaya. Mereka punya tiga telur. Dimakan
dua dan disimpan satu untuk ditetaskan. Setelah menetas, mereka ambil
sebagian, sebagiannya lagi ditetaskan. Begitu seterusnya, papar Ustadz
Achmad Mirza saat menyampaikan materi di Masjid At-Taqwa Jalan Kelud
Raya Semarang, Minggu (20/3) siang.

Dijelaskannya, itulah kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin
makin miskin. Orang bermental kaya akan selalu menunda keinginan yang
tidak ada manfaatnya. Menurutnya, mengeluarkan uang untuk prioritas
jauh lebih penting.
Selain itu, Ustadz Mirza juga mengungkapkan bahwa zakat, infaq dan
sadaqah itu juga akan memperbanyak rizki.
Semakin banyak sadaqah semakin mudah rizki kita, itu janji Allah,
tuturnya.
Ustadz Mirza juga mengajak jamaah yang hadir sedikitnya 50 jamaah
untuk sering dan aktif mengikuti seminar, training serta membeli buku dan
VCD. Dengan demikian ilmunya akan terus bertambah dan bermanfaat.
Sebisa mungkin yang bekerja untuk kita, misalnya dengan membeli tanah
dan emas, itu merupakan investasi. Kita tidak perlu hidup dengan terus
bekerja. Kalau bekerja terus, kapan ibadahnya ?, jelas Ustadz Mirza.
Senada dengan Ustadz Mirza, Ustadz Riyadh Ahmad yang saat kajian
menyampaikan materi Indahnya Hidup dengan Tawadhu juga
menjelaskan bahwa untuk melipatgandakan keuangan secara cepat tidak
bisa diraih tanpa ilmu.
Doa dapat merubah takdir. Lepaskan kepada Allah ketika mengalami
kesulitan, tutur Ustadz Riyadh.
Dikatakannya, Allah pasti menguji hamba-Nya. Rasulullah ujiannya lebih
besar daripada kita, ikhtiar itu wajib, bagaimanapun hasilnya nanti
lepaskan hanya kepada Allah.
Setiap rumah tangga pasti diuji. Manusia hidup pasti mendapat ujian dan
cobaan. Fakta dan realitanya, kisah suami istri dan rumah tangga kadang
ada yang baik, kadang juga ada yang buruk. Orang yang sabar selalu
mengembalikan hasil apapun kepada Allah.
Allah tahu, karena sedang mendidik kita menjadi semakin siap dengan
beragam ujian, cobaan dan fenomena yang ada dalam kehidupan ini. Tidak
ada kesuksesan sejati kecuali menjaga iman dan taqwa sampai datangnya
ajal, pungkas Ustadz Riyadh. (BJT01)

Ikuti Pola Pikir Orang Kaya Ini agar Kamu Bisa Kaya
Minggu 29 November 2015, 11:58 WIB

BATAMNEWS.CO.ID - Banyak orang miskin yang berpura-pura kaya namun pada akhirnya
semakin jatuh miskin. Pola hidup atau gaya hidup ini yang terkadang membuat orang miskin
semakin miskin.
Sedangkn orang kaya kerap membelanjakan uangnya justru memdapatkan uang denganc cara
berinvestasi.
Tak heran muncul kalimat yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Ternyata tidak cuma soal modal, tapi pola pikir juga berpengaruh terhadap kesejahteraan
seseorang.
Ini pulalah yang membuat orang kaya bisa bertahan sedangkan orang miskin sulit keluar dari
belenggu kemiskinan karena pola yang salah.
Berikut ini perbedaan pola pikir antara orang miskin dan orang kaya:
1. Cara membelanjakan uang
Orang miskin
Ketika punya sedikit uang, orang miskin lebih cenderung menghabiskannya untuk membeli
kebutuhan sekunder seperti ponsel terbaru atau televisi paling canggih. Jika memiliki
investasi, porsi untuk berinvestasi cenderung lebih kecil dibandingkan alokasi belanja.
Orang Kaya
Orang-orang kaya cenderung senang menginvestasikan kelebihan uang mereka. Di luar
dugaan, banyak orang kaya yang bisa bertahan karena pola konsumsi mereka yang tidak jauh
lebih besar dari investasinya. Inilah rahasia yang membuat kekayaan mereka terus berlipat
ganda.
Salah satu contohnya adalah Joshua Coleman, yang memperoleh US$400 juta atau sekitar
Rp5,2 triliun pada tahun 2004 saat menjual perusahaan telekomunikasinya. Dia tidak lantas
memakai uangnya untuk membeli sesuatu yang megah melainkan mengalokasikannya untuk
mendirikan sebuah usaha.
2. Cara memperoleh penghasilan
Orang Miskin

Memulai usaha adalah hal yang jauh dari impian orang miskin. Orang miskin lebih senang
untuk bermain aman dengan bekerja sebagai karyawan dan mengandalkan pendapatan tetap.
Mental pegawai ini yang membuat kekayaan orang miskin sulit melompat
Orang kaya
Para miliuner tidak serta merta memiliki investasi sebagai sumber pendapatan mereka.
Kebanyakan miliuner justru memulai kekayaan mereka dari sebuah bisnis.
Dengan memulai sebuah bisnis peluang Anda untuk mempertahankan atau meningkatkan
kekayaan terus terbuka. Di Indonesia, salah satu contoh baik adalah pengusaha kondang Bob
Sadino. Dalam berbagai kesempatan, Bob sering menganjurkan orang untuk tidak menjadi
pegawai dan beralih sebagai pebisnis.
3. Hobi
Orang miskin
Hobi justru membuat kekayaan menurun. Banyak orang miskin menyukai hobi yang tidak
punya nilai ekonomi atau justru membuat kekayaan semakin menurun. Contohnya seperti
hobi belanja, hura-hura dll.
Orang kaya
Orang kaya berinvestasi pada hobi. Banyak orang kaya berinvestasi pada lukisan, perhiasan
atau barang-barang seni yang harganya bisa meningkat. Orang-orang kaya yang memiliki
indra penciuman kuat pada uang cenderung memiliki hobi pada sesuatu yang langka. Mereka
yakin nilai barang hobi mereka akan membuat mereka untung di suatu saat.
17 Perbedaan Cara Berpikir Orang Kaya dan Orang Miskin

Orang kaya berpikir sangat berbeda dari orang


miskin dan orang kelas menengah. Mereka berpikir berbeda tentang uang, tentang
kemakmuran, tentang mereka sendiri, orang lain, dan semua aspek kehidupan.
Menurut T. Harv Eker, penulis buku best seller The Secret of Millionaire Mind, ada 17
perbedaan cara berpikir, kebiasaan, sikap, tindakan orang kaya dan orang miskin. Sebelum
menampikan 17 perbedaan tersebut, saya ceritakan latar belakang T Harv Eker terlebih dulu.
T Harv Eker awalnya adalah seorang yang berkali-kali bangkrut dalam usahnya. Pada titik
terendah dalam hidupnya, dia bertemu dengan seorang yang kaya raya, teman ayahnya.
Orang kaya ini berkata bahwa dulu dia juga miskin seperti T Harv Eker. Hidupnya berubah
setelah mendapat nasihat dari seseorang. Nasihat yang sama disampaikan kepada T Harv
Eker.
Orang kaya ini berkata: Harv, jika kamu masih belum mendapatkan apa yang kamu
inginkan, itu berarti ada sesuatu yang masih belum kamu ketahui.

Orang kaya ini kemudian menyambung dengan pertanyaan: Tahukah kamu bahwa
kebanyakan orang kaya berpikir dengan cara yang serupa?
Harv menjawab: Saya sama sekali tidak tahu tentang hal itu.
Orang kaya itu berkata: Ini bukan ilmu eksakta, tetapi mayoritas orang kaya berpikir dengan
cara tertentu, dan orang miskin berpikir dengan cara yang sama sekali berbeda. Cara berpikir
itu menentukan tindakan mereka dan juga hasil-hasil mereka.
Orang kaya itu melanjutkan: Jika kamu berpikir dengan cara seperti orang kaya berpikir dan
bertindak seperti orang kaya bertindak, apakah kamu yakin bahwa kamu bisa menjadi kaya
juga?
Saya rasa demikian, jawab Harv.
Maka, jawab orang kaya itu, yang harus kamu lakukan adalah menyalin / meng-copy
bagaimana orang kaya berpikir.
Yang terjadi selanjutnya adalah, T Harv Eker dengan sepenuh hati melakukan studi tentang
orang kaya dan bagaimana mereka berpikir. Dia menemukan sebuah kebenaran bahwa: orang
kaya benar-benar berpikir secara berbeda dari orang miskin dan bahkan orang kelas
menengah. Akhirnya, dia menyadari bagaimana cara berpikir dia selama ini menghalangi dia
dari kemakmuran. Yang lebih penting, T Harv Eker juga mempelajari teknik-teknik dan
strategi ampuh yang mengkondisikan pikirannya agar selalu berpikir seperi orang kaya
berpikir.
Berbekal cara pikir baru tersebut, T Harv Eker membuka usaha baru berupa toko alat-alat
fitness. Karena tidak punya uang, dia menggunakan kartu kredit untuk modal usaha itu,
sebesar USD 2000. Dua setengah tahun setelah itu, T Harv Eker sudah membuka 10 toko.
Kemudian dia menjual separuh dari toko-tokonya ke perusahaan Fortune 500 seharga 1.6 juta
USD.
Berikut ini 17 perbedaan cara berpikir, kebiasaan, sikap, tindakan orang kaya dan orang
miskin.
1. Orang kaya percaya sayalah yang menentukan hidup saya. Orang miskin
percaya orang atau pihak lain yang menentukan nasib saya.
2. Orang kaya memainkan permainan uang untuk menang. Orang miskin
memainkan permainan uang agar tidak kalah.
3. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya. Orang miskin ingin menjadi
kaya.
4. Orang kaya berpikir besar. Orang miskin berpikir kecil.

5. Orang kaya fokus pada peluang. Orang miskin fokus pada masalah /
hambatan.
6. Orang kaya mengagumi orang kaya dan sukses lainnya. Orang miskin
membenci orang kaya dan sukses.
7. Orang kaya bergaul dengan orang-orang positif dan orang-orang sukses.
Orang miskin bergaul dengan orang-orang negatif dan orang-orang yang
gagal.
8. Orang kaya mempromosikan diri mereka sendiri dan nilai-nilai mereka.
Orang miskin tidak suka mempromosikan diri mereka dan nilai-nilai
mereka.
9. Orang kaya lebih besar dari masalah mereka. Orang miskin lebih kecil dari
masalah mereka.
10.Orang kaya adalah penerima yang sangat baik. Orang miskin adalah
penerima yang buruk.
11.Orang kaya memilih dibayar berdasarkan hasil. Orang-orang miskin
memilih dibayar berdasarkan waktu.
12.Orang kaya berpikir keduanya. Orang miskin berpikir ini atau itu / salah
satu.
13.Orang kaya fokus pada kekayaan bersih mereka. Orang miskin fokus pada
pendapatan mereka.
14.Orang kaya mengelola uang mereka dengan baik. Orang miskin mengelola
uang mereka dengan buruk.
15.Orang kaya membiarkan uang bekerja untuk mereka. Orang miskin
bekerja untuk uang.
16.Orang kaya mengambil tindakan bahkan ketika mereka merasa takut.
Orang miskin membiarkan diri mereka dihentikan oleh rasa takut.
17.Orang-orang kaya belajar dan bertumbuh sepanjang waktu. Orang miskin
berpikir mereka sudah tahu segalanya.
Related posts:
1. Apa Hal Terbesar yang Mencegah Orang Mencapai Impian?
2. Inspirasi dari Donald Trump: Menang Atas Tragedi Bisnis yang Bisa
Membuat Orang Lain Bunuh Diri
3. Anda Memiliki Semua Sumber Daya yang Anda Butuhkan untuk Sukses
4. Rahasia Panjang Umur: Makan Lebih Sedikit

Apa Hal Terbesar yang Mencegah Orang Mencapai Impian?

Jawaban dari pertanyaan-judul di atas adalah


RASA TAKUT.
Rasa takut sebenarnya merupakan suatu respon yang alami dan psikologis yang berfungsi
memperingatkan kita pada kenyataan bahwa kita perlu bersiap-siap untuk menghadapi
sesuatu atau kita perlu lari.
Rasa takut juga merupakan reaksi yang alami terhadap suatu perubahan.
Akan tetapi, rasa takut dapat menjadi musuh dalam pencapaian Anda, khususnya apa bila hal
itu telah menjadi sebuah ketakutan yang berlebihan.
Perasaan takut yang berlebihan adalah alasan mengapa kebanyakan orang begitu sulit
memulai sesuatu yang baru dan sebaliknya memilih hal-hal yang sudah biasa, aman, nyaman,
dan tidak berisiko.
Bahkan, beberapa orang di antaranya TIDAK PERNAH MERAIH IMPIAN hanya karena
sepanjang kehidupan mereka DIPENUHI DENGAN KETAKUTAN.
Kita semua menderita rasa takut sampai tingkat tertentu.
Demikian juga orang-orang sukses dalam berbagai bidang yang sangat kita kagumi. Mereka
juga menderita rasa takut sebelum mencapai kesuksesan.
Sangat sedikit orang yang telah mencapai kesuksesan tanpa harus menanggulangi rasa
takutnya.
Kelebihan mereka adalah bahwa pada suatu titik tertentu mereka memutuskan untuk tidak
lagi membiarkan rasa takut menghalangi mereka.
Rasa takut adalah musuh kesuksesan. Jika Anda tidak menghadapinya, rasa takut akan
mengendalikan hidup Anda.
Lalu, bagaimana cara kita menghadapi rasa takut?

Perlawanan terbaik terhadap rasa takut adalah dengan BERTINDAK. Tindakan


menyembuhkan rasa takut. Apakah Anda pernah mengalami bahwa saat Anda bertindak dan
tetap melakukan apa yang Anda takuti, rasa takut itu seringkali hilang dengan sendirinya?
Apa yang kita takutkan seringkali tidak seburuk yang kita bayangkan.
Dalam sebagian besar kasus, rasa takut disebabkan oleh persepsi dan bukan fakta. Istilahnya
adalah FEAR = False Evidence Appearing Real atau bukti palsu yang tampak nyata.
Sebagian besar orang yang mencapai kesuksesan bukanlah orang-orang yang luar biasa
istimewa. Mereka hanyalah orang biasa yang telah melakukan hal-hal yang luar biasa.
Memutuskan untuk bertindak menghadapi rasa takut adalah suatu hal yang luar biasa.
Beberapa rasa takut yang sering dihadapi oleh orang-orang dalam pemasaran jaringan / MLM
adalah:
Rasa takut terhadap telepon (menghubungi orang)
Rasa takut terhadap penolakan
Rasa takut terhadap apa yang dipikirkan orang lain
Rasa takut terhadap kegagalan.
Kalau pun keempat hal itu terjadi, maka RISIKO TERBURUK nya adalah bukanlah sebuah
kebangkrutan. Bukan hal yang sangat menakutkan. Tetapi sesuatu yang membuat anda belajar
untuk menjadi lebih baik. Sesuatu yang akan membuat anda menjadi orang yang lebih kuat,
ulet, dan tangguh. Dan, kabar gembiranya, jika anda terus bertindak, ada RISIKO kedua yang
bisa menghampiri anda, yaitu: menjadi KAYA RAYA!
Related posts:
1. 17 Perbedaan Cara Berpikir Orang Kaya dan Orang Miskin
2. Inspirasi dari Donald Trump: Menang Atas Tragedi Bisnis yang Bisa
Membuat Orang Lain Bunuh Diri
3. Anda Memiliki Semua Sumber Daya yang Anda Butuhkan untuk Sukses
4. Sepuluh Afirmasi Positif yang akan Mengubah Hidup Anda

Anda mungkin juga menyukai