MINDFUL PARENTING
KATA PENGANTAR
Orangtua merupakan pendidik pertama dan memberi banyak pengaruh dalam
pembentukan pribadi dan karakter. Orangtua dalam perannya sangat strategis
mengantarkan putra-putrinya berhasil dalam lingkungan pendidikan dan sosialnya.
keberhasilan orangtua dalam mendidik sangat bergantung pada kesadaran orangtua
tentang konsep pengasuhan dan kecakapan dalam tiap proses pembentukan karakter
anak. Buku ini akan membahas tentang mindful parenting; positif parenting;
kemampuan mengelola emosi dalam pengasuhan; self compassion; Komunikasi
Positif Dalam Pengasuhan; Negosiasi Penerapan Disiplin Positif Dalam
Pengasuhan; Menghindari Kekerasan Dalam Pengasuhan; Mengenal Karakteristik
Anak dan Antisipasi Munculnya Masalah Perilaku Anak; Menstimulasi Literasi
Anak Dalam Prestasi Akademik; Coping Stress Dalam Pengasuhan; dan Orang Tua
Hebat dan Bahagia Dalam Mengasuh Anak. Besar harapan para penulis dengan
hadirnya buku ini nanti dapat bermanfaat dan menjadi rujukan bagi orangtua dalam
aplikasi langsung saat mengasuh dan mendidik anak baik di rumah, di sekolah dan
di lingkungan masyarakat.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bagian 1 : Apa Itu Mindful Parenting
Bagian 2 : Positif Parenting: Siap Menjadi Pendengar yang Penuh Perhatian
Dalam Pengasuhan
Bagian 3 : Kemampuan Mengelola Emosi Dalam Pengasuhan
Bagian 4 : Self Compassion (Welas Asih) Dalam Pengasuhan
Bagian 5 : Komunikasi Positif Dalam Pengasuhan
Bagian 6 : Negosiasi Penerapan Disiplin Positif Dalam Pengasuhan
Bagian 7 : Menghindari Kekerasan Dalam Pengasuhan, Dengan Tidak
Menghakimi Diri Sendiri dan Anak
Bagian 8 : Mengenal Karakteristik Anak dan Antisipasi Munculnya
Masalah Perilaku Anak
Bagian 9 : Menstimulasi Literasi Anak Dalam Prestasi Akademik
Bagian 10 : Coping Stress Dalam Pengasuhan
Bagian 11 : Orang Tua Hebat dan Bahagia Dalam Mengasuh Anak
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAGIAN 1
Apa Itu
MINDFUL PARENTING
PARENTING ?
Parenting adalah pengasuhan untuk anak-anak dengan tujuan prosesnya
dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang unggul dan
mandiri
MINDFUL PARENTING
BAGIAN 2
Positif Parenting: Siap Menjadi
Pendengar Yang Penuh
Perhatian Dalam Pengasuhan
(1)
POSITIF PARENTING
Pengasuhan yang dilakukan secara suportif (perlakuan yang sangat
mendukung perkembangan anak), konstruktif (menghindari kekerasan)
dan dilakukan dengan cara menyenangkan
LINGKUNGAN RUMAH
yang terlibat Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Om, Tante, Sepupu, dan Asisten Rumah
Tangga (Dipastikan semua orang dewasa yang berada di rumah)
LINGKUNGAN SEKOLAH
yang terlibat Guru, Kepala Sekolah, Administrator dan Warga Sekolah
LINGKUNGAN MASYARAKAT
yang terlibat Tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar tempat tinggal
ALASAN MENGAPA PENTING
MELAKUKAN POSITIF PARENTING
1. Kualitas interaksi anak dengan orang tua semakin meningkat
2. Semakin optimal tumbuh kembang anak
3. Preventif perilaku menyimpang muncul
MERASA BERSALAH
Setiap orangtua dapat menyadari bahwa tidak ada
orangtua yang sempurna. Seperti hal nya perasaan rasa
bersalah kadang dialami saat orangtua merasa kita tidak
dapat memenuhi harapan sebagai orang tua
KHAWATIR/CEMAS
Sejak anak masih dalam kandungan tidak sedikit orang
tua yang mengalami banyak kekhawatiran karena
beberapa komunikasi yang dilakukan bersama orang
lain (sensitif). Sebenarnya rasa khawatir diawali karena
ketidaksiapan diri dan kurangnya pengetahuan
BAGIAN 5
Komunikasi Efektif
Dalam Pengasuhan
(4)
KOMUNIKASI EFEKTIF
(1) KETRAMPILAN
BEREMPATI
Kemampuan menempatkan diri pada posisi yang
sedang anak alami
CARA MENGKOMUNIKASIKAN
PERASAAN
Bila hal ini dilakukan oleh orangtua, anak akan tidak percaya diri
terhadap perasaannya sendiri
BAGIAN 6
Negosiasi Penerapan Disiplin
Positif Dalam Pengasuhan
(5)
NEGOSIASI
DISIPLIN POSITIF
Membentuk tingkah laku anak secara positif melalui metode
pembiasaan dengan konsep kasih sayang sehingga anak dapat
menjadi individu yang dapat diterima secara sosial sikap dan
perilakunya
PAHAMILAH BAHWA
DISIPLIN POSITIF BUKAN….
9. JANGAN MENGUNGKIT-UNGKIT
dengan cara apapun perilaku yang sudah berlalu
maka dapat dijadikan sebagai pembelajaran bersama
fokus pada perubahan perilaku yang lebih baik
BAGIAN 7
Menghindari Kekerasan
Dalam Pengasuhan, Dengan Tidak
Menghakimi Diri Sendiri dan Anak
(6)
KEKERASAN Adalah setiap perbuatan terhadap
anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, psikis, seksual dan atau
penelantaran termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum
(Pasal 1 angka 15a, Undang-undang No 35/2014
tentang Perlindungan Anak)
BENTUK KEKERASAN
1. FISIK yaitu tindakan yang menyebabkan
kerugian fisik, cedera atau penderitaan fisik pada
anak, Misal : memukul, mencubit, menampar,
menendang, merendam dan lain-lain
MASALAH EMOSIONAL/PSIKOLOGIS
Emosi negatif seperti takut, sedih, marah, tak berdaya, malu,
kecewa, terhina, merasa rendah, frustasi, cemas, bingung, merasa
kotor
Jika berkelanjutan, anak menjadi pribadi yang rendah diri,
kehilangan kepercayaan diri, sulit merasa aman, mudah marah
dan agresif, sulit konsentrasi dan berfikir, sulit berbagia, mencari
rasa aman semu
Gangguan kejiwaan seperti depresi, bahkan keinginan bunuh diri
dan gangguan mental lainnya
HAMBATAN SOSIAL
Tidak bersemangat, mudah menyerah dan putus asa atau cengeng
Senang menyendiri dan mengindari kontak sosial (tidak memiliki
teman bermain)
Agresif, suka menipu dan berpura-pura, tidak peduli bisa
mencederai/merugikan orang lain
Sulit berprestasi, menghindari tantangan
Takut ditolak keluarga/lingkungan
Sulit mempercayai orang lain dan menjalin kedekatan hubungan
Sulit berempati dan memahami kesulitan orang lain
Pada remaja ada kemungkinan bisa terlibat dalam perilaku
beresiko seperti terlibat narkoba, perilaku seksual beresiko,
vandalisme, kriminal dan radikalisme
PREVENSI TERHADAP
KEKERASAN DALAM
PENGASUHAN
BAGIAN 8
Mengenal Karakteristik Anak
dan Antisipasi Munculnya
Masalah Perilaku Anak
(7)
1. Bersifat Unik
2. Berada Dalam Masa Potensial
3. Relatif Spontan
4. Cenderung Ceroboh dan Kurang Perhitungan
5. Aktif dan Energik
6. Egosentris
7. Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Kuat
8. Petualang
9. Memiliki Imajinasi dan Fantasi Yang Tinggi
10.Cenderung Mudah Frustasi
11.Memiliki Rentang Perhatian Yang Pendek
KARAKTERISTIK ANAK USIA SD
(USIA 6-12 TAHUN)
1. Senang bermain
2. Senang bergerak
3. Senang bekerja dalam kelompok
4. Serta senang merasakan/ melakukan
sesuatu secara langsung
KARAKTERISTIK ANAK USIA SMP
(USIA 12-15 TAHUN)
Kesabaran Adil
Penuh kasih sayang Dapat memahami
Penuh perhatian perasaan anak
Ramah Pemaaf terhadap anak
Toleransi terhadap anak Menghargai anak
Empati Memberi kebebasan
Penuh kehangatan terhadap anak secara
Menerima anak apa adanya terarah
Peliharalah minat anak Menciptakan hubungan
yang akrab dengan anak
BAGIAN 9
Literasi tidak hanya terpaku memahami isi buku, namun saat ini pemahaman pada
suatu bidang pun membutuhkan literasi, seperti literasi media artinya memahami
dan mampu menggunakan media dan literasi pembelajaran artinya juga mampu
memahami dan mengimplementasi pembelajaran.
KONDISI LITERASI
ANAK INDONESIA
Literasi di Indonesia sedang menjadi pembicaraan hangat setelah
Indonesia mengikuti beberapa tes secara internasional salah satunya
yaitu PISA (Programme for International Student Assessment), PIRLS
(Progress in International Reading Literacy Study) dan EGRA (Early
Grade Reading Assessment). Hasil tersebut menunjukan literasi anak di
Indonesia menduduki tingkatan yang rendah dibandingkan negara lain.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun menjelaskan bahasa
47.83% pelajar memiliki kemampuan membaca yang kurang.
Hubungan Literasi dengan Prestasi
Akademik Anak
Literasi awal seorang anak memiliki pengaruh besar pada
prestasi akademik anak
Membaca meningkatkan hasil belajar
Anak yang membaca untuk kesenangan mereka sendiri memiliki
nilai yang lebih tinggi pada beberapa mata pelajaran.
Meski anak tidak memiliki kecintaan dalam membaca, namun
anak yang mengetahui pentingnya membaca cenderung memiliki
nilai yang baik. Hal ini dikarenakan anak tetap berusaha
membaca.
CARA MENINGKATKAN LITERASI ANAK
Bermain Kata
Bermain kata pada anak bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Orangtua bisa menyiapkan buku, poster atau kartu kata yang mudah
dilihat oleh anak. Orangtua bisa menyampaikan cara pelafalannya dan
ejaanya. Orangtua juga bisa bermain dengan menghilangkan satu huruf
dan meminta anak mencari huruf yang hilang. Kegiatan ini dilakukan
untuk meningkatkan rasa senang saat belajar kata.
Segala usaha baik sehat maupun tidak sehat, sadar atau tidak sadar,
yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi hal yang dapat
menyebabkan stress atau menolerir efek dari stress agar tidak terlalu
menyakitkan
BAGIAN 11
Orang Tua Hebat dan Bahagia
Dalam Mengasuh Anak
(10)
Mengasuh anak merupakan hal yang menantang bagi
orangtua. Tidak jarang, proses mengasuh anak dapat
menjadi salah satu penyebab stress pada orangtua. Lalu
bagaimana agar menjadi orangtua yang bahagia dalam
mengasuh anak?
PENUTUP
Kemampuan mengasuh secara bijaksana sebenarnya dapat dilakukan
siapapun, asal mau belajar dan bersabar. Tantangan dan permasalahan
dalam pengasuhan dapat diminimalisir dengan menerapkan mindful
parenting. Pengasuhan berkesadaran memiliki dimensi-dimensi yang
perlu dipelajari dan diterapkan oleh orangtua. Penerapan mindful
parenting pada balita dan remaja terbukti dapat mengurangi stres,
menurunkan agresi anak, meningkatkan perilaku prososial anak,
meningkatkan kepuasan dalam pengasuhan, meningkatkan kualitas
komunikasi verbal dan nonverbal antara orang tua dan anak, bahkan
secara efektif mampu membantu orangtua dalam mengasuh anak yang
mengalami autis dan ADHD.
TENTANG PENULIS
Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., M.A
Dosen di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura
Aktif Sebagai Pembicara Kegiatan parenting, Konselor pendidikan, peneliti dan penulis.
Buku yang penulis sudah terbitkan adalah Entrepreneurship Parenting Untuk Anak Usia Dini;
Mengelola Social Emosional Anak Usia Dini Di Masa Darurat; dan Digital Parenting Upaya
Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual Pada Anak
DAFTAR PUSTAKA
Bornstein, M., H. 2008. Handbook of Parenting Volume 1. Children and
Parenting. Lawrence Erlbaum Associates, NJ.
Costa, J. 2016. The Conscious Parent‛s Guide to Positive Discipline. USA:
Adams Media, MA
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian
Pendidikan Nasional. 2011. Mengasuh Anak Dengan Bijak
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial
Kementerian Sosial. 2020. Pencegahan Kekerasan, Pelantaran, Dan
Eksploitasi Terhadap Anak Penguatan Kapabilitas Anak Dan Keluarga.
Hurlock, E., B. 2011. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. 2016.
Praktik Baik Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. 2015.
Mindful Parenting
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Kenali
Emosi Diri Sebagai Orang Tua.
Klemencic, E., Mirazchiyski, P., & Sandoval-Hernández, A. (2014).
Parental Involvement in School Activities and Student Reading
Achievement – Theoretical Perspectives and PIRLS 2011 Findings. Šolsko
Polje. Vol 25, No (3–4), hal 117–130.
Kumalasari, D. & Fourianalistyawati, E. (2020). The role of mindful
parenting to the parenting stress in mothers with children at early age.
Jurnal Psikologi Vol. 19(2), 135-142.
Kurniawan, H. 2018. Literasi Parenting. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Lestari, S., & Widyawati, Y. 2016. Gambaran Parenting Stress dan Coping
Stress Pada Ibu Yang Memiliki Anak Kembar. Jurnal Psikogenesis Vol 4
(1)hal 41-57.https://academicjournal.yarsi.ac.id
Neff, K., D. (2003a). Development and validation of a scale to measure
self-compassion. Self and Identity, 2, 223-250. http://self-
compassion.org
Neff, K. D. (2003b). Self-compassion: An alternative conceptualization of a
healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2, 85-102. Retrievied
From: http://self-compassion.org
Padmadewi, N., N & Artini, L., P. 2018. Literasi di Sekolah, dari Teori ke
Praktik. Bali: NILACAKRA.
Ratnasari, K., A & Kuntoro. 2017. Hubungan Parenting Stress, Pengasuhan
dan Penyesuaian Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Kekerasan Anak
Dalam Rumah Tangga. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS Dr.
Soetomo, Vol 3 (1) hal 86-98. https://media.neliti.com
Reade, A. 2017. Supporting Your Child’s Literacy Development At Home.
Washington, DC: U.S. Department of Education, Office of Elementary and
Secondary Education, Office of Special Education Programs, National
Center on Improving Literacy.
Santrock, J., W. 2007. Remaja. Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Sofyan, I. 2018. Mindful Parenting : Strategi Membangun Pengasuhan
Positif Dalam Keluarga. Journal of Early Chilhood Care & EducationVol 1
(2) Hal 41-47.
Strum, L. 2004. Temperament in Early Childhood: A Primer for The
Perplexed. Washington DC: Zero to Three.
Tahmidate, L., & Wawan, K. 2020. Permasalahan Budaya Membaca di
Indonesia. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 10 No. 1,
hal 22 – 33.
Whitten, dkk. 2016. The Impact of Pleasure Reading on Academic Success.
The Journal of Multidisciplinary Graduate Reseacrh. Vol 2, No. 4, hal 48 –
64.
SAMPUL BELAKANG
Buku ini akan membahas tentang mindful parenting; positif parenting; kemampuan
mengelola emosi dalam pengasuhan; self compassion; Komunikasi Positif Dalam
Pengasuhan; Negosiasi Penerapan Disiplin Positif Dalam Pengasuhan;
Menghindari Kekerasan Dalam Pengasuhan; Mengenal Karakteristik Anak dan
Antisipasi Munculnya Masalah Perilaku Anak; Menstimulasi Literasi Anak Dalam
Prestasi Akademik; Coping Stress Dalam Pengasuhan; dan Orang Tua Hebat dan
Bahagia Dalam Mengasuh Anak. Besar harapan para penulis dengan hadirnya buku
ini nanti dapat bermanfaat dan menjadi rujukan bagi orangtua dalam aplikasi
langsung saat mengasuh dan mendidik anak baik di rumah, di sekolah dan di
lingkungan masyarakat.