Anda di halaman 1dari 21

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 HYPNOPARENTING

KELAS A: APLIKASI HYPNOSIS UNTUK


ANAK MALAS BELAJAR
KHOIRUN NISAK (J210140001)
MUTIA C.P.S. (J210140010)
AZEIS RIANANG (J210140020)
DWI SAFITRI (J210140030)
ENDAH K. (J210140039)
NANFIA BELLA K.(J210140048)
PENGERTIAN
Hypnoparenting merupakan metode
peningkatan kualitas perilaku dan cara
pandang anak dengan cara pemrograman
ke alam bawah sadar anak dengan
metode hypnosis.
Hypnoparenting memiliki prinsip bahwa
semua yang dikatakan dan dilakukan
orangtua pada hakikatnya adalah suatu
proses hipnosis karena akan terpola pada
pikiran bawah sadar anak.
TANDA DAN GEJALA
Anak tiba-tiba mogok sekolah padahal
sedang tidak sakit
Sering bangun kesiangan
Tidak mau mengerjakan PR
Membolos di tengah pelajaran
Malas membaca buku, bahkan menyentuh
buku tidak mau
Lebih banyak menghabiskan waktu
dengan bermain
Tujuan

Tujuan hypnoparenting ini adalah:


Untuk dijadikan solusi atau metode orang
tua dalam mendidik anak dan
menciptakan pendidikan karakter
terhadap kehidupan anak
Mewujudkan sikap anak yang rajin
belajar, mempunyai kepribadian baik,
mewujudkan sikap anak yang terdidik
dengan baik
Mewujudkan nilai karakter dan moral
anak sesuai kepribadian.
Manfaat
Menumbuhkan sikap persaingan pada anak
sehingga terdorong sikap untuk rajin belajar dan
akhirnya mengembangkan kualitas dirinya.
Menghindari sikap ambivalensi atau perbedaan
sikap antar kedua orang tua.
Menekankan hubungan kausalitas
Menghindari melakukan intervensi terlalu banyak
yang akan menjadikan anak menjadi over
protective
Berkomunikasi secara sehat
Penatalaksaan
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
Hypnoparenting:
1) Orang tua dapat mengawasi dan tidak terlalu
memanjakan anak dengan berbagai macam
teknologi yang semakin membunuh minat belajar
anak-anak
2) Who am I as a parent
Mengenali diri sendiri selaku orang tua. Ada
berbagai type orang tua, yaitu:
) Perfeksionis : menetapkan standar yang tinggi,
banyak mengkritik.
) Easy going : serba boleh, tidak mau ambil
pusing.
) Ambivalent: tidak konsisten, moody
) Overprotective: terlalu cemas, melindungi
) Mature: stabil, komunikatif, adaptif.
lanjutan
3) Knowing abaout your children:
Mengetahui potensi dan kemampuan anak
Mengetahui minat, kesukaan, kebiasaan, harapan, cita-
cita, keinginan, tujuan hidup tanpa harus membedakan
(comparing) dan memberi stempel (labeling)
4) Manage your mind, body, and soul in a balance
Beri kesempatan diri untuk rileks, sehat, dan tetap
produktif
Cukup aktif, cukup istirahat, cukup dapat
mengembangkan minat pribadi maupun minat sosial
serta memiliki nilai spiritual
5) Kenali tumbuh kembang anak, masa transisi dalam
perkembangan serta mampu melakukan deteksi dini
melalui berbagai media
lanjutan
6) Lakukan relaksasi
Alamiah sehar-hari: olah raga, musik, tari,
shopping, perawatan diri, dan rekreasi bersama
Relaksasi terprogram: relaksasi otot napas, pikiran
yang dikemas dalam berbagai program
7) Program positif
Bersikap positif dalam menyikapi masalah
Optimistik
Orientasi pada solusi
Pengertian dan toleran
Mau belajar dari pengalaman
MEKANISME PENATALAKSANAAN
WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN
HYPNOPARENTING
1. Saat mengajak anak
berdoa
2. Saat anak bermain
3. Saat sambil menggambar
4. Saat sebelum bangun
5. Saat anak makan
6. Saat mendiamkan anak
menangis
7. Saat menggendong dalam
bentuk buaian
8. Melalui nyanyian
9. Melalui dongeng
10.Saat belajar
Lanjutan
11. Saat tidur
Inilah waktu terbaik untuk menghipnosis anak.
otaknya berada dalam gelombang alpha atau theta sehingga
RAS (Reticular Analisys System) terbuka lebar dan sugesti
lebih mudah ditanamkan.
Biasanya bola matanya masih bergerak, menelan ludah, dan
tubuh tetap bergerak atau berubah posisinya. Pada
gelombang ini, 80-90% aktivitas otak kiri mulai melamban
sehingga penolakan menjadi berkurang dan anak menurut,
tetapi belum bisa dimasukkan sugesti.
Sebaiknya untuk menghindari anak-anak tidur di depan
televisi yang masih hidup.
Tidak menggunakan kata-kata negatif. Misalnya,Besok pagi
kamu bangun dan tidak rewel, tetapi ganti menjadi,Besok
pagi kamu bangun dengan hati senang, ya Nak!
Pastikan tidak sampai tertidur dengan cara tetap mengelus-
ngelus kepalanya atau senandungkan doa.
Cegah anak tertidur atau masuk ke gelombang delta, karena
sugesti yang diberikan menjadi sia-sia
MEDIA YANG TEPAT UNTUK
MENUNJANG HYPNOPARENTING
Boneka kesayangan
Mainan lego yang bewarna-warni
Alat gambar yang bewarna-warni
Kaset atau CD berisi lagu anak-anak
Kaset atau CD music klasik
Video cerita anak-anak, cerita tentang tokoh-tokoh, kisah-
kisah nabi, dan sebagainya
Permainan jari tangan
Permainan jam dinding atau jam duduk
Boneka karet
Boneka tangan
Bola-bola karet

Alat bantu digunakan ketika orang tua memasukkan sugesti-


sugesti positif
LANGKAH-LANGKAH HYPNOPARENTING

1. Kenali penyebabnya
) Ada anak yang tidak menyukai pelajaran tertentu
karena ia tidak menyukai kepribadian pengajarnya
) Akibat masalah rumah tangga orang tua
) Bermain jauh lebih menyenangkan daripada belajar
) Pergaulan oleh teman-temannya

2. Persiapan
Tanyakan terlebih dahulu kepada diri orang tua anak hal-hal
seperti:
) Apakah gaya belajar anak terakomodir dikelasnya?
) Apa yang paling menarik anak Anda lakukan selain belajar
dan memotivasinya?
) Apakah orang tua sang anak sering mengatakan kata-kata
malas kepada anaknya?
) Apa yang membuat anak menjadi malas dan tidak
termotivasi dalam belajar?
3. Memakai kalimat yang positif dan
menghindari kalimat negative
Apabila dalam kesehariannya ia sering
mendengar kata jangan atau tidak boleh
atau nakal kamu, ya! atau anak yang malas
dan kata-kata negatif lainnya, hampir
dipastikan, kata-kata itulah yang selalu didengar
dan ditanamkan dalam hati.
4. Menciptakan perasaan positif dan pikiran
yang positif
5.Menciptakan suasana rumah yang positif
Jika rumah itu harmonis, maka anak akan dapat
berperilaku positif. Misalnya saja dalam kamar
anak diberi ungkapan-ungkapan positif seperti
Aku mau jadi anak pandai atau Aku suka
belajar, atau kata-kata lain yang apabila setiap
dilihat dan dibaca terus menerus maka akan
tersimpan dalam memori anak dan akan masuk
ke dalam pikiran bawah sadar anak.
6. Menumbuhkan sifat persaingan pada anak
Sejak dini anak sudah harus ditumbuhkan sifat
kompetitif. Ini penting karena sifat kompetitif
akan mengarah pada kedisiplinan, konsep mejadi
yang terbaik, konsep unggul, pengembangan diri
yang optimal, dan berprestasi.
Berikan reward dan punishment
7. Menghindari sikap ambivalensi
Yaitu pendapat orang tua yang berbeda, contohnya:
seorang anak ingin bermain game, ibu melarang main
game karena game dapat membuat anak malas belajar.
Sementara ayah beranggapan, tidak apa sekali-sekali.
Besok atau lusa, anak akan selalu memanfaatkan
perbedaan tersebut untuk hal yang lain juga, seperti
menghabiskan waktu dengan bermain, bolos sekolah,
malas berangkat sekolah dan sebagainya.
8. Menekankan hubungan kausalitas
Hukum sebab akibat atau
kausalitas merupakan hal
mendasar yang harus
diajarkan pada anak.
Ini merupakan konsep
konsekuensi tindakan.
9. Lakukan kontak tubuh
Lakukan kontak tubuh secara lembut, berulang
dan monoton (dapat dilakukan saat ia tertidur),
seperti mengusap kepala atau dahi balita,
mengusap punggungnya dengan lembut. Pada
kondisi memungkinkan, kontak tubuh yang
disertai sugesti bisa dilakukan seperti mengajak
anak tos, jabat tangan atau genggam tangan.
10. Menghindari melakukan intervensi
terlalu banyak
Semua orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik
buat buah hatinya. Akan tetapi, terkadang yang
terbaik bukanlah yang paling indah. Demikian juga
dengan mendidik anak. Orang tua sering kali
membesarkan anak dengan kekhawatiran tinggi. Kalau
dia begini, bagaimana dan kalau nanti ada itu, apa
yang terjadi.
Kekhawatiran- kekhawatiran
tersebut akan membuat
orang tua membatasi ruang
gerak anak, ruang gerak
yang seharusnya dia eksplorasi
11. Kalimat Sugesti Afirmasi Positif
Gunakan kata yang membangun atau konstruktif saat
memberikan sugesti. Misalnya:
Sayang, mulai saat ini ketika Mama pegang bahu
kananmu, maka kamu akan bergembira dan
bersemangat.
Saat kamu melihat logo sekolahmu, kamu akan naik
kelas.
Saat kamu melihat video game-mu, kamu akan
merasa sangat bosan.
Mulai saat ini, ketika kamu melihat lambang warna
putih di meja belajarmu, maka kamu ingin sekali
membuka buku pelajaran dan belajar.
Anak manis, mimpilah yang indah dan besok pagi,
bangun segar, bersemangat untuk berangkat sekolah
dan sehat.
12. Pengulangan
Lakukan pengulangan secara konsisten, orang
tuamelakukan hal sama berulang-ulang, hingga
terlihat hasil yang diharapkan. Ulangi semua proses
itu berkali-kali secara konsisten. Sebaiknya beri
waktu dari satu sugesti ke sugesti untuk kasus
berlainan. Misalnya dua bulan ini orangtua
menghipnosis anak agar jangan mengompol, baru
setelah dua bulan itu orangtua menghipnosis agar
anak tidak malas belajar.

Anda mungkin juga menyukai