Anda di halaman 1dari 13

Bahasa Bunda Bahasa Cinta

A. Rumus Bahasa Bunda Bahasa Cinta

1. Cinta yang terpahami (mengalirkan rasa)


Kebutuhan anak untuk merasa dimengerti, dipahami, diterima, dicintai oleh orangtua. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi dari orangtua, maka anak akan mencari pemenuhannya
melalui media apa saja, dan mungkin saja berakhir pada cinta yang salah.
Dengan kebutuhan cinta yang terpenuhi maka akhlak baik dan akhlak kuat bisa
dikembangkan anak.
Bahasa bunda rumus pertama yaitu dengan:
- Mendengarkan
Benar-benar mendengarkan dengan sungguh-sungguh jika anak mengataan sesuatu
dengan meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan, mengambil waktu untuk
benar-benar mendengarkan.
Tatap mata anak sampai eye level untuk menunujukkan bahwa gurubenar-benar
mendengarkan, tepuk atau elus punggung dengan halus lalu mulai mendegarkan.

Mendengarkan adalah proses aktif, setelah mendengarkan orang dewasa dapat memberikan
umpan balik yang tepat yang berarti memberikan sinyal kepada anak kalau anak dapat diterima
dengan baik.

- Menerima Perasaan
Setelah mendengarkan, hal yang dilakukan adalah menerima perasaan, menerima
keseluruhhan perasaan anak:
1. Perasaan negatif ataupun positif
2. Penerimaan dengan tanpa syarat
3. Tetap menerima rasa walau apapun yang terjadi
- Mengerti dan menghargai anak
- Mengalirkan Perasaan
Harus dapat membedakan antara perasaan dan tindakan yang ditimbulkan oleh
perasaan. Memahami nama rasa yang dimaksudkan dan terampil bertindak diajarkan
kepada anak untuk mengalirkan rasanya.
- Umpan balik untuk mengalirkan perasaan
Umpan balik yang dilakukan yang pertama dengan menamakan emosi yang sedang dirasakan,
lalu dikuatkan dengan kita mengungkapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa kita mengerti
dan berusaha paham. Dan umpan balik ini harus berisi nama rasa lawan bicara.

(lembar kerja menamakan perasaan pada hal 54-56 buku BBBC)


Ada pengecualian dalam menyebutkan nama perasaan saat mengalirkan rasa:
1. Jangan tanggapi dengan kata ‘mengapa’. Karena akan menjadi blokir komunikasi
2. Jika menyangkut rasa tidak pede, putus asa, minder, iri, jangan disebut nama rasa
tersebut, tetapi katakan “pasti tidak asyik ya merasa demikian”
3. Jika kalimat tersebut menuduh kita, maka apapun yang terjadi jangan terbawa
perasaan dan katakan “ooh, bunda minta maaf jika menurutmu Bunda demikian”

- Tentang Blokir komunikasi


Dengan rasa sayang, kita bermaksud menunjukkan kesalahan anak, kadang-kadang
membandingkan anak dengan maksud menyemangati anak. Namun bahasa cinta
tersebut belum tentu dapat diterima seperti maksud kita.
Blokir komunikasi diungkapkan oleh Dr.Thomas Gordon tahun 1962. Blokir ini
dipilah menjadi 12 tipe kesalahan bahasa cinta orang dewasa kepada anak-anak dan
siswa.
1. Memerintah, menunjukkan, mengkomando
2. Mengancam, “ mengingatkan”
3. Membuat merasa bersalah, moraziling, mengkutbahi
4. Menasehati, memberikan solusi merekomendasikan, menyediakan jawaban dan
solusi
5. Mempersuasi dengan alasan logis, menggurui, mengajak berargumentasi
6. Menghakimi, mengkritik, menyalahkan, mengevaluasi
7. Melabel
8. Menganalisis, mendiagnosis, menginterpretasi, menawarkan untuk melihat
permasalahan lebih dalam
9. Memberi semangat
10. Menginterogasi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
11. Penolakan, pengalihan pembicaraan, sarcasm
12. Memuji, persetujuan
Dalam hal memuji, guru memang diharuskan untuk memberikan pengakuan dan
apresiasi terhadap perbuatan baik yang dilakukan siswa. Namun dalam memberikan
pujian juga harus memperhatikan siswa yang lainnya, pujian bagi satu siswa bisa
menjadi hukuman bagi siswa lainnya.
Sebagai ilustrasi, ketika satu orang siswa diumumkan sebagai anak pintar dan
diminta maju ke depan, maka secara otomatis guru itu mengatakan bahwa selain
anak tersebut berarti tidak pintar.
Alfie kohn dalam penelitiannya menyatakan dalam bukunya Punish by reward
tentang pujian bahwa seseorang mungkin Terhukum karena pujian
- Tentang Imbalan dan Hukuman
Pada hakikatnya, imbalan tidak bekerja.
Apabila kita memberikan imbalan kepada anak, maka kita harus memberikan
imbalan terus menerus agar memperoleh hasil yang sama. Yang artinya jika
menggunakan penghargaan terus menerus, maka yang terjadi anak-anak akan
bergantung pada imbalan bukan karena motivasi internal. Mereka akan melakukan
sesuatu karena imbalan, bukan karena kebenaran itu sendiri. Manusia memiliki
keingintahuan alami, sebaiknya pendidikan menumbuhkan dan mengembangkan
hal ini.

Imbalan itu menghukum


Imbalan dan hukuman sebenarnya hampir sama, ketika seorang siswa mendapat
imbalan atau pujian, maka bisa menjadi hukuman bagi siswa yang lain.

Imbalan merusak hubungan


Di antara siswa yang sering memperoleh imbalan dengan yang tidak pernah
memperoleh imbalan akan terjadi kecemasan, yang memberikan efek untuk siswa
yang tak pernah memperoleh imbalan untuk berhenti mencoba.

Imbalan tidak mendorong untuk melakukan eksplorasi dan pengambilan risiko


Ketika siswa melakukan sesuatu dengan tujuan penghargaan, maka tidak akan
mencari alternatif yang lain dan cenderung mencari cara termudah untuk mencapai
tujuan itu..

Imbalan membutuhkan minat


Imbalan membutuhkan motivasi dan minat untuk memunginkan mereka berprilaku
untuk memperoleh imbalan itu.

Imbalan hanya berlaku dalam jangka pendek


Imbalan yang diberikan kepada anak mengajarkan anak menjadi pamrih dan mereka
akan berfikir hanya melakukan sesuatu jika mendapat balasan.
Harus menanamkan pemikiran kepada anak

*ada laptop bu dilla lanjutan seni memuji

- Tentang efek blokir komunikasi


Anak membutuhkan perhatian, bantuan, simpati, bimbingan dan cinta kita. Anak
belajar bahagia yang berasal dari dirinya sendiri. Menciptakan kebahagianya dengan
caranya. Anak yang bahagia yang memberikan perhatian bukan hanya yang
mendapat perhatian.
Blokir komunikasi jika tidak diperbaiki dengan cara mengalirkan rasa akan
menimbulkan masalah yang lebih besar dikemudian hari, diantaranya:
1. Mencari perhatian
2. Kekuasaan
Keinginn anak untuk berusaha menguasai orang lain selalu terjadi setelah orang
tua berusaha beberapa kali menghentikan tuntutan anak akan perhatian
orangtuanya. Anak memperoleh kepuasan dari penolakannya untuk melakukan
apa yang diinginkan orang dewasa darinya.
Dalam kondisi ini anak merasa jika ia memenuhi orangtuanya maka ia akan
kehilangan arti dan nilai pribadinya.

3. Balas dendam
Level perasaan ingin menguasai pada anak meningkat menjadi balas dendam
untuk melampiaskan perasan sakit yang nyata atau bisa jadi sakit yang
sebenarnya hanya karena persepsinya.
Target balas dendam bisa orang tua, guru, siswa lain bahkan masyarakat dan
tekadang bisa sampai menyebabkan rasa malu pada orangtua. Pada taraf ini
pendekatan sistemik harus dilakukan.
Karena adanya blokir komunikasi, pada satu titik akan ada anak yang mengambil
tempat dengan memperlihatkan ketidakberdayaannya, menghindari kegagalan dan
ia percaya bahwa tidak akan bisa memenuhi harapan sendiri apalagi harapan orang
lain.
Mempertimbangkan efek blokir komunikasi tersebut, maka kita (orangtua,guru)
harus berupaya sungguh-sungguh untuk menerima anak apa adanya (mencintai
tanpa syarat, tidak menghukum maupun memberi imbalan).
Untuk membantu mengelimir blokir komunikasi, jika melihat sesuatu kekurangan
pada anak, maka dilihat sebagai setengah isi bukan setengah kosong.
Kebutuhan anak untuk dihormati dan untuk berkontribusi bisa dipenuhi dengan
memberikan pelajaran keterampilan hidup yang diantaranya adalah kemandirian
dan mengajak mereka menyelesaikan masalah.
Berupaya menerapkan kebiasaan baik dan menyelesaikan masalah akan mentransform anak
untuk mengembangkan kompetensi kecerdaan emosi yang akan membuat diri mereka utuh.
Saat kita (guru/fasilitator) menerima perasaanya dengan cara mendengarkan dan
memberikan feedback berupa cerminan maka anakpun akan mengenali emosinya sendiri.
Anak belajar untuk menerima dirinya sendiri. Penerimaan diri ini membuahkan rasa percaya
diri yang positif dan konsep diri yang positif.
Setelah bisa menerima dirinya dengan utuh sebagai dirinya sendiri, maka anak akan berani
atau terbiasa untuk mengekspresikan perasaan dan nalurinya. Dengan bekal ini maka anak
bisa menjalin hubungan pribadi, menambah wawasan dan berempati.
Melatih kemampuan untuk memotivasi diri, mengajarkan nilai-nilai dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jika anak diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, maka anak akan
yakin kepada kekuatan dirinya sendiri, serta belajar bertanggungjawab untuk bekal
menghadapi hidup.
Hasil penerapan rumus 1:
- Bahasa cinta yang dipahami oleh kedua bealh pihak, orang tua anak, suami istri, anak
dan orang dewasa
- Memenuhi kebutuhan atas cinta kasih
- Menumbuhkan rasa dan keyakinan anak bahwa memang ia diterima, dihargai,
dihormati, dicintai
- Peningkatan akhlak baik dan peningkatan kecerdasan emosi yang signifikan
- Orangtua dan anak-anak terhubung, berkasih sayang dan berbahagia

2. Membiasakan perbuatan baik dengan kesadaran


Akhlak dan Karakter
Akhlak satu akar kata dengan khaliq (pencipta) dan mahluq (ciptaan)
Secara bahasa adalah pola sikap dan tingkah laku dalam berhubungan, antara mahluk (yang
diciptakan) dengan khaliq (pencipta) dan dengan sesama ciptaan (mahluqat) baik mahluk
hidup maupun benda mati.
Tujuan utama pengajaran akhlak oleh para nabi adalah kemuliaan manusia dengan
prasayarat ketakwaan, maka akhlak baik adalah karakter baik yang dilandasi keimanan.
Sebagaimana bahasa bunda rumus 1, dengan kasih sayang fitrah akan menjadi baik,
sehingga membantu bahasa bunda rumus 2 untuk menegakkan dan membiasakan kebaikan
agar berjalan dengan baik. Kata kunci bahasa rumus 2 adalah positive statement di awal.
Bagaimana menjalin hubungan dengan sesama dan membawa bumi pada kesejahteraan
dengan pilihan sadar.
Menanamkan akhlak baik kepada anak dalam keadaan damai, bahagia, saat lobus frontal
bekerja dan hati nurani terbuka. Dilakukan secara singkat dan berulang agar menjadi nilai-
nilai dasar yang sudah menancap dengan benar dan kuat dalam hati sanubari anak,
dimasukkan dengan cara yang paling lembut dan rasa kasih sayang.
Merawat Kebiasaan/Akhlak Baik
Kebiasaan baik yang paling utama diajarkan adalah dalam ajaran agama yang praktis.
Beberapa kebiasaan baik hasil kesepakatan bersama juga dilatih.
Berikut tahapan caranya:
1. Pagi hari mengingatkan untuk meluruskan niat.
2. Positive statement di awal
3. Jika terjadi ‘masalah’ gunakan strategi (boleh dipilih):
a. Deckripsikan
b. Beri info
c. Memakai tanda tubuh (gesture) atau satu kata
d. Tulisan kecil atau note
4. Membuat daftar untuk pekerjaan tugas hari itu.
Membekali dan Melatihkan Ketrampilan Baik
Keterampilan hidup seperti pekerjaan rumah dalam arti pekerjaan untuk merawat dan
menjalankan fungsi kerumahtanggaan menjadi sangat penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan anak.
Anak-anak membutuhkan pelatihan yang pasti dalam banyak fungsi kehidupan, anak-anak
berlatih perlahan-lahan sesuai dengan keefesienan orang dewasa.
Beberapa keterampilan yang perlu dilatih:
1. Ketrampilan berhubungan dengan menjalin relasi
2. Ketrampilan pribadi
3. Ketrampilan komunikasi
4. Ketrampilan hidup fungsional (aktivitas sehari-hari seperti cuci piring)
Bias Masalah
Bias masalah. Sesungguhnya masalah yang dihadapi adalah masalah anak atau orangtua.
Anak dibekali dan diajarkan untuk bisa mandiri dan mampu mengambil keputusan sendiri
dan bertanggungjawab terhadap masalah yang dihadapinya. Pembiasan perlu dilakukan,
karena:
- Kita (orangtua/guru) bukan pahlawan pemecah masalah dan tidak selamanya kita bisa
berada di samping mereka
- Kita harus mengajarkan anak rasa tanggung jawab dan memecahkan masalah sendiri,
bahwa setiap masalah ada solusinya
- Jika hingga detik akhir anak belum berubah, biarkan konsekuensi logis dihadapi
- Jangan mengerjakan apa yang anak-anak dapat kerjakan sendiri
Hasil penerapan rumus 2:
- Anak terbiasa melakukan perbuatan baik
- Anak dengan kesadaran memilih untuk melakukan akhlak-akhlak baik
- Anak mampu melakukan hal baik
- Keterampilan hidup dengan berbuat baik

3. Menanam dan Merawat Akhlak kuat berkaitan dengan orang lain


Mempelajari kepemimpinan yang bermula dari tanggung jawab dan keadilan.
Bahasa Bunda Rumus 3 melahirkan pemimipin, dimana ciri khas pemimpin adalah
bertanggungjawab. Diinisiasi dengan menegakkan keadilan dan mengikuti peraturan
yang dibuat bersama dengan keterampilan memecahkan masalah.
Yang kedua adalah penyikapan tentang perilakunya sendiri. Restitusi dalam konflik
mengajari anak memecahkan masalahnya sendiri dengan hormat.

Prinsip Peraturan dan Penjatuhan Sanksi


Peraturan terbaik untuk manusia adalah peraturan Allah. Peraturan manusia tidak
boleh bertentangan dengan syariat dan hukum Allah.
Peraturan dibuat sebagai upaya untuk penyadaran akhlak, menggunakan positif
statement untuk setiap peraturan. Peraturan dibuat untuk ditegakkan, maka jangan
membuat peraturan yang tidak dapat ditegakkan.
Sanksi diterapkan setelah adanya peraturan, kadang manusia perlu sanksi untuk
penyadaran.

Tujuan peraturan dan sanksi:


- Mengembangkan perilaku dasar seperti saling berkasih sayang, menjaga kebersihan,
diri, selalu berusaha tepat waktu, mendorong sikap berani dan bertanggungjawab.
- Menjaga keselamatan, mencegah bahaya jiwa dan raga
- Menjaga hak dan kepentingan umum
- Menjaga harmoni, mencegah gangguan kegiatan individu, kelompok dan
masyarakat
- Menjaga manfaat, mencegah hal sia-sia
- Menegakkan syariat dan menghormati kesepakatan sebagai hamba Allah dan
sebagai khalifatul ardh
Tips pembuatan peraturan dan sanksi:
- Peraturan dinyatakan psitif
- Sebaiknya dengan point sedikit
- Satu butir peraturan harus bisa ditegakkan bersama
- Peraturan yang tidak berfungsi harus diubah
- Anak-anak dilibatkan dalam membuat peraturan dan diberikan waktu untuk
memahaminya dengan baik
- Beri jangka waktu untuk melatih melaksanakan peraturan dengan baik
- Ketika peraturan berlaku dan dilanggar, konsekuensi harus dijalankan
- Bedakan antara peraturan dan prosedur
- Peraturan tersebut harus ditulis dan dipajang didinding
- Perhatikan sanksi yang diberikan, sanksi tidak boleh dalam kategori hukuman
Restitusi dalam konflik dan mengajari anak memecahkan masalah
Dalam melakukan restitusi konflik, maka harus bertatap muka dengan anak dengan
runutan restitusi dan pemecahan masalah dengan hasil yang positif, berikut ini:
- Tabayun
- Terima perasaan yang ada dan niat baiknya
- Menunjukkan perilaku negatif yang dapat berdampak pada diri anak jika tidak dapat
menerima situasi yang ia hadapi
- Berbicara dengan siswa tentang apa yang bisa menjadi pilihan perilaku yang lebih
baik dan mengapa
- Meminta anak/siswa untuk menulis tujuan yang akan membantu dia meningkatkan
perbaikan tindakannya
- Menunjukkan kepercayaan siswa bahwa ia dapat melakukan perbaikan
- Restitusi dan solusi
Membuat list apa saja yang bisa dilakukan untuk perbaikan, solusi sejauh mungkin
berasal usul dan inisiatif anak sendiri, konsekuensi yang dikenakan jika kesalahan
berulang.
- Bersama-sama menuju perbaikan. Banyak istigfar, mendoakan, bahkan sholat
taubat jika perlu
Saat menghadapi konflik, guru/orangtua menjadi managernya, maka anak akan belajar
bertanggungjawab dan ‘memilih’ perilakunya sendiri. Perilaku memilih merupakan
perilaku fitrah, dimana kehormatan manusia adalah pada keistimewaanya boleh
memilih.
Setiap pilihan mempunyai konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan. Biarkan
anak mengalami konsekuensi logis dari tindakannya. Ia harus mengurus masalahnya
sendiri dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Mengajari anak untuk bangga
sebagai dirinya dan bersikap asertif. Keterampilan mengatakan yang sebenarnya
dengan indah, sehingga pesan tersampaikan dengan baik, tanpa melukai seseorang.
Guru/orangtua menghargai kemampuan anak untuk memilih dan memutuskan tentang
konflik yang ia hadapi sebagai pelajaran.
Hasil penerapan rumus 3:
- Anak mampu menjadi pemecah masalah
- Anak mampu membangun akhlak kuatnya
- Anak dengan sadar memilih dan bersikap tanggung jawab
- Anak bisa memimin, minimal dirinya sendiri

B. 5 Bahasa Cinta
1. Bahasa cinta verbal
Salah satu cara mengungkapkan dan membuktikan cinta adalah dengan verbal.
Memberikan kata-kata penguatan kepada anak, pujian verbal, sentuhan, perhatian
dengan minimal 12 interaksi positif kepada mereka.
Bahasa verbal yang dapat disampaikan:
Panggilan solih dan solihat
“Terimakasih sudah menyayangi ayah dan bunda”
“aku percaya padamu,nak”
“aku minta maaf”
“aku mendoakanmu selalu”
“papa ada disini untukmu”
3 kata kunci: maaf, tolong, terimakasih
“terimakasih sudah menunggu ibu, pasti lama ya...”
2. Bahasa cinta sentuhan
Masing-masing manusia membutuhkan pelukan setiap harinya 4 pelukan untuk
bertahan hidup, 8 pelukan unstuk merawat hidup, 12 pelukan setiap hari untuk
tumbuh dan berkembang. Pelukan yang dimaksud hanya untuk keluarga inti dan
keluarga yang masih dalam lingkaran mahram.
Sebuah studi oleh psikolog Dr Jan Amstrong yang diterbitkan dalam jurnal
Psychology komprehensif, menemukan bahwa memeluk untuk sepuluh detik saja
memiliki manfaat kesehatan
Bahasa cinta setiap orang bisa berbeda-beda, maka tidaklah mudah bagi seseorang
yang tidak mempunyai prioritas sentuhan dengan anak atau pasangan yang
mempunyai prioritas bahasa cinta berbeda. Dan berlaku juga bagi setiap bahasa
cinta yang berbeda prioritas.
Bahasa cinta sentuhan bisa berupa menyentuh rambut, dagu, menepuk punggung
dengan lembut, kecupan lembut di pipi dan dahi, memijat-mijat bahu dan pelukan.
Bahasa cinta ini juga harus dikomunikasikan dengan baik kepada anak apakah
termasuk bahasa cinta yang ia prioritaskan atau bahasa cinta yang lain, agar
pemenuhan kebutuhan cintanya terpenuhi.

3. Bahasa cinta waktu berkualitas/kehadiran


Waktu berkualias dalam hal ini bisa berarti luas, yaitu berarti kehadiran dan
kebersamaan.
Hadir berarti mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Komunikasi antara laki-laki dan perempuan sedikit berbeda. Perempuan hanya ingin
didengarkan dan dialirkan rasa. Lelaki biasanya bersikap sebagai pemecah masalah.

Waktu yang berkualitas berarti perhatian yang fokus saat melakukan kegiatan
bersama. Perhatian yang tidak terpecah dalam waktu tertentu, berdiskusi dan
melakukan kegiatan bersama sebagai tanda saling menyayangi.

4. Bahasa cinta hadiah


“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. Al Bukhari)
Orang dengan prioritas cinta visual dan tangible menyukai hadiah-hadiah.
Memberikan dan membuatkan hadiah bisa mengisi penuh kantong cinta pemilik
prioritas bahasa cinta berupa hadiah.

5. Bahasa cinta pelayanan


Orang dengan tipe prioritas pelayanan, mencintai dengan melayani. Merasa dicintai
apabila pekerjaan rumahtangga dilakukan oleh pasangannya.
Mencintai anak dengan prioritas bahasa cinta pelayanan dengan minta anak atau
pasangan menuliskan beberapa hal yang akan dilakukan dengan sungguh-sungguh
membantu mengerjakannya.
Professor Garry Chapman (2010) menemukan bahwa masing-masing orang mempunyai
prioritas sendiri dalam caranya merasa dicintai dan caranya mencinta. Ia merumuskan
dengan istilah 5 bahasa cinta. Hampir semua orang menggunakan kelima bahasa ini, tetapi
masing-masing memiliki urutan prioritas yang berbeda. Verbal, waktu berkualitas, sentuhan,
hadiah, pelayanan.
Demikian pula dengan anak-anak, mereka membuktikan kita mencintai dengan bahasa yang
mereka ketahui.

C. Kecerdasan Emosi
Setelah kasih sayang terpenuhi dan masuk sesuai dengan bahasa penyampaiannya. Maka
bahasa bunda berperan penting dalam kecerdasan emosi dan penanganan peserta didik.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi,
kapasitas, kemampuan, kompetensi dan keterampilan untuk membaca, menginterpretasi
serta memanage emosi diri sendiri, dengan orang lain dan dalam kelompok.
Emosi yang dimaksud adalah rasa, feeling, segala rasa yang dialami manusia mulai dari
sedih, senang, takut, bahagia dan lainnya.
Kerangka model kecerdasan emosi ini adalah:
1. Self awareness: kesadaran diri, kemampuan untuk membaca emosi diri dan sesuatu
yang menyebabkannya terjadi
2. Self management: manjemen diri, ialah mengontrol emosi, mengontrol reaksinya dan
menyesuaikannya dengan situasi yang berbeda. Termasuk emosi negatif, emosi positif
dan motivasi diri
3. Self awareness: sadar sosial adalah kemampuan untuk merasakan, mengerti dan
bereaksi dengan orang lain saat berhubungan dengan orang lain
4. Relationship management: memanage hubungan adalah kemampuan untuk
menginspirasi, mempengaruhi dan membangun hubungan dengan orang lain termasuk
pula dalam hal ini adalah manajemen konflik
Kecerdasan emosi yang tinggi mampu menunjang hubungan hablumminannaas yang baik
dan langgeng. Menjadikan manusia dapat beramal jamai lebih baik.
Jika ingin mencintai dan diterima dengan baik oleh anak, maka harus dipastikan anak-anak
telah mendapatkan kasih saang melimpah dengan tulus, agar transformasi kecerdasaan
emosiaonal yang tinggi dalam diri anak dapat dibentuk dengan benar. Inilah bahasa Bunda.
Belajar Bersama Alam
Belajar
Alam semesta ini mengandung banyak misteri. Pasangan segala misteri dunia adalah
sesuatu yang tertanam di setiap manusia untuk memahami keadaan sekelilingnya itulah
curiosity. Curiosity atau keingintahuan yang sangat besar ini sudah tertanam sejak manusia
ada di rahim ibunya. Insting curiosity adalah salah satu fitrah manusia.
Untuk memenuhi curiosity itu satu hal yang harus dilakukan adalah dengan ‘belajar’. Belajar
dalam arti luas, belajar dalam arti mengambil pelajaran, melakukan refleksi, melakukan
perbaikan.
Berkaitan dengan curiosity, apabila pembelajaran sudah dikemas dengan kurikulum yang
bagus, apakah menjadi jaminan bahwa anak telah mempelajari sesuatu? ternyata tidak.
Kelas yang sama, dididik dengan materi yang sama, tetapi hasil yang dicapai bisa jauh
berbeda.
Yang membuat perbedaan adalah cara menyajikannya. Cara yang salah, akan dengan cepat
mematikan curiosity yang seharusnya sudah built in dalam setiap diri manusia. Sehingga
cara, metode atau strategi belajarlah yang memegang peranan penting disini.
Penemuan Terbaru Pada Otak
Penemuan terbaru tentang otak ini berpengaruh pada proses pembelajaran, baik apa yang
harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya, disebut dengan brain based learning.
Turunan brain based learning sebagai berikut:
- Accelerated learning
- Quantum Teaching/learning
- Pendidikan berbasis gaya belajar
- Pendidikan berbasis outcome/capaian
- Cooperative learning
- Contextual learning
- Project base learning, dll
Keseluruhan pengembangan metode tersebur mempunyai filosofi dasar yang sama bahwa
semua anak adalah juara dalam bidangnya masing-masing dan caranya masing-masing.
Berdasarkan penemuan tersebut, ternyata secara naluri otak harus belajar, dengan belajar
dan beraktivitas otak pun hidup.
Belajar dapat berlangsung dengan baik di lingkungan yang memanusiakan manusia.
Menerima jiwa, pemikiran, fisik dan segala perasaannya. Penerimaan total, sebuah
pendidikan total.
Apa yang harus diajarkan?
Yang harus diajarkan kepada manusia adalah aqidah, akhlak, ilmu yang berkaitan dengan
kebakatannya dan pengetahuan. Dan akhlak yang dimaksud bukan akhlak dalam ranah
kognisi, tapi ialah perilaku hidup sehari-hari.
Penemuan terbaru tentang bakat
Pembicaraan yang terus berkembang adalah perihal bakat yang mempengaruhi belajar,
kualitas belajar dan hasil belajar.
Secara pemahaman umum, bakat identik dengan kegenetikan. Djalaluddin Rakhmat
mengatakan sedikit anak memiliki bakat dalam keseluruhan kecerdasan multiple
intelligences, meliputi:
1. Cerdas bahasa
2. Cerdas logika
3. Cerdas natural
4. Cerdas intraprsonal
5. Cerdas interpersonal
6. Cerdas kinestetik
7. Cerdas musik
8. Cerdas eksistensi
9. Cerdas Ekstitensi
Interaksi antara bakat dan pendidikan akan menentukan sejauh mana performa seseorang.
Pada level TK dan sekolah dasar, pindaian awal multiple intelligence bisa membantu guru
untuk menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masing-masing
bakat.
Bagi peserta didik usia 14 tahun ke atas ada pemindaian bakat yang lebih detail, Abah Rama
mengatakan bakat adalah earn, easy, enjoy, excellent. Jadi pekerjaan bisa disebut bakat jika
dilakukan dengan keempat unsur di bawah ini.
1. Terasa mudah
2. Menimbulkan rasa senang sebelum, saat dan setelah melakukannya
3. Bisa menghasilkan uang
4. Performa yang dihasilkan prima
Abah Rama mengatakan bakat berhubungan dengan misi kehidupan. Bakat adalah senjata
yang diberikan kepada setiap manusia secara unik. Bakat ini dipakai untuk menunaikan misi
kehidupan yang juga unik untuk masing-masing pribadi. Dengan bakatnya sebaik-baik
manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. Dan setiap
anak fokus kepada bakat yang kuat.
Konsep sekolahalam dan Belajar ala sekolahalam
Berdasarkan cinta dan keinginan untuk ikut andil dalam peradaban, Lendo mengkonsep
sebuah sistem pendidikan bernama konsep sekolahalam. Sekolahalam pertama didirikan
oleh Lendonovo dengan konsep dengan cara melakukan (mengalami) kemudian
distrukturkan.
Metode sekolahalam ini ternyata yan dikenal di Barat sebagai brain based learning dan
turunannya. Hal yang paling genuine yaitu belajar bersama alam. Metode yang merupakan
salah satu base pelajaran akhlak dan pengetahuan lain.
Sekolahalam adalah sebuah konsep pendidikan. Dimana paradigma pendidikan bergeser,
dalam konsep sekolahalam, sekolah tidak lagi identik dengan bangunan. Tanpa
bangunanpun, sekolah masih bisa terselenggara dengan layak, berkualitas dan bisa
mengasah akhlak yang baik serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Sekolah merupakan aktivitas yang melayani keunikan masing-masing orang. Setiap
orang/anak dapat mengasah dirinya degan konsep ini.
Alam
Alam pada kata sekolahalam mempunyai dua makna. Alam yang dimaksud disini adalah:
1. Alam dalam arti pengalaman
2. Alam : semesta alam, makhluk, segala sesuatu yang diciptakan Allah
Baik alam sebagai makhluk dan alam sebagai ilmu dan pengalaman keduanya adalah guru
terbaik.
1. Alam dalam arti pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik

Anda mungkin juga menyukai