Mendengarkan adalah proses aktif, setelah mendengarkan orang dewasa dapat memberikan
umpan balik yang tepat yang berarti memberikan sinyal kepada anak kalau anak dapat diterima
dengan baik.
- Menerima Perasaan
Setelah mendengarkan, hal yang dilakukan adalah menerima perasaan, menerima
keseluruhhan perasaan anak:
1. Perasaan negatif ataupun positif
2. Penerimaan dengan tanpa syarat
3. Tetap menerima rasa walau apapun yang terjadi
- Mengerti dan menghargai anak
- Mengalirkan Perasaan
Harus dapat membedakan antara perasaan dan tindakan yang ditimbulkan oleh
perasaan. Memahami nama rasa yang dimaksudkan dan terampil bertindak diajarkan
kepada anak untuk mengalirkan rasanya.
- Umpan balik untuk mengalirkan perasaan
Umpan balik yang dilakukan yang pertama dengan menamakan emosi yang sedang dirasakan,
lalu dikuatkan dengan kita mengungkapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa kita mengerti
dan berusaha paham. Dan umpan balik ini harus berisi nama rasa lawan bicara.
3. Balas dendam
Level perasaan ingin menguasai pada anak meningkat menjadi balas dendam
untuk melampiaskan perasan sakit yang nyata atau bisa jadi sakit yang
sebenarnya hanya karena persepsinya.
Target balas dendam bisa orang tua, guru, siswa lain bahkan masyarakat dan
tekadang bisa sampai menyebabkan rasa malu pada orangtua. Pada taraf ini
pendekatan sistemik harus dilakukan.
Karena adanya blokir komunikasi, pada satu titik akan ada anak yang mengambil
tempat dengan memperlihatkan ketidakberdayaannya, menghindari kegagalan dan
ia percaya bahwa tidak akan bisa memenuhi harapan sendiri apalagi harapan orang
lain.
Mempertimbangkan efek blokir komunikasi tersebut, maka kita (orangtua,guru)
harus berupaya sungguh-sungguh untuk menerima anak apa adanya (mencintai
tanpa syarat, tidak menghukum maupun memberi imbalan).
Untuk membantu mengelimir blokir komunikasi, jika melihat sesuatu kekurangan
pada anak, maka dilihat sebagai setengah isi bukan setengah kosong.
Kebutuhan anak untuk dihormati dan untuk berkontribusi bisa dipenuhi dengan
memberikan pelajaran keterampilan hidup yang diantaranya adalah kemandirian
dan mengajak mereka menyelesaikan masalah.
Berupaya menerapkan kebiasaan baik dan menyelesaikan masalah akan mentransform anak
untuk mengembangkan kompetensi kecerdaan emosi yang akan membuat diri mereka utuh.
Saat kita (guru/fasilitator) menerima perasaanya dengan cara mendengarkan dan
memberikan feedback berupa cerminan maka anakpun akan mengenali emosinya sendiri.
Anak belajar untuk menerima dirinya sendiri. Penerimaan diri ini membuahkan rasa percaya
diri yang positif dan konsep diri yang positif.
Setelah bisa menerima dirinya dengan utuh sebagai dirinya sendiri, maka anak akan berani
atau terbiasa untuk mengekspresikan perasaan dan nalurinya. Dengan bekal ini maka anak
bisa menjalin hubungan pribadi, menambah wawasan dan berempati.
Melatih kemampuan untuk memotivasi diri, mengajarkan nilai-nilai dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jika anak diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, maka anak akan
yakin kepada kekuatan dirinya sendiri, serta belajar bertanggungjawab untuk bekal
menghadapi hidup.
Hasil penerapan rumus 1:
- Bahasa cinta yang dipahami oleh kedua bealh pihak, orang tua anak, suami istri, anak
dan orang dewasa
- Memenuhi kebutuhan atas cinta kasih
- Menumbuhkan rasa dan keyakinan anak bahwa memang ia diterima, dihargai,
dihormati, dicintai
- Peningkatan akhlak baik dan peningkatan kecerdasan emosi yang signifikan
- Orangtua dan anak-anak terhubung, berkasih sayang dan berbahagia
B. 5 Bahasa Cinta
1. Bahasa cinta verbal
Salah satu cara mengungkapkan dan membuktikan cinta adalah dengan verbal.
Memberikan kata-kata penguatan kepada anak, pujian verbal, sentuhan, perhatian
dengan minimal 12 interaksi positif kepada mereka.
Bahasa verbal yang dapat disampaikan:
Panggilan solih dan solihat
“Terimakasih sudah menyayangi ayah dan bunda”
“aku percaya padamu,nak”
“aku minta maaf”
“aku mendoakanmu selalu”
“papa ada disini untukmu”
3 kata kunci: maaf, tolong, terimakasih
“terimakasih sudah menunggu ibu, pasti lama ya...”
2. Bahasa cinta sentuhan
Masing-masing manusia membutuhkan pelukan setiap harinya 4 pelukan untuk
bertahan hidup, 8 pelukan unstuk merawat hidup, 12 pelukan setiap hari untuk
tumbuh dan berkembang. Pelukan yang dimaksud hanya untuk keluarga inti dan
keluarga yang masih dalam lingkaran mahram.
Sebuah studi oleh psikolog Dr Jan Amstrong yang diterbitkan dalam jurnal
Psychology komprehensif, menemukan bahwa memeluk untuk sepuluh detik saja
memiliki manfaat kesehatan
Bahasa cinta setiap orang bisa berbeda-beda, maka tidaklah mudah bagi seseorang
yang tidak mempunyai prioritas sentuhan dengan anak atau pasangan yang
mempunyai prioritas bahasa cinta berbeda. Dan berlaku juga bagi setiap bahasa
cinta yang berbeda prioritas.
Bahasa cinta sentuhan bisa berupa menyentuh rambut, dagu, menepuk punggung
dengan lembut, kecupan lembut di pipi dan dahi, memijat-mijat bahu dan pelukan.
Bahasa cinta ini juga harus dikomunikasikan dengan baik kepada anak apakah
termasuk bahasa cinta yang ia prioritaskan atau bahasa cinta yang lain, agar
pemenuhan kebutuhan cintanya terpenuhi.
Waktu yang berkualitas berarti perhatian yang fokus saat melakukan kegiatan
bersama. Perhatian yang tidak terpecah dalam waktu tertentu, berdiskusi dan
melakukan kegiatan bersama sebagai tanda saling menyayangi.
C. Kecerdasan Emosi
Setelah kasih sayang terpenuhi dan masuk sesuai dengan bahasa penyampaiannya. Maka
bahasa bunda berperan penting dalam kecerdasan emosi dan penanganan peserta didik.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi,
kapasitas, kemampuan, kompetensi dan keterampilan untuk membaca, menginterpretasi
serta memanage emosi diri sendiri, dengan orang lain dan dalam kelompok.
Emosi yang dimaksud adalah rasa, feeling, segala rasa yang dialami manusia mulai dari
sedih, senang, takut, bahagia dan lainnya.
Kerangka model kecerdasan emosi ini adalah:
1. Self awareness: kesadaran diri, kemampuan untuk membaca emosi diri dan sesuatu
yang menyebabkannya terjadi
2. Self management: manjemen diri, ialah mengontrol emosi, mengontrol reaksinya dan
menyesuaikannya dengan situasi yang berbeda. Termasuk emosi negatif, emosi positif
dan motivasi diri
3. Self awareness: sadar sosial adalah kemampuan untuk merasakan, mengerti dan
bereaksi dengan orang lain saat berhubungan dengan orang lain
4. Relationship management: memanage hubungan adalah kemampuan untuk
menginspirasi, mempengaruhi dan membangun hubungan dengan orang lain termasuk
pula dalam hal ini adalah manajemen konflik
Kecerdasan emosi yang tinggi mampu menunjang hubungan hablumminannaas yang baik
dan langgeng. Menjadikan manusia dapat beramal jamai lebih baik.
Jika ingin mencintai dan diterima dengan baik oleh anak, maka harus dipastikan anak-anak
telah mendapatkan kasih saang melimpah dengan tulus, agar transformasi kecerdasaan
emosiaonal yang tinggi dalam diri anak dapat dibentuk dengan benar. Inilah bahasa Bunda.
Belajar Bersama Alam
Belajar
Alam semesta ini mengandung banyak misteri. Pasangan segala misteri dunia adalah
sesuatu yang tertanam di setiap manusia untuk memahami keadaan sekelilingnya itulah
curiosity. Curiosity atau keingintahuan yang sangat besar ini sudah tertanam sejak manusia
ada di rahim ibunya. Insting curiosity adalah salah satu fitrah manusia.
Untuk memenuhi curiosity itu satu hal yang harus dilakukan adalah dengan ‘belajar’. Belajar
dalam arti luas, belajar dalam arti mengambil pelajaran, melakukan refleksi, melakukan
perbaikan.
Berkaitan dengan curiosity, apabila pembelajaran sudah dikemas dengan kurikulum yang
bagus, apakah menjadi jaminan bahwa anak telah mempelajari sesuatu? ternyata tidak.
Kelas yang sama, dididik dengan materi yang sama, tetapi hasil yang dicapai bisa jauh
berbeda.
Yang membuat perbedaan adalah cara menyajikannya. Cara yang salah, akan dengan cepat
mematikan curiosity yang seharusnya sudah built in dalam setiap diri manusia. Sehingga
cara, metode atau strategi belajarlah yang memegang peranan penting disini.
Penemuan Terbaru Pada Otak
Penemuan terbaru tentang otak ini berpengaruh pada proses pembelajaran, baik apa yang
harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya, disebut dengan brain based learning.
Turunan brain based learning sebagai berikut:
- Accelerated learning
- Quantum Teaching/learning
- Pendidikan berbasis gaya belajar
- Pendidikan berbasis outcome/capaian
- Cooperative learning
- Contextual learning
- Project base learning, dll
Keseluruhan pengembangan metode tersebur mempunyai filosofi dasar yang sama bahwa
semua anak adalah juara dalam bidangnya masing-masing dan caranya masing-masing.
Berdasarkan penemuan tersebut, ternyata secara naluri otak harus belajar, dengan belajar
dan beraktivitas otak pun hidup.
Belajar dapat berlangsung dengan baik di lingkungan yang memanusiakan manusia.
Menerima jiwa, pemikiran, fisik dan segala perasaannya. Penerimaan total, sebuah
pendidikan total.
Apa yang harus diajarkan?
Yang harus diajarkan kepada manusia adalah aqidah, akhlak, ilmu yang berkaitan dengan
kebakatannya dan pengetahuan. Dan akhlak yang dimaksud bukan akhlak dalam ranah
kognisi, tapi ialah perilaku hidup sehari-hari.
Penemuan terbaru tentang bakat
Pembicaraan yang terus berkembang adalah perihal bakat yang mempengaruhi belajar,
kualitas belajar dan hasil belajar.
Secara pemahaman umum, bakat identik dengan kegenetikan. Djalaluddin Rakhmat
mengatakan sedikit anak memiliki bakat dalam keseluruhan kecerdasan multiple
intelligences, meliputi:
1. Cerdas bahasa
2. Cerdas logika
3. Cerdas natural
4. Cerdas intraprsonal
5. Cerdas interpersonal
6. Cerdas kinestetik
7. Cerdas musik
8. Cerdas eksistensi
9. Cerdas Ekstitensi
Interaksi antara bakat dan pendidikan akan menentukan sejauh mana performa seseorang.
Pada level TK dan sekolah dasar, pindaian awal multiple intelligence bisa membantu guru
untuk menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masing-masing
bakat.
Bagi peserta didik usia 14 tahun ke atas ada pemindaian bakat yang lebih detail, Abah Rama
mengatakan bakat adalah earn, easy, enjoy, excellent. Jadi pekerjaan bisa disebut bakat jika
dilakukan dengan keempat unsur di bawah ini.
1. Terasa mudah
2. Menimbulkan rasa senang sebelum, saat dan setelah melakukannya
3. Bisa menghasilkan uang
4. Performa yang dihasilkan prima
Abah Rama mengatakan bakat berhubungan dengan misi kehidupan. Bakat adalah senjata
yang diberikan kepada setiap manusia secara unik. Bakat ini dipakai untuk menunaikan misi
kehidupan yang juga unik untuk masing-masing pribadi. Dengan bakatnya sebaik-baik
manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. Dan setiap
anak fokus kepada bakat yang kuat.
Konsep sekolahalam dan Belajar ala sekolahalam
Berdasarkan cinta dan keinginan untuk ikut andil dalam peradaban, Lendo mengkonsep
sebuah sistem pendidikan bernama konsep sekolahalam. Sekolahalam pertama didirikan
oleh Lendonovo dengan konsep dengan cara melakukan (mengalami) kemudian
distrukturkan.
Metode sekolahalam ini ternyata yan dikenal di Barat sebagai brain based learning dan
turunannya. Hal yang paling genuine yaitu belajar bersama alam. Metode yang merupakan
salah satu base pelajaran akhlak dan pengetahuan lain.
Sekolahalam adalah sebuah konsep pendidikan. Dimana paradigma pendidikan bergeser,
dalam konsep sekolahalam, sekolah tidak lagi identik dengan bangunan. Tanpa
bangunanpun, sekolah masih bisa terselenggara dengan layak, berkualitas dan bisa
mengasah akhlak yang baik serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Sekolah merupakan aktivitas yang melayani keunikan masing-masing orang. Setiap
orang/anak dapat mengasah dirinya degan konsep ini.
Alam
Alam pada kata sekolahalam mempunyai dua makna. Alam yang dimaksud disini adalah:
1. Alam dalam arti pengalaman
2. Alam : semesta alam, makhluk, segala sesuatu yang diciptakan Allah
Baik alam sebagai makhluk dan alam sebagai ilmu dan pengalaman keduanya adalah guru
terbaik.
1. Alam dalam arti pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik