Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Komunikasi Efektif Pada Anak Usia Dini

Delima Asri Musfira

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Email: musfiradelimasri45@gmail.com

Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama. Faktor keluarga sangat berpengaruh kuat dalam
pembentukan kepribadian setiap manusia. Orang tua berperan penting dalam pendidikan bagi putra-
putrinya. Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak akan sangat bergantung pada kecakapan
pengasuhan yang dimilikinya. Keberhasilan merupakan porsi tolak ukur kepuasan dalam meraih
harapan pada masing-masing manusia, tentunya bersifat relatif. Maka, keberhasilan orang tua dalam
mendidik anaknya tentu saja tidak bisa dicap mentah-mentah oleh keluarga lain. Semakin
berkembangnya zaman, kebanyakan orang tua menerapkan parenting yang menurutnya ‘apa yang saya
alami, tidak boleh dialami anak saya’.

Dengan arti lain, meninggalkan traumatis dan menjadikan anak sebagai anak yang bebas berkreasi dan
berkembang. Misal, zaman dahulu orang tua sering memarahi anaknya dengan kalimat perintah yang
mengandung unsur paksaan, misal “kalo nanti kamu ga ngaji, mama akan pak ustadz mukul kamu”.
Namun zaman sekarang banyak orang tua yang mengganti kalimat paksaan tersebut dengan kalimat
ajakan , seperti “Nak ayo ngaji, kalo nanti ga ngaji pak ustadz sedih muridnya berkurang satu”. Maka
diperlukan penerapan komunikasi efektif pada anak sejak usia dini, guna menciptakan lingkungan
keluarga yang positif.

Berdasarkan UU No.20 Thn.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak usia dini dikategorikan
sejak anak lahir sampai usia enam tahun (0-6tahun), dan fase ini disebut juga golden age. Di fase ini
merupakan periode terpenting dalam masa perkembangan anak karena pada fase ini otak anak
mengalami pertumbuhan berkembang begitu pesat. Beberapa hal utama yang harus dilakukan lebih
dulu yaitu, latih motorik anak, kenali dan kembangkan potensi anak, latih kemampuan kognitif anak,
dan pahami apabila terdapat gangguan pada tumbuh kembang anak.

Menurut aktifitas pendidikan, komunikasi yang dilakukan orang tua mempengaruhi perkembangan
anak. Komunikasi merupakan kegiatan proses penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan antara
dua pihak yang bertujuan membangun suatu makna agar keduanya memahami atas apa yang
dikomunikasikan. Sementara komunikasi efektif merupakan komunikasi yang dipahami oleh kedua
belah pihak dalam berkomunikasi atas apa yang dikomunikasikan. Dengan arti lain, komunikasi dengan
bentuk lisan harus tersampaikan secara akurat. Zaman sekarang sudah banyak berkembang tentang
parenting terhadap anak. Banyak penulis yang menulis buku parenting anak, banyak juga jurnalistik
yang menulis tentang parenting anak. Influencer juga banyak yang sharing tentang parentingnya
sehingga banyak orang-orang yang terinspirasi dengan gaya mendidik anaknya.
Beberapa cara menerapkan komunikasi efektif agar terciptanya tumbuh kembang anak yang baik :
1. Selalu menggunakan kalimat positif
Hindari menggunakan kata “jangan, tidak boleh” dengan maksud melarang anak melakukan
tindakan tertentu. Contoh “Jangan lari, nanti jatuh lho!” sebaiknya diganti dengan “Nak, jalannya
pelan-pelan saja yuk, sini gandengan sama ibu”. Dengan begitu, anak merasa tidak dimarahi dan
selalu merasa aman jika berjalan bergandeng tangan dengan kita. Karena anak selalu mencontoh hal,
perilaku, dan sifat dari lingkungan sekitar terutama orang tuanya sendiri. Jika, orang tua bertutur
kata sopan dan baik maka anak akan mencontoh. Tidak hanya sopan dan baik, kalimat yang
digunakan orang tua dalam berkomunikasi dengan anak, harus kalimat yang sederhana dan mudah
dipahami oleh anak, karena anak belum memiliki kemampuan mengingat kalimat yang panjang dan
bertele-tele.
2. Gunakan intonasi suara yang wajar
Intonasi yang wajar ialah intonasi yang sesuai dengan situasi. Misalnya saat menegur anak yang
melakukan kesalahan, jangan dibentak dengan nada tinggi melainkan dibicarakan dengan baik dan
diberi solusinya, contohnya “Yumna kalo gemes sama adik boleh, tapi bukan dengan mukul
mukanya, nanti adiknya kesakitan terus bisa jadi luka. Kalo mau, Yumna pegang aja tangannya
pelan-pelan ya”.
3. Upayakan untuk selalu berkontak mata dan saling melihat
Hal ini juga sama pentingnya, karena dengan kita berkontak mata saat berkomunikasi anak akan
merasa diperhatikan.
4. Gunakan kata-kata emas
Kata-kata emas ialah tolong, terima kasih, maaf, permisi, dan silahkan. Dengan kita menerapkan
kata-kata emas ini, anak akan menjadi pribadi yang sopan.
5. Ajaklah anak untuk berdiskusi
Saat anak sudah lancar berbicara, orang tua harus menciptakan percakapan yang membuat anak
berpikir. Melatih anak untuk berfikir kritis dengan hal sederhana, misal memilih warna cat kamar
anak, maka dengan begitu anak merasa pendapatnya diperlukan oleh orang tua. Akan tetapi, anak
juga butuh waktu untuk merespond dan memahami apa yang dikatakan oleh orang tua. Lalu, saat
anak bercerita, orang tua juga harus menunjukkan rasa penasaran, karena hal ini melatih anak untuk
percaya diri ketika berbicara dengan siapapun.
Melalui tips berkomunikasi efektif di atas, kita dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
anak, mengetahui perasaan anak, menjalin hubungan yang lebih erat dengan anak dan tentunya menjadi
role model untuk seumur hidupnya. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan beberapa tips di atas.
Yang belum menjadi orang tua tetapi sudah baca artikel ini juga boleh menerapkan dan menjadikan
wawasan tambahan untuk di masa depan nanti. Namun, orang tua tidak luput dari kesalahan karena
guru terbaik adalah pengalaman. Jika tidak melakukan kesalahan tidak akan belajar untuk berusaha
menjadi lebih baik. Maka tingkatkan kesadaran untuk selalu berusaha jadi orang baik supaya selalu
menjadi orang yang positif di lingkungan sekitar.
"Membuat kesalahan berarti Anda belajar lebih cepat." - Weston H. Agor

Anda mungkin juga menyukai