Anda di halaman 1dari 8

Tips mendampingi anak usia dini paska pandemi

1. Selalu Mendengarkan Pendapat Anak

Ajar anak mengungkapkan pendapatnya.


Cari moment: pagi, pulang sekolah, malam hari
Terkadang sebagai orang tua, selalu ingin didengarkan oleh anak. Padahal,
nyatanya bukan orang tua saja yang ingin pendapatnya didengarkan, tapi anak-
anak juga ingin didengar oleh orang tua mereka.
Dengan berusaha mendengarkan pendapat dari anak, kita bisa memahami apa
yang mereka inginkan. 
Ini mengajarkan kepada mereka juga untuk berani
mengungkapkan/mengutarakan pendapatnya.
biasakan juga untuk tidak hanya mendengarkan anak sebagai syarat, namun
dengarkanlah pendapat anak dengan baik,  terlepas dari salah atau benar.
Selanjutnya, kita bisa memberikan tanggapan atas pendapat tersebut, dan
membantu anak untuk menyelesaikan masalahnya. 
2. Banyak Bercerita dengan Anak

Meskipun kita adalah salah


satu orang tua yang sibuk
mencari nafkah untuk anak,
jangan lupa menyempatkan
diri untuk bercerita dengan
mereka. Sebagian orang tua
kadang juga beranggapan
cerita anak tidaklah terlalu penting, sehingga hanya didengarkan dan berlalu
begitu saja. 
Hal tersebut tidaklah bagus, sebab dapat menyebabkan anak merasa tidak
didengarkan dan bisa menjauh dari Anda. Anak menjadi tidak nyaman untuk
bercerita dan lebih memilih diam. Jika hal tersebut terjadi, ini cukup berbahaya,
sebab dapat membuat kita tidak bisa memahami psikologi anak. 
3. Memahami Tipe Emosi Anak
Sebagai orang tua, kita harus bisa memahami sifat yang dimiliki oleh anak. Jika
anak memiliki sifat tidak sabaran, maka kita hendaknya berusaha memberikan
pengertian kepada anak, agar Ia bisa menjadi pribadi yang lebih sabar. Berikan
pengertian dengan cara yang lembut, supaya anak dapat memahaminya dengan
baik. Dengan demikian, nantinya kita bisa mempelajari tipe emosi anak dengan
lebih mudah. 
4. Jangan Lakukan Kekerasan

Kekerasan bukanlah solusi untuk membuat anak mengerti. Sebaiknya ketika kita
ingin mengajarkan sesuatu kepada anak, berilah pengertian dengan cara yang
tepat, dan jangan menunjukkan emosi kita di depan mereka. Hal ini berguna agar
emosi yang dimiliki anak lebih terjaga dan tidak bertambah buruk. 
Jika kita terbiasa mendidik anak dengan kekerasan, ini bisa saja memberikan efek
buruk terhadap psikologi mereka kedepannya. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi
yang emosional yang mudah marah. 
Data kekerasan terhadap anak  https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan

5. Jangan Memaksa Anak

Selain kekerasan, memaksa anak juga tidak baik untuk  dilakukan. Sebagai orang
tua, hindarilah untuk memaksa anak memahami Anda. Jika hal ini dilakukan,
maka Anda tidak dapat mengetahui dengan baik karakter anak Anda, dan justru
Anda bisa menyebabkan terganggunya perkembangan sosial emosional pada
anak. Sebaiknya, cobalah memahami anak terlebih dahulu, hingga Anda tahu apa
yang membuat mereka nyaman dan apa yang tidak. 
6. Mengetahui Kebutuhan Anak
Salah satu cara untuk memahami psikologi anak juga dengan mengetahui
kebutuhan anak. Jika anak kita rewel dan sulit diatur, maka sebaiknya cari tahu
dahulu apa penyebab Ia seperti itu. Anak bisa saja rewel dan susah diatur karena
kurang perhatian dari orang tua, atau ada sesuatu yang Ia inginkan, namun tidak
bisa diungkapkannya. 

Pentingnya komunikasi harmonis antara guru, siswa dan


orangtua

Peran orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat penting bagi pendidikan anak. Komunikasi yang
baik antara orang tua dan guru merupakan suatu keharusan agar tercapai kesinergian antara
keduanya. Komunikasi tersebut bisa berlangsung dalam satu arah ataupun dua arah. Komunikasi
satu arah terjadi saat guru memberikan informasi kepada orang tua tentang peristiwa, kegiatan,
atau kemajuan yang dicapai anak.Sedangkan komunikasi dua arah terjadi jika ada dialog interaktif
antara guru dan orang tua. Komunikasi yang baik akan menumbuhkan sikap saling percaya antara
orang tua dan guru. Adanya sikap saling mempercayai, saling membantu dalam membimbing anak
dan berkomunikasi antara orang tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan
berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga bisa meningkatkan kreativitas dan
mencapai keberhasilan dalam belajar.

7 Alasan Pentingnya Menjaga Komunikasi antara Guru


dan Orangtua Siswa

1. Memudahkan Penyampaian Informasi

Dengan adanya komunikasi yang baik antara guru dan orangtua siswa, maka mereka
bisa memberikan informasi dengan mudah satu sama lain mengenai perkembangan
anak. Sehingga tidak terjadi miskomunikasi atau kesalahpahaman yang berujung
keributan.

Jika Anda menemukan siswa yang memiliki perilaku buruk di sekolah, Anda bisa
memberitahunya kepada orangtuanya agar orangtua sisa dapat membantu anda
untuk mengubah sikap anaknya. Tanpa bantuan orangtuanya, Anda akan merasa
kesulitan mengubah perilaku siswa tersebut.

2. Dapat Bekerjasama Memantau Perkembangan Anak

Melalui komunikasi yang baik, orangtua siswa dengan guru bisa bekerjasama untuk
memantau perkembangan anak. Anda bisa bertanya kepada orangtua siswa
bagaimana perilaku, sikap dan kata-kata anak selama di rumah. Begitu pula dengan
orangtua siswa yang berhak bertanya kegiatan anaknya selama di sekolah. Dengan
adanya kerjasama tersebut, guru dan orangtua siswa saling membantu mengontrol
pergerakan anak, baik dalam lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.

Adapun beberapa hal yang bisa Anda komunikasikan dengan orangtua siswa
berkaitan dengan hal yang dilakukan anak, perkembangan sosialisasi anak dengan
teman-temannya, seberapa peduli atau peka anak terhadap lingkungan sekitar serta
apakah anak melakukan perbuatan yang tidak baik terpengaruh dengan
lingkungannya dan lainnya. Lakukanlah rencana yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5 Tips yang Perlu Dilakukan Guru untuk Mengatasi Perundungan di Kelas

Berdasarkan data National Association of School Psychologist, perundungan bisa mencakup


ancaman fisik, pelecehan seksual hingga kata-kata yang tidak menyenangkan.

kejarpenaEpin Supini
‌3. Saling Memberikan Dukungan

Guru adalah orang tua siswa di sekolah, sehingga peran antara guru dan orangtua
siswa tak jauh berbeda. Apabila komunikasi berjalan baik di antara mereka, mereka
bisa memberikan dukungan satu sama lain. Dengan begitu, kebutuhan anak akan
terpenuhi, baik di sekolah maupun di rumah.

Dukungan yang baik memberikan dampak positif bagi semuanya, baik untuk guru,
siswa maupun orangtua siswa. Komunikasi membantu guru dan orangtua siswa untuk
menyalurkan sikap positif, seperti saling menyayangi satu sama lain, menegur,
mengkritik dan memberi saran yang baik.

Sebagai guru, Anda bisa menyampaikan ide cara membantu serta mendidik anak,
informasikan lebih banyak mengenai program akademik di sekolah dan cara kerjanya,
hal tersebut mendorong orangtua siswa ikut serta dalam pendidikan anak. Dengan
cara tersebut orangtua juga lebih percaya diri akan keterlibatannya di sekolah.

4. Saling Memahami dan Menghargai

Komunikasi yang baik menciptakan keharmonisan dalam setiap hubungan. Di mana


orangtua siswa dan guru bisa saling menghargai persamaan dan perbedaan dalam
diri masing-masing. Sebagai guru, mungkin Anda memiliki gaya mendidik yang
berbeda dengan orangtua siswa di rumah, hal tersebut terbilang wajar, yang
terpenting Anda dapat memahami perbedaan tersebut.

Begitu pula dengan orangtua siswa, Anda tidak boleh memaksakan guru melakukan
gaya belajar yang sama dengan Anda untuk mendidik anak Anda. Karena seorang
guru bukan hanya mendidik satu murid saja, tetapi puluhan bahkan ratusan murid.
Hal tersebut membuat guru harus bisa menyesuaikan gaya belajar yang tepat, agar
kebutuhan belajar setiap anak terpenuhi dengan baik.

5. Untuk Mencapai Maksud dan Tujuan Bersama

Guru dan orangtua siswa memiliki maksud dan tujuan yang sama, yaitu untuk
memperhatikan dan membuat perkembangan anak lebih baik. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut, diperlukanlah komunikasi yang baik antara guru dan
orangtua siswa.

6. Timbulnya sikap sosial

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sosial. Dengan melatih bicara dan
ekspresi dalam berkomunikasi membantu kita untuk mengembangkan sikap sosial di
keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu, berkomunikasi itu adalah keinginan
seseorang.

Sebagai guru, Anda bisa mengajak orangtua siswa untuk berkomunikasi dan bertanya
apa keinginan atau harapan mereka terhadap anaknya di sekolah. Semakin sering
berkomunikasi, Anda akan semakin terbiasa berbicara dengan orangtua siswa dan
semakin mengetahui perkembangan anak di keluarga mereka.

Bukan hanya orangtua siswa saja yang dapat mengungkap harapan mereka, Anda
juga dapat mengungkapkan harapannya untuk mendidik anak dengan baik agar
perilaku baik tersebut dilakukan di sekolah. Saling bekerjasama untuk mendidik anak
lebih baik adalah ide yang bagus.

7. Melatih Sikap Empati

Empati merupakan sikap atau rasa peduli antara individu dengan individu lainnya
yang memunculkan rasa saling memahami dan menghargai. Empati tercipta dari rasa
simpati serta kepedulian terhadap lingkungan sosial. Tanpa disadari, memiliki
hubungan atau komunikasi yang baik dengan orang lain juga menimbulkan rasa
empati dalam diri.

Jika guru memiliki komunikasi yang baik dengan orangtua siswa, mereka akan saling
memahami, saling mengerti dan peka dalam hubungan. Dengan begitu, hubungan
mereka akan semakin harmonis, damai dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai