Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Parenting Bagi Orang Tua

Orang tua telah menjadi seseorang yang sangat berjasa bagi anak yang dilahirkan dan
dinafkahinya. Namun tak sedikit anak di dunia ini yang menyadari betapa besarnya
pengorbanan orang tuanya untuk mereka. Bahkan seorang ibu telah mempertaruhkan nyawa
demi melahirkan anaknya. Diperkirakan sekitar 830 perempuan yang meninggal karena
komplikasi saat hamil dan melahirkan karena pendarahan. Angka kematian ini telah
berkurang hingga 44% dari tahun 1990. Seorang ayah juga berjasa bagi anaknya, ayah yang
telah rela bekerja keras menjadi apapun bahkan meskipun berpanas-panasan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya.
Hubungan antara anak dan orang tua merupakan hal yang penting dalam hidup kita,
terkadang hubungan ini bisa menjadi rumit dan penuh dengan konflik. Saling memahami
antara anak dan orang tua tidaklah mudah. Terkadang, anak merasa bahwa orang tua tidak
memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Dan bukan hanya kebutuhan saja anak juga
menginginkan waktu luang dari orang tuanya untuk bercerita dan berkeluh kesah tentang
kesehariannya. Sedangkan, orang tua menganggap, sudah cukup jika seorang anak diberi
kecukupan hidup dan kasih sayang walau jarang bertemu dan memberi perhatian akibat
pekerjaannya yang dianggap penting.
Pertama, penting untuk mendengarkan satu sama lain. Anak harus mendengarkan dan
mematuhi apa yang orang tua katakan. Bahkan jika mereka tidak setuju, orang tua harus
mendengarkan keinginan dan kebutuhan anak mereka atau apa yang menjadi alasan mereka
menolak keputusan orang tuanya. Jika kita benar-benar mendengarkan satu sama lain, kita
dapat membangun kepercayaan dan menghindari adanya kesalah pahaman. Selain itu kita
juga harus berbicara dengan jujur. Anak harus dapat mengatakan kebenaran kepada orang tua
mereka, bahkan jika itu sulit. Orang tua juga harus jujur dengan harapan, kekhawatiran
ataupun kekecewaan mereka. Dengan bicara jujur, baik itu tentang kondisi yang baik atau
buruk kita dapat menyelesaikan masalah dan menghindari konflik yang mungkin akan terjadi
di kemudian hari. Terakhir, penting untuk menghargai satu sama lain. Anak harus menghargai
pengalaman hidup dan kebijakkan yang telah dibuat oleh orang tua mereka, sedangkan orang
tua harus menghargai keinginan dan kebutuhan anak mereka. Jika saling menghargai dapat
menciptakan hubungan yang sehat.
Pola asuh setiap orang tua tentunya berbeda-beda, tiap orang tua memiliki prinsip dan
aturannya sendiri dalam mendidik dan membesarkan anak. Macam-macam pola asuh orang
tua diantaranya yaitu, Pola Asuh Otoritatif, pola asuh jenis ini ialah tentang hubungan antara
orang tua dan anak melalui komunikasi seperti mendengarkan cerita dari sudut pandang anak,
responsive dan mendukung kegiatan positif yang ingin dilakukan anaknya. Pola Asuh
Otoriter ini menerapkan kontrol keras terhadap anak dengan memberikan larangan dan
perintah secara ketat atau orang tua akan memberikan hukuman atau memberikan disiplin
keras untuk mengatur sikap dan perilaku anak. Pola Asuh Permisif, pola asuh ini lebih
mengutamakan kenyamanan anak serta bersikap layaknya teman, namun terkadang orang tua
dengan pola asuh ini sering memberikan apa yang di inginkan anaknya sehingga tidak bisa
mengatakan “tidak” sehingga cenderung memanjakan. Pola Asuh Neglectful, pola asuh ini
tidak memberikan aturan tegas terhadap anak, tidak memperhatikan kebutuhan atau terlibat
dalam kehidupan anak dengan bersikap acuh.
Prinsip utama pada pola asuh (parenting) yang baik dan benar adalah membesarkan
dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, sekaligus membimbing, mendukung, dan
menjadi teman yang menyenangkan. Menurut sebuah penelitian yang telah dimuat oleh
Jurnal Frontiers In Psychology, penjelasan parenting menurut para ahli adalah sikap dan
perilaku orang tua terhadap anak-anaknya beserta perasaan emosional di mana perilaku orang
tua dapat diekspresikan. Secara harfiah, parenting merupakan pengasuhan anak. Dengan
begitu, parenting style bisa dimaknai dengan pola asuh anak. Banyak orang tua yang ingin
anaknya hidup sesuai dengan keinginan mereka. Namun, terkadang orang tua terlalu
memaksakan kehendaknya kepada anak, tanpa mempertahankan apa yang sebenarnya
diingankan atau di cita-citakan oleh anaknya hingga dapat berdampak nengatif pada anak.
Salah satu dampaknya adalah anak akan merasa tertekan dan tidak memiliki kehendak atas
hidupnya. Anak akan merasa diatur sepanjang waktu dan tidak memiliki kebebasan untuk
mengekspresikan dirinya. Ini akan menyebabkan anak menjadi depresi dan kehilangan rasa
percaya diri. Anak juga dapat merasa takut untuk berbicara atau berdiskusi dengan orang
tuanya. Mereka taku akan didominasi dan tidak dihargai pendapatnya. Yang dapat
menyebabkan anak tidak berkembang secara emosional dan sosial. Orang tua harusnya bisa
memperhatikan keinginan anak dan memberikan ruang untuk anak untuk sekedar
mengekspresikan diri.
Menurut sebuah penelitian yang telah dimuat oleh Jurnal Frontiers In Psychology,
pengertian parenting menurut para ahli adalah sikap dan perilaku orang tua terhadap anak-
anaknya beserta perasaan emosional di mana perilaku orang tua dapat diekspresikan. Ilmu
pengasuhan atau parenting edukasi yang dilakukan orang tua untuk menyiapkan anak
membutuhkan kompetensi yang dilakukan agar siap hidup di masyarakat. Menurut Jane B
Brooks seorang penulis buku “The Process of Parenting” mendefinisikan bahwa pengasuhan
sebagai proses yang mengarah pada berbagai aksi dan interaksi yang dilakukan orang tua
untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu
arah antara orang tua yang mempengaruhi anaknya saja, namun lebih dari itu, pengasuhan
merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya dan
lingkungan sosial tempat anak dibesarkan. Dengan dilandasi oleh pemikiran akan pentingnya
fungsi dan peran orang tua dalam mendidik anak serta pentingnya keterhubungan orang tua
dengan lembaga pendidik. Ilmu parenting penting bagi orang tua agar membantu dalam
mendidik anak serta mengasuh anak secara baik dan benar, membantu mengenali pribadi
anak masing-masing, meningkatkan kepercayaan diri sebagai orang tua yang bijak,
menguasai dasar-dasar pengasuhan terhadap anak, membantunya dalam mengatasi masalah
pada anak, membantu untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan berwawasan
luas.
Orang tua bukan hanya orang yang melahirkan dan merawat kita sedari bayi, guru
juga merupakan orang tua kita di sekolah. Guru adalah orang tua kedua kita Ketika di
sekolah, guru juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan masa depan anak
muridnya. Guru berperan sebagai figur yang memberikan teladan dan contoh yang baik serta
arahan yang baik bagi muridnya. Secara umum, tugas guru adalah mengajar anak-anak
muridnya agar memiliki pengetahuan keterampilan atau keahlian dalam berbagai bidang
pelajaran. Sebagian guru khususnya guru yang dekat dengan muridnya terkadang bisa
membantu anak-anak muridnya dalam mengatasi masalah pribadi atau keluarga, masalah
yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar mereka. Di zaman sekarang banyak anak
murid yang malah sering melawan guru, hanya karna menganggap keputusan guru itu terlalu
berlebihan padahal bisa saja itu sudah keputusan dari sekolahnya.

Anda mungkin juga menyukai