PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah
keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga
merupakan tempat utama, dimana anak berkembang dan dibesarkan
oleh orang tua hingga menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.
Menurut pandangan masyarakat pada umumnya sebuah keluarga itu
adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan yang
terjalin antara anak dengan orang tua sangat ditentukan oleh sikap orang
tua dalam mengasuh anak, proses pengasuhan yang dilakukan orang
tua pada anak dan apa yang ditanamkan orang tua kepada anak sejak
dini. Hal tersebut tertuju pada pola pengasuhan yang diterapkan oleh
orang tua yaitu suatu suatu metode yang dipilih dan dilakukan oleh orang
tua dalam mengasuh anak. Pada dasarnya dalam sebuah keluarga
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan perilaku
yang sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan masyarakat atau
disebut adat istiadat, jika di dalam keluarga itu menerapkan pola
pengasuhan yang tepat pada anak, maka anak dapat mematuhi aturan
yang sesuai dengan adat istiadat yang ada di lingkungannya begitupun
sebaliknya pada anak .
1
masalahnya sendiri, disisi lain sebagai makhluk sosial anak pada usia
remaja ini masih tetap membutuhkan bantuan dari orang tua maupun dari
orang lain. Label perilaku nakal pada remaja yang diberikan oleh
masyarakat terjadi akibat remaja sering melanggar norma-norma yang
ada di lingkungan masyarakat sehingga secara tidak langsung remaja
tersebut di cap sebagai anak yang nakal. Pada masa remaja banyak
terjadi perubahan pada diri anak baik secara fisik, psikis, maupun sosial
yang berbeda dari masa kanak-kanak sehingga kemungkinan remaja
mengalami masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan munculnya
perilaku menyimpang pada anak usia remaja (Delphie,2009).
Menurut survei yang dilakukan oleh BKKBN pada tahun 2010, dari
hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya
adalah remaja yang terdiri dari lakilaki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70
persen) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30 persen). Hal
ini tentunya dapat menjadi aset bangsa jika remaja dapat menunjukkan
potensi diri yang positif., namun sebaliknya akan menjadi petaka jika
remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif bahkan sampai
terlibat dalam kasus kenakalan remaja.
B. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai pengaruh keluarga tentang mengasuh
anak
2. Agar orang tua mengerti bagaimana cara mengasuh anak yang
baik
C. Manfaat penulis
Memberikan pemahaman yang lebih terkait dengan pola mengasuh
anak dalam keluarga, agar mampu memberikan gambaran yang
luas pada orang tua mengenai pola asuh orang tua terhadap anak
dan juga mampu memahami anak dengan apa adanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Membangun Hubungan Dengan Bayi
3
membuat botol susu sedemikian rupa sehingga bayi dapat diberi
minum tanpa ibu harus memegangi botolnya, jadi ibu bisa
mengerjakan pekerjaan yang lain. Padahal saat bayi minum ini
hubungan antara ibu dan bayi dapat dibina. Ibu dapat menunjuukkan
cinta kasihnya pada si bayi dan si bayi dapat merasakan bahwa ibu
mencintai dan memperhatikannya. Selain itu, dengan makin
banyknnya ibu-ibu yang bekerja diluar rumha, makin renggang juga
hubungan ibu dan bayi. Sering bayi ini, dititipkan pada seorang
pembantu rumah tangga atau perawat atau sanak keluarga lainnya.
5. Bagaimana sebaiknya ?
Pemberian susu botol hendaknya dibatasi pada keadaan-keadaan
tertentu saja. Misanya ibu mempunyai anak kembar sehingga tidak
mungkin menyusui keduanya sekaligus. Atau ibu sakit keras atau sakit
menular dan dilarang dokter menyusui. Selain itu, gendonglah si kecil
sesering mungkin dengan sehelai kain panjang sementara ibu
melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, sehingga ia bisa
merasakan kehadiran ibunya sepenuhnya.
4
c. Mengantuk
d. Bingung
7. Menyenyikan bayi lagu sederhana.
5
3. Kesulitan yang harus dihadapi jika mempunyai anak
Sebagai orang tua anda tentu saja tidak mau dikekang anak-anak
anda. Anda mencintai anak-anak dan ingin memiliki anak-anak
sendiri, tetapi anda pun ingin tetap memiliki sedikit kebebasan. Anda
mencintai anak-anak anda seperti dulu anda dicintai orang tua anda
Merawat, mengasuh, membesarkan anak-anak dengan melihat
mereka tumbuh dan berkembang menjadi orang yang baik dan
berguna, memberikan suatu kepuasan yang tidak ada taranya,
walaupun anda harus bekerja keras untuk itu.
4. Anak-anak senang diperlakukan dengan baik
Sebagai orang tua anda harus menempatkan anak-anak anda dibawah
kontrol anda. Dan segera bertindak tegas jika mulai tampak gejala-
gejala penyimpangan. Ketegasan yang tepat dan terletak pada
tempatnya merupakan salah satu segi dari cinta kasih orang tua.
Ketegasan membuat anak-anak dapat menghargai perasaan orang
tuanya dan mereka akan membalas cinta orang tuanya yang telah
menolongnya terhindar dari kesulitan-kesulitan
6
c. Suka mengkritik atau menyindir
d. Suka memberi ceramah atau nasehat
e. Bertindak sebagai penghibur
f. Suka menganalisa, menentukan jenis kesalahan
BAB III
PENGKAJIAN
7
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENGASUH ANAK
1. IDENTITAS
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A Tgl Pengkajian: 02-02-
2020
b. Umur (KK) : 25 Thn
c. Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Karyawan
d. Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SMA
e. Alamat : Jln.mayjen sutoyo bujang
gadung
cilegon
e. Komposisi Keluarga
Hubungan
No Nama JK TTL Pendidikan Pekerjaan
Keluarga
g.Genogram
8
Keterangan :
: Laki-laki
:Perempuan
: Pasien
9
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
b.Tugas Perkembangan yang belum tercapai
Dalam keluarga Tn. A, tugas yang belum terpenuhi yaitu
mempersiapkan diri menjadi orang tua. Tn. A dan Ny. F merasa
cemas dalam mengurus anaknya karena belum memiliki
pengalaman sebelumnya. Tugas lain yang belum terpenuhi yaitu
adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, dengan kahadiran
anaknya. Tn. A dan Ny. F mengatakan tidur terganggu karena anak
sering menangis di malam hari.
c. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua
Tn. A berusia 25 th, suku jawa, anak kedua dari 5 bersaudara. Tn. A
anak dari Tn. S. Pendidikan SMA. Pekerjaan sebagai karyawan IPC
Pelindo 2 panjang. Tn. A tidak mempunyai riwayat penyakit
sebelumnya, tetapi orang tua Tn. A mempunyai riwayat penyakit DM.
Ny. F berusia 25 th, suku jawa, anak Tn. As, anak kedua dari 3
bersaudara. Pendidikan terakhir SMA. Pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga Tidak mempunyai riwayat penyakit, tetapi orang tuanya
mempunyai riwayat penyakit DM.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. A termasuk dalam tipe rumah permanen, terdiri dari satu
kamar mandi, tiga kamar tidur, dan satu dapur serta satu ruang tamu.
Lantai rumah cukup bersih terbuat dari keramik dan dinding terbuat
dari batu bata. Atap rumah terbuat dari genteng dan sudah
mempunyai plapon. sumber air berasal dari PDAM. Luas rumah 9x10
meter. Pencahayaan di rumah Tn. A baik, sinar matahari masuk ke
dalam rumah. Rumah tersusun dengan rapi.
b. Karakteristik lingkungan
Keluarga Tn. A sudah 3 tahun tinggal di sana namun Tn. A dan
istrinya sudah tinggal dalam satu wilayah sejak lahir.
10
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah tiga tahun tinggal di Panjang, sebelum
menikah mereka tinggal di rumah orang tua masing-masing.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. A cukup aktif dalam mengikuti kegiatan di masyarakat
seperti gotong royong
e. Sistem Pendukung Keluarga
Ibu dari Tn. A sering mengunjungi
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. A adalah
komunikasi terbuka, dimana setiap anggota keluarga bila ada
masalah maka Tn. A dan Ny. F akan berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga
Pemegang keputusan pada keluarga Tn. A adalah Tn. A sendiri.
Namun, tetap saja berkomunikasi atau meminta pendapat dengan
Ny. F.
c. Struktur Peran
Tn. A adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai karyawan yang
bekerja dari pagi sampai siang bahkan bisa sampai sore. Ny. F
adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang bertugas mengurus rumah
dan mengasuh anak mereka. Dalam menjalankan peran masing-
masing anggota keluarga tidak ada masalah.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluaraga Tn. A menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama
islam karena keluarga ini mengajarkan kepada anggota keluarga
untuk membaca doa sebelum makan dan harus mencuci tangan
sebelum makan serta menjaga kebersihan anak bayi mereka.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afeksi
11
Semua anggota keluarga Tn. A saling menyayangi satu sama lain,
jika ada yang sakit atau mengalami kesusahan maka anggota
keluarga akan saling membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada anggota keluarga yang lain. Tanggung jawab mengurus
anak merupakan tanggung jawab bersama terutama oleh Tn. A dan
Ny. F. Ketika malam hari Tn. A suka mengajak An. Al bermain dan
mengobrol.
c. Fungsi Pemenuhan (Perawatan/ Pemeliharaan) Kesehatan
Mengenal Masalah Kesehatan
Fungsi ini dapat dilihat bahwa keluarga kurang mengenal dengan
baik tentang fungsi dan tugas sebagai orang tua baru. Tn. A dan
Ny. F merasa cemas dalam mengurus anaknya. Saat ini An. Al
sedang mengalami demam. Keluarga Tn. A mengenal apa itu
demam, penyebab serta tanda dan gejala dari demam pada
anak.
Mengambil keputusan terhadap tindakan kesehatan
Tn. A dan Ny. F tidak bisa megambil keputusan sendiri, sering
meminta pendapat kepada orang tuanya dalam menyelesaikan
masalah. Namun saat anak mengalami gangguan kesehatan
berupa demam, keluarga Tn. A mampu menentukan tindakan
apa saja yang bisa dilakukan secara mandiri untuk mengurangi
panas suhu tubuh anak.
Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A saat ada anggota keluarganya yang sakit selalu
meminta bantuan kepada orang tuanya. Ketika An. Al mengalami
demam, keluarga Tn. A segera melakukan kompres hangat pada
anak
Memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. A tidur dalam satu kamar bersama dengan Ny. F dan
An. Al di atas satu ranjang sehingga resiko terjadinya cidera pada
12
anak lebih tinggi, misalnya secara tidak sengaja saat orang tua
tertidur anak tertindih. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
untuk menghindari terjadinya demam berulang, misalnya dengan
menjaga suhu tubuh anak dan lingkungan.
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Keluarga Tn. A tidak pernah meminta informasi tentang tugasnya
sebagai orang tua kepada petugas kesehatan ataupun pelayanan
kesehatan terdekat. Keluarga Tn.A juga tidak pernah membawa
anaknya ke pelayanan kesehatan saat anaknya mengalami
demam.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. A bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn.
A juga memiliki tabungan untuk keperluan anak dan keperluan
mendadak.
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. A mempunyai 1 orang anak kandung yang masih
berusia 2 bulan. Keluarga ini tidak mempunyai masalah pada fungsi
reproduksi.
f. Fungsi Status Sosial
Keluarga Tn. A adalah keluarga biasa yang tidak mempunyai peran
dalam kegiatan dan struktur organisasi yang ada dalam masyarakat.
Hal ini dikarenakan mereka adalah keluarga baru dan juga
disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan mengasuh anak.
g. Fungsi Pendidikan
Pendidikan Tn. A dan Ny. F hanya sebatas SMA.
h. Fungsi Religius
Keluarga Tn. A menjalankan sholat tetapi tidak 5 waktu. Keluarga Tn.
Ari kurang aktif mengikuti kegiatan pengajian yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya
6. KOPING KELUARGA
a. Stres Jangka Pendek
13
Keluarga Tn. A berharap An. Al dapat tumbuh sehat seperti anak lain
yang seusia dengan An. Al tersebut dan mereka berharap juga agar
anggota keluarga yang lain dapat sehat
b. Stres Jangka Panjang
Keluarga Tn. A berharap agar An. Al nantinya dapat menjadi anak
yang sehat serta dapat memenuhi dan melakukan kebutuhan untuk
dirinya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Jika ada masalah keluarga maka Tn. A dan Ny. F selalu membahas
masalah tersebut secara bersama-sama.
d. Strategi Koping yang Digunakan
Tn. A mengatakan jika ada masalah beliau selalu membahas
bersama istrinya Ny. F sehingga masukan dari Ny. F tersebut dapat
membantu menyelesaikan masalah.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaftif.
BAB III
PENGKAJIAN
Identitas Anak
Nama : An. Al
14
Usia : 2 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 5200 gr
Panjang Badan : 51 cm
15
Ds : Resiko cidera pada Ketidakmampuan
Keluarga Tn. A An. Al keluarga dalam
mengatakan tidur memodifikasi
bersama-sama dalam lingkungan
satu ranjang
Ny. F
mengatakan saat
malam hari sering
menyusui anaknya
hingga ketiduran
Do :
Tidak terdapat
ranjang tidur khusus
bayi di dalam keluarga
Tn. A
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
16
b. Demam pada An. Al b.d Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan
c. Resiko cidera pada An. Al Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan
3.SKORING
5. INTERVENSI
17
Demam pada An. Respon Memberi - Klasifikasi
Al b.d verbal penyuluhan pengetahuan
Ketidakmampuan tentang manfaat keluarga tentang
keluarga fasilitas pelayanan manfaat fasilitas
memanfaatkan kesehatan dalam kesehatan
fasilitas mengatasi demam.
kesehatan - Motivasi keluarga
untuk
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan bila
demam berlanjut.
18
Respon 1.Menyebutkan 2 dari
.
verbal 3 tugas keluarga,. - Beri kesempatan
yang meliputi : keluarga untuk
1. Mempersiapkan bertanya.
diri menjadi orang
tua. . - Gali
pengetahuan
. Adaptasi dengan keluarga dalam
perubahan anggota mengurus anak.
keluarga, peran,
interaksi, 2. - Diskusikan
hubungan seksual. dengan keluarga
cara perawatan
Mempertahankan terhadap yang
hubungan yang sudah dilakukan
memuaskan
dengan pasangan.
. Keluarga 1.
mampu .
Respon melakukan - Motivasi keluarga
Psikomotor peran keluarga untuk
dalam
mengungkapkan
mengoptimalkan
kembali apa yang
tumbuh
telah disampaikan
kembang anak
Di- Diskusikan dengan
keluarga cara
menciptakan
lingkungan rumah
19
yang bersih, aman
dan nyaman
- Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
- Memberikan
pujian terhadap
upaya yang
dilakukan keluarga
uk bertanya
- Klarifikasi
pengetahuan
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan
Respon . - Menciptakan
verbal ruangan tempat
tidur yang aman
Kl- klarifikasi
dan nyaman pengetahuan
untuk bayi keluarga tentang
2. - Pisahkan manfaat fasilitas
tempat tidur bayi kesehatan
dengan orang - Motivasi
tua. keluarga untuk
- Memberi memanfaatkan
penyuluhan pelayanan
tentang manfaat kesehatan’
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dalam
mengatasi
20
permasalahan
tumbuh
kembang anak
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi
dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi dan
hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul dalam komunikasi.
Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada
umur dari anak tersebut.
B. Saran
1. Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar
pembacadalamberkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimanaprinsip dan strategi berkomunikasi dengan
anak, serta mengetahui hambatanyang akan ditemui [ada saat akan
berkomunikasi dengan anak.
2. Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah)
sebaiknyamenggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak
menutupkemungkinan dapat memperbesar dalam kesulitan
penyusunan.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.goldenheart.id/Gaya-Hidup/pengasuhan-anak-dalam-
keluarga.html
2. http://hanifahswasti.blogspot.co.id/2015/04/pengaruh-pola-asuh-
orang-tua-terhadap.html
3. https://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/makalah-pola-
asuh/
4. http://dewiarifiani.blogspot.co.id/2011/11/makalah-pendidikan-anak-
dalamkeluarga.html
23