Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah
keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga
merupakan tempat utama, dimana anak berkembang dan dibesarkan
oleh orang tua hingga menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.
Menurut pandangan masyarakat pada umumnya sebuah keluarga itu
adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan yang
terjalin antara anak dengan orang tua sangat ditentukan oleh sikap orang
tua dalam mengasuh anak, proses pengasuhan yang dilakukan orang
tua pada anak dan apa yang ditanamkan orang tua kepada anak sejak
dini. Hal tersebut tertuju pada pola pengasuhan yang diterapkan oleh
orang tua yaitu suatu suatu metode yang dipilih dan dilakukan oleh orang
tua dalam mengasuh anak. Pada dasarnya dalam sebuah keluarga
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan perilaku
yang sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan masyarakat atau
disebut adat istiadat, jika di dalam keluarga itu menerapkan pola
pengasuhan yang tepat pada anak, maka anak dapat mematuhi aturan
yang sesuai dengan adat istiadat yang ada di lingkungannya begitupun
sebaliknya pada anak .

Monks (2004) berpendapat remaja adalah masa transisi dari anak-


anak menuju tingkat dewasa. Pada masa remaja dibagi menjadi tiga
bagian yaitu fase remaja awal (12-15 tahun), fase remaja pertengahan
(15-18 tahun), dan fase remaja akhir (18-21 tahun). Pada masa remaja
memang suatu masa yang

menyenangkan sekaligus masa yang tersulit bagi anak dalam


menuju proses kedewasaan. Anak yang sudah beranjak dewasa atau
sering disebut remaja sudah tidak bisa disebut sebagai anak kecil
maupun dianggap sebagai orang yang sudah dewasa. Anak pada usia
remaja ini ingin merasa bebas tanpa aturan dan merasa bisa menagani

1
masalahnya sendiri, disisi lain sebagai makhluk sosial anak pada usia
remaja ini masih tetap membutuhkan bantuan dari orang tua maupun dari
orang lain. Label perilaku nakal pada remaja yang diberikan oleh
masyarakat terjadi akibat remaja sering melanggar norma-norma yang
ada di lingkungan masyarakat sehingga secara tidak langsung remaja
tersebut di cap sebagai anak yang nakal. Pada masa remaja banyak
terjadi perubahan pada diri anak baik secara fisik, psikis, maupun sosial
yang berbeda dari masa kanak-kanak sehingga kemungkinan remaja
mengalami masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan munculnya
perilaku menyimpang pada anak usia remaja (Delphie,2009).

Menurut survei yang dilakukan oleh BKKBN pada tahun 2010, dari
hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya
adalah remaja yang terdiri dari lakilaki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70
persen) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30 persen). Hal
ini tentunya dapat menjadi aset bangsa jika remaja dapat menunjukkan
potensi diri yang positif., namun sebaliknya akan menjadi petaka jika
remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif bahkan sampai
terlibat dalam kasus kenakalan remaja.

B. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai pengaruh keluarga tentang mengasuh
anak
2. Agar orang tua mengerti bagaimana cara mengasuh anak yang
baik
C. Manfaat penulis
Memberikan pemahaman yang lebih terkait dengan pola mengasuh
anak dalam keluarga, agar mampu memberikan gambaran yang
luas pada orang tua mengenai pola asuh orang tua terhadap anak
dan juga mampu memahami anak dengan apa adanya.
BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Membangun Hubungan Dengan Bayi

1. Jangan Takut Pada Si Bayi


Bayi dilahirkan untuk diasuh dan untuk dididik sedemikian rupa agar
kelak mereka menjadi manusia yang penuh tanggung jawab dan
berguna bagi lingkungannya.jangan takut memberinya makan jika
anda mengira dia lapar.
Dia akan menolak jika dugaan anda salah. Jangan takut untuk
mencintai dan menikmati kehadirannya. Jangan takut untuk
memenuhi semua permintaannya apabila masih dapat dan pantas
diterima. Bayi belum mampu menentukan baik tidaknya sesuatu,
tugas andalah untuk menunjukkannya. Karena itu jangan takut untuk
bertindak tegas jika memang anda terpaksa bertindak demikian.

2. Terimalah Anak Anda Seadanya


Anak-anak yang merasa di terima orang tuanya seadanya akan
tumbuh menjadi orang yang penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Mereka akan memiliki semangat untuk melakukan berbagai kegiatan
yang sesuai dengan kemampuannya. Anak-anak ini akian mampu
mengatasi segala rintangan yang menghalanginya dalam hidupnya
kelak.

3. Bayi Bukan Benda Rapuh


Bayi tidaklah rapuh. Jika anda menyentuh dan menggendongnya ia
akan luluh berantakan. Si bayi pun sudah mampu bereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar dan dalam tubuhnya. Jadi jangan
takut untuk menyentuh, menggendong, menimang bayi anda. Jangan
takut memberinya makanan dan mencukupi segala kebutuhannya.
4. Hubungan Bayi Dengan Lingkungan
Dengan kemajuan tekhnik setiap saat orang berusaha menemukan
sesuatu yang membuat hidup makin praktis. Misalnya, dicari akal

3
membuat botol susu sedemikian rupa sehingga bayi dapat diberi
minum tanpa ibu harus memegangi botolnya, jadi ibu bisa
mengerjakan pekerjaan yang lain. Padahal saat bayi minum ini
hubungan antara ibu dan bayi dapat dibina. Ibu dapat menunjuukkan
cinta kasihnya pada si bayi dan si bayi dapat merasakan bahwa ibu
mencintai dan memperhatikannya. Selain itu, dengan makin
banyknnya ibu-ibu yang bekerja diluar rumha, makin renggang juga
hubungan ibu dan bayi. Sering bayi ini, dititipkan pada seorang
pembantu rumah tangga atau perawat atau sanak keluarga lainnya.

5. Bagaimana sebaiknya ?
Pemberian susu botol hendaknya dibatasi pada keadaan-keadaan
tertentu saja. Misanya ibu mempunyai anak kembar sehingga tidak
mungkin menyusui keduanya sekaligus. Atau ibu sakit keras atau sakit
menular dan dilarang dokter menyusui. Selain itu, gendonglah si kecil
sesering mungkin dengan sehelai kain panjang sementara ibu
melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, sehingga ia bisa
merasakan kehadiran ibunya sepenuhnya.

Komunikasi Terapeutik Dengan Bayi


1. Memanggil namanya dengan benar
2. Memberikan senyuman dan sentuhan yang hangat
3. Merangsang pendengaran bayi dengan mainan yang bersuara halus
Contoh: musik baby clasic, mainan gemericik
4. Mengajak bayi main ci lu bak
5. Menunjukkan cara mengucapkan suku kata
Contoh: ma-ma, pa-pa, su-su

6. Melihat tanda-tanda ketidaknyamanan pada bayi


a. Ngompol
b. Haus

4
c. Mengantuk
d. Bingung
7. Menyenyikan bayi lagu sederhana.

B. Membangun Hubungan Dengan Balita Anak


1. Pada usia 3-6 tahun anak-anak sangat memuja orang tua
Mereka mengagumi semua sifat yang terdapat pada orang tuanya.
Kebijaksanaan, kekuatan dan daya tarik orang tuanya. Anak laki-laki
ingin sekali menjadi seperti ayah. Sepanjang hari ia berusaha
menirukan semua tingkah laku ayahnya sebaliknya anak-anak
perempuan akan menirukan ibunya. Mereka memperhatikan cara-car
ibu berdandan, memperhatikan ibu jika sedang memasak atau jika
sedang bercakap-cakap dengan tukang sayur atau tetangga. Pada
usia ini anak-anak sangat peka terhadap arti cinta kasih orangtuanya.
Kalau mereka merasa bahwa cinta orang tua mereka sangat besar
terhadap dirinya mereka akan mampu mencintai orangtua dan
saudara-saudaranya.
2. Anak-anak yang ideal
Anak-anak kecil belum dapat membedakan baik atau buruknya
sesuatu. Tugas andalah untuk membimbingnya. Bayi yang berusia 9
bulan harus diberi pengertian bahwa tidak boleh menggigit pipi ibu dan
menarik rambutnya. Pada usia 1-2 tahu mereka harus ditegur jika
mereka merusakkan barang-barang dengan sengaja. Pada usia 2
tahun mereka harus sudah mampu memungut sendiri barang-barang
yang dilemparnya. Pada usi 3 tahun anda dapat meminta bantuannya
menutup meja. Pada usia 7-8 tahun mereka harus dapat membantu
melakukan pekerjaan rumah yang sederhana. Anak-anak akan
mendengarkan percakapan-percakapan orang tua. Berbagai masalah
yang timbul dan cara-cara orang tua mengatasinya. Selain itu
pengaruh-pengaruh dari teman-teman sekolahnya dari guru-gurunya
dan teman bermain tururt mempengaruhi pertumbuhan jiwa si anak.

5
3. Kesulitan yang harus dihadapi jika mempunyai anak
Sebagai orang tua anda tentu saja tidak mau dikekang anak-anak
anda. Anda mencintai anak-anak dan ingin memiliki anak-anak
sendiri, tetapi anda pun ingin tetap memiliki sedikit kebebasan. Anda
mencintai anak-anak anda seperti dulu anda dicintai orang tua anda
Merawat, mengasuh, membesarkan anak-anak dengan melihat
mereka tumbuh dan berkembang menjadi orang yang baik dan
berguna, memberikan suatu kepuasan yang tidak ada taranya,
walaupun anda harus bekerja keras untuk itu.
4. Anak-anak senang diperlakukan dengan baik
Sebagai orang tua anda harus menempatkan anak-anak anda dibawah
kontrol anda. Dan segera bertindak tegas jika mulai tampak gejala-
gejala penyimpangan. Ketegasan yang tepat dan terletak pada
tempatnya merupakan salah satu segi dari cinta kasih orang tua.
Ketegasan membuat anak-anak dapat menghargai perasaan orang
tuanya dan mereka akan membalas cinta orang tuanya yang telah
menolongnya terhindar dari kesulitan-kesulitan

Komunikasi Terapeutik Dengan Balita Anak


1. Dengarkan dulu apa yang ingin diungkapkan anak
2. Pahami perasaan anak
3. Mendengarkan aktif apa yang diungkapkan anak
4. Gunakan ”pesan saya” buka ”pesan kamu”
5. Dalam penyampaian pesan, lakukan :
a. Berdiri / duduk sejajar dengan anak waktu berbicara
b. Pandang mata anak
c. Berbicara tenang dan pelan
d. Gunakan kata-kata sederhana
e. Pesan yang disampaikan singkat tapi jelas
6. Hindari kebiasaan/gaya yang menghambat berkomunikasi dengan
anak, seperti:
a. Berlagak menghakimi
b. Sok tahu

6
c. Suka mengkritik atau menyindir
d. Suka memberi ceramah atau nasehat
e. Bertindak sebagai penghibur
f. Suka menganalisa, menentukan jenis kesalahan

BAB III
PENGKAJIAN

7
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENGASUH ANAK

1. IDENTITAS
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A Tgl Pengkajian: 02-02-
2020
b. Umur (KK) : 25 Thn
c. Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Karyawan
d. Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SMA
e. Alamat : Jln.mayjen sutoyo bujang
gadung
cilegon
e. Komposisi Keluarga

Hubungan
No Nama JK TTL Pendidikan Pekerjaan
Keluarga

1 Ny. F P Istri Palembang, SMA IRT


19 April 1995
2 An Al L Anak Bandar - -
Lampung,
30 Nov 2019

g.Genogram

8
Keterangan :
: Laki-laki
:Perempuan
: Pasien

h. Tipe Keluarga : Keluarga inti (nuclear family)


i. Suku : Jawa
j. Agama : Islam
k. Status Sosial Ekonomi : Tn. A sebagai kepala keluarga bekerja
untuk mencari nafkah bagi istri dan
anaknya Penghasilan Tn. A sekitar
Rp.3.000.000,00 / bulan
L. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga Tn. A tidak mempunyai
aktivitas rekreasi khusus, hanya
saja. Keluarga terkadang jalan ke mall
bersama saat ada waktu luang.

2. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA

a.Tahap Perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan
kelahiran anak pertama, yaitu bayi Tn. A yang berumur 2 bulan.
Adapun tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:

1) Mempersiapkan diri menjadi orang tua


2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual.

9
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
b.Tugas Perkembangan yang belum tercapai
Dalam keluarga Tn. A, tugas yang belum terpenuhi yaitu
mempersiapkan diri menjadi orang tua. Tn. A dan Ny. F merasa
cemas dalam mengurus anaknya karena belum memiliki
pengalaman sebelumnya. Tugas lain yang belum terpenuhi yaitu
adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, dengan kahadiran
anaknya. Tn. A dan Ny. F mengatakan tidur terganggu karena anak
sering menangis di malam hari.
c. Riwayat Keluarga Asal Dari Kedua Orang Tua
Tn. A berusia 25 th, suku jawa, anak kedua dari 5 bersaudara. Tn. A
anak dari Tn. S. Pendidikan SMA. Pekerjaan sebagai karyawan IPC
Pelindo 2 panjang. Tn. A tidak mempunyai riwayat penyakit
sebelumnya, tetapi orang tua Tn. A mempunyai riwayat penyakit DM.
Ny. F berusia 25 th, suku jawa, anak Tn. As, anak kedua dari 3
bersaudara. Pendidikan terakhir SMA. Pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga Tidak mempunyai riwayat penyakit, tetapi orang tuanya
mempunyai riwayat penyakit DM.

3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. A termasuk dalam tipe rumah permanen, terdiri dari satu
kamar mandi, tiga kamar tidur, dan satu dapur serta satu ruang tamu.
Lantai rumah cukup bersih terbuat dari keramik dan dinding terbuat
dari batu bata. Atap rumah terbuat dari genteng dan sudah
mempunyai plapon. sumber air berasal dari PDAM. Luas rumah 9x10
meter. Pencahayaan di rumah Tn. A baik, sinar matahari masuk ke
dalam rumah. Rumah tersusun dengan rapi.
b. Karakteristik lingkungan
Keluarga Tn. A sudah 3 tahun tinggal di sana namun Tn. A dan
istrinya sudah tinggal dalam satu wilayah sejak lahir.

10
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah tiga tahun tinggal di Panjang, sebelum
menikah mereka tinggal di rumah orang tua masing-masing.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. A cukup aktif dalam mengikuti kegiatan di masyarakat
seperti gotong royong
e. Sistem Pendukung Keluarga
Ibu dari Tn. A sering mengunjungi

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. A adalah
komunikasi terbuka, dimana setiap anggota keluarga bila ada
masalah maka Tn. A dan Ny. F akan berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga
Pemegang keputusan pada keluarga Tn. A adalah Tn. A sendiri.
Namun, tetap saja berkomunikasi atau meminta pendapat dengan
Ny. F.
c. Struktur Peran
Tn. A adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai karyawan yang
bekerja dari pagi sampai siang bahkan bisa sampai sore. Ny. F
adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang bertugas mengurus rumah
dan mengasuh anak mereka. Dalam menjalankan peran masing-
masing anggota keluarga tidak ada masalah.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluaraga Tn. A menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama
islam karena keluarga ini mengajarkan kepada anggota keluarga
untuk membaca doa sebelum makan dan harus mencuci tangan
sebelum makan serta menjaga kebersihan anak bayi mereka.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afeksi

11
Semua anggota keluarga Tn. A saling menyayangi satu sama lain,
jika ada yang sakit atau mengalami kesusahan maka anggota
keluarga akan saling membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada anggota keluarga yang lain. Tanggung jawab mengurus
anak merupakan tanggung jawab bersama terutama oleh Tn. A dan
Ny. F. Ketika malam hari Tn. A suka mengajak An. Al bermain dan
mengobrol.
c. Fungsi Pemenuhan (Perawatan/ Pemeliharaan) Kesehatan
 Mengenal Masalah Kesehatan
Fungsi ini dapat dilihat bahwa keluarga kurang mengenal dengan
baik tentang fungsi dan tugas sebagai orang tua baru. Tn. A dan
Ny. F merasa cemas dalam mengurus anaknya. Saat ini An. Al
sedang mengalami demam. Keluarga Tn. A mengenal apa itu
demam, penyebab serta tanda dan gejala dari demam pada
anak.
 Mengambil keputusan terhadap tindakan kesehatan
Tn. A dan Ny. F tidak bisa megambil keputusan sendiri, sering
meminta pendapat kepada orang tuanya dalam menyelesaikan
masalah. Namun saat anak mengalami gangguan kesehatan
berupa demam, keluarga Tn. A mampu menentukan tindakan
apa saja yang bisa dilakukan secara mandiri untuk mengurangi
panas suhu tubuh anak.
 Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A saat ada anggota keluarganya yang sakit selalu
meminta bantuan kepada orang tuanya. Ketika An. Al mengalami
demam, keluarga Tn. A segera melakukan kompres hangat pada
anak
 Memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. A tidur dalam satu kamar bersama dengan Ny. F dan
An. Al di atas satu ranjang sehingga resiko terjadinya cidera pada

12
anak lebih tinggi, misalnya secara tidak sengaja saat orang tua
tertidur anak tertindih. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
untuk menghindari terjadinya demam berulang, misalnya dengan
menjaga suhu tubuh anak dan lingkungan.
 Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Keluarga Tn. A tidak pernah meminta informasi tentang tugasnya
sebagai orang tua kepada petugas kesehatan ataupun pelayanan
kesehatan terdekat. Keluarga Tn.A juga tidak pernah membawa
anaknya ke pelayanan kesehatan saat anaknya mengalami
demam.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. A bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn.
A juga memiliki tabungan untuk keperluan anak dan keperluan
mendadak.
e. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. A mempunyai 1 orang anak kandung yang masih
berusia 2 bulan. Keluarga ini tidak mempunyai masalah pada fungsi
reproduksi.
f. Fungsi Status Sosial
Keluarga Tn. A adalah keluarga biasa yang tidak mempunyai peran
dalam kegiatan dan struktur organisasi yang ada dalam masyarakat.
Hal ini dikarenakan mereka adalah keluarga baru dan juga
disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan mengasuh anak.
g. Fungsi Pendidikan
Pendidikan Tn. A dan Ny. F hanya sebatas SMA.

h. Fungsi Religius
Keluarga Tn. A menjalankan sholat tetapi tidak 5 waktu. Keluarga Tn.
Ari kurang aktif mengikuti kegiatan pengajian yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya

6. KOPING KELUARGA
a. Stres Jangka Pendek

13
Keluarga Tn. A berharap An. Al dapat tumbuh sehat seperti anak lain
yang seusia dengan An. Al tersebut dan mereka berharap juga agar
anggota keluarga yang lain dapat sehat
b. Stres Jangka Panjang
Keluarga Tn. A berharap agar An. Al nantinya dapat menjadi anak
yang sehat serta dapat memenuhi dan melakukan kebutuhan untuk
dirinya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Jika ada masalah keluarga maka Tn. A dan Ny. F selalu membahas
masalah tersebut secara bersama-sama.
d. Strategi Koping yang Digunakan
Tn. A mengatakan jika ada masalah beliau selalu membahas
bersama istrinya Ny. F sehingga masukan dari Ny. F tersebut dapat
membantu menyelesaikan masalah.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dari pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaftif.

BAB III
PENGKAJIAN

1.Pengkajian yang berhubungan dengan anak baru lahir

Identitas Anak
Nama : An. Al

14
Usia : 2 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 5200 gr
Panjang Badan : 51 cm

Data Masalah Etiologi


Ds : Kecemasan keluarga Ketidakmampuan
Keluarga Tn. A Tn. A keluarga mengenal
merasa belum bisa peran menjadi orang
menjadi orang tua yang tua
baik, karena belum
memiliki pengalaman
dalam mengurus anak
Tn. A mengatakan
ibunya sering
mengunjungi dan
mengasuh An. Al
Do :
Tn. A dan Ny. F
tampak kebingungan
saat mengurus anak

Ds : Demam pada An. Al


Keluarga Tn. A Ketidakmampuan
mengatakan saat ini keluarga
An. Al mengalami memanfaatkan fasilitas
demam kesehatan
Do :
Badan An. Al teraba
panas
Suhu tubuh 38oc

15
Ds : Resiko cidera pada Ketidakmampuan
Keluarga Tn. A An. Al keluarga dalam
mengatakan tidur memodifikasi
bersama-sama dalam lingkungan
satu ranjang
Ny. F
mengatakan saat
malam hari sering
menyusui anaknya
hingga ketiduran

Do :
Tidak terdapat
ranjang tidur khusus
bayi di dalam keluarga
Tn. A

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a. Kecemasan keluarga Tn. A b.d Ketidakmampuan keluarga


mengenal peran menjadi orang tua

16
b. Demam pada An. Al b.d Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan
c. Resiko cidera pada An. Al Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan

3.SKORING

Dx Kriteria Nilai SKOR


1 Sifat Masalah 3/3*1 1
Kemungkinan masalah untuk 1/2*2 1
dipecahkan 2/3*1 2/3
Potensi masalah untuk dicegah 1/2*1 ½
Menonjolnya masalah 3 1/6
2 Sifat Masalah 3/3*1 1
Kemungkinan masalah untuk 2/2*2 2
dipecahkan 2/2*1 1
Potensi masalah untuk dicegah 2/2*1 1
Menonjolnya masalah 5
3 Sifat Masalah 2/3*1 2/3
Kemungkinan masalah untuk 1/2*2 1
dipecahkan 1/3*1 1/3
Potensi masalah untuk dicegah 1/2*1 ½
Menonjolnya masalah 2½

4. Prioritas diagnosa keperawatan :


1. Demam pada An. Al b.d Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan
2. Kecemasan keluarga Tn. A b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
peran menjadi orang tua
3. Resiko cidera pada An. Al b.d Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan

5. INTERVENSI

Diagnosa kriteria Standar intervensi

17
Demam pada An. Respon Memberi - Klasifikasi
Al b.d verbal penyuluhan pengetahuan
Ketidakmampuan tentang manfaat keluarga tentang
keluarga fasilitas pelayanan manfaat fasilitas
memanfaatkan kesehatan dalam kesehatan
fasilitas mengatasi demam.
kesehatan - Motivasi keluarga
untuk
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan bila
demam berlanjut.

Kecemasan . Keluarga - Mendiskusikan


keluarga Tn. A Respon mengetahui peran dengan keluarga
b.d verbal sebagai orang tua tentang peran
Ketidakmampuan orang tua.
keluarga
- Ajarkan keluarga
mengenal peran
untuk
menjadi orang
mengungkapkan
tua
kembali tentang
peran orang tua
. - Motivasi
keluarga dalam
mengenal peran
sebagai orang tua
1. - Beri penjelasan
keluarga tentang
akibat yang
terjadi bila tugas
keluarga tidak
terpenuhi

18
Respon 1.Menyebutkan 2 dari
.
verbal 3 tugas keluarga,. - Beri kesempatan
yang meliputi : keluarga untuk
1. Mempersiapkan bertanya.
diri menjadi orang
tua. . - Gali
pengetahuan
. Adaptasi dengan keluarga dalam
perubahan anggota mengurus anak.
keluarga, peran,
interaksi, 2. - Diskusikan
hubungan seksual. dengan keluarga
cara perawatan
Mempertahankan terhadap yang
hubungan yang sudah dilakukan
memuaskan
dengan pasangan.

. Keluarga 1.
mampu .
Respon melakukan - Motivasi keluarga
Psikomotor peran keluarga untuk
dalam
mengungkapkan
mengoptimalkan
kembali apa yang
tumbuh
telah disampaikan
kembang anak
Di- Diskusikan dengan
keluarga cara
menciptakan
lingkungan rumah

19
yang bersih, aman
dan nyaman
- Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
- Memberikan
pujian terhadap
upaya yang
dilakukan keluarga
uk bertanya
- Klarifikasi
pengetahuan
keluarga tentang
manfaat fasilitas
kesehatan
Respon . - Menciptakan
verbal ruangan tempat
tidur yang aman
Kl- klarifikasi
dan nyaman pengetahuan
untuk bayi keluarga tentang
2. - Pisahkan manfaat fasilitas
tempat tidur bayi kesehatan
dengan orang - Motivasi
tua. keluarga untuk
- Memberi memanfaatkan
penyuluhan pelayanan
tentang manfaat kesehatan’
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dalam
mengatasi

20
permasalahan
tumbuh
kembang anak

Resiko cidera Respon M-- Menciptakan 1. - Diskusikan


pada An. Al b.d verbal ruangan tempat dengan keluarga
Ketidakmampuan tidur yang aman cara menciptakan
keluarga dalam dan nyaman lingkungan rumah
memodifikasi untuk bayi yang bersih, aman
lingkungan - - - Pisahkan dan nyaman
tempat tidur 2. - Beri
bayi dengan kesempatan
orang tua keluarga untuk
bertanya.
3. - Memberikan
pujian terhadap
upaya yang
dilakukan
keluarga.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi
dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi dan
hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul dalam komunikasi.
Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada
umur dari anak tersebut.

B. Saran
1. Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar
pembacadalamberkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimanaprinsip dan strategi berkomunikasi dengan
anak, serta mengetahui hambatanyang akan ditemui [ada saat akan
berkomunikasi dengan anak.
2. Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah)
sebaiknyamenggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak
menutupkemungkinan dapat memperbesar dalam kesulitan
penyusunan.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.goldenheart.id/Gaya-Hidup/pengasuhan-anak-dalam-
keluarga.html
2. http://hanifahswasti.blogspot.co.id/2015/04/pengaruh-pola-asuh-
orang-tua-terhadap.html
3. https://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/makalah-pola-
asuh/
4. http://dewiarifiani.blogspot.co.id/2011/11/makalah-pendidikan-anak-
dalamkeluarga.html

23

Anda mungkin juga menyukai