Masa remaja, adalah masa dimana seorang manusia sedang berada dalam
pencarian jati dirinya, ingin mengenal siapa dirinya sebenarnya. Seorang
manusia dikatakan remaja, jika ia sudah menginjak usia 17 tahun. Dan dalam
usia ini, seorang manusia mengalami masa yang dinamakan masa pubertas.
Saat pubertas, biasanya manusia ingin mencoba segala suatu yang baru
dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul
masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Faktor Internal
a. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.
Faktor Eksternal
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa
memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
4. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral
dan sosial
5. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah
terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
6. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di
sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya)
7. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
8. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
9. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan
keluarga.
10. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
11. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dan figur
otoritas lain.
12. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain
atau lingkungan baru.
13. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat
terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Salah satu ciri umum remaja adalah mereka senang memprovokasi orang tua
sehingga orang tua bereaksi negatif. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh
hilang kendali dan harus tenang dalam menghadapi remaja.