PROBLEM SOLVING
Secara umum, seluruh kenakalan remaja baik itu tingkat wajar ataupun tingkat
berat adalah pendidikan agama yang kuat yang perlu diterapkan sejak dini, apabila
sudah terlanjur, taubat adalah kesempatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Hal
ini dapat dilakukan secara internal dari remaja tersebut, ataupun dari eksternal
lingkungan sekitarnya. Secara eksternal dapat dilakukan oleh lingkungan terdekatnya,
yaitu keluarga, guru, dan teman-teman di sekelilingnya. Peran penting tersebut dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pendidikan agama yang harus diterapkan terutama di rumah dan di sekolah, tidak
hanya itu sekolah ataupun mahasiswa yang akan membantu masalah tersebut dapat
membuatkan acara sosialisasi tentang kenakalan remaja, dan jika ada suatu
masalah kenalan remaja yang sudah tidak terkontrol lagi maka remaja yang
melakukan hal tersebut segera melakukan tindakan untuk merehabilitasi remaja
tsb.
2. Pengawasan dan perhatian yang teratur dan tepat. Apabila pengawasan dilakukan
secara berlebihan, remaja hanya akan memberontak karena ia merasa tertekan dan
malah berakibat buruk baginya, namun apabila pengawasan dan perhatian kurang,
ia akan merasa diacuhkan dan dibiarkan sehingga ia mencari perhatian dengan
melakukan kenakalan tertentu. Disinilah bagaimana orangtua harus berperan
secara tepat di waktu dan kondisi yang tepat, agar anak tersebut tidak salah dalam
menerima kasih sayang yang diberikan dengan bahasa yang berbeda. Pengawasan
tersebut dapat dilakukan dengan cara :
Marah. Terkadang marah diperlukan bagi remaja tertentu yang terbiasa
diperlakukan secara manja. Marah ini dimaksudkan untuk ‘shock therapy’ agar
ia dapat mandiri dan berpikir secara benar dan tidak merasa selalu benar serta
mengurangi egosentrisnya. Marah ini tentu tidak harus dengan emosi, banyak
orangtua yang memarahi anaknya, padahal ia menangis dalam hatinya dengan
tujuan yang baik agar anaknya memperbaiki diri.
Kasih sayang, hal ini tepat dilakukan bagi remaja yang kesepian. Ia memiliki
orangtua, tetapi orang tuanya sibuk dengan urusannya sendiri (missal : bisnis),
walaupun tentu niat orangtuanya baik. Namun hal ini berefek buruk bagi
anaknya karena ia merasa tidak diperhatikan dan diacuhkan, sehingga ia
menyalurkannya melalui kenakalan tertentu. Maka, sebagai orang tua harus
menyadari bahwa anak tersebut perlu dikasihi dan diperhatikan.
3. Dukungan dari guru dan teman-teman. Kadang seorang remaja butuh motivasi dan
pencitraan yang disampaikan oleh guru dan teman-temannya. Remaja yang sudah
terlanjur memiliki citra yang buruk di sekolah maupun di rumah, akan terus
bertindak sesuai citranya karena ia merasa sudah terlanjur buruk di mata
lingkungannya. Namun, apabila guru dan teman-temannya memberikan motivasi
dan dukungan bahwa ia dapat berubah, dan ia pada dasarnya memiliki kebaikan,
akan memberi energy tersendiri baginya untuk mencoba lebih baik ke depannya.
Seluruh pemecahan secara eksternal di atas, tidak dapat terwujud, apabila
pribadi remaja itu sendiri tidak menyadari. Karena bagaimanapun, perubahan
dilakukan oleh keinginan diri sendiri, bukan orang lain, pemecahan eksternal
tersebut hanyalah pendukung yang memicu kencenderungan manusia yang memiliki
nurani untuk berbuat baik.