Anda di halaman 1dari 19

MASALAH SOSIAL TENTANG KENAKALAN REMAJA

PADA ERA MODERN DI KOTA BATAM

PROPOSAL
Oleh :

Adeline Holysunday Maria Watania

17081106018

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

TELAH DILAKUKAN PROSES PEMBIMBINGAN

OLEH DOSEN PEMBIMBING

DAN MEMENUHI SYARAT UNTUK DIAJUKAN DALAM

SEMINAR PROPOSAL

Dosen Pembimbing I Dosen Pemimbing II

Nama Dosen Nama Dosen

NIP NIP
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

DAFTAR ISI

BAB I PEDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

B Rumusan Masalah

C Tujuan Penelitian

D Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Masalah Sosial

B Pengertian Kenakalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A Metode Penelitian

B Lokasi Penelitian

C Teknik Pengumpulan Data

D Sumber Data

E Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada jaman sekarang, di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja adalah
contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulan remaja sudah tidak ada
batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan orang lain.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani
proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-
kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja
merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-
kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa
lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap
kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun
pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum
pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.

Masih segar di ingatan kita aksi para remaja sekolah yang akhir-akhir ini ramai di
pemberitaan, persoalan tawuran yang semakin banyak dilakukan. Penyebab yang menjadi biang
keladi biasanya hanya hal sepele, seperti bersenggolan di jalan, saling olok, atau hanya sekedar
mencari perhatian semata. Namun, akibat yang ditimbulkan sangat banyak, bahkan sampai
nyawa melayang seperti yang kita dengar baru-baru ini.

Perilaku yang ditunjukkan remaja saat ini memang memilukan. Sekali lagi, harus ada
perhatian yang lebih dari para guru dan juga perhatian orangtua mereka masing-masing.
Tindakan remaja semacam itu biasanya berkaitan dengan situasi dan kondisi yang ada di
keluarga maupun sekolah. Suasana keluarga yang tidak harmonis biasanya lebih mementingkan
ego mereka masing-masing, sibuk dengan urusan mereka masing-masing, yang akhirnya
hubungan antara anggota keluarga berkurang dan bahkan terbengkalai. Itulah awal mula seorang
anak memiliki sikap yang tidak baik kedepannya. Orangtua seharusnya memberi pendekatan
yang lebih kepada anak mereka. Memberi waktu luang dan mengisi waktu luang itu untuk
berkumpul, liburan, atau bahkan hanya sekedar bercengkerama didepan tv sudah menunjukkan
perhatian orangtua terhadap anaknya.
Sekolah merupakan rumah kedua bagi merka yang menuntut ilmu. Disana, mereka
menemukan banyak teman bahkan kelompok-kelompok yang sekarang lebih dikenal dengan
sebutan 'geng'. Kelompok inilah yang mempengaruhi sifat dan perilaku remaja sekarang. Jika
kelompok itu terbentuk dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi mereka di bidang akademik,
malah kita harus memberi apresiasi bagi mereka. Namun, jika sebuah kelompok terbentuk hanya
untuk meningkatkan derajat mereka (ketenaran) di kalangan sekolah dalam hal-hal yang berbau
negatif, harus ada tindakan nyata dari sekolah untuk memberikan peringatan keras pada para
anggota kelompok tersebut.

Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh hal-hal berikut ini :

1. Pergaulan dan Pengaruh Teman

Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja
tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya
mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu
sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan
nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu
pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua
tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka
remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain
sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar. Oleh karena itu, orangtua para remaja
hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan
biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak
sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya. Untuk
menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai
teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan
mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung
jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang
jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam
rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih
anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih
untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri.
Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.
2. Pendidikan yang Kurang

Pendidikan berperan dalam kenakalan remaja. Jika remaja memiliki pendidikan yang kurang
maka mereka tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar. Karena di dalam pendidikan
mereka diajarkan berbuat baik dan diajarkan cara bergaul yang baik. Bahkan terkadang di dalam
sekolah ada pelajaran tentang kepribadian yang diajarkan guru kepada murid-muridnya.

Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada
anak. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak
berbahagia. Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak,
bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat,
orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu
yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan
kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak
orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi
kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama
dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian
menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang. Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu. Jadi
biarkan sang anak berkembang sendiri namun masih dalam pengawasan orang tua.

3. Kurangnya Pengetahuan Tentang Agama

Agama menjadi peran terpenting dalam kenakalan remaja. Karena agama adalah pedoman
kita dalam hidup. Dalam agama Islam diajarkan berbuat baik, mematuhi Kewajiban-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Jika seorang anak tidak dikenalkan agama sejak kecil maka si anak tidak
tahu tentang dampak yang akan didapat jika mereka berbuat tidak baik. Mereka juga tidak takut
dengan dosa yang akan mereka dapat di akhirat nanti. Jadi mereka tidak takut berperilaku sesuka
hati mereka. Bahkan mereka menghalalkan yang diharamkan oleh agama mereka.

Mengenalkan agama harusnya dilakukan sedini mungkin. Apapun Agamanya ajarkan si anak
sejak ia masih kecil. Terutama yang beragama Islam, ajarilah mereka mengaji saat mereka sudah
masuk SD. Panggilkan guru mengaji atau bisa diajarkan oleh orang tuanya sendiri. Atau bisa
memasukkan si anak dalam pesantren namun dalam pengawasan sang orang tua.

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman,
maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang
menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya.
Keluarga merupakan hal yang paling utama dalam mencegah pergaulan remaja yang tidak
baik. Contohnya saja bagaimana kondisi keluarga tersebut atau cara mendidik orang tua terhadap
anaknya. Keluarga yang broken home bisa menyebabkan anak menjadi nakal karena dia tidak
betah melihat kondisi keluarganya. Keluarga merupakan hal yang paling penting, karena dari
sanalah anak dapat mengerti bagaimana pentingya arti kasih sayang. Cara mendidik orang tua
juga berperan dalam hal ini, ketika orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan
remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak.

Dalam pembentukan sifat dan karakter yang dimiliki oleh anak remaja sekarang ini sangat
tergantung dari sikap yang berikan oleh para orangtua dan para pendidik. Perhatian yang lebih
dapat membantu anak remaja sekarang untuk meninggalkan hal-hal yang berbau negatif, bahkan
dapat meningkatkan kadar prestasi mereka dibidang akademik maupun non akademik.
Kesadaran dari anak remaja sendiri juga sangat mempengaruhi kemana dia akan melanjutkan
perjalanan hidupnya, ke suatu tempat yang cerah atau memilih berbalik ke tempat yang gelap.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian yang hendak di jawab sebagai berikut ;

1. Bagaimana terjadinya kenakalan remaja di era modern?


2. Bagaimana dampak kenakalan remaja di kalangan masyarakat Kota Batam?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan penelitian untuk mengkaji
dampak kenakalan remaja di kalangan masyarakat adalah sebagai berikut ;

1. Untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja di era modern


2. Untuk mengetahui dampak kenakalan remaja di kalangan masyarakat Kota Batam

D. Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahamannya tentang


kenakalan remaja di era modern
2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kenakalan remaja di era modern
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah Sosial
Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan
antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya (Jenssen, 1992). Masalah sosial
dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu kondisi yang tidak
diharapkan.

Karakteristik Masalah Sosial adalah sebagai berikut :

1. Kondisi yang dirasakan banyak orang

Suatu masalah baru dapat dikatakan sebagai masalah sosial apabila kondisinya
dirasakan oleh banyak orang. Namun,tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang
yang harus merasakan masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapat perhatian dan
pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah tersebut adalah masalah social.

2. Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan

Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang


menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa
menghindari masalah, karena masalah selalu tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat
sangat menentukan suatu masalah dapat dikatakan sebagai masalah sosial.

3. Kondisi yang menuntut perpecahan

Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan.


Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat menganggap
masalah tersebut perlu dipecahkan. Pada waktu lalu, masalah kemiskinan tidak
dikategorikan sebagai masalah sosial, karena waktu itu masyarakat menganggap
kemiskinan sebagai sesuatu yang alamiah dan masyarakat belum mampu
memecahkannya. Sekarang, setelah masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk menggulangi kemiskinan, kemiskinan ramai diperbicangkan dan diseminarkan,
karena dianggap sebagai masalah sosial.

4. Pemecahan masalah tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara kolektif

Masalah sosial berbeda dengan masalah individual. Masalah individual dapat diatasi
secara individual, tetapi masalah sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial seperti
aksi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya
bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.

Upaya pengendalian masalah social adalah sebagai berikut :

1. Sosialisi

Fromm (1994) menyatakan bahwa jika suatu masyarakat ingin berfungsi secara
efisien, maka anggotanya harus memiliki sifat yang membuat mereka ingin berbuat
sesuai dengan apa yang harus mereka lakukan sebagai anggota masyarakat. Mereka harus
menghentikan kegiatan mereka secara obyektif perlu mereka melakukan. Orang dapat
dikendalikan dengan mensosialisasikannya kepada mereka, sehingga mereka
menjalankan peran sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Tekanan social

Ketika seseorang mengalami tekanan keinginan dari sebuah masalah maka ini
adalah sebuah proses yang berkisinambungan dan sebagian besar berlangsung tanpa
disadari, seseorang memilih menjadi seorang petani kecil, dan kemudian hanya
berpandangan tentang partai Republik yang baik, namun berbeda ketika Dia mengalami
tekanan dari partai ini, maka Ia akan memiliki haluan yang berbeda dengan
pandangannya sebelumnya. Hal ini akan sama saat keadaan dilakukannya penekanan
pada masalah sosial melalui perubahan paradigma terhadap masalah tersebut.
Kemunculan masalah social adalah sebagai berikut :

1. Sebagai akibat dari perubahan social

Perubahan demografi (pertumbuhan atau pengurangan atau perubahan dalam


susunan penduduk), perubahan ekologi (perubahan dalam relasi antara (penduduk dengan
lingkungannya), perubahan kultural (perubahan dalam relasi untuk memproduksi hasil
ciptaan manusia, termasuk perubahan teknologi, dan perubahan struktur (perubahan
organisasi dan relasi-relasi sosial).
Perubahan-perubahan yang alami umumnya tidak banyak mendapatkan sorotan
atau tanggapan karena dianggap wajar. Sedangkan perubahan yang terencana sering
menimbulkan kritik tajam bila tidak menemukan apa yang diharapkan atau timbulnya
masalah sosial akibat tidak sesuainya harapan dan kenyataan.

2. Sebagai akibat dari pembangunan social

Pembangunan sosial adalah suatu proses perubahan sosial yang terencana dan
dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, dimana
pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses
pembangunan ekonomi. Namun, ketika proses perubahan ini tidak berjalan sesuai dengan
rencana, maka tujuan dari pembangunan ini tidak akan terwujud, yang kemudian dapat
menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat yang menjadi target pembangunan ini.
B. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan juvenile delinquency berasal
dari kata “juvenile” yang berarti anak-anak dan “delinquere” yang berarti terabaikan. Oleh
karena itu, kenakalan remaja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dilakukan oleh
para remaja untuk berbuat onar. Kondisi ini merupakan kondisi patologis, karena para remaja
tersebut berbuat atau bertindak di luar batas norma-norma hukum yang berlaku, serta
merugikan lingkungan sosialnya.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa remaja yang dikatakan disini ialah seseorang
yang telah memiliki umur 13 tahun sampai 18 tahun. Penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan oleh remaja tersebut merupakan akumulasi daripada pengabaian sosial yang
dilakukan terhadap mereka, baik oleh keluarga, teman, ataupun lingkungan tempat ia tinggal.

Terdapat beberapa definisi kenakalan remaja “juvenile delinquere” yang telah disebutkan oleh
para ahli, meliputi :

1. Mussen
Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk perbuatan yang melanggar hukum yang
dilakukan oleh mereka yang memiliki rentang usia 13-18 tahun, dimana jika perbuatan
tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka akan mendapat sanksi hukum.

2. Simanjuntak
Kenakalan remaja ialah suatu perbuatan-perbuatan melanggar hukum, dimana perbuatan
tersebut tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat tempat ia
hidup. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai perbuatan anti sosial yang memiliki
unsur-unsur anti normatif.

3. Kartono
Kenakalan remaja sebagai suatu gejala patologis yang dilakukan oleh remaja sebagai
akibat dari pengabaian sosial, sehingga mereka akan mengembangkan suatu bentuk
perilaku yang menyimpang

4. Hurlock
Kenakalan remaja ialah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja,
dimana tindakan tersebut dapat memasukkan seseorang ke dalam penjara
5. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan berbagai perilaku remaja yang tidak dapat
diterima secara sosial, sehingga menimbulkan perbuatan criminal

6. Conger dan Dusek


Kenakalan remaja adalah bentuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang berumur
dibawah 18 tahun, dimana perbuatan tersebut dapat dikenai sanksi atau hukuman

Beberapa kenakalan remaja adalah sebagai berikut :

Terdapat berbagai macam bentuk atau jenis kenakalan yang dilakukan oleh para remaja.
Apalagi memasuki era yang serba modern ini, dengan berbagai budaya luar yang masuk dan
mempengaruhi pola hidup remaja Indonesia. Sebagian kecil contoh-contoh kenakalan remaja
tersebut ialah :

 Penggunaan narkoba
 Minum minuman keras
 Perjudian
 Seks bebas
 Penganiayaan
 Bolos sekolah
 Perkelahian atau tawuran
 Penipuan
 Pemerasan
 Pencurian
 Balapan liar
 Pembunuhan dengan latar belakang geng/kelompok
Penyebab kenakalan remaja adalah sebagai berikut :

Terdapat dua faktor yang menyebabkan seorang remaja terpengaruh dan ikut bagian
dalam berbuat kenakalan, yaitu internal (diri sendiri), dan eksternal (lingkungan).

 Faktor Internal

a. Krisis Identitas
Idealnya, seorang remaja akan selalu mencari jati diri di dalam
lingkungannya saat ia beranjak remaja sebelum ia masuk ke usia dewasa. Oleh
karena itu, dalam mencari jati diri ini, seringkali remaja jatuh ke dalam krisis
identitas yang membuat mereka terdorong untuk melakukan tindakan criminal

b. Kontrol Diri yang Lemah


Remaja yang tidak dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk
akan mudah sekali terpengaruh untuk berbuat nakal. Akan tetapi, bagi remaja
yang sudah dapat membedakan perbuatan baik dan buruk juga bisa terjerumus
ke dalam perbuatan buruk, jika tidak dibarengi dengan control diri yang baik
dari dalam batin mereka

 Faktor Eksternal

a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh seseorang
sejak ia lahir. Keluargalah yang seharusnya membentuk control diri yang kuat
sehingga seorang remaja tidak terjerumus ke dalam kenakalan. Keluarga yang
tidak harmonis seperti perceraian kedua orang tua, tidak adanya komunikasi
yang baik di dalam keluarga, serta keluarg ayang selalu dirundung
perselisihan, akan memicu perilaku negative pada remaja
Keluarga juga sangat berperan penting dalam melakukan edukasi dan
memberikan pengetahuan agama kepada anaknya sedari lahir, sehingga pada
saat mereka beranjak remaja, mereka memiliki kontrol diri yang kuat

b. Lingkungan Sosial
Selain keluarga, seseorang juga akan melakukan proses sosioligis ke
lingkungan sekitar. Jika lingkungan tempat ia tinggal merupakan lingkungan
yang rawan kejahatan, maka potensi seorang anak untuk melakukan tindak
kejahatan juga akan semakin besar
c. Pergaulan
Pergaulan dengan teman sebaya juga wajib menjadi tanggung jawab
keluarganya dalam memberikan pengatahuan kepada remaja untuk memilih
teman yang baik. Teman sebaya seringkali menjadi faktor utama bagi seorang
remaja untuk melakukan tindak kejahatan.

d. Pendidikan
Pendidikan sangat berguna dalam mebentuk kepribadian seseorang agar
memiliki pengetahuan akan baik buruknya suatu perbuatan. Pendidikan baik
harus sejak dini diajarkan oleh kedua orang tua, sebelum melanjutkan ke
sekolah

e. Penggunaan Waktu Luang


Sebaiknya, remaja mempergunakan waktu luangnya dengan hal-hal yang
bersifat positif, seperti membantu sesama, olahraga, menjalani hobi, dan lain
sebagainya. Hal itu akan menjauhkan remaja untuk mengisi waktu luang
untuk melakukan perbuatan anti normative

f. Masuknya Kebudayaan Luar


Kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan adat dan norma yang berlaku di
Indonesia seharusnya harus dihindari atau bahkan tidak diikuti. Apalagi
dengan perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin dinamis,
membuat seorang remaja makin meninggalkan budaya budaya aslinya.

Faktor – Faktor Kenakalan Remaja adalah sebagai berikut :

 Kurangnya disiplin yang diterapkan pada anak


 Kemiskinan dan kekerasan dalam keluarga
 Adanya saudara atau teman sebaya yang terlebih dahulu berbuat kejahatan
 Perbedaan budaya yang diterima
 Tingginya konflik dan perilaku agresif dalam keluarga
 Orang tua yang tidak memberikan contoh perilaku yang baik
 Kurangnya pengawasan terhadap anak
 Kurangnya sosialisasi kepada anak terkait lingkungan sosial yang baik
Usaha Pencegahan Kenakalan Remaja adalah :

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan timbulnya perilaku atau perbuatan kenakalan
yang dilakukan oleh para remaja, diantaranya :

1. Usaha Preventif

 Memberikan kasih saying yang cukup kepada anak


 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Mendirikan tempat pengembangan kreasi dan inovasi bagi remaja
 Mengembangkan perlengkapan olahraga bagi remaja
 Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif guna memberikan
pengetahuan terhadap tingkah laku remaja

2. Usaha Memberikan Sanksi

 Memberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya


 Memberikan hukuman yang adil dan tidak tebang pilih
 Hukuman yang diberikan seharusnya bersifat edukatif dan mendidik
 Tidak membatasi kreativitas remaja dalam menjalani hukuman tersebut
 Tetap memberikan pengawasan dan pendidikan

3. Usaha Kuratif

 Memberikan pelatihan kepada para remaja untuk hidup teratur dan disiplin
 Memperbanyak program latihan peningkatan keterampilan
 Melakukan perubahan lingkungan tempat tinggal
 Memberikan fasilitas yang diperlukan untuk perkembangan jasmani dan rohani
 Menghilangkan atau menekan penyebab-penyebab timbulnya kenakalan remaja
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan mengunakan penelitian kualitatif.Menurut (Bogdan &
Taylor,1975) mengemukakan bahwa “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati”.Selanjutnya di jelaskan oleh (David William,1995) mengemukakan bahwa
“Penelitian kualitatif adalah pengumpulan metode alamiah,dan di lakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secarah alamiah”.Menurut (sukmadinata,2005) “Dasar penelitian kualitatif
merupakan konstruktivme yang beramsumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,interaktif
dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterprestasikan oleh setiap individu”.”Peneliti
kualitatif percaya bahwa kebenaran ialah dinamis dan dapat di temukan hanya melalui penelaan
terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial meraka” (Danim,2002).

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan sebuah studi
penelitian itu sendiri.Lokasi yang akan di lakukan penelitian adalah di kota Batam, lokasi
tersebut menjadi acuan tempat penelitian untuk mengetahui dampak kenakalan remaja.Pemilihan
lokasi ini tidak lain di karenakan kota Batam merupakan daerah yang masuk dalam daerah
perkotaan dan memungkinkan bahwa di Batam juga telah terjadi masalah sosial yang di picu
oleh dampak kenakalan remaja.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengkaji tentang masalah social
kenakalan remaja yang terjadi di kota Batam.

C. Teknik Pengumpulan Data


Sumber utama dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya ialah
data tambahan seperti dokumen dan lainnya.Penelitian kualitatif mengunakan metode kualitatif
yaitu pengamatan atau penelaan dokumen (Melong,2006;Bungin,2010).Adapun metode
pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
D. Sumber Data (Informan Penelitian)
Sesuai Dengan ciri penelitian kualitatif,maka jumlah informan tidak terlalu di
perlukan,melainkan lebih mementingkan isi content yang lebih relevan terpercaya dan
memberikan informasi baik meliputi orang,peristiwa,atau hal dengan demikian mengunakan
teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel sumber data bersarkan tujuan
tertentu.Menurut (Faisal,2005:59) Informan adalah orang yang tahu akan informasi yang ada
untuk di teliti dan juga mempunyai informasi mengenai dirinya sendiri yang melengkapi sebuah
penelitian.

Pendapat (Bogdan & Guba menyatakan bahwa penelitian yang mengkaji hubungan
kualitas hubungan,kegiatan,situasi,atau di sebut penelitian kualitatif dengan penekanan kuat pada
deskriptif dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada kegiatan atau situasi
tertentu.

E. Teknik Analisis Data


Teknik pemgambilan sampel di lakukan dengan cara acak,teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian,analisis data yang bersifat kualitatif merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian karena tujuan utamannya adalah untuk mendapatkan data.
(Sugiyono,2013:224).Adapun analisis data kualitatatif mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :

1. Teknik Wawancara,wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar


informasi dan ide melalui tanya jawab,sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.
2. Teknik Pengamatan/Observasi, mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks,suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikhologis.Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
3. Teknik Dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar,atau karya-karya monumental dari seorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,sejarah kehidupan (life
histories), ceritera,biografi,peraturan,kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup,sketsa dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data,triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan datayang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada.
5. Penyimpulan terhadap hasil analisis dan interpretasi data.Penyimpulan terhadap hasil
analisis dan interpretasi data.
6. Hasil analisis data kualitatif di sajikan dalam bentuk narasi yaitu di gambarkan dengan
kata-kata atau kalimat.
DAFTAR PUSTAKA

http://menfak2011.blogspot.co.id/2012/09/kenakalan-remaja-era-modern.html

https://www.kompasiana.com/halim.syala/kenakalan-remaja-di-era-
globalisasi_552c5bf06ea83448768b4567

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial

Edi Suharto. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial,& Pekerja Sosial. Bandung: LSP STKS. Hal
153,154,155

Edi Suharto. 2011. Kebijakan sosial. Bandung: Alfabeta. Hal 10,11

Paul B.Horton. Chester L. Hunt. 1987. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA. Hal 177,178

T.Sumarnonugroho. 1987. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: PT.Hanindita.


Hal 84,85

Isbandi Rukminto A. 2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat. Jakarta:


PT.Raja Grafindo. Hal 40

https://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Penyebab-Pencegahan-dan-Contoh-Kenakalan-
Remaja-adalah.html

Anda mungkin juga menyukai