1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman yang selektif dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan film-film
yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak anak kita
dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja.
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan
tahap perkembangan remaja.
9. Menerima diri sendiri dan mendekatakan diri pada Tuhan, untuk memperkokoh ketaatan terhadap Tuhan
dapat memberikan umpan balik pada diri kita untuk tidak mengikuti kenakalan remaja atau pergaulan
bebas.
10. Mempunyai komitmen dan tujuan hidup pada anak remaja sehingga ada komitmen yang akan di
tegakkan pada anak remaja, jika tujuan hidup sudah jelas, biasanya ajakan untuk melakukan pergaulan
bebas itu tidak akan di pedulikan
Menurut (Dzakiyah, 2016) upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja, yaitu:
a. Upaya Preventif adalah upaya pencegahan timbulnya kenakalan remaja yaitu dengan melakukan
pendekatan terhadap anak remaja, menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, saling
terbuka satu sama lain, dan orang tua menjadi pendengar yang baik bagi anak, dan menanamkan ilmu
agama dalam keluarga, mengadakan pengawasan dan penjagaan dalam pergaulan anak remaja.
b. Upaya Kuratif adalah upaya untuk antisipasi terjadinya kenakalan remaja yaitu kerjasama masyarakat
dengan keluarga dapat mengurangi/ meminimalisir perilaku menyimpang yang dilakukan remaja, yaitu
dengan cara masyarakat membentuk suatu organisasi seperti kelompok diskusi, ikatan remaja, karang
taruna, dan kegiatan yang lebih positif sehingga anak remaja tidak membuang-buang waktunya hanya
untuk kumpul-kumpul yang tidak jelas, seperti: tongkrongan, bermain-main, dan sebagainya.
c. Upaya Represif adalah membuat tata tertib dan peraturan dalam rumah/ keluarga. Seperti: orang tua
membuat peraturan kalau pulang jangan terlalu malam atau jam 9 sudah ada di dalam rumah, sebelum
sholat dan belajar seorang anak tidak boleh bermain terlebih dahulu, dan sebagainya.
Adapun juga cara mengatasi kasus-kasus kenalan anak remaja yang broken home menurut (Hasanah &
Anas, 2021) broken home nampak nyata dalam berbagai bentuk penyimpangan sebagaimana yang sudah
disebutkan, sehingga perilaku- perilaku mereka sangat mengganggu suasana kelas dan sangat-sangat
mengganggu jalannya proses belajar mengajar, perilaku-perilaku mereka memang meresahkan para guru
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu pentingnya pendidikan agama melaui orang tua dibantu
dengan lembaga pendidikan serta semangat dari seluruh lapisan masyarakat di lingkungan dalam
membentuk karakter seorang anak, khusus orang tuanya. Sehingga walaupun keluarga tersebut broken
home tidak merusak mental dan rohaniah anak tersebut.
Dari pendapat di atas cara mengatasi kenalan anak remaja broken home melalui pendidikan agama akan
memiliki peranan penting dalam setiap aktivitas batin atau pikiran.
DAFTAR PUSTAKA
Dzakiyah, E. V. Y. N. (2016). Upaya keluarga dalam mengatasi kenakalan remaja putra di desa kalijurang
kecamatan tonjong kabupaten brebes skripsi.
Eliasa, E. I. (2011). Kenakalan remaja, penyebab dan solusinya. PPL-KKN Di SMK Muhammadiyah, 1–7.
Hasanah, M., & Anas, M. (2021). Solusi Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Keluarga
Broken Home, 4, 39–49.