Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN ANAK
PERKEMBANGAN KONTEKS SOSIAL

Oleh Kelompok: 12
Nama : Nur Sodiq
NIM : 1912000105

Dosen Pembimbing
Vivi Yumarni, M.Pd.I

SEMESTER II PIAUD SORE

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah PENGEMBANGAN
KONTEK SOSIAL, KELUARGA, TEMAN DAN MASYARAKAT.

Sholawat serta salam tetap kami curahkan kepada nabi agung Nabi
Muhammad saw., yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah hingga jaman
penuh dengan ilmu.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini berkat ridho Tuhan YME
dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak dan teman-teman yang membantu membuat makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan tangan terbuka saya menerima saran dan usul
guna penyempurnaan makalh ini. Semoga makalah ini dapat ber-manfaat bagi para
pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 18 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 3


A. Latar belakang..................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penulisan................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 5


A. Konteks Sosial Dalam Pengembangan Anak ............................... 5
B. Pola Asuh Anak dalam Keluarga ........................................ 6
C. Pengaruh Teman Sebaya ..................................................... 7

BAB II PENUTUP ........................................................................ 8


a. Kesimpulan ......................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemampuan merupakan langkah pertama bagi perkembangan anak
untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara lebih luas. Dalam
berinteraksi dengan orang lain, individu tidak hanya dituntut untuk mampu
berinteraksi secara baik dengan orang lain, tetapi terkait juga didalamnya
bagaimana ia mampu mengendalikan dirinya secara baik. Ketidakmampuan
individu mengendalikan dirinya dapat menimbulkan berbagai masalah
dengan orang lain.
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak melakukan fungsi
sosialisasinya. Proses yang terjadi antara anak dan orang tua tidaklah
bersifat satu arah, namun saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya,
anak belajar dari orang tua, sebaliknya, orang tua juga belajar dari anak.
Proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga lebih berbentuk sebagai suatu
sistem yang interaksional. Karena gaya parenting orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan anak.
Konteks sosial di luar keluarga pada anak-anak adalah teman
sebaya. Pada teman sebaya inilah, anak memperoleh informasi dan
perbandingan tentang dunia sosialnya. Anak juga belajar tentang prinsip
keadilan melalui konflik-konflik yang terjadi dengan teman-temannya. Pada
masa kanak-kanak, teman sebaya yang dipilih biasanya terkait dengan jenis
kelamin. Selain itu proses perkembangan sosioemosional anak juga dapat
dibentuk melalui pendidikan di sekolah dari sana mereka dapat melihat
dunia secara luas dan mengembangkan hubungan sosialnya dalam
masyarakat.

3
4

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Konteks Sosial dalam Perkembangan Anak?
2. Bagaimanakah pola pertemanan yang baik untuk seorang anak?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pentingnya peran keluarga bagi seorang anak.
2. Untuk mengetahui pola pertemanan yang baik untuk seorang anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONTEKS SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN ANAK


Keluarga bagi seorang anak merupakan lembaga pendidikan non
formal pertama, di mana mereka hidup, berkembang, dan matang. Di dalam
sebuah keluarga, seorang anak pertama kali diajarkan pada pendidikan. Dari
pendidikan dalam keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman,
kebiasaan, ketrampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu
pengetahuan. Keluarga memiliki peranan utama di dalam mengasuh anak,
di segala norma dan etika yang berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan
budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-
generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan penting dalam ningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan
pada sejak dini pada setiap individu. Walau bagaimana pun, selain tingkat
pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu
pembangunan. Para Psikologi Perkembangan Anak umumnya lebih fokus
pada Pengaruh Keluarga, Teman Sebaya dan Sekolah. Perkembangan Anak
ini sangat bermanfaat untuk orang tua dan para guru. Berikut adalah poin-
poin pembahasan Konteks sosial Perkembangan anak:

5
6

B. POLA ASUH ANAK DALAM KELUARGA


Pola Asuh yang di terapkan oleh orang tua kepada anak sudah tentu
berbeda Antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini nantinya akan
memengaruhi perkembangan anak itu sendiri. Pola Asuh Anak dalam
keluarga adalah suatu wujud, tipe, sifat yang di sampaiakan oleh anggota
keluarga yang lebih dewasa kepada anak untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pola Asuh orang tua dalam keluarga merupakan pola
pendidikan informal. Dalam pelaksanaannya, pola ini akan bergantung pada
pengalaman atau pendapat orang tua masing-masing.1
1. Pola Asuh Otoriter (Authoritarian)
Yaitu pola asuh dimana anak harus mengikuti pendapat dan
keinginan orang tua, kekuasaan dipilih orang tua. Anak tidak
diperkenankan memberikan pendapat kepada orang tua.
2. Pola Asuh Demokrasi (Authoritative)
Pola Asuh Demokrasi adalah kesempatan yang luas untuk
mendiskusikan segala permasalahan dengan orang tua dan orang
tua mendengarkan keluhan dan memberikan pandangan kepada
anak.
3. Pola Asuh Permisif (Permissive)
Pola asuh orang tua yang memberikan kebebasan penuh pada
anak tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab.2

1
Nurhalimah, Sitti (dkk). 2019 Media Sosial dan Masyarakat Pesisir. Yogyakarta, CV. Budi Utama.
Hal 4
2
Ibid. hal. 6
7

C. PENGARUH TEMAN SEBAYA


Selain keluarga dan guru, teman seusia atau teman sebaya juga
mempermainkan peran penting dalam perkembangan anak. Dalam konteks
perkembangan anak, teman sebaya (seusia) adalah anak pada usia yang
sama. Sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira–
kira sama. Sebaya memegang peran yang unik dalam perkembangan anak.
Salah satu fungsi terpenting adalah memberikan informasi dan
perbandingan tentang dunia di luar keluarga.
Piaget dan Sullivan memberikan penjelasan tentang peran sebaya
dalam perkembangan sosioemosional. Mereka menekankan bahwa melalui
interaksi sebayalah anak-anak dan remaja belajar sebagaimana berinteraksi
dalam hubungan yang simetris dan timbal balik. Dengan sebaya, anak–anak
belajar memformulasikan dan menyatakan pendapat mereka, menghargai
sudut pandang sebaya, menegosiasikan solusi atau perselisihan secara
kooperatif, dan mengubah standar perilaku yang dapat diterima semua.
a. Teman sebaya ialah anak-anak yang tingkat usia dan
kematangannya kurang lebih sama.
b. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting
ialah menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan
tentang dunia di luar keluarga.
c. Relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya pada masa
anak-anak diasosiasikan dengan suatu kecenderungan untuk
putus sekolah dan perilaku nakal pada masa remaja.
d. Relasi yang harmonis di antara teman-teman sebaya pada masa
remaja diasosiasikan dengan kesehatan mental yang positif pada
tengah baya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemampuan merupakan langkah pertama bagi perkembangan anak
untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara lebih luas. Dalam
berinteraksi dengan orang lain, individu tidak hanya dituntut untuk mampu
berinteraksi secara baik dengan orang lain, tetapi terkait juga didalamnya
bagaimana ia mampu mengendalikan dirinya secara baik. Proses yang
terjadi antara anak dan orang tua tidaklah bersifat satu arah, namun saling
mempengaruhi satu sama lain. Proses sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga lebih berbentuk sebagai suatu sistem yang interaksional. Anak juga
belajar tentang prinsip keadilan melalui konflik-konflik yang terjadi dengan
teman-temannya. Pada masa kanak-kanak, teman sebaya yang dipilih
biasanya terkait dengan jenis kelamin. Untuk mengetahui pentingnya peran
keluarga bagi seorang anak. Di dalam sebuah keluarga, seorang anak
pertama kali diajarkan pada pendidikan. Keluarga memiliki peranan utama
di dalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku didalam
lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua
kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan penting dalam ningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Pola Asuh yang di terapkan oleh orang tua kepada
anak sudah tentu berbeda Antara satu dengan yang lainnya. Pola Asuh Anak
dalam keluarga adalah suatu wujud, tipe, sifat yang di sampaiakan oleh
anggota keluarga yang lebih dewasa kepada anak untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Yaitu pola asuh dimana anak harus mengikuti pendapat
dan keinginan orang tua, kekuasaan dipilih orang tua. Pola asuh orang tua
yang memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa dituntut kewajiban dan
tanggung jawab. Dalam konteks perkembangan anak, teman sebaya (seusia)
adalah anak pada usia yang sama. Sebaya adalah orang dengan tingkat umur
dan kedewasaan yang kira–kira sama. Piaget dan Sullivan memberikan

8
9

penjelasan tentang peran sebaya dalam perkembangan sosioemosional.


Mereka menekankan bahwa melalui interaksi sebayalah anak-anak dan
remaja belajar sebagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan
timbal balik.
a. Teman sebaya ialah anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya
kurang lebih sama.
b. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting ialah
menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia
di luar keluarga.
c. Relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya pada masa anak-anak
diasosiasikan dengan suatu kecenderungan untuk putus sekolah dan
perilaku nakal pada masa remaja.

Anda mungkin juga menyukai