Anda di halaman 1dari 60

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI

BERMAIN PLAYDOUGH DI TK.JAUHARUSSA’ADAH DESA

PEMATANG PULAI

TUGAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan AUD
Dosen Pengampu : Indrawati,M.Pd.I

Oleh :

DYAH ATIKA

NIM : 1912000112

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF

JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran allah azza wajallah. Karena

berkat dan karunianya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan

tepat waktu. Peneliti ucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah

memberikan dukungan waktu dan material. Tidak lupa juga peneliti ucapkan

terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan masukan dan saran atas

pembuatan penelitian ini.

Adapun isi penelitian yang dibahas adalah Meningkatkan Kreativitas Anak

Usia Dini Melalui Bermain Playdough Di Tk . Jauharussa’adah Desa

Pematang Pulai. Dosen pengampu Ibu Indrawati,M.Pd.I . tujuan dari pada

peneliti membahas permasalahan ini adalah karena melihat betapa pentingnya hal

ini untuk diteliti guna meningkatkan kreativitas anak usia dini.

Peneliti menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, masih banyak

kesalahan yang terjadi pada penyusunan serta penulisan makalah ini. Maka dari

itu kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan penulis dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Syukron katsiron atas perhatiannya semoga bermanfaat bagi penulis dan

pembacanya.

Jambi, 15 Desember 2021

Dyah Atika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian................................................................ 5
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Kreativitas ............................................................................... 7
B. Ciri-Ciri Anak Kreatif ............................................................................... 8
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ....................................... 11
D. Faktor Yang Menghambat Kreativitas ..................................................... 12
E. Hakekat Perkembangan Anak Usia Dini .................................................. 14
F. Aspek Perkembangan AUD ..................................................................... 14
G. Pengertian Bermain ................................................................................. 15
H. Karakteristik Bermain ............................................................................. 16
I. Jenis Permainan....................................................................................... 17
J. Pengertian Playdough .............................................................................. 17
K. Manfaat Bermain Playdough ................................................................... 18
L. Kreatuvitas Anak Usia Dini Dalam Menggunakan Media Playdough ...... 20
M. Kelebihan Dan Kekurangan Playdough ................................................ 21
N. Cara Membuat Playdough ....................................................................... 22
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ......................................................... 24
B. Jenis – Jenis Dan Sumber Data ................................................................ 25
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35

ii
F. Triangulasi data ....................................................................................... 37
G. Jadwal penelitian ..................................................................................... 40
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum Dan Lokasi Penelitian .................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 54
B. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan kita tersebut

untuk mengenali menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini

berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang di berikan kepada peserta didik.

Masa anak – anak juga disebut masa bermain, karena kegiatan

pendidikan ditaman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar.

Sehingga anak yang kreatif yaitu anak yang pikirannya berdaya penuh dengan

inisiatif dan tidak selalu bergantung kepada orang lain. Apabila anak

mengekspresikan pikirannya atau kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif

dengan cara-cara yang original. Maka kita mengatakannya bahwa anak tersebut

adalah anak yang kreatif. Anak yang kreatif adalah anak yang mampu

memperdayakan fikirannya untuk menghasilkan suatu produk yang kreatif.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi yang kreatif hanya saja

dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan kesempatan untuk

mengembangkan potensi kreatifnya ada pula yang kehilangan potensi kreatifnya

ada pula yang kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapatkan

kesempatan ataupun tidak menemukan lingkungan yang memfasililtasi

perkembangan potensi kreatif. Sungguh sangat di sayangkan apabila potensi

kreatif tersebut, menghilang pada diri manusia.

1
2

Dalam kehidupan sehari-hari pengembangan kreatifitas sangatlah penting

karena kreatifitas merupakan kemampuan yang sangat bearti dalam kehidupan

manusia. Kreatifitas bukan sekedar keberuntungan melainkan sebuah kerja keras

yang di sadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif merupakan sebuah variabel

pengganggu sebuah keberhasilan. Orang yang kreatif biasanya selalu mencoba

sesuatu hal untuk mencapai suatu keberhasilan.

Meningkatkan kreatifitas merupakan bagian integral dari kebanyakan

program untuk anak berbakat. Jika di tinjau dari program atau sasaran belajar

siswa, kreatifitas biasanya di sebut prioritas, kreatifitas memungkinkan

penemuan-penemuan baru dalam bidang tertentu. Salah satu kendala konseptual

utama terhadap pembelajaran kreatifitas adalah pengertian kreativitas sebagai sifat

yang di turunkan oleh orang berbakat atau genius. Kreativitas, disamping

bermakna baik untuk pengembangan diri juga perwujudan diri sebagai salah satu

kebutuhan paling tinggi bagi manusia.

Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas ( daya

cipta ) hendaknya di mulai pada usia dini, yaitu dilingkungan keluarga sebagai

tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan prasekolah. Kreativitas perlu

dipupuk, dikembangkan dann ditingkatkan. Kreativitas sangat diperlukan bagi

kehidupan, karena kreativitas perlu dilatih sejak usia dini. Pendidikan sejak dari

taman kanak-kanak ( TK ) hingga pendidikan yang lebih tinggi lebih banyak

transferan pengetahuan dan keterampilan. Pada hal pengetahuan dan keterampilan

yang dipelajari anak akan melekat lebih lama pada dirinya jika diperoleh melalui
3

usaha-usaha dan pengalamannya akan merangsang pikiran imajinatif mereka

sehingga dapat di harapkan produk-produk kreativnya.

Dalam pendidikan bahwa bermain mempunyai nilai-nilai untuk

mengembangkan harmoni antara jiwa dan raga. Pada saat bermain semua fungsi

baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih. Semakin banyak kesempatan

bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap keperluan hidup di

dalam masyarakat. Masa persiapan anak menjadi dewasa tidak cukup di isi

dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan saja, tetapi bermain yang mampu

mengembangkan fisik dan mental anak yang sesuai dengan perkembangan sangat

di perlukan.

Pada taman kanak-kanak perlu di ajarkan berbagai macam bentuk

permainan agar dapat membina, menumbuhkan dan menciptakan rasa gembira,

jiwa dan raga yang sehat. Sportivitas yang tinggi bagi anak dan yang utama adalah

meletakkan dasar pada anak-anak tanpa melepaskan atau mengesampingkan unsur

yang utama.

Kreativitas merupakan proses-proses yang dinamis dalam diri seseorang

yang dapat menghasilkan beberapah pilihan atau alternative suatu masalah. Dan

pertanyaan yang di hadapin seseorang. Kreativitas akan terlahir apabila karya

kreatif dan inovatif berguna dalam kehidupan manusia. Kreativitas sesungguhnya

merupakan fenomena yang inherent dalam kehidupan manusia yang sudah ada

sepanjang sejarah manusia ( suryono, 2001:21 ). Kreativitas manusia mampu

mengubah dan memperkaya dunianya dengan penemuan.


4

Playdough merupakan permainan dari lilin yang dapat diubah. Ubah

bentuknya namun untuk membentuk sendiri kita tidak menggunakan lilin tetapi

diganti dengan bahan lain, permainan playdough memerlukan kelenturan motoric

halus anak. Permainan ini sangat sederhana dan tidak mahal. Karena bisa

membuat sendiri dari bahan yang sederhana dan mudah didapat.

Berdasarkan melihat keadaan di tk jauharussa’adah desa pematang pulai

kurangnya kreativitas anak umumnya masih rendah. Hal ini disebabkan karena

kurangnya media pembelajaran dalam proses belajar, metode pembelajaran yang

kurang lengakap.

Dari permasalahan diatas penulis mengangkat judul “

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI

BERMAIN PLAYDOUGH DI TK JAUHARUSSA’ADAH DESA

PEMATANG PULAI “

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana guru merencanakan kreativitas anak melalui bermain

playdough.

2. Apa kendala guru dalam pelaksanaan kreativitas anak melalui bermain

playdough.

3. Bagaimana solusi untuk meningkatkan kreativitas anak melalui bermain

playdough.
5

C. Batasan Masalah

Agar peneliti lebih focus pada penelitian dan tidak melebar kemana-mana

ini hanya mengkaji pada meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui

bermain playdough kelas B usia 5-6 tahun di tk jauharussa’adah desa pematang

pulai.

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan

a) Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan kreativitas anak

usia dini melalui bermain playdough di tk jauharussa’adah.

b) Untuk mengetahui kendala guru dalam pelaksanaan kreativitas

anak usia dini melalui bermain playdough.

c) Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk meningkatkan

kreativitas anak usia dini melalui bermain playdough.

2. Kegunaan

a) Kegunaan teoritis

1) Untuk menambah khasanah keilmuan khususnya mengenai

meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui bermain

playdough di tk jauharussa’adah desan pematang pulai.

2) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang

meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui bermain

playdough.
6

b) Kegunaan praktis

Untuk persyaratan memenuhi syarat tugas mata kuliah

metedologi penelitian pendidikan anak usia dini.


BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Kreativitas

Sesuatu dapat disebut kreatif bila memenuhi beberapa kriteria

produk kreatif, yaitu baru, berbeda dari yang telah ada dalam arti lebih baik

dan berguna bagi orang banyak. Sesuatu itu tidak selalu berupa benda,

tetapi dapat pula berupa system prosedur atau cara untuk melakukan

sesuatu.1

Siapakah yang berhak menentukan sesuatu itu baru, apalagi pada

saat perubahan sangat pesat seperti sekarang, dalam kreativitas baru adalah

baru bagi individu yang bersangkutan walaupun mungkin bagi orang lain

tidak baru tidak lah perlu sama sekali baru. Bisa saja merupakan kombinasi

baru dari yang sebelumnya telah ada. Sementara itu, lebih baik bisa berarti

lebih indah, lebih efisien, lebih mudah menggunakannya dan sebagainya.

Tidak semua ahli sepakat dengan persyaratan berguna bagi orang banyak.

Orang yang disebut dengan pribadi kreatif memiliki dua kelompok

ciri khusus, yaitu bakat kreatif yang menentukan mutu dari produk kreatif

menurut James. R Efans kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan

pertalian baru, melihat subjek perpeltif baru dan membentuk kombinasi-

kombinasi baru dari dua konsep atau lebih konsep yang telah tercatat dalam

pikiran.

1
Wahuyo, dkk, Ilmu pengetahua sosial, ( Jakarta : Dapertemen Pendidikan Nasional, 2008 ), Hlm.
23

7
8

Berdasarkan definisi diatas adalah kreatif adalah kemampuan

mengembangkan / menciptakan ide dan cara baru yang berbeda dari

sebelumnya . kreativitas adalah kemampuan seseorang menciptakan hal

baru. Baik berupa gagasan, karya nyata, dalam bentuk aptitude atau

kombinasi dari hal yang telah ada atau relative berbeda dari yang ada sejak

lahir namun, kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya tetapi

membutuhkan rangsangan dari lingkungan.

B. Ciri-Ciri Anak Kreatif

Anak kreatif adalah anak yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya dengan baik. Perkembangan kemampuan dan keceradasanya

sering kali membuatnya bersikap dan berperilaku cukup aktif banyak

bergerak dan bersuara. Hal ini sering pula di identifikasi sebagai kenakalan

oleh banyak orang tua padahal aktivitas dan mobilitasnya yang berlebih

merupakan wujud kemampuan berpikirnya yang serba ingin tahu. Anak

kreatif memiliki ciri tertentu dalam bertindak berikut merupakan ciri-ciri

anak kreatif menurut primula ( 2011 )

1. Berfikir Lancar

Anak kreatif mampu memberikan banyak jawaban terhadap suatu

pertanyaan yang diberikan walaupun jawaban tersebut agak

melenceng namun itulah salah satu kehebatan anak kraeativitas.

Dalam jangka panjang anak kreatif mampu memberikan banyak

solusi atas masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

penting untuk dikembangkan karena di masa depannya hidup akan


9

penuh masalah san tantangan. Dengan kreativitasnya maka ia akan

lebih mudah menjawab masalah dan tantangan tersebut.

2. Fleksibel Dalam Berfikir

Anak kreatif mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut

pandang (fleksibel) sehingga ia memberikan jawaban variatif hal ini

akan memudahkannya menjalani kehidupan dan menyesuaikan diri

dalam berbagai keadaan.

3. Orisinil ( Asli ) Dalam Berfikir

Anak kreatif mampu memberikan jawaban-jawaban yang jarang

diberikan anak laian. Jawaban-jawaban baru yang tidak lazim

diungkapkan anak-anak atau kadang tak terpikirkan orang lain

diluar perkiraan dan khas.

4. Elaborasi

Anak kreatif mampu memberikan banyak gagasan dengan

menggabungkan beberapa ide atau jawaban yang di kemukakan

sehingga ia mampu untuk mengembangkan memperkaya

jawabannya secara rindi dan detail hingga hal-hal kecil.

5. Imaginatif

Anak kreatif memiliki daya khayal atau imajinasi yang ia

aplikasikan dalam kegiatannya sehari-hari. Dapat menemukan

macam-macam kegunaan suatu benda hanya dengan imajinasinya.


10

Supriadi mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat di kelompokkan

dalam dua kategori, kognitif dan kognitif ciri kognitif diantarnya orisinalitas,

flesbelitas, kelancaran dan elaborasi sedangkan non kognitif motivasi sikap dan

kepribadiaan kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak

ditunjang dengan kepribadiaan kreatif tidak akan menghasilkan apapun.

Suyanto ( masganti 2016 : 9 ) mengemukakan mengenai perilaku yang

mencerminkan kreativitas alamiah pada anak dapat di identifikasi berdasarkan

ciri-ciri berikut :

1. Senang menjajaki lingkungannya

2. Mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif

dan eksesif

3. Rasa ingin tahunya besar, suka mengajukan pertanyaan tak henti-

hentinya

4. Bersifat sportalitas menyatakan fikiran dan perasaannya

5. Suka berpetualang, selalu ingin mendapatkan pengalaman-

pengalaman baru

6. Suka melakukan eksperimen, membongkar dan mencoba berbagai hal

7. Jarang merasa bosan, ada-ada saja hal yang ingin di lakukan

8. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi

Menurut piers adams ( asrori 2008 : 72 ) bahwa karakteristik anak yang

memiliki kreativitas anak yang memiliki kreativitas usia 5-6 tahun adalah :
11

1. Memiliki dorongan yang tinggi

2. Memiliki keterlibatan yang tinggi

3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar

4. Memiliki ketekunan yang tinggi

5. Cenderung tidak puas terhadap kemampuan

6. Penuh percaya diri

7. Memiliki kemandirian yang tinggi

8. Bebas dalam mengambil keputusan

9. Menerima diri sendiri

10. Senang humor

11. Memiliki intusi yang tinggi

Dari karakteristik tersebut kita dapat melihat, betapa sangat beragam dan

kepribadiaan orang kreatif . Dimana orang kreatif memiliki kepribadiaan yang

positif dan negative. Oleh karena itu disinilah peran penting kehadiran guru

sebagai pembimbingan yang akan membantu anak menyeimbangkan

perkembangan kepribadiaannya melalui eksplorasi dengan pembelajaran media

playdough sehingga anak kreatif dan bisa mengekspresikan imajinaasinya melalui

bermain playdough ini.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kreatif dapat di

tumbuh- kembangkan melalui sesuatu proses yang terdiri dari beberapa

factor yang dapat mempengaruhinya. Kreativitas secara umum dipengaruhi


12

kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan yang dimiliki sikap dan

minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang di tekuni,

serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas tumbunya kreativitas

dikalangan guru di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : 2

1. Faktor Internal Meliputi :

a) Genetika

b) Jenis kelamin

c) Kesehatan

d) Motivasi

e) Gaya belajar

f) Kepribadiaan

2. Faktor Eksternal Pengembangan Kreativitas

a) Pola asuh anak

b) Triologi pendidikan

c) Media

d) Tampilan lingkungan

D. Faktor Yang Menghambat Kreativitas

Suasana keluarga yang kreatif akan mempengaruhi kreativitas anak.

Berikut ada hal-hal yang tak jarang dilakukan oleh orang tua, dan ternyata

berakibat menghambat kreativitas anak.

1. Memarahi Anak

2
Indris Karlina, Jurnal Provite Faktor Kreativitas, ( Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas
Tarumanegara, 2007 ), Hlm. 91
13

Anak yang selalu dimarahi akan merasa takut untuk melakukan sesuatu.

Ia takut salah paadahal untuk menjadi anak kreatif ia membutuhkan

keberanian untuk mengambil resiko.

2. Melarang Anak

Pecayakah anda kalau larangan-larangan anda yang berlebihan bisa

mematikan kreativitas anak akan lebih diterima oleh anak jika anda

memberikan beberapa saran baik untuk dipilih oleh anak.

3. Memaksakan Jadwal Kegiatan

Seperti les pada anak pasalnya anak-anak butuh waktu untuk bermain.

Sebab lewat sebuah permainan mereka akan belajar, kegiatan yang

padat bisa-bisa membuat anak stress. Hal ini yang akan menghambat

kreativitas anak.

4. Tidak Pernah Diberikan Pujian

Meski kreasi anak kurang sempurna ingat anak-anak masih dalam tahap

belajar sehingga hasilnya tidak seperti orang dewasa lakukan. Tidak

ada salahnya anda memberikan pujian pada anak. Pujian pada anak

dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Rasa percaya diri

merupakan hal yang pertama yang harus dimiliki anak untuk bisa

berfikir kreatif.

5. Tidak Menjawab Pertanyaan Anak Atau Menutup Rasa Ingin Tahunya.

Mengahambat eksplorasi anak. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi dan

ketika anda menghambatnya maka secara tidak langsung anda sudah

menghambat kreativitasnya.
14

E. Hakekat Perkembangan Anak Usia Dini

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak

sehingga disebut golden age. Perkembangan anak usia dini sebenarnya

dimulai sejak prenatal pada saat itu perkembangan otak sebagai pusat

kecerdasan terjadi sangat pesat. Setelah lahir sel-sel otak mengalami

mielinasi dan membentuk jalinan yang kompleks sehingga nantinya anak

bisa berfikir logis dan rasional, selain otak organ sensorik seperti

pendengaran, penglihatan , penciuman, pengecap da perabah serta organ

keseimbangan juga berkembang pesat.

F. Aspek Perkembangan AUD

Ada beberapa aspek yang mendasari perkembangan anak usia dini yaitu

meliputi :

1. Kesadaran personal

Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran

personal. Bermain membuat anak untuk tumbuh secara mandiri dan

memiliki control atas lingkungannya.

2. Perkembangan emosi

Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan

mengatasi masalah dengan cara yang positif. Dari emosionalah ia

dapat belajar mengendalikan diri dan mengekspresi perasaanya.

3. Membangun sosialisasi
15

Cara anak untuk dapat membangun sosialisasi adalah melalui

bermain, dari bermain mereka dapat berbagi dan memperluas empati

terhadap sesame.

4. Pengembangan komunikasi

Dalam hal ini bermain juga berperan atas pengembangan

komunikasi karena dari bermain anak dapat memperluas kosa kata

dan mengekspresikan kemampuan bahasa mereka melalui interaksi.

5. Perkembangan kognitif

Pada aspek kognitif perkembangan anak Nampak pada

kemapuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-

informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan

dengan perkembangan bahasa.

6. Pengembangan kemampuan motoric

Dalam pengembangan aspek ini cara bermainlah yang dapat

memacu perkembangan motoric yang meliputi penggunaan otot-otot

besar dan kecil.

G. Pengertian Bermain

Bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan yang paling

mendasari dan sebagai saranan yang digunakan untuk belajar dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Bermain dapat mengoptimalkan seluruh

aspek perkembangan pada anak.

Menurut Callahuc ( 1989 ) dalam ( Hartati : 2005 : 85 )

menjelaskan bermain adalah suatu aktivitas langsung dan spontan yang


16

dilakukan seorang anak bersama orang lain atau dengan menggunakan

perasaannya, tangan atau seluruh anggota tubuhnya. Selanjutnya menurut

Dockett dan Fleer ( dalam sujiono, 2013 : 144 ) berpendapat bahwa bermain

merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan

memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan

aktivitas lainnya seperti belajar dan bekerja yang selalu di lakukan dalam

rangka mencapai suatu hasil akhir.

H. Karakteristik Bermain

Bagi anak – anak bermain adalah saranan untuk mengubah

kekuatan potensial di dalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan

kecakapan. Selain itu bermain juga dapat menjadi sarana penyaluran energy

yang sangat baik bagi anak. Oleh karena itu kegiatan bermian pada anak

hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut ( Hartati : 2005 : 91):1 )

menuntut partisipasi aktif baik secara fisik maupun psilas 2 ) bermain itu

bebas, bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan. Anak bebas membuat

aturan sendiri dan mengekpolasi fantasinya 3) bermain itu sifatnya spontan

sesuai dengan yang diinginkannya saat itu 4) makna kesenangan bermain

sepenuhnya ditentukan si pelaku atau anak itu sendiri yang sedang bermain.

Sedangkan menurut Schwartz ( dalam hartati : 2005 : 92 )

mengemukakan karakteristik bermain sebagai berikut : 1) bermain adalah

interaktif 2) bermain adalah kebebasaan, sportanitas, dan tanpa paksaan 3)


17

bermain dalam hal yang menarik 4) bermain adalah terbuka (tidak terbatas),

imajinatif, ekspresif, kreatif dan berbeda ( berlainan ).

I. Jenis Permainan

Menurut jefroe, dkk (dalam sujionno, 2010 : 42 ) jenis-jenis

permainan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) permainan ekspolaris

2) permainan dinamis 3) permainan keterampilan 4) permainan sosial 5)

permainan imajinasi 6) permainan teka-teki.

J. Pengertian Playdough

Menurut kasmini ( 2012 ) pada artikelnya yang berjudul “

pemanfaatan media playdough untuk meningkatkan kreativitas pada anak

kelompok B menjelaskan bahwa playdough adalah sebuah media permainan

yang terbuat dari adonan tepung yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan

yang mudah diperoleh dengan biaya yang murah.

Media playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif

karena dapat mendorong imajinsi anak ( dwirosanty, 2008 ), definisi

playdough yang diutarakan eion ( novitasari : 2009 ) adalah suatu bahan

yang lembut, dapat membuat anak – anak terdiam cukup lama ketika

mengerjakannya walaupun bermacam-macam seperti warna pelangi dan

kotoranya dapat menempel di karpet.

Lebih lanjut ismail ( novitasari : 2009 ) menjelaskan bahwa

playdough merupakan salah satu alat permainan edukatif yang mudah

digunakan oleh anak, multi guna, dan mudah untuk mendapatkannya, aman
18

dan tidak membahayakan, awet dan tahan lama, dapat di gunakan individu

atau klasikal, warna menarik dapat di kombinasikan, memiliki kesesuaian

ukuran serta elastis dan ringan. Playdough termasuk kedalam alat permainan

edukatif untuk anak usia dini.

Dari pendapat diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa bermain

playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang

terbuat dari tepung yang mudah dibentuk oleh anak yang berguna untuk

melatih kegiatan koordinasikan jari jemari tujuan dengan mata pada motoric

halus anak usia dini.

K. Manfaat Bermain Playdough

Permainan playdough memiliki menfaat bagi anak yaitu menurut

juzmika ( 2012 : 84 ) diantaranya sebagai berikut :

1. Melatih kemampuan sensorik

Salah satu cara anak mengenal sesuatu adalah melalui sentuhan.

Dengan bermain playdough ia belajar tentang tekstur dan cara

menciptakan sesuatu.

2. Mengembangkan kemampuan berfikir

Bermain playdough merupakan bisa mengasah kemampuan berfikir

anak. Latihlah dengan memberi contoh cara bermain dan menciptakan

sesuatu dengan playdough.

3. Self esteem

Permainan playdough adalah permainan tanpa aturan sehingga

berguna mengembangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak.


19

Dengan bermain playdough ia dapat meningkatkan rasa ingin tahu,

sekaligus mengajarkan tentang problem soluing yang berguna

meningkatkannya self esteem nya 3

4. Mengasah kemampuan berbahasa

Meremas , berguling membuat bola dan berputar adalah beberapa

kata yang sering di dengar anak saat bermain palydough. Gunakan kata-

kata untuk mendskipsikan kegiatan bermain playdough.

Sedangkan menurut immanuella F. Rachmani, dkk ( Dfatiguna,

2015 : 31 ) manfaat playdough sebagai berikut :

1. Berkreasi dengan playdough dapat mencerdasakan anak, selain

mengasah imajinasi, keterampilan motoric halus, berfikir logis dan

sistematis, juga dapat merangsang indera perabahnya.

2. Kelenturan dan kelembutan bahan playdough melatih anak mengatur

kekuatan otot jari.

3. Anak belajar memperlakukan media ini yaitu, hanya perlu menekan

lembut dan hati-hati, melalui bermain playdough bisa melatih

motoric halus, membangun kekuatan otot tangan anak yang kelak

bermanfaat saat belajar menggunakan pensil dan gunting.

Manfaat playdough menurut utami munandar ( 2009 : 62 ) sebagai

berikut :

1. Mengekspresikan secara kreatif

2. Menggali kemampuan imajinasi

3
Sudono Anggani, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Aud, ( Jakarta : Pt. Grasindo, 2000 ), Hlm.
92
20

3. Meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan

4. Melatih kesabaran

L. Kreatuvitas Anak Usia Dini Dalam Menggunakan Media Playdough

Proses pembelajaran yang cenderung “ teacher centered “

mengakibatkan kreativitas anak kurang berkembang dengan baik, guru

cenderung dominan dalam pembelajaran sehingga tidak ada kesempatan bagi

anak untuk menggali potensi kreatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran

pada anak usia dini menuntut anak dapat membaca menulis dan berhitung

sehingga kreativitas anak kurang diperhatikan. Banyak cara yang dilakukan

guru agar kreativitas anak berkembang yaitu melalui kegiatan bermain atau

menyediakan media pembelajaran untuk merangsang imajinasi anak.

Media playdough termasuk alat permainan edukatif karena

memiliki ciri-ciri yang dirancang untuk medorong kativitas dan kreativitas.

Oleh sebab itu, media playdough dinilai dapat meningkatkan kreativitas anak.

Dalam proses pembelajaran yang menggunakan playdough pada anak usia dini,

dengan metode bermain akan menyenangkan bagi anak. Anak akan lebih aktif,

percaya diri, mampu mengungkapkan pendapatanya dan meningkatkan

kreativitasnya pengembangan kreativitas merupakan bagian dari aspek

perkembangan motoric dan seni.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan sesuatu

yang baru. Baik berupa ide atau gagasan serta bentuk karya baru. Pembelajaran

yang menarik akan meningkatkan motivasi belajar anak dan dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga akan menumbuhkan daya


21

imajinasi anak pengembangan kreativitas anak dapat dilakukan dengan

menggunakan permainan playdough.

Menurut lisa babers ( 2008 : 3 ) menyatakan bahwa dengan

pleydough orang tua dapat mengenal keinginanya, bermain playdough juga

memberikan kegiatan yang menyenangkan dengan waktu bermain yang

terstruktur bagi anak. Pada saat yang sama ketika mereka belajar berkembang

secara fisik dan kognitifnya. Media playdough termasuk alat aktivitas dan

kreativitas. Oleh sebab itu, media playdough dinilai dapat meningkatkan

kreativitas anak. Hal ini proses pembelajaran yang menggunakan media

playdough pada anak usia dini, dengan metode bermain akan menyenangkan,

anak lebih aktif, percaya diri, mampu mengungkapkan pendapatnya dan

meningkatkan kreativitas anak. Anak menjadi lebih aktif, percaya diri dan

bebas mengungkapkan pendapatnya sendiri. Jadi media playdough

memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kreativitas anak

usia dini.

M. Kelebihan Dan Kekurangan Playdough

Rachmawati, menyatakan bahwa bermain playdough memiliki

kelebihan-kelebihan yang sangat menyenangnkan bagi anak dan anak dapat

membentuk berbagai sesuai dengan keinginan anak dan tema yang sedang

diterapkan. Seperti memudahkan anak untuk membentuk sebuah benda yang

ia sukai. Membuat tangan anak menjadi bergerak bebas akan tetapi

playdough memiliki kekurangan dimana seseorang tidak dapat membentuk


22

bentuk dengan objek yang sangat besar karena membutuhkan ruang besar

dan perawatannya rumit.

N. Cara Membuat Playdough

Menurut jurnal chica haryani ( dalam penerapan metode bermain

playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenalkan konsep bilangan

: 2014 ) menyatakan bahwa cara membuat playdough sebagai berikut :

a) Bahan yang digunakan :

 Tepung terigu 5 gelas

 Garam halus 1 sdm

 Minyak goring 3 sdm

 Air secukupnya

 Pewarna makanan

b) Alat yang dibutuhkan

 Berbagai cetakan

 Pisau plastic

 Baskom

c) Cara membuat playdough

 Campurkan terigu dan garam dalam sebuah baskom yang cukup besar

dan aduk dengan tangan sampai tercampur

 Berikan air pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambil sampai

terus diaduk sampai menjadi adonan yang lembut dengan tekstur halus

da tidak lengket
23

 Beri minyak goring lalu adonan di olah lagi sehingga di dapatkan

adonan yang benar-benar lembut

 Bagi adonan sesuai jumlah warna

 Ambil satu bagian di beri beberapa tetes pewarna lalu diaduk lagi

sampai merata, lakukan hal yang sama terhadap yang lainnya.


BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang di gunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini sebagai

metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok

penelitian dalam bidang ilmu sosial, termasuk juga bidang ilmu

pendidikan sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa

penelitian kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitaf. Penelitian

kualitatif diaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui

pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu

prose penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang

menyelidiki suatu fenome sosial dan masalah manusia. Pada penelitian

ini peneliti membuat suatu gambaran kompkleks, meneliti kata-kata

laporan terpacu dari pandangan respon dan melakukan studi pada situasi

alam.

Penelitian kualitatif dilakuka pada kondisin alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif penelitian adalah instrument kunci

oleh karena itu penelitian kualitatif harus memiliki bekal teori dan

wawasan yang luas jadi bisa bertanya. Menganalisis dan mengkoruksikan

24
25

objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan

pada makna dan teknik nilai.

Metode kualitatif dilakukan dengan beberapa pertimbangan,

pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabilah di

hadapkan dengan kenyataan ganda, kedua metode ini menyajikan secara

langsung hubungan antara peneliti dengan reponden. Ketiga metode ini

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodeologi penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriftip berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

berperilaku yang dapat diamati, dalam penelitian kualitatif seorang

peneliti berbicara langsung dan mengobservasikan beberapa orang yang

melakukan interaksi selama beberapa bulan untuk mempelajari latar,

kebiasaan perilaku dan ciri-ciri fisik dan mental orang yang di teliti.

Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa karakteristik dari penelitian

kualitatif adalah, alamiah, data bersifat bersifat deskriptif bukan angka-

angka, analisis data dengan indukatif, dan makna yang sangat penting

dalam penelitian kualitatif.

B. Jenis – Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

Adapun jenis data yang diambil dari penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.


26

a) Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung oleh

peneliti tanpa campur tangan orang lain yaitu peneliti langsung

dapat data dari objek yang diteliti. Data primer dapat diperoleh

dengan melalui wawancara, observasi, dan questioner.

b) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung, misalnya

lewat orang lain atau didapatkan lewat dokumen.

2. Sumber data

Menurut meleong, pencatatan sumber data melalui wawancara

dan pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya. Menurut sutopo sumber data adalah

tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik

kepada manusia, artepak, ataupun dokumen-dokumen. 4

Sesuai dengan sumber yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah kata-kata peristiwa dan dokumentasi dalam penelitian ini

sumber data yang di dapatkan yaitu pencatatan yang dilakukan

penelitian melalui observasi dan wawancara ( catatan lapangan

) kepada guru.

a) Guru pendidik kelompok B Tk. Jauharussa’adah desa pematang

pulai

4
http:// Pendidikan Aud. Blogspot. Com/2016/06/bab-ii-Pembahasan.html. Diakses pada tanggal
25 November 2021 pukul 11.30 Wib
27

b) Anak murid kelompok B Tk. Jauharussa’adah desa pematang

pulai

C. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting penelitian

Setting penelitian ini meliputi lokasi penelitian dan alas an

penelitiannya.

Penelitian ini dilakukan di tk. jauharussa’adah desa pematang

pulai, adapun alas an memilih lokasi tersebut adalah lokasi

penelitian belum pernah menjadi objek penelitian dengan materi

yang sama sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat dan

lokasi penelitian merupakan tempat yang mudah dijangkau

sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data dan

informasi yang dibutuhkan.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah yang memberikan informasi tentang

hal-hal yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah guru

kelompok B dan siswa kelompok B. dalam hal ini subjek

penelitian di sebut juga informan.

Dalam study kelas berbasis penelitian kualitatif lapangan,

penrikan sampel dari populasi atau subjek penelitian lebih banyak

menggunakan penarikan sampel atau subjek yang disesuaikan

kebutuhan secara popular pola penarikan sampel atau subjek yang

disesuaikan kebutuhan ini dikenal dengan pupossive samping.


28

Purpossive samping adalah pengembilan sampel subjektif

penelitian berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap

mempunyai sangkut paud pada karakteristik yang sudah diketahui

sebelumnya dengan pertimbangan tertentu. Misalnya meneliti

tentang pendidikan maka peneliti mencari sampel para ahlli dalam

pendidikan sampel semacam ini.

Berdasarkan teknik ini, maka sebagai keyinforman dalam

penelitian ini ditetapkan guru tk. Jauharussa’adah dan sebagai

responden tambahan ditetapkan sebagai anak murid sedangkan

sebagai reponden tambahan ditetapkan sebagai guru tk.

Jauharussa’adah yang diperoleh sebagai observasi dan mengamati

secara langsung pada proses meningkatkan kreativitas anak usia

dini dalam bermain playdough di tk. Jauharussa’adah desa

pematang pulai.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut maryadi dkk, teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif yang adalah teknik yang memungkinkan

diperoleh data detail dengan waktu yang relative lama. Pengumpulan data

merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data

yang diperoleh dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dan dokumntasi lebih lengkapnya adalah sebagai

berikut:
29

1. Metode observasi

Merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan terhadap fenomena penelitian. Metode ini merupakan

salah satu metode pengumpulan data yang paling umum digunakan

dalam penelitian kualitatif menurut creswell (2012: 213) pengamatan

adalah sebuah proses pengumpulan informasi yang langsung tanpa

ujung yang dilakukan dengan mengamati orang dan tempat sebuah

situs penelitian.

Observasi adalah deskripi sistematis dari peristiwa perilaku, dan

artefak dari sebuah pengaturan sosial (mashall dan rossman 1989 : 79)

oleh karena itu observasi sangat diperlukan untuk mengumpulkan data

tentang orang, proses dan budaya, patton (1990) menegaskan bahwa

observasi merupakan salah satu metode penelitian paling penting untuk

memahami dan memperkaya pengetahuan tentang fenomena yang

diteliti dengan lebih baik. Tujuan melakukan observasi adalah untuk

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna

kejadian dilihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian

yang diamati tersebut.

Teknik observasi tidak memiliki standar baku sehingga

memungkinkan penelitian untuk menciptakan dan menyusun


30

instrumen observasi secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi

dan fenomena yang diteliti. Masing-masing penelitian memiliki

berbagai macam cara termasuk tipe, teknik dan pendekatan membuat

metode observasi tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Kunci

utama dalam melakukan observasi adalah menyesuaikan meteode

observasi yang dilakukan dengan persoalan penelitian dan konteks

sosialnya.

Observasi bisa dilakukan dengan beberapa bentuk

(creswell,2010:268) antara lain:

a. Partisipan smepurna, dimana peneliti terlibat secara penuh dan

masyarakat yang sedang diamatinya

b. Partisipan sebagai pengamat, dimana peneliti berpatisipasi dalam

aktivitas di tempat penelitian dan memposisikan diri sebagai

pengamat

c. Non partisipan/ pengamat, dimana peneliti merupakan outsider dari

kelompok yang sedang diteliti, tetapi tetap manyaksikan secara

langsung aktivitas atau kegiatan dari subjek penelitian dan

membuat catatan lapangan dari kejauhan

d. Pengamtan sempurna, dimana peneliti tidak terlihat atau oleh

masyarakat sama sekali yang sedang diteliti. Bahkan tipe ini

dimungkinkan dilakukan dengan mengamati hasil pengamatan

orang lain yang belum di laporkan untuk kemudian dibuat laporan

baru.
31

2. Metode wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan ketika

peneliti ingin mendapatkan pengetahuan tentang makna-makna

subjektif yang dipahami individu berkaiatan dengan topik yang sedang

diteliti dan bermaksud untuk melakukan eksporasi terhadap isu

tersebut, dimana hal tersebut tidak dapat dilakukan melalui pendekatan

lainnya (banister, dkk, 1994). Pertanyaan – pertanyaan yang diberikan

kepada narasumber dalam wawancara kualitatif umunya bersifat tidak

terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open ended) yang

dengan sengaja diciptakan untuk memunculkan pandangan maupun

opini dari para reponden waawncara (rewell,2010:267).

Lebih lanjut, creswell menjelaskan beberapa langkah yang harus

diperhatikan dalam wawancara.

a) Seorang peneliti harus mengidentifikasi orang yang diwawancara

berdasarkan pengambilan sampel yang ditentukan.

b) Penting untuk menentukan jenis wawancara apa yang praktis dan

akan paling berguna dalam menjawab pertanyaan penelitian.

c) Peneliti harus menentukan tempat, dan setelah tiba mendapatkan

persetujuan.

d) Tentu saja penting bagi peneliti untuk menyiapkan pertanyaan dan

memberikan waktu untuk menjelaskan.

Sedangkan patton (1990) menambahkan bahwa seorang peenliti

dikatakn sukses mewawancari seorang narasumber bila bisa


32

menemukan hal-hal yang tidak mudah dilihat seperti perasaan,

pikiran, niat dan perilaku sebelumnya.

Wawancara dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kegiatan

wawancara pada umumnya karena selalui dimulai dengan asumsi

bahwa perpektif orang lain bermakna oleh karena itu hal penting yang

perlu diperhatikan dalam penelitian kualitatif adalah empati dan

menjaga netralitas data.5

Michael qunn patton (2022) mengkategorikan pertanyaan yang

dapat ditanyakan oleh peneliti.

a) Pertanyaan pengalaman dan perilaku, yaitu tentang apa yang

dilakukan atau dilakukan seorang.

b) Pertanyaan pendapat dan nilai-nilai yang dirancang untuk

memahami apa yang orang pikirkan tentang suatu masalah atau

pengalaman.

c) Pertanyaan perasaaan, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk

memperoleh respons emosional orang-orang terhadap pengalaman

dan pikiran mereka.

d) Pertanyaan pengetahuan, berusah menanyakan tentang fakta-fakta

apa yang dipahami responden.

3. Metode dokumentasi

Menurut Louis Gottschalk (1986), dokumentasi atau dokumen

serinngkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama

5
Hanaria Zakaria, Implementasi Metode Sentra, ( Yogyakarta : Cv. Budi Utami, 2019 ), Hlm. 15
33

bearti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari

pada kesaksiaan lisan, artefak penilaian-penilaian terlukis, dan

petilasan-petilasan arkeologis. Kedua kata dokumentasi sering

dipergunakan untuk merujuk surat-surat resmi dan surat-surat Negara

seperti surat perjanjian, undang-undng, hibah, konsesi, dan lainnya.

Lebih lanjut, gottschalt menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi)

dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian

yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat

tulisan, lisan, gambaran dan akreologis.

Studi dukumentasi merupakan analisis yang dilakukan dengan

melihat atau mrnganalisisi dukumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sediri atau orang lain, tentatang subjek penelitian kualitatif, sejumlah

besar fakta dan data diyakinkan tersimpan dalam bentuk dokumentasi.

Sebagian data yang tersedia adalah bentuk surat-surat, catatan harian

cendramata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data

initak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang

kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu

silam.

Poerwandari (2007;132) menemukan dua bentuk dokumen

yang dapat dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:

a) Dokumen –dokumen public atau resmi

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran

mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komunitas


34

tertentu dalam setting sosial. Menurut meleong

(herdiansyah,2010:145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam

dua bagian yaitu:

1. Dokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo,

pengumuman, isntruksi, aturan suatu lembaga, system yang

diberlakukan, hasil notvlensi rapat keputusan pimpinan dan lain

sebagainya.

2. Dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan

informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti

majalah, Koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya,

b) Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang

secara tertulis secara tindakan, pengalaman dan kepercayaanya.

Tujuan melihat dokumentasi ini adalah untuk memperoleh sudut

pandang orisinal dari kejadian situasi nyata. Terdapat tiga

dokumntasu pribadu yang umum digunakan yaitu :6

1. Catatan harian ( diary ) yang berisi beragam aktivitas dan

kegiatan termasuk juga unsur perasaan.

2. Surat pribadi ( tertulis pada kertas, e-mail, dan obrolan ) dapat

dijadikan sebagai materi dalam analisis dokumen dengan

syarat, penelitian mendapatkan izin dari orang yang

bersangkutan.

6
http:// Pendidikan Aud. Blogspot.Com/2014/04/bab-ii- Pembahasan.html. Diakses pada tanggal
16 November 2021 pukul 10.23 Wib
35

3. Autobiografi, izin dari oaring yang merupakan tulisan atau

pernyataan mengalami pengalaman hidup seseorang.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data model miles dan huberman.

Pendapat pertama yang menyampaikan teknik analisis data

kualitati adalah miles dan huberman. Menurut keduanya proses

analisis data kuantitaif dilakukan dengan tiga tahapan yaitu:

a) Reduksi data

Dalam sugiyono ( 2015:338 ) reduksi data merangkum memilah

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting

mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

b) Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk

teks naratif, yaitu berupa catatan-catatan lapangan terkumpul yang

kemudian penulis sederhanakan sesuai dengan sub focus

pembahasan.

c) Kesimpulan / verifikasi

Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi

yang tersusun dalam satu kesatuan yang utuh dan mudah dipahami.

Kegiatan verifikasi ini digunakan untuk membuat kesimpulan

menjadi krediabel, artinya terpecaya serta dapat teruji dengan bukti

catatan lapangan demikian kesimpulan ini dikemukan menjadi kuat

dan valid dalam prosesnya.


36

2. Tenik analisis data etnografi

Model etnografi adalah model penelitian kualitatif yang

memiliki tujuan mendeskripsikan karakteristik kultural yang terdapat

dalam diri individu atau sekelompok orang yang menjadi anggota

sebuah kelompok masyarakat kultural ( hanorawan,2016:88;johnsan

dan Christensen,2004 ).

a) Analisis domain

Tahap pertama adalah analisis domain yaitu proses untuk

mendapatkan gambaran umum dari onjek yang diteliti atau dari

sebuah isu sosial yang diangkat menjadi tema penelitian.

Gambaran umum ini diperlukan untuk bisa masuk ketahap

selanjutnya dalam analisis data kualitatif.

b) Analisis taksonomi

Tahap kedua dialam analisis data kualitatif menurut spradley

adalah tahapan analisis taksonomi, jadi saat mempelajari tentang

macam-macam analisis data kualitatif maka nalisis taksonomi juga

akan di pelajri dan kemudian diprektekan.

Pada tahap ini analisis taksonomu semua domain dari data yang

sudah didapatkan kemudian akan dikaji atau di bedah untuk

diketahui struktur internalnya seperti apa. Sehingga peneliti bisa

mengetahui unsur apa saja yang membangun domain-domain data

penelitian tersebut.
37

c) Analisis komponesial

Tahap selanjutnya adalah analisis komponensial yang dilakukan

dengan membedah lagi unsur yang menyusun domain. Jadi, setelah

tahap analisis teksonomi selesai dilakukan maka akan langsung ke

tahap analisis komponensial.

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui ciri spesifik dari semua

unsur yang menyusun domain data penelitian. Ciri khusus ini

kemudia akan memberi informasi mengenai perbedaan antara satu

domain data dengan domain lainnya.

Data yang digunakan adalah data yang memang menjadi data

mayoritas bukan minoritas. Sehingga data ini bisa mewakili

penilaian atau pendapat dari objek penelitian yang sudah

menyampaikan pendadpat (memberikan data bersifat subjektif).

d) Analisis tema

Tahap akhir dalam analisis data kualitatif adalah tahap analisis

tema pada tahapa ini semua domain data yang sudah diketahui ciri

sepesifiknya kemudian dicari hubungannya dengan domain lain.

Hubungan antara domain data ini kemudian di tarik

kesimpulannya.

F. Triangulasi data

Triangulasi data merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan

peneliti untuk menggali dan melakukan teknik pengelolaan data kualitatif.


38

7
Teknik triangulasi bisa di ibaratkan sebagai teknik pemeriksaaan keabsahan

data dengan membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.

1. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data

dengan metode lain. Peneliti menggunakan metode wawancara,

observasi, dokumentasi untuk memperoleh kebenaran informasi

yang tepat dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu,

peneliti bisa menggunakan metode-metode tersebut. Penelitian

dapat menggabungkan metode wawancara bebasa dan wawancara

terstruktur. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data

atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informasi peneliti

di ragukan kebenarannya. Dengan demikian jika data itu sudah

jelas misalnya berupa teks atau naskah/transkip film, novel dan

sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.

2. Triangulasi teori

Yang dimaksud triangulasi teori adalah dimana hasil akhir

penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan onformasi atau tesis

statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

prespektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual

peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu,

triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman

7
Mamik, Metodologi Kualitatif, ( Sidoarjo : Zifatama Publisher, 2015 ), Hlm. 34
39

asalkan penelitian mampu menggali pengetahuan teoritik secara

mendalam atas hasil analisis data yang diperoleh.

3 triangulasi sumber data

Adalah menggali kebenaran informasi tertentu dengan

menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut

pandang yang berbeda. Tentu masing-masing cara itu akan

menghasilkan bukti atau data yang berbeda yang selanjutnya akan

memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomenas

yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran.


G. Jadwal Penelitian

Tabel 1.

Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Penelitian September Oktober November Desember


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menyusun Rancangan
1.
Penelitian √
1. Perumusan Masalah √ √
2.
2. Tujuan Penelitian √ √
1. Kerangka Teori √ √
3.
2. Metodologi √ √
1. Menyusun Hasil Temuan √ √
4.
2. Kesimpulan √

40
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum Dan Lokasi Penelitian

1. Sejarah sekolah

Taman kanak-kanak tk . jauharaussa’adah di rt.03 desa pematang pulai

kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi tk. Jauharussa’adah didirikan

pada tahun 2016 oleh pemerintahan desa pematang pulai. Adapun letak

geografis lokasi tk . jauharussa’adah adalah sebagai berikut :

Sebelah barat : berbatasan dengan rumah penduduk

Sebelah timur : berbatasan dengan rumah penduduk

Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk

Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah penduduk

Sedangkan berdasarkan letaknya Tk. Jauharussa’adah tersebut

merupakan daerah dataran rendah dan daerah agraris hal ini terlihat dari

sebagian besar mata pencarian masyarakat petani, pedagang, dan buruh

kerja.

41
42

2. Data umum sekolah

IDENTITAS
NO IDENTITAS SEKOLAH
SEKOLAH

1. Nama sekolah TK. JAUHARUSSA’ADAH

2. NPSN 69972273

3. Alamat Rt.03 dusun sajaran

4. Desa Pematang pulai

5. Kecamatan Sekernan

6. Kabupaten/kota Muaro jambi

7. Provinsi Jambi

8. Kode pos 36381

9. Telepon / hp 089616389191

10 Status akreditas C

3. Visi dan Misi Sekolah

a) Visi tk . jauharussa’adah

 Terwujudnya anak-anak yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak

mulia serta bertaqwa.

b) Misi tk . jauharussa’adah

 Memberikan pengasuhan layanan bagi anak usia dini

 Membentuk karakter dan kepribadiaan serta mandiri

 Memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungan


43

 Meningkatkan kecerdasan dan partisipasi masyarakat terhadap

pelayanan paud

4. Keadaan Guru dan Siswa

a) Keadaan guru

Keadaan guru di taman kanak-kanak jauharussa’adah

merupakan pihak yang memiliki peran sangat penting dalam proses

pembelajaran dari guru diharapkan akan terjadi proses transfer ilmu

pengetahuan kepada siswa agar dapat menjadi siswa yang memiliki

ilmu pengetahuan dan karakter serta berguna bagi nusa dan bangsa

serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Untuk mewujudkan cita-cita dan mendidik anak bangsa di tk.

Jauharussa’adah desa pematang pulai tenaga kependidikan

diharuskan guru yang sudah mempunyai kompetensi yang sesuai

dengan bidangnya. Tk jauharussa’adah memiliki tenaga pengajar

sebanyak 6 orang dengan kualifikasi tersebut sangat mendukung

kemajuan dan juga sumber daya mengajar telah terpenuhi dengan

baik. Ibu ririn susanti, S.Pd.AUD sebagai kepala sekolah taman

kanak-kanak jauharussa’adah desa pematang pulai.


44

PEMBINA

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN MUARO JAMBI

PENASEHAT

1. KEPALA DESA PEMATANG PULAI


2. BUNDA PAUD DESA PEMATANG PULAI

KEPALA SEKOLAH

RIRIN SUSANTI, S.Pd.AUD

SEKRETARIS / TU BENDAHARA

ROMIYANTI BELLA NOPRIA

PENDIDIK PENDIDIK PENDIDIK

NOVA KURNIA BELLA NOPRIA DYAH ATIKA

PENDIDIK PENDIDIK

WIDIA, S.Pd ROMIYANTI


45

Daftar tenaga pengajar Tk. Juharussa’adah desa pematang pulai

Mulai
No Nama Pendidikan Jabatan
bertugas

Ririn susanti, Kepala


1. S.1 2008
M.Pd.AUD sekolah

2. Widia , S.Pd S.1 guru 2016

3. Bella nopria SMA guru 2016

4. Nova kurnia MA guru 2016

5. Dyah atika MA guru 2017

6. romiyanti SMA guru 2017

5. Keadaan siswa

Siswa adalah objek pendidik, dididik, di arahkan dan di berikan

bermacam-macam ilmu pengetahuan serta keterampilan. Keadaan siswa

berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian langsung di

tk.jauharussa’adah jumlah siswa yang terdaftar pada tahun 2021/2022

adalah sebanyak 45 siswa dengan rincian sebagai berikut:

No Kelas Laki - laki Perempuan Jumlah

1 A 6 9 15

2 B.1 9 6 15

3 B.2 9 6 15
46

6. Sarana dan Prasarana

Dalam sebuah lembaga pendidikan sarana dan prasarana sangat

diperlukan, karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai

kemungkinan kegiatan pembelajaran akan berjalan kurang lancer serta

sulit mencapai tujuan yang di tetapkan. Ada tiga factor yang harus ada

dalam proses pembelajaran yaitu guru, siswa dan sarana dan prasarana

merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran dengan baik dan juga

memberi motivasi kepada siswa untuk belajar dengan baik.

Adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang

berlangsungnya proses pembelajaran di tk. Jauharussa’adah desa

pematang pulai adalah sebagai berikut

Saranan Tk. Jauharussa’adah desa pematang pulai

No Jenis barang Jumlah kondisi

1 Rak buku 1 unit Baik

2 Kursi guru 1 unit Baik

3 Meja baca 3 unit Baik

4 Meja guru 1 unit Baik

5 Tempat cuci tangan 3 unit Baik

6 Tempat sampah 3 unit Baik

7 Bahan alam 15 unit Baik

8 Ape luar 2 unit Baik

9 Rak hasil karya 15 unit Baik

10 Kursi siswa 15 unit Baik


47

11 Papan tulis 1 unit Baik

12 Meja pimpinan 1 unit Baik

13 Kursi pimpinan 1 unit Baik

14 balok 1 unit Baik

15 puzzle 10 unit Baik

16 Ape outdor Tidak terbatas Baik

17 Meja siswa 4 unit Baik

Prasarana Tk. Jauharussa’adah desa pematang pulai

No Jenis barang Jumlah kondisi

1 Halaman sekolah 1 unit Baik

2 Kelas A 1 unit Baik

3 Kelas B.1 1 unit Baik

4 Kelas B.2 1 unit Baik

5 Ruang guru 1 unit Baik

6 Ruang kepala sekolah 1 unit Baik


48

B. Temuan Khusus

Temuan khusus ini merupakan temua peneliti dilapangan dengan

menggali data dan mengungkapkan fakta yang terjadi dilapangan guna

mencari jawaban dan pokok permasalahan yang diangkat peneliti.

1. Bagaimana Guru Merencanakan Kreativitas Anak Melalui

Bermain Playdough.

Upaya guru merencanakan kreativitas anak melalui bermain

playdough di tk. Jauharussa’adah desa pematang pulai adalah :

a) KKG ( kelompok kerja guru )

Guru merupakan peran paling penting dan mendidik. Untuk

meningkatkan kreativitas siswa, sekolah juga berusah untuk

meningkatkan kreativitas guru dan meningkatkan sarana dan

prasarana seperti ape playdough dengan alat dan tempat yang

lengkap dan memadahi kretivitas anak akan berekpolari seperti

yang dikatakan oleh kepala sekolah Ibu Ririn Susanti, S.Pd.AUD

beliau mengatakan :

“ menurut pendapat saya siswa yang kreatif ini tergantung dari

guru ketika guru menjelaskan dikelas dengan cara monoton anak

akan kurang semangat, seperti pada bermain playdough banyak

warna kita bisa membuat bentuk sesuai dengan tema, anak bisa

berdiskusi dengan teman itu suatu hal yang sangat

menyenangkan bagi anak, guru harus kreatif, fasilitas sekolah


49

harus lengkap, agar kreativitas anak bisa berekspresi lebih Jauh

lagi.” ( wawancara dengan kepala sekolah ibu ririn susanti,

S.Pd.AUD pada tanggal 23 november 2021 )

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa bukan hanya

siswa saja yang di tuntut kreatif, tetapi guru juga kreatif dan

fasilitas yang lengkap juga sangat mendukung anak berkreativitas.

b) Memberikan motivasi

Motivasi adalah keseluruhan daya pergerakan baik dari dalam

diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan

dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh ibu widia S.Pd selaku guru kelas B mengatakan.

“ usaha dalam meningkatkan kreativitas siswa yaitu cara

memberikan motivasi kepada siswa dan membuat siswa bebas

untuk berkreasi. Beri siswa semangat dorongan agar apapun

karya yang dibuat bisa tersampaikan dengan baik dan pujian

hasil karya anak apapun itu bentuknya agar mereka bisa merasa

di hargai” ( wawancara dengan guru kelas B ibu widia, S.Pd

pada tanggal 23 november 2021 )

2. Apa Kendala Guru Dalam Pelaksanaan Kreativitas Anak Melalui

Bermain Playdough.

a) Kurangnya sarana dalam pengembangan kreativitas anak


50

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat

untuk mencapai makna dan tujuan karena disekolah masih

kurangnya bermain playdough membutuhkan alat berupa

tepung dan pewarna dimana seorang tidak dapat membentuk

dengan objek yang sangat besar karena membutuhkan ruang

besar dan perawatnya yang rumit. Seperti yang dikatakana

oleh kepala sekolah ibu ririn susanti, S.Pd. AUD beliau

mengatakan :

“ disekolah masih kurang alat dan bahan untuk

membutuhkan playdough ape juga masih kurang

lengkap dan juga ruang belajar juga sedikit kecil jadi

anak untuk bereksplor kreativitas kurang maksimal.”

(wawancara dengan kepala sekolah ibu ririn susanti,

S.Pd.AUD pada tanggal 23 november 2021 )

b) Kurangnya waktu saat jam pembelajaran/keterbatasan waktu

Waktu sangat diperlukan da proses belajar mengajar

apalagi pada saat guru mengajar dan agar waktu yang

ditentukan bisa maksimal. Tetapi kenyataan kebanyakaan

semua guru terhambat oleh waktu seperti yang di ungkapkan

oleh guru kelas B ibu widia ,S.Pd beliau mengatakn :

“ untuk kendalanya itu wakttu, kadang dalam

pembelajaran waktu nya sedikit untuk mempersiapkan

materinya dan juga untuk mengkondisikan siswanya


51

menyita waktu yang tersampaikan semua. Apalagi anak

tk beragam hal nya dan itu sangat menyita waktu dan

juga ketika anak sangat menikmati pembelajaran

terkadang waktu sudah mulai habis jadi waktu sangat

menajadi kendala dalam mengembangkan kreativitas

disekolah.” (wawancara dengan guru kelas B ibu widia

,S.Pd. pada tanggal 23 november 2021 )

c) Kurangnya motivasi orang tua

Motivasi orang tua sangat penting bagi tumbuh

kembang prestasi anak. Jika motivasi yang diberikan kepada

anak kurang maka hal ini sangat berpengaruh terhadap

prestasi kreativitas anak. Sebagaimana penjelasan ibu ririn

susanti, S.Pd.AUD :

“ orang tua itu menjadi peran penting dalam

pertumbuhan anak terkadang ada orang tua yang

berpikir atau kurang menghargai hasil karya anak

dengan omongan atau tindakan orang tua yang kurang

memperhatikan tumbuh kembang anak.” ( wawancara

dengan ibu ririn susantu, S.Pd. AUD pada tanggal 23

november 2021 )
52

3. Bagaimana Solusi Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui

Bermain Playdough

Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang perlu

dikembangkan sejak dini karena agar anak mampu menyelesaikan

masalah mampu berfikir out of the box dan menjelajah sesuatu yang

baru .

a) Bermain

Bermain bisa menjadi media untuk mengembangkan

kreativitas anak. Sebagaimana penjelasan ibu widia S,Pd :

“ bermain itu hal yang sangat menyenangkan dan

disukai oleh anak belajar sambil bermain adalah solusi

bagi anak tk untuk belajar, mengembangkan kreativitas

anak melalui bermain playdough merupakan cara yang

sangat menyenangkan , belajar sesuai tema dan mampu

mengembangkan kreativitas pada anak.” ( wawancara

dengan ibu widia pada tanggal 23 november 2021 ).

b) Biarkan anak berimajinasi

Daya piker untuk membayangkan atau menciptakan

suatu gambaran pada pikirannya sebagaimana penjelasan ibu

ririn susanti, S.Pd.AUD sebagai berikut :

“ Salah satu melatih imajinasi anak dengan cara

menyediakan alat dan bahan serta permainan yang


53

bertujuan mengembangkan imajinasi anak, anak adalah

peniru ulung yang sangat hebat apa yang dilihat itu

ditiru mereka memiliki daya khayal yang sangat luar

biasa ketika alat dan bahan yang ada di hadapkannya

seperti bermain playdough apapun akan menjadi bentuk

dan rupa beragam macam. “ ( wawancara dengan

kepala sekolah ibu ririn susanti, S.Pd.AUD pada

tanggal 23 november 2021 ).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan bab – bab yang sudah dijelaskan sebelumnya maka

dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Perencanaan kreativitas anak melalui bermain playdough yang

dilakukan guru dalam meningkatkan kretivitas anak usia dini melalui

bermain playdogh tk jauharussa’adah desa pematang pulai adalah :

KKG ( kelompok kerja guru ), memberikan motivasi.

2. Kendala guru dalam pelaksanaan kreativitas anak melalui bermain

playdough dalam meningkatkan kemampuan kreativitas anak usia dini

melalui bermain playdough tk. Jauharussa’adah desa pematang pulai

diantaranya : kurangnya sarana dalam pengembangan kreativitas,

kurangnya waktu saat jam pembelajaran/ keterbatasan waktu, dan

kurangnya motivasi orang tua.

3. Solusi apa yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak usia

dini dalam bermain playdough di tk. Jauharussa’adah desa pematang

pulai diantarnya : bermaian dan biarkan anak berimajinasi.

54
55

B. Saran

Atas dasar kesimpulan di atas, untuk meningkatkan kreativitas

anak usia dini melalui bermain playdough di tk. Jauharussa’adah desa

pematang pulai , maka peneliti memberikan saran-saran :

1. Sebaiknya perencanaan kretivitas anak usia dini melalui bermain

playdough di tk.jauharusaa’adah desa pematang pulai selalu

diadakan evaluasi secara bertahap oleh guru dan selalu memberikan

motivasi dan dorongan kepada siswa.

2. Kepada orang tua, agar lebih memberikan perhatian serta waktu untuk

anak-anaknya terutama dalam hal pendidikannya, agamnya serta

lingkungan pergaulannya dan kemapuan kreativitasnya.

3. Kepada TK. Jauharussa’adah desa pematang pulai Kec. Sekernan Kab.

Muaro jambi hendaknya memperhatikan kembali perkembngan

peserta didiknya .
DAFTAR PUSTAKA

Sudono Andani, Sumber belajar dan alat permainan anak usia dini, (

Jakarta : Pt grusindo, 2000 ), Hlm.92

Indris Karlina, Jurnal provitae, ( Jakarta ; Fakultas psikologi universitas

taramanegara : 2007 ), Hlm.91

Mamik, Metodeologi kualitatif, ( Sidoarjo : Zifatama publisher, 2015 ),

Hlm. 34

Wahuyo,Dkk, Ilmu pengetahuan sosial, (Jakarta : Dapertemen pendidikan

nasional, 2008), Hlm. 23

Hanakia Zakaria, Implementasi metode sentra, ( Yogyakarta : Cv budi

utami, 2019 ), Hlm.15

http:// pendidikan anak usia dini. Blogspot.com/2014/04/bab-ii-

pembahasan.html. Diakses pada tanggal 16 november 2021 pukul 10.23

Wib

http:// pendidikan anak usia dini. Blogspot.com/2016/06/bab-ii-

pembahasan.html.Diakses pada tanggal 25 november 2021 pukul 11.30 Wib

56

Anda mungkin juga menyukai