Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL ANAK AUD

CARA TERPADU PENGEMBANGAN EMOSI


PADA ANAK

Oleh Kelompok: 06

Nama : Nur Sodiq NIM : 1912000105


Nama : Nurhasana NIM : 1912000118

Dosen Pembimbing
Indrawati, M.Pd. I

SEMESTER III PIAUD SORE

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul CARA
TERPADU PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK tepat waktu.

Makalah CARA TERPADU PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK disusun


guna memenuhi tugas Dosen pada PIAUD/ PENGEMBANGAN SOSIAL DAN
EMOSIONAL ANAK AUD di STAI MA’ARIF JAMBI. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang CARA
TERPADU PENGEMBANGAN EMOSI PADA ANAK.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku


Dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Jambi, 13 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 3


A. Latar belakang..................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penulisan................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 5


A. Pengertian Emosi ................................................................ 5
B. Fungsi Emosi ...................................................................... 9
C. Jenis Emosi ....................................................................... 11
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosi
anak usia dini ................................................................. 11
E. Problematika perkembangan sosial dan emosi anak usia dini ....... 12
F. Tugas perkembangan emosi .................................................. 13

BAB II PENUTUP..................................................................... 15
a. Kesimpulan ....................................................................... 15
b. Daftar Isi ........................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan peraturan pemerintah yang tercantum dalam UU pasal
28 ayat 1 Sidiknas nomor 20/2003, PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan lembaga pendidikan yang diperuntukkan untuk anak usia 1-8
tahun. Usia dini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan si kecil
yang harus dioptimalkan secara maksimal.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar merupakan proses


mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang di
katakan belajar bila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat di amati orang lain,akan tetapi terasa oleh
yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Sedangkan
pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi
yang harus di kuasai siswa. Proses pembelajaran perlu di sesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa. Itu sebabnya proses pembelajaran di taman
kanak-kanak berbeda dengan proses belajar di sekolah dasar atau denan
tingkat pendidikan yang lainnya.
4

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Emosi?
2. Apa Fungsi Emosi?
3. Apa Jenis Emosi?
4. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial

emosi anak usia dini?


5. Apa Problematika perkembangan sosial dan emosi anak usia dini?
6. Apa Tugas perkembangan emosi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Apa Pengertian Emosi?
2. Mengetahui Apa Fungsi Emosi?
3. Mengetahui Apa Jenis Emosi?
4. Mengetahui Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial emosi anak usia dini?
5. Mengetahui Apa Problematika perkembangan sosial dan emosi anak
usia dini?
6. Mengetahui Apa Tugas perkembangan emosi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EMOSI
Apakah yang di maksud dengan emosi?
Emosi sama dengan perasaan. Orang-orang telah mencoba untuk
memahami fenomena emosi selama ribuan tahun. Definisi utama emosi
mengacu pada perasaan kuat yang melibatkan pikiran, perubahan fisiologis,
dan ekspresi pada sebuah perilaku.

1. Teori-teori tentang Proses Terjadinya Emosi


 Teori James-Lange Theory
Teori James-Lange emosi berpendapat bahwa sebuah peristiwa
menyebabkan rangsangan fisiologis terlebih dahulu dan
kemudian seseorang menafsirkan rangsangan ini. Setelah
interpretasi dari rangsangan terjadi seseorang mengalami emosi.

Contoh:
Seseorang berjalan menyusuri lorong gelap larut malam dan dia
mendengar sesuatu. Ada suara jejak di belakangnya dan dia
mulai gemetar, jantungnya berdetak lebih cepat, dan napasnya
semakin dalam.1

James-Lange dapat digambarkan sebagai berikut:

MENIMBULKAN
PERISTIWA PENAFSIRAN EMOSI
GEJALA FISIK

1
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK/Perdana Publising-Dr. Masganti Sit, M.Ag/Medan, Oktober
2012. Hal 127
6

 Teori Meriam Bard


Teori Meriam Bard berpendapat bahwa seseorang mengalami
rangsangan fisiologis dan emosional pada saat yang sama, tetapi
tidak melibatkan peran pikiran atau perilaku lahiriah.

Contoh:
Ketika seseorang berjalan menyusuri lorong gelap larut dan dia
mendengar sesuatu. Ada suara jejak kaki di belakangnya, dia
mulai gemetar, jantungnya berdetak lebih cepat, dan
pernapasannya menjadi lebih dalam dan pada saat yang sama dia
merasa takut.

Teori Meriam Bard dapat digambarkan sebagai berikut:

GEJALA FISIK

PERISTIWA

GEJALA FISIK

Teori Schachter-Singer

Peristiwa pertama menyebabkan rangsangan fisiologis,


kemudian seseorang harus mengidentifikasi alasan untuk
stimulus ini dan kemudian dia mendapat pengalaman yang
disebut emosi.2

2
Ibid. hal. 128
7

Teori Schachter-Singer dapat digambarkan sebagai berikut:

MENIMBULKAN
PERISTIWA ALASAN EMOSI
GEJALA FISIK

 Teori Lazarus
Menyatakan bahwa pikiran harus datang sebelum emosi atau
rangsangan fisiologis. Dengan kata lain, seseorang harus terlebih
dahulu berpikir tentang situasi, sebelum dia mengalami emosi.

Teori Schachter-Singer dapat digambarkan sebagai berikut:

EMOSI

PERISTIWA PIKIRAN

MENIMBULKAN
GEJALA FISIK

 Teori Facial Feedback (Umpan Balik Wajah)

Teori umpan balik wajah, emosi adalah pengalaman perubahan


pada otot wajah seseorang. Ketika seseorang tersenyum, dia
kemudian mengalami kesenangan, atau kebahagiaan Ketika dia
cemberut, dia kemudian mengalami kesedihan. Perubahan di
wajah seseorang otot-otot merupakan isyarat otak yang dasar
emosi.3

3
Ibid. hal. 129
8

Teori facial feedback dapat digambarkan sebagai berikut:

PERISTIWA PERUBAHAN WAJAH EMOSI

2. MEKANISME EMOSI
Bagaimanakah proses terjadinya emosi dalam diri seseorang?
Lewis and Rosenblum (Stewart, at. al. 1985) mengutarakan proses
terjadinya emosi melalui lima tahapan sebagai berikut.

b. Elicitors
Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.
Misalnya, ada peristiwa kebakaran.

c. Receptors
Receptor, yaitu aktivitas di pusat sistem syaraf, setelah indra
menerima rangsangan dari luar. Dalam hal ini mata melihat
peristiwa kebakaran maka mata berfungsi sebagai indra penerima
stimulus atau reseptor awal. Setelah mata menerima stimulus, ia
melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat sistem
syaraf.

d. State
State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
Dalam contoh kasus ini, setelah rangsangan mencapai otak maka
otak menerjemahkan dan mengolah stimulus tersebut serta
menyebarkan kembali stimulus yang telah diterjemahkan tadi ke
berbagai bagian tubuh lain yang terkait sehingga terjadi perubahan
fisiologis, seperti jantung berdetak keras, tekanan darah naik, badan
tegang atau terjadi perubahan pada hormon lainnya.
9

e. Expression
Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat
diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara atau tindakan yang
terdorong oleh perubahan fisiologis. Contohnya, otot wajah
mengencang, tubuh tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak
atau bahkan lari kencang menjauh.

f. Experience
Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi
emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam menerjemahkan
dan merasakan perasaannya sebagai rasa takut, stres, terkejut, dan
ngeri.4

B. FUNGSI EMOSI
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme
terjadinya emosi pada individu, kita akan membahas tentang fungsi atau
peranan emosi pada perkembangan anak.

a. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan


segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh,
anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan
emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakan bentuk
komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu
mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.
b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian
diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini.
 Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber
penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian
lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai
dirinya sendiri.

4
Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak/Yeni Rachmawati. Hal. 1.5
10

 Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat


mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang
ditampilkan lingkungannya. Melalui reaksi lingkungan sosial,
anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang
dapat diterima lingkungannya. Jika anak melempar mainannya
saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah
kurang menyukai atau menolaknya.5

 Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.


Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan dapat menentukan
iklim psikologis lingkungan. Artinya, apabila ada seorang anak
yang pemarah dalam suatu kelompok maka dapat
mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu,
misalnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul
pertengkaran atau malah bubar.

 Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat


menjadi satu kebiasaan. Artinya, apabila seorang anak yang
ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya
tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka anak akan
melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang hingga akhirnya
menjadi kebiasaan.

 Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau


mengganggu aktivitas motorik dan mental anak. Seorang anak
yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi,
dapat menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas.
Misalnya, seorang anak akan menolak bermain finger painting
(melukis dengan jari tangan) karena takut akan mengotori
bajunya dan dimarahi orang tuanya.

5
Ibid. hal. 1.7
11

C. JENIS EMOSI
Jenis-jenis emosi ini secara umum memiliki beberapa jenis di
antaranya:

a. Gembira
b. Marah
c. Takut
d. Sedih6

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI ANAK USIA DINI

Tiga faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap


perkembangan sosial emosi anak usia dini sebagai berikut:

A. Faktor Hereditas
Rini Hildayati dkk (2007: 118) dalam bukunya
mengatakan bahwa faktor Hereditas berhubungan dengan
hal-hal yang diturunkan dari orangtua kepada anak
cucunya yang pemberian biologisnya sejak lahir. Islam
bahkan telah mengindikasikan pentingnya faktor hereditas
dalam perkembangan anak sejak 14 abad yang lalu. Nabi
Muhammad SAW, bersabda: “Menikahlah kalian dengan
sumber (penghentian) yang baik, akrena sesungguhnya hal
itu akan menurun kepada anak-anaknya.”(HR. Muslim)

Faktor hereditas ini merupakan salah satu faktor


penting yang memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini, termasuk perkembangan
sosial dan emosi mereka.

6
Ibid. hal. 1.9
12

B. Faktor Lingkungan
Menurut Novan Ardy Wiyani dan Barnawi (2012:
35) faktor lingkungan diartikan sebagai kekuatan yang
kompleks dari dunia fisik dan sosial yang memiliki
pengaruh terhadap susunan biologis serta pengalaman
psikologis, termasuk pengalaman sosial dan emosi anak
sejak sebelum ada dan sesudah ia lahir. Faktor lingkungan
meliputi semua pengaruh lingkungan, termasuk di
dalamnya termasuk di dalamnya pengaruh keluarga,
sekolah, dan masyarakat.

C. Faktor Umum
Faktor umum di sini maksudnya merupakan unsur-
unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor
di atas (faktor hereditas dan lingkungan). Mudahnya,
faktor umum merupakan campuran dari faktor
hereditas dan factor lingkungan. Faktor umum yang
dapat memepengaruhi perkembangan anak usia dini
yakni jenis kelamin, kelenjar gondok, dan kesehatan.7

E. PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSI


ANAK USIA DINI

Manusia merupakan makhluk monodualis, yaitu mahkluk individu


sekaligus sebagai makhluk sosial. Salah satu implikasi dari posisinya
sebagai makhluk monodualis adalah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari dan untuk menyelesaikan berbagai tugas kesehariannya manusia
memerlukan bantuan orang lain. Kemampuan seorang individu untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya ataupun menyelesaikan tugas-tugas
kesehariannya biasanya ditentukan oleh kemampuannya dalam
bersosialisasi. Ketidakmampuan seorang individu dalam bersosialisasi
dipengaruhi oleh perkembangan aspek sosialnya yang terhambat. Salah satu
dampak dari ketidakmampuan anak usia dini dalam bersosialisasi adalah
anak usia dini dapat mengalami gangguan perilaku antisosial. Pada
kehidupan sehari-hari, perilaku antisosial pada anak usia dini tersebut tidak
sulit ditemui, baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan sekolah

7
Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam
Vol. 14, No. 1, Juni 2017. Hal. 54
13

yaitu di Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK).


Berkaitan dengan problematika sosial anak.

usia dini, Setidaknya ada tiga macam perilaku antisosial yang


sering sekali ditemukan, antara lain:
1. Ketidakpatuhan
Hasan Alwi, dkk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002:
837) kata patuh diartikan sebagai taat, suka menurut, dan
berdisiplin. Sedangkan ketidakpatuhan diartikan sebagai sikap
tidak taat dan tidak menurut pada orang lain, dalam hal ini pada
orangtua atau pendidik PAUD.
2. Temper Tatrum
kata temper berasal dari bahasa yang berarti tendensy to be angry
atau mudah marah, sedangkan tantrum berarti marah. Jadi secara
istilah temper tentrum berarti perilaku mudah marah dengan kadar
arah yang berlebihan. Anak dengan temper tantrum memiliki
kelemahan dalam mengendalikan emosinya, alhasil ia
meluapkannya dalam bentuk kemarahan secara berlebihan.8

F. TUGAS PERKEMBANGAN EMOSI

Tugas perkembangan sosial emosional anak berusia 3-5 tahun,


sebagaimana yang diungkapkan dalam Buku Kelas yang Berpusat pada
Anak (Cri: 2000) sebagai berikut.

1. Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:

a) Memilih Teman Bermain;


b) Memulai Interaksi Sosial Dengan Anak Lain;
c) Berbagi Mainan, Bahan Ajar Atau Makanan;
d) Meminta Izin Untuk Memakai Benda Milik Orang Lain;
e) Mengekspresikan Sejumlah Emosi Melalui Tindakan,
Kata-Kata Atau Ekspresi Wajah.

2. Anak usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:


a) Menunggu atau menunda keinginan selama 5 menit;
b) Menikmati kedekatan sementara dengan salah satu
teman bermain.

8
Ibid. hal. 56
14

3. Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:


a) Menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilan;
b) Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan;
c) Memecahkan masalah dengan teman melalui proses
penggantian, persuasi, dan negosiasi.

4. Anak Usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:


a) Menunjukkan rasa percaya diri dalam mengerjakan
tugas;
b) Menceritakan kejadian /pengalaman yang baru berlalu;
c) Lebih menyukai ditemani teman sebaya dibandingkan
orang dewasa;
d) Menyatakan alasan untuk perasaan orang lain;
e) Menggunakan barang-barang milik orang lain dengan
hati-hati;
f) Menghentikan perilaku yang tidak pantas karena satu
kali teguran.

5. Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:


a) Memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat;
b) Memuji, memberi semangat atau menolong anak lain;
6. Anak usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
a) Mencari kemandirian lebih banyak;
b) Sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak
lain meski pada saat krisis muncul;
c) Menyatakan pernyataan-pernyataan positif mengenai
keunikan dan keterampilan;
d) Berteman secara mandiri.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK/Perdana Publising-Dr. Masganti Sit,


M.Ag/Medan, Oktober 2012.
Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak/Yeni
Rachmawati.
Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam
Vol. 14, No. 1, Juni 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai