Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 3
2. Tujuan Umum 3
3. Tujuan Khusus 3

BAB II PEMBAHASAN

1. Teori-teori Terkait Emosi 4


2. Cara Emosi Mempengaruhi Tubuh Individu Secara Fisiologis Beserta
Contoh 9
3. Jenis Emosi Yang Ada Dan Proses Terjadi Masing-Masingnya
10

BAB III PENUTUPAN

1. Kesimpulan 16

DAFTAR PUSTAKA 17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Emosi adalah bagian terpenting dari manusia serta merupakan aspek


perkembangan yang terdapat pada setiap manusia. Karena emosi, individu mampu
untuk merasakan keadaan dirinya dan mengekspresikan perasaannya secara tepatdan
positif. Secara umum terdapat dua macam emosi yaitu emosi negatif dan emosi positif.

Emosi pada manusia diperlukan untuk melakukan adaptasi dengan lebih mudah.
Ketika individu dapat mengendalikan emosi secara positif, maka individu akan mampu
mengendaliakan dirinhya sendiri.

2. TUJUAN UMUM

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, diharapkan Kita dapat


mengendalikan emosi dengan positif dan kita bisa mengetahui bahwa tidak semua
emosi itu buruk.

3. TUJUAN
Diharapkan Kita dapat :
1. Menjelaskan Teori-teori Terkait Emosi
2. Menjelaskan Bagaimana Emosi Mempengaruhi Tubuh Individu Secara
Fisiologis Beserta Contoh
3. Menjelaskan Berbagai Jenis Emosi Yang Ada Dan Menjelaskan Proses
Terjadi Masing-Masingnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori-teori Terkait Emosi

1. Teori James-Lange

Teori ini dicetuskan oleh dua orang yaitu William James dari Amerika Serikat
dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86) mengemukakan
bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem peradaran darah.

Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa


emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahanyang terjadi pada
tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. James
menyatakan bahwa emosi adalah ketika kita merasa sedih, ketika menangis, marah,
ketakutan. Individu menerima situasi dan menghasilkan emosi. Teori ini menekankan
emosi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada dirinya.

Contoh tentang teori ini sebagai mana yang dijelaskan oleh Atkinson:

Jika seseorang misalnya melihat harimau, reaksinya adalah peredaran darah


makin cepat karena denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa
udara. Respons tubuh ini kemudian dipersepsikan dan timbul lah rasa takut. Rasa takut
timbul oleh hasil pengalaman dan proses belajar orang bersangkutan yang dari hasil
pengalamannya yang telah tersimpan di memorinya telah mengetahui bahwa harimau
adalah makhluk yang berbahaya, karena itu debaran jantung dipersepsikan sebagai rasa
takut.

James melihat terdapat empat langkah dalam proses terjadinya suasana


emosional, yakni:

1. Kejadian itu dipahami


2. Impuls bergerak dari sistem saraf pusat ke otot, kulit, dan organ dalam

3
3. Sensasi yang disebabkan perubahan bagian-bagian tubuh tersebut yang
disalurkan kembali ke otak
4. Impuls balik itu kemudian dipahami oleh otak, dan setelah dikombinasikan
dengan persepsi stimulus pertama, menghasilkan objek yang dirasakan secara
emosional.

Kesimpulannya menurut james, bukan penilaian yang menyebabkan suasana


emosional, melainkan reaksi tubuh kita terhadap interpretasi suatu peristiwa. Kita takut
karena lari, dan kita marah karena otot kita menegang.

2. Teori Cannon-Bard

Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi
yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi
yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard hendak menjelaskan bahwa
persepsi terhadap objek yang dapat menimbulkan emosi diproses secara simultan oleh
dua instansi yakni:

(1) organ dalam tubuh dan otot otot eksternal untuk tubuh berekspresi.

(2) ke korteks serebral dimana pola diterima sebagai emosi yang dirasakan.

Degup jantung, bulu roma berdiri, nafas berat terenga-engah terjadi bersamaan
dengan emosi takut. Emosi yang dirasakan dan respon dari tubuh merupakan keadaan
yang berdiri sendiri.

Teori ini menjelaskan juga bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan oleh
organisme dalam situasi darurat. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa ada
antagonisme antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral
daripada susunan saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatif aktif, saraf otonom
nonaktif, dan begitu sebaliknya.

Jadi emosi dengan perubahan fisiologis terjadi secara simultan. Jadi menurut
teori ini tidak mungkin terjadi perubahan faali yang menyebabkan munculnya emosi
sebagaimana deskripsi teori James-Lange.Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini
menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri sendiri.

4
3. Teori Shachter-Singer

Teori emosi yang menempatkan kognisi pada posisi yang sangat menentukan
dikembangkan oleh Stanley Schachter dan Jerome Singer. Mereka meyakini bahwa
emosi merupakan fungsi interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan
fisiologis. Setiap pengalaman yang membangkitkan emosi akan diberi label di dalam
peta kognitif. Label-label itu kemudian dijadikan pola bagi pengalaman-pengalaman
baru. Setiap stimulus yang diterima akan dinilai berdasarkan label yang telah tersimpan.

Teori Schacher-Singer sering pula disebut two-factor theory of emotion, karena


teori ini didasarkan pada dua hal yang terjadi, yakni perubahan fisiologis dan
interpretasi kognitif.

Alur teori Schachter-Singer dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dimulai dari stimulus yang diterima dari luar kemudian memicu terjadinya
perubahan fisiologis dalam tubuh. Selanjutnya terjadi persepsi dan interpretasi terhadap
keterbangkitan itu pada situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan
pengalaman yang sudah tersimpan sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang
bersifat subyektif.

4. Teori Kognitif-Penilaian

Teori Kognitif-Penilaian adalah teori emosi yang berbasis pada teori Kognitif
seperti pada teori Schachhter-Singer. Bedannya hanya terletak pada penekanannya.
Teori Schachter-Singer lebih menekankan pada kognisi, sedangkan teori ini lebih
menekankan pada hasil penilaian atau evaluasi terhadap informasiyang datang dari
situasi lingkungan yang terjadipada saat itu dan penilaian dari diri sendiri. Tokoh yang
mengembangkan teori ini adalah Richard S. Lazarus.

Untuk memahami teori ini ada baiknya kita cermati ilustrasi berikut:

Jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh
besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut
berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu,

5
maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa
curiga.

Jadi dalam teori kognitif pada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama
kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan
lampau. Karena, pada akhirnya pengalaman menunjukkan bahwa penilaian tidak
selamanya benar atau keliru. Disamping itu, penilaian (appraisal) dan reappraisal sangat
tergantung pada realitas lingkungan dan faktor-faktor kepribadian.

5. Teori Tiga Dimensi

Teori ini diperkenalkan oleh pendiri psikologi, Wilhelm Wundt di dalam


bukunya Grundiriss der psychologie pada tahun 1896. Wundt menjelaskan bahwa
terdapat tiga pasang kutub perasaan yang masing-masing yaitu:

1. Lust-unlust (senang-tidak senang),


2. Spannung-losung (tegang-tidak tegang), dan
3. Erregung-beruhigung (kutub semangat-tenang).

Teori ini menjelaskan bahwa setiap emosi yang dialami manusia mempunyai
tiga dimensi yang bergerak pada salah satu kutub yang berlawanan. Contohnya:
Seorang ibu yang sembahyang tahajjud di malam hari, maka emosi yang mungkin
menyertainya adaah lust, losung, beruhigung. Jika seseorang takut pada ular, maka
emosi yang muncul adalah unlust, spannung, dan erregung. Demikian seterusnya terjadi
pada setiap emosi yang dirasakan, yaitu selalu muncul tiga dimensi dari dua kutub yang
berlawanan.

6. Teori Proses-berlawanan

Teori Proses-Berlawanan dikembangkan oleh Ridhard Solomon. Ia berpendapat


bahwa otak manusia berfungsi memicu emosi. Dua emosi berlawanan, seperti senang
dan tidak senang, akan selalu muncul dalam satu rentetan peristiwa.

Jika emosi A terjadi kemudian disebut sebagai emosi primer, maka emosi B
yang menjadi lawannya dan disebut sebagai emosi sekunder. Akan muncul pula hingga

6
emosi turun kembali pada titik normal seperti sediakala. Otaklah yang terus-menerus
berfungsi memelihara keseimbangan atau menjaga kondisi ekuilibrium itu.

Contoh dari teori ini adalah :

Para penerjun payung amatiran akan merasa senang ketika berhasil mendarat
dengan selamat. Senang merupakan lawan dari emosi takut yang dialaminya sebelum
terjun hingga parasut mengembang. Setelah beberapakali terjun, rasa takut itupun
berkurang, tetapi rasa senang masih cukup kuat sehingga aksipenerjunan masih tetap
dilakukan. Emosi takut adalah emosi primer, dan senang adalah emosi sekunder.

7. Teori Emosi-Motivasi

Emosi dan motivasi sering dijelaskan secara bersamaan atu seiring di dalam
literatur karena kaitan anatrkeduanya memang sangat erat. Bahkan, salah satu teori
emosi menempatkan emosi sebagai rangkaian dari motivasi. Emosi dan motif adalah
sama, dalam arti emosi merupakan bagian dari motif-motif (doronga-dorongan). Pakar
psikologi yang berpendapat seperti ini adalah R.W. Leeper. Untuk menunjukkan hal
tersebut, ia merujuk pada peran proses kognitif dalam emosi dan motif, dan tidak
dianggap kognisi dan emosi sebagai hal yang dikotomis.

S.S. Tomkins mengemukakan bahwa emosi merupakan energi bagi dorongan-


dorongan yang selalu muncul bersama. Emosi dan motivas berjalan beriringan atau
bersamaan. Emosi ditempatkan sebagai suatu rangkaian dari emosi. Emosi merupakan
bagian dari motif motif atu dorongan. Contohnya :

Ketika seorang anak merasa takut bencana kebakaran yang telah merembet ke
rumah tetangganya, ia terdorong untuk lari menyelamatkan diri sambil menjinjing
sebuah pesawat televisi keluar rumah dengan enteng saat itu. Jadi, menurut teori ini,
emosi yang dirasakan akan memperkuat tambahan energi pada motivasi tingkah laku.

7
2. Cara Emosi Mempengaruhi Tubuh Individu Secara Fisiologis
Beserta Contoh

Emosi seseorang disebutkan juga berhubungan dengan anatomi, fisiologi dan


terapi. Mereka lantas menyimpulkan bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh emosi
sukacita, kemarahan, kesedihan, ketakutan dan pensiveness.

1. Suka cita- Jantung

Menurut pengobatan tradisional China, jantung mungkin berhubungan dengan


perasaan sukacita dan kegembiraan. Di sini, sukacita tidak mengacu pada gagasan
kepuasan tetapi untuk agitasi dan lebih stimulasi. Over-kegembiraan dapat
menyebabkan insomnia, agitasi dan jantung berdebar-debar.

2. Kemarahan - Hati

Emosi kemarahan dikaitkan dengan humor tersinggung dan dapat menyebabkan


kebencian dan mudah tersinggung. Hal ini diyakini bahwa emosi ini disimpan dalam
hati dan kantung empedu. Kemarahan dapat menyebabkan sakit kepala dan hipertensi
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perut dan limpa.

3. Duka / Kecemasan - Paru

Menurut Pengobatan Tradisional Cina, kesedihan diketahui memengaruhi paru-


paru dan kecemasan diketahui memengaruhi paru-paru serta usus besar. emosi ini dapat
menyebabkan kelelahan, sesak napas atau kolitis ulserativa.

4. Takut - Ginjal

Jika ketakutan dirasakan terlalu dalam dan untuk jangka waktu lama, dapat
mulai mempengaruhi ginjal Anda dengan cara yang berbahaya. Ini menjelaskan
dorongan untuk buang air kecil setiap kali seseorang takut, khususnya anak-anak.

8
5. Bingung - Limpa

Bingung dikaitkan dengan proses berpikir berat yang dapat menguras energi
Anda dan menyebabkan ketidakharmonisan. emosi melankolis ini diketahui
mempengaruhi limpa dan dapat menyebabkan kelesuan dan kurangnya konsentrasi.

3. Jenis Emosi Yang Ada Dan Proses Terjadi Masing-Masingnya

1. Cinta

Rasa cinta adalah emosi di dalam diri manusia dimana seseorang memiliki
perasaan terikat dengan orang lain, benda, ataupun hal lainnya. Manusia biasanya akan
mencintai hal yang membuatnya bahagia, aman, dan nyaman. Perasaan cinta ini akan
mengikat perasaan manusia dengan orang lain didekatnya seperti keluarga, teman,
bahkan negaranya. Contoh rasa cinta; persahabatan, kepercayaan, rasa dekat,
kemesraan, hormat.

Motivasi untuk berkorban demi orang yang dekat atau bagi negara akan lahir
dari rasa cinta yang dimiliki. Rasa cinta juga yang membuat seseorang dapat merasakan
berbagai hal seperti empati, belas kasihan, kemurahan hati, dan memberi cara menjadi
pribadi yang menyenangkan bagi seseorang, dan lain – lain.

2. Benci

Rasa benci adalah suatu keadaan emosi manusia yang menggambarkan


ketidaksukaan, permusuhan, antipati. Rasa benci bisa terjadi karena sakit hati, ada
ketidaksesuaian dengan perasaan, sehingga timbul rasa untuk menghindar, menjauhi,
atau bahkan melenyapkan hal yang di benci tersebut.

Benci adalah lawan dari cinta. Itu berarti manusia yang merasakan emosi berupa
kebencian akan merasakan ketidaksukaan kepada hal – hal yang tidak membuatnya
bahagia, mendatangkan kesedihan, atau menyakiti dirinya.

9
3. Takut

Rasa takut adalah emosi dalam diri manusia yang muncul pada saat situasi
genting yang dihadapi seseorang. Contoh perasaan takut; cemas, gugup, khawatir, was-
was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.

takut adalah salah satu emosi yang kerap dirasakan. Ketika merasa terancam
atau berada pada suatu situasi yang gawat, seseorang akan merasa takut karena merasa
bahwa situasi itu dapat membuat dirinya tersakiti secara mental dan fisik. Namun rasa
takut ini juga dapat memberikan manfaat bagi manusia, karena dapat membuat
seseorang menjauhi bahaya dan merasakan inisiatif untuk memberikan perlindungan
atau mencari perlindungan.

Ketakutan dapat meliputi berbagai ekspresi, seperti:

1. Ekspresi wajah yang takut; melebarkan mata dan menundukkan kepala

2. Berusaha untuk sembunyi, menghindar, atau berani menghadapi ancaman

3. Tubuh berkeringat, detak jantung dan napas jadi cepat

4. Ketakutan biasanya muncul ketika ancaman terjadi secara langsung. Emosi ini
akan menumbuhkan dan memupuk rasa berani, sehingga akan membuat Anda
lebih tangguh ketika mengalami kondisi yang sama.

4. Marah

Ketika sesuatu kehendak atau harapan seseorang terhadap suatu hal tidak
terpenuhi karena adanya hambatan tertentu, maka bisa saja emosi alami yang muncul
adalah rasa marah. Misalnya, merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Bila tidak
dikendalikan, rasa marah ini dapat menjadi destruktif dan merusak diri sendiri serta
orang lain.

Hal ini penting dilakukan sejak masih berusia dini, contohnya mencari cara
mengatasi anak pemarah agar tidak berlanjut menjadi seorang yang tidak bisa
mengendalikan amarahnya. Karena itulah seseorang perlu memiliki pengendalian diri
yang kuat untuk mengelola amarahnya sendiri.

10
Proses terjadi marah:

Ketika seseorang marah, otot-otot tubuh menegang. Di dalam otak, bahan kimia
yang berfungsi sebagai neutrontransmitter yang bernama catecholamine
dilepas,menyebabkan ledakan energi yang bertahan selama beberapa menit. Pada saat
yang bersamaan, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan demikian juga laju
pernapasan. Wajah biasanya kemerah-merahan seiring dengan peningkatan aliran darah
menuju anggota badan, sebagai persiapan aksi fisik. Dalam rangkaian yang cepat,
tambahan hormon dan neutrontransmitter otak, adrenalin dan noradrenalin dilepaskan,
yang akan memicu suatu kondisi rangsangan yang lebih lama.

Aliran amarah, biasanya terhenti sebelum seseorang menjadi tak terkontrol.


Korteks bagian depan menahan emosi sesuai proporsi rangsangan (marah). Amygdala
memulai emosi tersebut, sedangkan korteks bagian depan meredakan emosi melalui
penilaian. Korteks bagian depan sebelah kiri dapat meredakan amarah tersebut. Bagian
itu bertugas menjaga sesuatu menjadi terkontrol.

Jika marah punya suatu fase persiapan psikologis untuk melampiaskannya secara
fisik, dia punya fase “pendinginan” juga. Tubuh mulai rileks menuju posisi normal
(sebelum marah), ketika target kemarahan tidak terjangkau atau ada ancaman
mendadak.

5. Malu

Rasa malu adalah emosi dalam diri manusia akibat sebuah tindakan yang
dilakukannya sebelumnya, dan kemudian ingin ditutupinya.

Perasaan ini akan timbul ketika seseorang merasa telah melakukan suatu
perbuatan yang tercela atau mempertaruhkan harga dirinya. Seseorang bisa merasa
malu apabila ia tahu bahwa perbuatannya itu adalah suatu hal yang buruk dan tidak etis,
serta takut bahwa perbuatannya itu akan diketahui umum.

Ada sisi positif dari perasaan malu, yaitu bisa memberikan ciri kepribadian yang
positif dengan mencegah seseorang melakukan perbuatan yang salah seperti bermaksiat
dan berbuat dosa. Ada beberapa tipe kepribadian manusia, yaitu salah satunya adalah
kepribadian ambivert dan kepribadian ganda.

11
6. Dengki

Rasa dengki adalah emosi negatif di dalam diri seseorang dimana orang tersebut
merasa kurang senang melihat orang lain beruntung. Makna “dengki” di dalamnya
bercampur dengan iri hati, benci, tidak suka, cemburu, dan sirik terhadap orang lain.

Rasa dengki adalah emosi yang dimiliki oleh banyak orang, hanya kadarnya
berbeda – beda setiap orang. Yang membedakan adalah kemampuan orang untuk
mengelola perasaan negatif berupa dengki di dalam dirinya sehingga tidak menguasai
seluruh tindakan serta sifatnya.

Dengki muncul apabila merasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, rasa
mencintai apa yang menjadi milik orang lain dan mengharapkan bahwa hal itu akan
menjadi miliknya juga. Dengki juga bisa timbul karena tidak suka melihat kesuksesan
orang lain dan berharap dirinya lah yang menjadi nomor satu.

7. Cemburu

Rasa cemburu adalah emosi di dalam diri manusia yang merujuk pada fikiran
negatif dan perasaan terancam, takut, dan khuatir kehilangan sesuatu yang dianggap
berharga dalam hubungan antar manusia.

Ketika seseorang merasa cintanya tersaingi terhadap suatu objek tertentu, maka hal itu
akan melahirkan perasaan cemburu dan semangat untuk bersaing memperlihatkan yang
terbaik kepada objek cintanya.

Emosi ini termasuk kepada perasaan yang menggelisahkan karena pada


umumnya orang yang merasa cemburu tidak akan memperlihatkan perasaannya namun
hanya menyimpannya dalam hati, karena anggapan bahwa memperlihatkan perasaan
cemburu adalah perasaan yang memperlihatkan kelemahan seseorang. Sehingga ia akan
gelisah sebelum dapat mengatasi rasa cemburunya tersebut.

12
8. Gembira

Emosi gembira akan dirasakan apabila seseorang merasa bahagia, dan itu berarti
ada suatu hal yang menyenangkan hatinya. Orang biasanya merasa gembira apabila
mendapatkan hal yang baik dalam hidupnya, atau mendapati bahwa harapannya
terkabul sesuai dengan apa yang dia inginkan sejak awal atau mendapatkan hal yang
menjadi tujuannya.

9. Terkejut

Emosi berupa perasaan terkejut akan dirasakan apabila seseorang tidak


mempunyai persiapan atau tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Terkejut bisa
meliputi perasaan terkesiap, takjub dan terpana, serta terkadang perasaan tidak siap dan
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Perasaan ini bisa menjadi emosi yang negatif
maupun positif, tergantung kepada alasan yang membuat seseorang terkejut.
Terkadang, perasaan terkejut bisa menjadi cara mengenali potensi diri seseorang dalam
mengatasi suatu situasi yang tidak terduga.

Kondisi ini biasanya terjadi sangat singkat akibat sesuatu hal yang tidak
terduga. Tanpa Anda sadari, emosi ini ternyata penting untuk perilaku seseorang. Sebab
rasa terkejut atau kaget dapat memotivasi seseorang untuk bersikap lebih tenang dan
belajar untuk mengontrol diri dan emosi. Beberapa cara untuk mengekspresikan rasa
kaget atau terkejut, antara lain:

1. Respons fisik melompat atau melangkah mundur

2. Mengeluarkan suara teriakan, menjerit, atau tengah-engah

3. Respons lainnya, melawan atau berlari

4. Ekpresi wajah menaikkan alis, melebarkan mata, atau membuka mulut

10. Sedih

Sedih adalah emosi yang dirasakan ketika seseorang mengalami hal yang
mengecewakan dan menyakiti hatinya. Juga mengalami kehilangan sesuatu yang

13
disayangi atau dicintai, misalnya ketika putus cinta atau mengalami kematian orang
terdekat.

Rasa sedih bisa meliputi duka cita, depresi jika mengalami kesedihan dalam
waktu lama. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional dalam psikologi akan
mampu mengelola rasa sedihnya sebelum mencapai tahap depresi.

Pada beberapa kasus, orang yang merasakan kesedihan berkepanjangan dan


parah bisa berubah menjadi depresi. Kesedihan dapat diungkapkan dengan beberapa
cara termasuk:

1. Suasana hati yang muram

2. Diam

3. Lesu dan tidak bersemangat

4. Menarik diri dari orang lain

5. Menangis

Tingkat kesedihan yang dirasakan oleh setiap orang berbeda-berbeda,


tergantung dari penyebab dan bagaimana cara orang tersebut mengatasi
kesedihannya.Namun, merasakan kesedihan tidak sepenuhnya buruk. Emosi ini bisa
mengarahkan Anda untuk memahami dan tahu caranya untuk bangkit, mengobati diri
sendiri, dan merenungkan kembali untuk tidak lagi sedih atau kecewa di kemudian hari.

14
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Emosi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Emosi dapat
mendatangkan keburukan ketika kita tidak dapat mengendalikannya dan kebaikan
ketika diri kita dapat mengolahnya dengan baik.
Berbagai macam emosi dimniliki manusia sebagai makhluk yang sempurna.
baik buruknya suatu emosi tergantung bagaimana kita menyikapinya. Emosi terdiri dari
beberapa jenis yaitu cinta, benci, takut, marah, malu, dengki, cemburu, gembira,
terkejut, dan sedih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu.Psikologi Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 2003

Saleh Rahman Abdul dan Wahab Abdul Muhbib.Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
Prespektif Islam).Kencana. Jakarta.2009

Sarwono W Sarwito,Pengantar Psikologi Umum,PT.Raja Grafindo


Persada:Jakarta,2010.

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009),

16

Anda mungkin juga menyukai