EMOSI
Dr. Anizar Rahayu, Msi
EMOSI
11
Respon Fisiologis dalam Emosi
Bila seseorang mengalami emosi yang kuat seperti rasa takut, marah dan sebagainya
maka akan terjadi perubahan badani seperti detak jantung dan nafas lebih cepat,
tenggorokan dan mulut menjadi kering, kaki dan tangan gemetar dan sebagainya
yang disebabkan oleh pengaktifan bagian simpatis sistem syaraf otonom dalam
rangka mempersiapkan tubuh untuk melakukan tindakan darurat.
Sistem syaraf simpatis ini bertanggung jawab atas perubahan berikut ini
Tekanan darah dan detak jantung Kadar gula dalam darah meningkat untuk
meningkat menyediakan energi lebih banyak
Pernafasan semakin cepat Darah lebih mudah membeku bila terjadi luka
13
TEORI EMOSI
Teori James - Lange
William James dari Harvard (1800) mengatakan bahwa emosi yang kita
rasakan merupakan umpan balik dari perubahan badani yang terjadi sebagai
respon terhadap situasi yang menakutkan / membingungkan. “kita takut
karena kita lari”. Jadi emosi diidentifikasi setelah terjadi respon badani.
Misalnya : seseorang jatuh, otomatis dia akan berusaha berpegangan, berdiri
dan tidak sempat menyadari adanya rasa takut. Setelah krisis berlalu, emosi
akan terasa dengan tanda jantung berdebar, nafas terengah-engah, lemas,
gemetar dan sebagainya.
Rasa takut terjadi setelah respon badani.
Carl Lange sependapat dengan W. James, karena itu teori ini disebut teori
James–Lange .
14
Teori Cannon – Bard
Walter Cannon (1920) mengajukan keberatan :
Perubahan badani tampaknya tidak terlalu berbeda dari keadaan emosional yang
satu dengan yang lain.
Organ-organ internal tidak terlalu peka dan perubahan internal terlalu lamban
untuk menjadi sumber perasaan emosional.
Perubahan badani yang bersifat artifisial (karena obat, dan sebagainya) tidak
menghasilkan pengalaman emosional yang sebenarnya.
Cannon (1927) menyatakan peranan emosi berada di Thalamus. Thalamus memberi
respon terhadap stimulus yang membangkitkan emosi dengan mengirimkan impuls
secara serentak ke konteks cerebral dan bagian tubuh lainnya. Jadi perasaan
emosional merupakan akibat keterbangkitan konteks dan sistem syaraf simpatis. Teori
ini kemudian dikembangkan oleh Bard (1934), sehingga teori ini dikenal dengan teori
Cannon – Bard : perubahan badani dan pengalaman emosi terjadi pada saat yang
bersamaan.
Pada saat seseorang menghadapi bahaya, tanda awal pengalaman emosional dapat
didahului oleh aktivitas otonom James Lange benar.
Pada kesempatan lain, kesadaran adanya emosi mendahului aktivitas otonom
Cannon Bard benar.
15
Teori Kognitif
Penilaian terhadap situasi yang membangkitkan emosi merupakan faktor penentu
respon emosional.
Schachter (1971) : emosi merupakan fungsi interaksi faktor kognitif dan keadaan
keterbangkitan fisiologis. Umpan balik ke otak dari aktivitas fisiologis menimbulkan
keadaan keterbangkitan yang tidak berbeda, tapi emosi yang dirasakan ditentukan
oleh Label yang diberikan orang pada keadaan keterbangkitan tersebut.
Penentuan Label merupakan proses kognitif; seseorang menggunakan masa lampau
dan keadaan masa kini untuk menginterpretasi perasaannya, dan ini akan menentukan
label untuk memberikan keadaan emosional.
Penelitian Schachter dan Singer (1962), Marshall (1976) dan Maslach (1979) : suntikan
epinefrin diberikan kepada subyek penelitian, tapi kepada mereka diberikan informasi
yang berbeda, ada yang diberi tahu bahwa efek suntikan adalah Euphoria (rasa
senang yang berlebihan), atau rasa marah. Ternyata mereka cenderung memberikan
respon seperti informasi yang diberikan.
16
Keterbangkitan Emosional
17
Keterangan :
• Pada tingkat keterbangkitan yang sangat rendah (saat bangun tidur),
sistem syaraf tidak berfungsi penuh dan pesan sensoris tidak sampai.
• Tingkat keterbangkitan emosional rendah cenderung menimbulkan
kesiapan dan minat pada tugas.
• Penampilan mencapai taraf optimal pada tingkat keterbangkitan yang
sedang.
• Emosional yang kuat, baik yang menyenangkan maupun yang tidak,
biasanya menimbulkan penurunan penampilan.
• Pada tingkat keterbangkitan yang tinggi, penampilan mulai menurun
karena sistem syaraf pusat harus memberi respon sekaligus terhadap
stimulus yang terlalu banyak.
19
MOOD, EMOSI & FEELING
Mood
Adalah kebangkitan emosi yang tidak tertuju pada objek spesifik, melainkan pada situasi umum pada kehidupan
seseorang
Mood adalah penghayatan emosional seseorang tentang duniannya, mood hadir sebagai latar belakang kesadaran
seseorang.
Misalnya : sesorang yang di tinggal wafat pasangannya untuk beberapa waktu mood kesedihan selalu menjadi bagian
sentral dari duniannya, mood kesedihan adalah penghayatan umum tantang duniannya saat itu.
Feeling menjadikan kualitas manusia tidak pernah bisa di bandingkan dengan hewan.
• Manusia dan hewan bisa sama-sama merasakan takut, akan bahaya (emosi), tapi hanya manusia yang bisa merasakan
khawatir (feeling).
• Manusia dan hewan bisa sama-sama merasakan sakit (pain), tapi hanya manusia yang bisa merasakan menderita
(sUffering).
• Manusia dan hewan sama-sama bisa merasakan birahi (lust), tapi hanya manusia yang bisa merasakan cinta (Love).
Emosi Negatif
Pada waktu-waktu yang lalu ,
Studi tentang EMOSI negatif lebih banyak, sedangkan studi tentang emosi positif jauh tetinggal.
Misalnya :
• Rasa takut yang proporsional dapat membantu seseorang menyelamatkan diri.
• Rasa cemas yang proporsional pada mahasiswa mendorong mereka untuk giat belajar.
• Rasa marah yang secukupnya pada warga negara memotivasi mereka mempertahankan wilayah/teritorial
negara/eksistensi bangsanya.
• Emosi kesedihan membantu sesorang memulihkan diri dengan menarik semua energinya ke dalam untuk di gunakan
sebagai energi pemulihan atas kehilangan/kesedihannya.
Intinya emosi negatif merupakan respon seseorang pada ancaman kesejahteraan diri/ dunianya. Dengan respon tersebut
seseorang berusaha dengan maksimal untuk mempertahankan diri/dunianya. tanpa emosi, seseorang tidak bisa benar-benar
bereaksi untuk mempertahankan keseluruhan dirinya atau gagal meyelesaikan masalah dengan baik.
Emosi Negatif
Emosi negatif yang berlebihan /tidak proporsional :
atensi terfokus pada suatu hal, sehingga terjadi penumpukan atensi/atensi yang berlebihan, menimbulkan
ketegangan sehingga tidak membantu penyelesaian masalah justru dapat mengagalkan penyelesaian masalah, dan tidak
dapat memperhatikan hal penting lainnya.
Emosi negatif yang berlebihan dapat membuat seseorang menjadi narcissistic ( Hanya memperhatikan diri sendiri ),
menjadi buta terhadap keadaan sekitarnya.
Kesimpulan :
- Emosi negatif yang proporsional ditambah emosi positif : bermanfaat bagi manusia.
- Emosi negatif tidak proporsional : bersifat destruktif.
Emosi Positif
Adalah emosi yang meyenangkan dan membahagiakan , misalnya :
sukacita (joy), terpesona (awe), damai ( serenity ), cinta ( love ) dan sebagainya .
Emosi positif adalah pertanda dari well – being ( Kesejahteraan ) dan pertanda well – functioning ( orang yang
telah menjalankan fungsi organisasi, misalnya bertahan hidup, lulus kuliah, bekerja, menikah, memiliki
keturunan dan sebagainya )
Emosi postif mendorong manusia untuk mengulangi kembali prilaku yang memberi efek positif bagi
kehidupan secara menyeluruh.
The broaden and build
theory of positive emotion
Barbara Fredickson ( dari university of North Carolina at Chapel Hill ) di beri nama “The broaden and build
theory of positive emotion “.
Emosi positif memiliki fungsi penting dalam evolusi manusia menuju kebahagiaan, menggerakan manusia
menginvestasikan sumber daya yang di milikinya saat ini, demi membangun sesuatu lebih baik, yang akan
bernilai di masa depan, sekalipun sangat mungkin yang bersangkutan tidak menyadarinya.
BROADENING
Emosi positif menjalankan fungsinya melalui mekanisme broaden (melebarkan) dan build (membangun).
Broadening : emosi positif memperlebar (broaden) atensi membuka hati dan pikiran pada berbagai
kemungkinan dan kesempatan, mengundangnya melakukan eksplorasi kreatif.
Contoh : Pak Fulan pulang kantor dengan dipenuhi emosi positif, sukacita (joy), kemajuan yang
sangat berharga telah dicapai, kerja kerasnya bersama tim dikantor. Emosi positif yang sedang
memenuhi hatinya memperlebar atensinya, membuka hati dan pikirannya. Senyuman sang istri serta
harum masakan yang telah di siapkan tidak luput dari perhatiaannya. Semua itu diresponya, penuh
rasa syukur, tawa sang anak dan ajakan untuk melihat gambar karyanya ditanggapinya dengan
antusias. Interkasi itu berujung pada derai tawa Pak Fulan dan sang anak. Jalinan relasi (attachment)
diantara mereka diperkuat, tanpa ia sadari sudah membangun dasar yang lebih kuat bagi kepribadian
anaknya.
BROADENING
Emosi negatif dan emosi positif memiliki dinamika intrapersonal dan interpersonal yang begitu berbeda,
sekalipun stimulus dari lingkungannya persis sama. Sesorang di penuhi emosi negatif atensinya menyempit
sehingga hati dan pikirannya jadi tertutup pada berbagai hal di luar permasalahan yang sedang
menggangunya, bersikap narcisstic , serta memisahkan diri dari kebersamaan dengan orang lain.
Sementara saat emosi positif seseorang melebar sehingga hati dan pikirannya jadi terbuka kepada berbagai
nuansa realitas, melihat berbagai kesempatan untuk melakukan ekslorasi kreatif, terbuka, lebih peka,
melibatkan orang lain dan mempererat kebersamaan dengan orang lain.
Saat digerakan oleh emosi negatif Saat digerakan oleh emosi Positif
Pelebaran atensi dan keterbukaan
Atensi menyempit, menjadi terfokus Atnesi melebar, menjadi terbuka hati serta pikiran yang dipicu oleh
emosi positif hanya bersifat sesaat,
Hati, pikiran dan energi hanya terarah pada Hati dan pikiran jadi terbuka pada berbagai dampak yang di akibatkannya
masalah nuansa realitas dan potensi kreatifitas
menjadi besar, emosi positif
manusia bergerak, melangkah dan
Canderung bersikap narcissistic yaitu
berpusat pada diri sendiri, tidak peka pada
Cendrung bersikap terbuka pada orang lain, mulai membangun
menjadi lebih peka pada orang lain
orang lain
Emosi positif menggerakan manusia untuk membangun sumber daya. Bila suatu penyelesaian masalah (yang dipicu
emosi negatif) terlaksana dengan sempurna, manfaatnya seketika akan terasa, terbebasnya si pribadi dari masalah
yang mengganggunya, pembangunan sumber daya (building resources) manfaatnya tidak terasa sekarang, melainkan
di masa yang akan datang.
Emosi negatif menggerakakn kita untuk menyelesaikan suatu yang mendesak yang mengancam
keselamatan/kesejahteraan kita, bila terlaksana, akan membawa kita kembali ke keadaan sebelumnya.
Emosi positif menggerakan kita untuk membangun sumber daya , hasilnya akan membawa ke tingkat yang lebih baik
dari sebelumnya. Itulah makna dari membangun (building).
Emosi positif bukan sekedar mekanisme untuk mempertahankan kesejahteraan, melainkan meningkatkannya, emosi
positif adalah persyaratan pertumbuhan (growth) dan flourishing.
Building
Emosi positif bukan sekedar pertanda well-being dan well-functioning, emosi positif adalah pembangun well-being dan
well-functioning. Emosi positif bukan sekedar mendorong kita mendekati (approach beharivior) sumber interaksi positif
dan mengulangi tingkah laku tertentu, emosi positif membangun pola perilaku dan pola reali yang akan berdampak besar
terhadap kebahagiaan pribadi dalam jangka panjang.
Seseorang akan lebih banyak mencurahkan energinya pada investasi psikologi yang akan menghasilkan buah-buah karakter
dan buah pencapaianya yang berguna di masa yang akan datang.
Pribadi dengan pola emosi seperti itu akan mentransformasi diri menjadi lebih baik dari waktu ke waktu
PERISTIWA PEMICU DAN INFORMASI
EMOSI DORONGAN YANG MUNCUL SUMBERDAYA YANG TERBANGUN
YANG DIPERSEPASI
Sukacita (Joy) Rasa aman berada di lingkungan yang dikenal Bermain dan berkreasi Memperoleh keterampilan (skill) baru atau memperdalam
memperoleh kemajuan skill yang tealh ada
Rasa syukur (dratitude) Menerima pemberian atau kebaikan yang Ingin memberisecara kreatif , inginmembalas Mempererat ikatan sosia, memperoleh/memperdalam
altruistic kebaikan oaring lain dengan cara berbuat baik keterampilan dalam hal mengasihi
juga
Rasa damai, Tenang (serenity) Rasa aman , rasa pasti, rasa relaks Ingin mempertahankan penghayatan tersebut Mengubah pandangan tentang diridan pandangan tentang
dan mengitegrasikannya dalam diri dunia
Minat (Interest) Rasa aman, kebruan(novelty), rasa misteri Mengeksplorasi Memperoleh pengetahuan dan energi
Harapan (hope) Takut terjadinya peristiwa yang terburuk, tapi Terdorong daya ciptanya Meningkatkan resiliensi (ketahanan)
di saat yang sama mendambakan sesuatu yang
lebih baik
Bangga (pride) Mencapai sesuatu yang akan sangat dihargai Berita cita besar Pencapaian lebih lanjut
orang lain
Gembira (Amusement) Kekeliruan social yang tidak serius (humor) Berbagi tawa dan insight Membangun persahabatan dan kreativitas
Inspirasi manyaksikan kepiawaian manusia Terdorong untuk jadi oiawai juga Memperoleh/memperdalam skill dan moralitas
takjub./terpesona (awe) Iliputi kebesaran dan kedahsyatan alam atau Terdorong untuk mengakomodasi hal baru Pengahyatan diri sebagai bagian dari sesuatu yang lebih
Tuhan besar
Cinta (love) Emosi positif dalam koneksi dengan orang lain Bermain, berkrekasi, mempertahankan Rasa percaya, ikatan emosional, memperkuat komunitas,
penghayatan (savor), mengekplorasi, memperkuat kesehatan fisik dan mental
bermimpi, dan lainnya
Martin Seligman ( 2002) membagi emosi berdasarkan waktu :
Emosi positif tentang masa lalu, emosi potif tentang masa sekarang dan emosi positif tentang masa depan
EMOSI POSITIF BERDASARKAN WAKTU ( Martin Seligman )
Masa lalu
•Gratitude :
Masa depan
Bersyukur
•Opimism : Optimis
•Forgiveness :
•Hope : Harapan
memaafkan/mengamp
uni
Masa kini
•Flow
•Mindfulness :
Kehadiran sepenuh hati
, benar-benar hadir
dengan hati