Anda di halaman 1dari 2

CONDUCT DISORDER PADA ANAK USIA

DINI
Dosen Pengampu: Ega Asnatasia Maharani M.Psi., Psi.

Contoh Kasus
Julie seorang anak yang mengidap penyakit bipolar (salah satu jenis gangguan conduct
disorder). Julie sangat mudah kesal sejak lahir. Dia jarang tidur dan tidak bisa ditenangkan. Suatu
hari sewaktu Julie berusia enam tahun, dia marah kepada ibunya karena memberinya waktu
istirahat. Untuk sementara lantai atas sangat sepi, yang sebenarnya tidak biasa, dan ibunya naik ke
atas untuk melihat Julie. Ibunya melihat Julie sedang memasang sekitar 50 jepit rambut di atas
tangga, sengaja di posisikan berdiri di atas karpet. Itu sebenarnya diperuntukkan bagi ibunya saat
melangkah.
Keluarganya sudah mengalami hampir tiga tahun keadaan Julie seperti itu. Setidaknya satu kali
sehari, Julie mangamuk sampai dua jam. Dia akan berteriak dan berguling-guling di lantai. Dia
seperti mempunyai kekuatan manusia super dan sering memukuli ibunya. Banyak kejadian saat
ibunya harus mengekang Julie dan menjaganya untuk tidak menyakiti orang lain. Dia akan
menendang, memukul, mencubit, menggigit, meludahi, bahkan membenturkan kepala ibunya. Dia
mempunyai pandangan liar di matanya yang nyaris seperti hewan yang akan meledak
memperjuangkan kehidupannya.

Terapi Untuk Conduct Disorder


Ada metode-metode terapi yang berbeda untuk membantu anak belajar bagaimana merasa
lebih baik secara emosional, berinteraksi lebih baik dengan orang lain dan menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Dalam banyak kasus, terapis akan menggunakan pendekatan apa saja yang terbaik
bagi anak.
1. Terapi Kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah satu yang paling umum dan jenis terapi yang berhasil untuk
gangguan bipolar. Hal itu berfokus pada situasi dan masalah aktual saat ini. Terapi ini tertuju pada
pikiran dan perasaan (kognitif) serta tindakan (perilaku) serta bagaimana saling mempengaruhi
satu sama lain. Anak bisa belajar kemampuan khusus yang membantunya mengenali kapan ia
mengalami distorsi persepsi terhadap persepsi, memodifikasi keyakinan, dan mengubahnya ke
arah perilaku yang lebih pantas saat merespon situasi seperti itu.
Perawatan anak yang mengalami conduct disorder mungkin juga termasuk terapi bermain, saat ia
terlibat pada aktivitas berbeda dalam upaya menciptakan kesempatan untuk mengarahkan frustasi,
pilihan, dan pendekatannya. Hal ini cukup membantu bagi anak-anak yang belum bisa
mengungkapkan perasaannya dalam kalimat.
2. Program Terapi Multimodalitas
Program terapi ini melibatkan seluruh anggota elemen kejidupan anak seperti keluarga,
masayarakat dan sekolah. Sebaiknya terapi ini sesegera mungkin dilakukan, semakin terlambat
dilakukan maka anak semakin sulit disembuhkan.
3. Terapi Medikasi
Medikasi dapat menjadi terapi tambahan yang berguna untuk sejumlah gejala yang sering terjadi
pada gangguan konduksi. Agresi eksplosif yang jelas berespon terhadap beberapa medikasi.
Antipsikotik, terjelas adalah haloperidol (haldol), menurunkan perilaku agresif yang menyerang
yang mungkin ditemukan dalam berbagai gangguan.
4. Beberapa Cara Altenatif Lainnya
Dalam usaha memperbaiki dan membenahi sikap anak agar tidak lagi cenderung mengganggu,
menyakiti, apalagi meyiksa sesamanya, perlu ditempuh pula cara-cara altenatif berikut ini:
a. Menjauhkan anak-anak (khususnya yang lemah) dari jangkauannya, sehingga tidak menjadi
korban perbuatan buruknya.
b. Memperhatikan serat mengawasi tingkah lakunya, khususnya sewaktu ia berada di lingkungan
baru.
c. Menasihati serta mengingatkannya secara rutin bahwa perbuatannya itu buruk dan tercela.
d. Memberi kesibukan kerja, bermain, atau beraktivitas positif lainnya. Itu agar anak-anak lain
merasa aman dari gangguan perbuatan buruknya.
e. Memandang dengan tajam dirinya memahami apa yang sedang dilakukannya.
f. Memperingatkan anak-anak lain agar berhati-hati kepadanya. Kalau perlu, anjurkan untuk
melawan perbuatan buruknya.
g. Mengenali problem dan kesulitan yang tengah dihadapi sang anak, sehingga kita, mampu
mencegahnya mengganggu dan menyakiti anak lain.
h. Menyediakan sarana dan membangun lingkungan yang dapat menciptakan ketenangan dan
kedamaian jiwa sang anak.
i. Dalam lingkungan keluarga, setiap anak diberi tempat tertentu yang tidak boleh diutak-atik anak
lain. Itu dimaksudkan agar di antara mereka tidak terjadi upaya saling mengganggu dan menyakiti.

Anda mungkin juga menyukai