Anda di halaman 1dari 6

NAME : Arinda Yonigiani

CLASS : MC11-1B
NIM : 2007110398
SUBJECT : Investigation Reporting

Tema : Oedipus Complex


Penjelasan : Oedipus Complex adalah sindrom yang dapat membuat seorang pria jatuh
cinta atau tertarik dengan wanita yang seusia atau bahkan lebih dari usia ibunya.

Bagian Pertama
1. First Lead
Saya mendengar bahwa ada masyarakat yang terkena sindrome oedipus complex.
2. Initial Investigation
Saya bertemu dengan orang yang mengalami oedipus complex.
3. Forming an investigative hypothesis
Betul para oedipus complex beredar di Jakarta.
4. Literature Search
Saya riset dari internet tentang Oedipus Complex.
5. Interviewing Experts
Saya akan melakukan wawancara dengan seorang psikolog, karena ini termasuk ke
dalam masalah kejiwaan seseorang. Saya juga akan melakukan wawancara dengan
dua pria yang oedipus complex.
6. Finding a paper trail (penjejakan dokumen-dokumen)
Saya akan dating ke Psikolog, untuk melihat data pasien yang menderita oedipus
complex di Jakarta.
7. Interviewing key informants and sources/finding people trail.
Saya akan mewawancarai pelaku dari oedipus complex ini sendiri, YF dan AM Saya
juga akan mewawancarai psikolog dr. Fuadi Yatin.
Bagian Kedua
1. First hand observation
Saya telah menemui orang yang terkena sindrome oedipus complex.
2. Organizing files
Saya membuat matrik untuk orang-orang yang terkena sindrome oedipus complex.
3. More Interviews
Saya mewawancarai teman dekat dari AM, untuk mengetahui tentang oedipus
complex yang terjadi pada AM.
4. Analyzing and organizing data
Setelah di analisa data untuk pasien oedipus complex ini ternyata mengalami
perubahan makna, perubahan sifat bagi penderitanya lalu saya menyusun data tersebut
agar dapat dijadikan bahan laporan.
5. Writing
Saya menuliskan temuan-temuan saya ke dalam sebuah laporan investigasi.
6. Fact checking
Saya melakukan wawancara pada orang yang terkena sindrome oedipus complex.
7. Libel check
Saya melakukan konsultasi dengan ahli hukum dan anggota dewan pers mengenai
kemungkinan gugatan pencemaran nama baik.

Hasil Observasi :
1) Fenomena Oedipus Complex
(www.gayahidupsehatonline.com
Diskusi hangat mengenai hal tersebut terjadi dalam sebuah kelas Psikologi pada saat
membahas konsep oedipus
complex dan electra complex. Mahasiswa menjadi asyik membahas beberapa kasus yang
mereka jumpai.

Menurut mereka, dibanding electra complex, tampaknya fenomena menyerupai oedipus


complex lebih banyak terjadi.
Mereka ingin tahu bahwa cukup banyak pria dewasa yang masih bergantung pada ibunya,
dan apakah itu dapat disebut
gejala oedipus complex.

Kompetisi dengan Ayah

Oedipus complex adalah istilah Sigmund Freud untuk menggambarkan kecenderungan anak
laki-laki usia 3-5 tahun
(masa phallic) berkompetisi dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang
ibu; dan dorongan seksual
terhadap ibu dikendalikan karena rasa takut akan hukuman dari ayah. Pada anak laki-laki,
ketakutan terhadap ayah tersebut
mewujud dalam ketakutan akan dipotong penisnya (castration complex).
Sementara itu, electra complex merupakan keadaan yang sama dengan oedipus complex,
tetapi terjadi pada anak
perempuan.

Konsep oedipus complex dan electra complex merupakan bagian dari penjelasan Freud
mengenai tahapan-tahapan
perkembangan kepribadian (dari lahir hingga akil balik) yang tidak lepas dari adanya libido.

Libido (dorongan erotis-biologis) menurut ahli Psikoanalisis ini tidak muncul secara
mendadak pada masa pubertas,
melainkan sudah ada sejak lahir dan perwujudannya berbeda-beda menurut tahapan usia.
Teori perkembangan dari Freud
ini disebut teori perkembangan Psikoseksual.

Dalam teori perkembangan tersebut dinyatakan bahwa seseorang dapat gagal mengatasi
konflik yang terjadi dalam tiap-
tiap tahapan (oral, anal, phallic, latency, genital). Perkembangannya berhenti dalam tahap
tersebut hingga dewasa. Jadi,
bila seorang anak pada masa phallic tidak berhasil mengatasi oedipus complex, akan terbawa
terus hingga dewasa.

Namun, teori perkembangan Psikoseksual dari Freud tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh
Psikoanalisis yang lain. Mereka
menolak anggapan libido merupakan hal yang mendasari perilaku dan perkembangan
kepribadian. Memang, teori tersebut
dibangun Freud atas dasar kasus-kasus klinis yang ditanganinya sebagai psikiater, sehingga
tidak mencerminkan
perkembangan individu yang normal.

Fenomena Anak Mami

Dalam memahami fenomena ”laki-laki anak mami”, kita tidak dapat begitu saja berpegang
pada konsep oedipus complex
bila dipahami dalam konteks teori Freud (libido mendasari perilaku).

Kita tidak menafikan kenyataan bahwa kasus-kasus incest (hubungan seksual antara anak dan
orangtua) terjadi dalam
masyarakat, tetapi gejala ”laki-laki anak mami” biasanya tidak sampai pada relasi, bahkan
dorongan seksual.

Salah satu kasus adalah pria berusia 35 tahun yang baru saja menikah. Sebutlah namanya
Jojo, dosen fakultas ekonomi
sebuah perguruan tinggi. Sang istri adalah mantan mahasiswanya. Proses menuju pernikahan
berlangsung alot, meski
sebenarnya hubungan mereka telah menghasilkan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun.
Pasalnya ibu Jojo kurang
merestui hubungan mereka.
Bagi ibu Jojo (didukung penuh oleh Jojo), meski merupakan wanita baik-baik, Juli (pasangan
Jojo) bukanlah pilihan ideal
karena berasal dari ras yang berbeda. Juli harus merana sekian lama, membesarkan bayinya
sendiri di sebuah kota kecil,
disokong oleh sang ayah yang sudah lanjut usia (ibunya sudah wafat).
Saat bayi lahir di rumah sakit, sempat terjadi rebutan antara keluarga Jojo dan Juli. Setelah
mengetahui Juli melahirkan
bayi yang sehat dan menarik, keluarga Jojo mulai mendekati Juli dengan maksud agar mereka
dapat memiliki anak
tersebut.

Akhirnya proses menuju perkawinan mulai dibicarakan meski Jojo selalu mengatakan sangat
berat kalau harus menikahi
Juli. Sejak awal hubungan mereka terseok-seok. Jojo sering mengatakan Juli ”tidak ada apa-
apanya” buat dia. Sebaliknya
ia selalu memuji ibu dan adik perempuannya. Ia bahkan sering melontarkan sumpah serapah
penghuni kebun binatang
untuk Juli.

Juli sempat merasa sangat tidak berdaya dan takut menghadapi perkawinannya. Jojo
mengharuskan keluarga Juli pun
patuh sepenuhnya pada rancangan ibu Jojo. Rencana Juli kuliah S2 (atas biaya sang ayah)
dan membangun usaha
terancam batal karena ibu Jojo menginginkan Juli bekerja di kantor orang.

Sering ia mengajak berkonsultasi dengan rohaniawan, tetapi Jojo bilang, ”Semua konselormu
nggak ada yang bener.”
Akhirnya Juli toh menemukan kekuatan. Meski pasangannya tetap berperilaku negatif, ia
sudah cukup kuat dan mengerti
bagaimana menyikapinya. Itulah sebabnya ia memutuskan menikahi Jojo.

Sulit Mendapat Pasangan


Masih banyak kasus lain yang menunjukkan hubungan lekat ibu dengan anak lelakinya yang
sangat eksklusif hingga
dewasa. Kasus lain yang unik terjadi pada pria lajang berusia 40-an tahun. Ia sulit
menemukan jodoh karena terobsesi
akan ibunya. Ia terus menjadikan ibunya sebagai pusat hidupnya.

Setelah ibunya sakit, meskipun ada saudara-saudara lain yang dapat mengurus, ia tetap
mengambil tanggung jawab,
termasuk memandikan. Ia memperlakukan ibunya seperti benda kesayangan yang mudah
pecah, yang harus terus dijaga.
Sementara wanita lain yang sempat dekat dengannya dituntut untuk menjadi seperti ibunya.

Pria-pria yang tak sanggup lepas dari ibu umumnya sulit mendapatkan pasangan. Ia akan
menuntut pasangannya sama
dengan ibunya. Mereka tidak mampu memberikan cinta secara dewasa karena sebenarnya
mengalami fiksasi dalam
perkembangan, yakni tetap menjadi anak-anak yang memerlukan kasih sayang dan
perlindungan dari ibunya.
Dalam menjalin hubungan cinta dengan wanita lain, cinta yang diberikannya berupa cinta
kanak-kanak yang masih bersifat
egoistis. Konflik akan sering terjadi bila hubungan dengan pria semacam itu dilanjutkan ke
jenjang perkawinan.

Sumber: http://www.gayahidupsehatonline.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=4&artid=319

2) www.suarakaryaonline.com
OEDIPUS COMPLEX
Keuntungan Jatuh Cinta
pada Wanita Lebih Tua

Sabtu, 6 Oktober 2007


Jatuh cinta bisa terjadi pada semua orang, kapan saja dan di mana saja. Yang sering
terjadi adalah bahwa pria akan jatuh hati pada wanita yang lebih muda usianya, atau
pada seorang wanita yang seusia dengannya. Namun, apakah salah jika seorang pria
jatuh hati pada wanita yang usianya lebih tua darinya?
Tak ada yang salah alias sah-sah saja bila perasaan ini muncul terhadap wanita
yang terpaut bahkan jauh lebih tua dari si pria. Kita menyebutnya dengan istilah
Oedipus Complex. Nah, bila hal itu terjadi, bagaimana cara seorang pria untuk
bisa merebut hati wanita yang lebih tua?
Belum lama kita mendengar aktris Hollywood, Demi Moore, mengungkapkan
kepada publik mengenai pernikahannya dengan aktor muda, Ashton Kutcher. Pria
tampan ini berhasil memikat hati janda aktor Bruce Willis yang usianya terpaut
lebih dari 15 tahun lebih muda darinya.
Padahal, Demi telah dikaruniai tiga anak dari pernikahannya dengan aktor laga
Die Hard ini. Diusia 40-an, Demi Moore masih sanggup mempesona Kutcher. Tak
kalah heboh, berita pengacara muda Farhat Abbas, suami dari penyanyi sendu
Nia Daniati ini menikah dengan Ani Muryadi, wanita yang usanya terpaut 16
tahun.
Secara psikologis, kita menyebut kasus-kasus ini dengan istilah Oedipus
Complex. Istlah ini dicetuskan oleh Sigmund Freud, bapak psikologis analisis dari
Austria pada akhir tahun 1800-an. Contoh ini membawa gambaraan bahwa
wanita usia lebih tua masih mampu menjadi magnet bagi pria.
Menurut A. Kasandra, psikolog, kecenderungan pria yang jatuh cinta kepada
wanita yang lebih tua darinya, terobsesi karakter ibunya. Kemungkinan sejak
kecil si pria tersebut memiliki kedekatan secara emosional terhadap figur seorang
ibu. Sehingga, secara tak langsung, alam bawah sadarnya merekam memori
kasih sayang yang selama ini diberikan sang bunda.
Nah, bila selama ini hubungan Anda, sebagai seorang pria, dengan wanita sebaya
atau yang lebih muda mengalami kejenuhan, mungkin Anda ingin mencoba untuk
berpetualang cinta dengan wanita lebih tua. Namun, sebelum Anda bisa
mendekati atau bahkan dapat merebut hatinya, Anda perlu mengetahui seperti
apa karakter wanita-wanita yang lebih tua usianya, agar upaya Anda sukses.

1. Lebih Matang

Bila teman wanita Anda sebelumnya lebih muda atau sebaya, selama itu pula
Anda merasa selalu menjadi orang yang didengar segala perkataannya, dan
seakan menjadi 'bodyguard' untuknya. Kebalikan berhadapan dengan wanita
yang lebih tua, tak membutuhkan itu semua. Wanita lebih tua berkecenderungan
memiliki latar belakang pengalaman kehidupan yang lebih banyak, sehingga lebih
matang menghadapi kehidupan.
Meski kematangan emosi dan cara berpikir seseorang tak dapat diukur dari usia,
namun kecenderungan wanita dewasa lebih dapat mengontrol emosinya daripada
yang muda. Hampir sama dengan pria, kecenderungan berpikir atau mengambil
keputusan lebih banyak menggunakan rasio. Kedewasaan ini pula alasan yang
diberikan oleh pihak wanita untuk menerima pria yang lebih muda usianya.
Alasannya, karena mereka mempunyai kekhawatiran bahwa pria seusianya tak
mampu memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

2. Pengalaman Seksual

Mungkin ini salah satu alasan yang Anda cari. Wanita lebih tua biasanya lebih
berpengalaman di atas ranjang. Meski hal ini sulit dibuktikan, tapi Anda akan
merasakannya saat hanya berdua di atas ranjang. Sekalipun wanita muda
mengalami menoupause sekitar usia 40-an, tapi bagi sebagian wanita penganut
western minded merasa gairah seksualnya malah meningkat.
Tren saat ini, bila kecenderungannya wanita lebih tua mencari 'brondong'
(sebutan bagi pria yang lebih muda), itu hanya untuk short relationship. Tapi ini
bisa menjadi pengalaman baru bagi Anda, apalagi bagi pria muda yang
berkecenderungan suka bereksperimen.
Namun ada wanita yang berada diambang 40-an memiliki keterbatasan dalam
seksual. Dan ini akan sangat berbeda dengan Anda yang memiliki hasrat kuat
dalam berhubungan intim. Untuk mengimbangkan keduanya, pusatkan
kebutuhan seksual pada romantisme dan kasih sayang. Yakinkan bahwa bukan
seks yang Anda butuhkan, tapi perhatian dan rasa sayang.

3. Materi

Tak bisa dipungkiri, bila wanita berumur namun masih single, biasanya adalah
wanita yang mandiri. Wanita yang telah merintis karir sejak muda biasanya telah
mapan secara finansial. Karena itu, si wanita akan lebih banyak bersikap dominan
memutuskan berbagai hal. Misalnya, kemana akan makan malam, nonton di
mana dan lain-lain.
Untuk berhadapan dengan wanita dengan tipe dan sikap seperti itu, sebaiknya
jagalah sikap dengan tidak menyela saat dia berbicara, jangan pula
membandingkan karir antara Anda dan dia, serta jangan pula Anda merebut
perhatiannya hanya untuk menguasai hartanya, karena dia akan bersikap
protektif dan menutup diri.

4. Kontrol Hasrat

Bila pasangan Anda lebih tua, Anda akan terus menerus menjalani masa proses
belajar. Menghadapi masalah serumit apapun, menurut pasangan Anda akan
terselesaikan, karena dia sudah memikirkan matang. Sedangkan bagi Anda,
masalah rumit seolah-olah akan membuat dunia kiamat. Di sinilah wanita lebih
tua sering memberi bimbingan yang Anda perlukan.
Wanita lebih tua cenderung lebih ingin mengontrol, namun jangan lupa bahwa
pria merupakan kepala rumah tangga. Meskipun emansipasi wanita sering di
dengungkan, tapi dalam suatu keluarga kendali pemerintahan tetap dipegang
oleh pria, hal itni tentu saja bila keduanya memiliki saling pengertian yang tinggi.
Si wanita tidak egois dan Anda tidak terlalu kekanak-kanakan serta memiliki
sikap tanggung jawab, maka seberat apapun hubungan tersebut pasti bisa dilalui.
Patut Anda ingat, jika sebuah hubungan didominasi oleh salah satu pasangan,
artinya hubungan itu sudah tidak sehat lagi. Jadi, usahakan jangan menunjukkan
sikap di depannya bahwa Anda yang lebih berhak atas dirinya. (disarikan dari
berbagai sumber/Ami Herman)

Anda mungkin juga menyukai